Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)

Walau hari telah menggelap, Lucy tak ada niatan untuk kembali beranjak. Walau angin malam telah berhembus, ia malah tidak merasa kedinginan. Waktu telah mengalir begitu saja, namun ia sedari tadi hanya diam, murung dan melamun di bawah pohon tua, tempat Lucy dan Putra Mahkota menghabiskan hari-hari kecilnya disana.

Derapan langkah yang terdengar dari jarak jauh membuat dirinya tersadar bahwa ada seseorang yang tengah mendekat, gadis itu tertarik untuk melirik ke arah sumber suara itu, ia berpikir apakah Putra Mahkota datang berkunjung kepadanya? Namun ternyata yang menghampirinya saat ini ialah Sir Emillo.

“Anda kemari karena disuruh Flona ya.” Lirihnya tanpa bertenaga.

“Kenapa anda seperti kecewa begitu.” herannya melihat Nona yang satu ini tidak begitu energik.

“Apa aku terlihat seperti itu?”

“Haah..”

Dan jawaban Pria itu cukup membingungkan.

“Tidak.”

‘Dia kenapa?’ batinnya bingung.

“Angin malam tidak baik untuk tubuh Nona, sebaiknya anda segera kembali.” pinta pemuda itu bernada tegas. Namun Lucy hanya menatap malas, “Tidak mau.” Tuturnya sembari membenamkan kepalanya di atas lutut.

Tidak ada keinginan untuk memaksa, pemuda itu memilih duduk berjarak disamping Lucy, hal itu cukup membuat Lucy terkejut.

‘Ngomong-ngomong, interaksi kami di dunia ini sangat sedikit ya, apa kedepannya dia akan tetap menyukai Lucy ya?’ lirihnya merasa penasaran.

Gadis itu terkekeh sembari menopang dagunya, ia hanya fokus memandangi wajah Pria yang ada disampingnya ini. “Aku hanya berharap kamu mendaatkan seseorang yang dapat membalas perasaan mu.” Lirihnya teramat pelan.

“Nona?” sahutnya dengan raut wajah bingung.

“Y-ya?!” paniknya ketika tanpa sadar ia mengatakan perkataannya lewat mulut.

“Sir apa saya boleh menanyakan sesuatu?” Tanya gadis itu tiba-tiba. Ia berpikir sejanak, tak lama kemudian pemuda itu mengangguk mengiyakannya.

“Apa Sir tidak merindukan rumah?” tanyanya tiba-tiba.

Deg..

Entah kenapa suasanaya berubah menjadi canggung. Ia rupanya telah menanyakan hal yang terlalu sensitive. Gadis itu pun kelihatan panik.

‘Bagaimana kalau dia jadi benci aku?!’

“Ah anu.. begini.. saya juga sebenarnya rindu rumah..” lanjut gadis itu diiringi senyuman yang terpaksa.

“Rumor beredar, Nona tidak memiliki hubungan harmonis dengan keluarga anda.” tanya pemuda itu bernada aneh.

“Diluar memang kelihatan begitu..” lirihnya sembari menunduk.

“…..”

“Saya merasa saya tidak memiliki rumah, ada pun saya tidak akan merindukannya. Ayah kandung saya berharap saya mati di medan perang, karna saya yang hanyalah anak dari pelayan merupakan aib bagi keluarga. Saya hanya beruntung bertemu dengan Yang Mulia, tidak ada harapan lain bagi saya selain mengabdi kepada Yang Mulia.” tutur Pria itu tiba-tiba, tanpa mempermasalahkannya Pria itu menceritakan sedikit kehidupannya kepada Lucy dan itu cukup membuatnya tercengang.

“A… maaf saya..”

“Tidak apa-apa Nona, itu sudah menjadi topik yang hangat dikalangan bangsawan.” Lirihnya dengan raut wajah sedih.

“Jika saya mengatakan semangat untuk anda, maka itu akan terkesan dipaksakan. Saya hanya berharap anda bisa melakukan apapun mengikuti kata hati anda. Kita tidak perlu bertaham untuk seseorang yang bahkan tidak menginginkan kita.” Lirih gadis itu di iringi senyuman tulus. Entah kenapa situasi mereka terlihat sama.

“Terdengar seperti Anda ya.”

Krack..

Tepat sasaran dan menohok hati.

“HEEE?! Yang Mulia tidak begit-” ucapannya terhenti ketika dirinya merasa tidak begitu yakin dengan mulutnya. ‘Apa Yang Mulia benar-benar tidak seperti itu?’ tanyanya dalam hati, dan..

Fft..

“Ha?”

“Haha! Saya bercanda Nona.” sahutnya di iringi tawa yang renyah.

“Eh?” reaksinya hanya diam membatu. Apa dia tidak salah lihat? Barusan Emillo tertawa lebar? Pria yang kaku itu?

“Reaksi Nona benar-benar lucu. Wkwkwk!” lanjutnya lagi yang belum merasa puas menertawakan mimik mukanya. “Anda menyebalkan.” tuturnya diiringi mata yang memicing tajam.

“Baiklah maaf.. Nona tidak perlu khawatir. Saya yakin Yang Mulia ini sangat menyukai anda.” ucapnya dengan snyuman lebar.

“Anda sehat?” tanyanya kesal. Pria itu malah mengedikkan bahunya pertanda ia berpura-pura tidak tahu bahwa Lucy saat ini tengah memasang wajah yang paling kesal kepadanya.

‘Anda bertingkah bersahabat seperti ini.. sejujurnya ini membuat saya terkejut.' batinnya diiringi helaan nafas yang berat.

“Baiklah.. sejak dulu saya penasaran! Saya selalu melihat anda berada di samping saya. Saya sedikit bingung, apa anda sebenarnya makan dengan benar dan tertidur dengan baik?” tanyanya heran ketia ia mendapati Sir Emillo yang 2r jam mengawalnya. Pria itu hanya terkekeh kecil, “Nona tidak perlu mengkhawatirkan saya, saya tidur dengan nyenyak, dan makan dengan lahap.” Tutur pemuda itu dengan tampang seriusnya.

‘Aku jadi yakin, bahwa dia berpura-pura serius untuk kelihatan keren ( ͡°Ĺ̯ ͡° )’ cibirnya sebal dalam hati.

Habisnya baru saja ia mendapati moment Pria itu yang tertawa lebar dengan tidak elegantnya.

Tiit...

Becanda.. Lucy kira, Pria ini hanyalah Pria kaku yang tidak bisa berekspresi selain memasang wajah dingin atau sedih.. namun ternyata dia juga aga ekspresif, ini diluar dugaan.

“Nona.. anda..” pemuda itu seperti ingin mengatakan sesuatu kepadanya namun mulut itu menahannya seolah semua kalimat itu ditelan kembali bulat-bulat.

“Ya? Katakan saja..” pinta gadis itu diiringi wajah yang tersenyum. Bukan karna apa-apa sih, Lucy sebenarnya hanya penasaran padanya yang ingin mengatakan apa.

‘Hehe.’

“Awalnya saya tak percaya dengan rumor bahwa Nona kehilangan Ingatannya.” ujarnya pelan.

‘Hah? Aku? Hilang ingatan?’

“Maksud anda apa?” tanyanya tak begitu memahami.

Sir Emillo terlihat menghela nafas. “Semenjak kejadian perburuan tahun yang lalu anda terkena syok hingga lupa ingatan. Awalnya saya berpikir itu hanya rumor semata. Namun saya baru mempercayainya ketika Nona menanyakan nama saya setelah sekian lamanya tidak bertemu.” lanjutnya bernada berat.

Menerima semua fakta itu, Lucy kini mematung untuk sesaat, ‘Kesalah pahaman macam apa ini?’ batinnya heran.

Tak mau membuang kesempatan yang ada, gadis itu akan memanfaatkan timing yang tepat seperti ini untuk mengorek-ngorek soal kejadian perburuan di tahun lalu. Ia pun melancarkan aksinya dan mulai bertanya, “Pelayan saya mengatakan, bahwa saya bangun seperti melupakan kejadian kemarin, dan mereka bersyukur atas itu. Namun saya tidak begitu mengingatnya, apa anda bersedia untuk menceritakannya kepada saya?” tanyanya dengan raut wajah serius.

‘Apa aktingku sudah cukup baik? Sebenarnya aku tidak hilang ingatan.. melainkan aku memanglah orang yang berbeda ( ͡° ʖ̯ ͡°). Tapi jika mereka semua sudah salah paham seperti itu terhadapku.. aku juga tidak berniat meluruskannya.’ lirihnya yang entah kenapa merasa lega berada disituasi seperti ini.

“Itu..”

“Apa Nona tidak masalah mengingat ingatan buruk itu? Bukankah lebih baik anda memang melupakannya?” tanya pemuda itu penuh pertimbangan.

“Tidak apa-apa… saya berjanji akan baik-baik saja.” jawabnya penuh keyakinan.

“….”

Pria itu tampak terdiam sejenak, kemudian ia mulai menceritakan kejadian masa lalu itu kepada Lucy yang tengah memperhatikannya dengan seksama.

Setahun yang lalu, perburuan kerajaan digelar seperti biasa mengikuti tradisi di setiap tahunnya. Hal ini memang sudah tidak aneh lagi dikalangan bangsawan. Untuk pertama kalinya Pemuda bernama Sir Emillo itu datang ke perburuan ini sembari membawa pasangan, terlebih pasangan itu adalah kekasihnya Putra Mahkota.

Pria itu juga tidak mengerti, entah karena apa Yang Mulia Putra Mahkota tiba-tiba berubah pikiran dan lebih memilih menjadikan Lady dari keluaraga Baron itu sebagai Partnernya.

Pria itu tidak pernah berhenti memikirkan hal ini, “Apa saya yang merupakan anak haram ini pantas menjadi partner Nona Barayev yang terhormat?” tanyanya berulang kali dalam hati. Tapi selama perjalanan di kereta kuda, respon gadis itu hanya diam saja walaupun sampai memasuki gerbang acara perburuan, perempuan itu harus menggandeng lengannya.

Saat perburuan akan segera digelar, gadis bersurai blonde itu mengeluarkan sapu tangannya. Wajahnya terlihat kikuk memandangi Putra Mahkota dari kejauhan yang masih saja asik berbincang dengan Lady Chevalle itu, ‘Ah.. aku mengetahuinya. Dia ingin memberikan sapu tangannya kepada Yang Mulia.’

Namun setelah melihat Yang Mulia menerima sapu tangan dari Lady berambut merah itu dengan senyuman hangat, tampaknya perempuan itu memilih mengurunkan niatnya. Dengan terpaksa dirinya tersenyum dan menyerahkan sapu tangan itu sambil berkata, “Berjuanglah.”

Walaupun hanya satu kata, namun entah kenapa hal itu cukup berarti bagi Emillo.

“Agar saya tidak terasa begitu memalukan untuk Nona, saya berjanji akan menangkap hewan buas yang besar dan mempersembahkannya kepada Nona.” ujar pemuda itu sembari berlutut di hadapannya. Ekspresi Lucy terlihat tercengang, “Anda tidak perlu sampai seperti ini.” tukasnya dengaan raut wajah tidak menyangka.

Hingga Perburuan itu usai, Sir Emillo kembali sembari menepati janjinya. Ia kembali sembari membawa beruang besar dan berniat memberikannya kepada Lucy.

Namun, bukannya gadis itu tersenyum sembari menerima persembahannya, Pria itu malah menyaksikan Lucy yang kini terkapar sekarat di atas tanah.

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!