Chapter 8 : Surat (1)

Usai berbenah dengan segala barang yang ia bawa, Lucy kini berpamitan dengan sang Ayah dan memeluknya sebagai bentuk salam perpisahan. Harrison kini hanya bisa tersenyum melepas Putrinya yang kini pergi meninggalkan pekarangan rumahnya dengan kereta kuda istana.

Aku tidak begitu banyak membawa barang bawaan karena disana sudah pasti Yang Mulia menyiapkan segalanya.. aku hanya membawa beberapa perhiasan, Karena mungkin saja situasi mendesak akan datang kepadaku, jadi perhiasan ini merupakan uang darurat yang kumiliki.

Ia juga membawa Flona disisinya, setidaknya ia membawa seseorang yang dapat ia percayai dan mengurus dirinya dengan sepenuh hati di istana nanti. Karena istana merupakan tempat yang asing untuknya.. ia hanya takut dan sulit untuk mempercayai para pelayan di istana Cathalia.

“Yah.. maaf membuat mu untuk ikut bersama ku Flona.” lirih gadis itu yang merasa bersalah kepadanya.

“Tidak apa-apa~ saya senang bisa melayani Nona mau sampai kapan pun itu.” serunya dengan penuh semangat.

“Memang Flona ya.. semangat! Masa depan mu benar-benar cerah Flona!” seru Lucy sembari menggenggam erat kedua pergelangan tangan gadis itu.

“Lagi-lagi Nona mengatakan soal itu.” keluh Flona di depannya.

Sebenarnya, demi mendengar kabar soal Diamond itu, ia mengundur keberangkatannya selama dua hari, namun ternyata nihil. Tempat itu benar-benar sulit ditemukan karena wilayah timur yang sama sekali tidak terjamah membuatnya menjadi sarang dimana hewan buas tinggal. Pohon besar yang berusia tua juga ada banyak, belum dipenuhi rumput ilalang yang menjulang tinggi membuat pencarian lubang itu akan memakan waktu lama.

Jadi pada akhirnya aku tetap pergi ke istana ya? Yah aku harap sih tempat itu akan segera di temukan.

“Tapi aku tiba-tiba teringat pada sebuah dialog dalam novel..” gumamnya pelan-pelan.

...Berbaring dengan nafas yang tersenggal-senggal, Pria elok yang kelelahan setelah mencari sarang monster itu kini terkulai lemas diantara rerumputan ilalang yang menjulang tinggi.

...

...‘Langit tampak indah jika kita menatapnya sembari berbaring, aku ingin membawamu kemari dan menunjukkannya kepadamu.’

...

...Dipandang sebuah bunga yang tumbuh mekar dengan cantiknya, sang pemuda kini tertarik dan beranjak untuk memetik beberapa tangkai bunga anyelir berwarna merah. ...

...‘Warnanya yang merah merona mengingatkan ku akan dirimu yang begitu manis dan bersinar.’

...

...‘Sheyra terkasihku..’

...

“AH BENAR!” triaknya yang spontan cukup sukses membuat gadis didepannya terlonjak kaget.

“Asataga Nona! Ada apa?! Anda mengagetkan saya yang hendak tertidur..” racaunya yang hampir terkena serangan jantung. Lucy hanya meresponnya dengan cengiran tak bersalah, dan Flona hanya bisa menghela nafas ketika memperhatikan tingkah aneh dari Nona nya ini.

Jika diingat-ingat, alasan Putra Mahkota menemukan Cullinan Diamond itu karena tepat di samping lubang tersebut, tumbuh bunga Anyelir merah di samping sebuah pohon yang telah berusia tua. Ia benar-benar beruntung bisa menemukan harta yang bahkan telah tertimbun beberapa abad, dan yang Pria itu syukurkan karena ia bisa menemukan tempat itu berkat teringat akan kekasih tercintanya, Sheyra.

“Jika aku tidak teringat dengan warna rambutmu yang begitu indah, maka aku takan pernah menemukan harta kekayaan ini, Sheyra.” tutur Pria itu sembari mencium punggung tangannya.

Benar, adegan diatas merupakan adegan dimana sebelum Putra Mahkota melamar Sheyra di dalam novel, sekelas terdengar romantis sih..

Tapi itu tetap menjijikan bagiku!

Yah.. bisa-bisanya aku melupakan point penting seperti itu, sebaiknya nanti aku mengirimkan surat untuk Ayah.

Intinya aku bsia tertawa puas karena untuk saat ini takan mungkin menyaksikan adegan menyebalkan seperti itu, karena aku takan membiarkan Ayah menjual tambang itu, aku yang akan menemukan tempat itu, dan yang lebih penting..

Aku takan mati!

...***

...

Sampailah dirinya di istana Putri Mahkota, istana Chatalia yang diberikan Putra Mahkota kepadanya.

“Istana ini benar-benar terasa sepi ya?” tanya gadis itu yang kini tengah berkeliling istana di pandu oleh kepala pelayannya yang bernama Yvone Fracea.

“Itu karena istana Chatalia hanya untuk seorang Putri Mahkota, Nona.” jelas pemuda itu disampingnya.

Itu sih, aku juga tahu. Tapi.. katanya Putra Mahkota tidak memiliki tokoh pesaing tahkta ya? Karena anak-anak dari selir tidak di perbolehkan ikut dalam perebutan tahkta, sedangkan Reygan hanyalah putra tunggal diantara Raja dan Ratu. Sudah pasti keputusan tankta akan jatuh kepada Reygan..

“Mendiang Yang Mulia Ratu.. sangat menyukai Nona sejak kecil. Beliau diatas sana pasti sangat bahagia jika Nona menginjakan kaki ditempat ini. Karena istana Chatalia merupakan istana yang beliau rawat semenjak ia di nobatkan sebagai Putri Mahkota.” jenjelasannya yang tiba-tiba. Wajah gadis itu tampak berkeringat..

Tiba-tiba bahas yang serius nih?

“Mendiang Yang Mulia ya.. saya juga merindukan beliau.” lirih gadis itu yang berniat akting saja, karena ia juga tidak begitu mengetahui tentangnya.

Ratu telah meninggal 6 tahun yang lalu, atau bisa disebut saat Lucy telah berusia 10 tahun, yang memegang tahkta dan kuasa saat ini ialah selir ke 3 yang Mulia Raja, ia merupakan Riana Lysander, Putri tertua dari keluarga Duke Lysander.

yang ku tahu sih.. bahwa di jaman seperti ini ketika memuat tenaga dan koneksi, yaitu dengan menjadikan Putri dari beberapa bangsawan terpandang sebagai selir demi memperluas koneksi di antara mereka.

Yang Mulia Raja yang memerintah saat ini juga merupakan Raja yang paling bijaksana jika dibandingkan dengan sejarah sebelumnya, walaupun aku tidak begitu mengerti alasannya..

Yang jelas, bahwa Raja yang saat ini hanya memiliki 5 selir berdarah bangsawan dengan keluarga yang paling terpandang.

“Nona, mulai sekarang pengelolaan Istana Cathalia akan di serahkan kepada anda atas perintah Yang Mulia.” tuturnya yang sukses memecah lamunan gadis itu.

Hah?

APA?!

“Tunggu— kenapa begitu.. aku— ya! Saya belum terlalu mengerti jika harus diberi tugas yang berat seperti ini, lagi pula saya masih tunangan Yang Mulia, jadi untuk mengerjakan tugas seperti itu agak—”

“Tidak masalah, saya akan membantu dan membimbing anda agar tidak merasa kesulitan.” timpal Yvone dengan senyuman semangatnya.

Jika diperhatikan.. Pria itu usianya 27 tahun? Mungkin kedepannya ia akan menjadi asisten Lucy jika diperlukan..

“Huh.. baiklah tuan Fracea.” Timpalnya yang kalah telak, tidak.. sepertinya ia hanya akan kalah jika terus mengelaknya.

Lagi pula.. menyebalkan! Dia akan menjeratku dengan melimpahkan tanggung jawab yang besar kepadaku ini?!! Sebenarnya apa yang di pikirkannya sih?

...***...

Untuk hari ini, tour keliling itu selesai dilakukan, Lucy kini hanya berbaring diatas tempat tidurnya dengan punggung yang merasa pegal.

“Isi Novelnya benar-benar berubah.. apa kedepannya juga akan banyak sesuatu yang muncul dan juga berubah ya?” tanya gadis itu benar-benar penasaran.

Ia membenamkan kedua tangannya di wajah, rasanya benar-benar melelahkan. Terpikirkan sebuah mimpi yang datang menghampirinya. Kala itu, Lucy yang sudah dewasa datang menemuinya, ia tidak begitu banyak berbicara..

Ia hanya tersenyum sembari berkata, “Dengarkan dan ikuti.” kemudian wujud dirinya benar-benar menghilang di telan kegelapan.

“Aku tidak mengerti, apa yang harus aku dengarkan dan aku ikuti? Apa maksudnya aku harus mengikuti pusaran takdir ini? bukankah itu terlalu kejam?” tanya gadis itu dengan putus asa.

Kenapa kamu memberiku petunjuk yang bahkan sangat sulit untuk dimengerti Lucy..

...***

...

Usai membilas diri, gadis itu kini duduk di kursi yang disediakan pada balkon kamarnya. Sembari menghirup udara sore yang terasa segar, Lucy saat ini tengah mencoba menuliskan surat untuk sang Ayah di atas meja. Surat itu tentunya berisikan tentang pesan yang ingin ia sampaikan kepadanya.

...Ayahanda yang saya hormati, saya sudah sampai di sitana Putri Mahkota....

...Katanya Yang Mulia menyuruh saya untuk mengelola istana ini sambil di bimbing oleh ajudan Yvone....

...Saya agak kaget sih.. tapi saya senang karena dengan begini, mungkin Yang Mulia akan segera memperhatikan saya! (Bohong.)

...

...Satu hari belum berlalu, namun rasanya terasa berat untuk meninggalkan rumah....

...Saat ini saya sudah merindukan ayah, saya harap kesehatan selalu menyertai Ayah.

...

...Saya menginginkan Kristal Pohon tua Bunga Anyelir berwarna merah....

...Dengan menatap bunga itu, mungkin saya dapat mengurangi rasa rindu saya kepada Ayah.

...

^^^...Lucy Fleur Barayev

...^^^

Surat itu diberi sentuhan terakhir dengan tanda tangannya sebagai pertanda bahwa yang mengirimkan surat tersebut adalah Putrinya. Kini Lucy melipat suratnya dengan rapi kemudian ia memasukkan suratnya kedalam amplop yang diberi segel. Tak lama kemudian ia ia memanggil Flona untuk segera mengirimkan surat tersebut ke kediaman Count.

Fyuh..

“Aku harap Ayah mengerti dengan kode halus yang aku buat pada surat itu. Jika aku mengatakannya secara blak-blakan, yang ada Putra Mahkota yang terlebih dahulu akan mengutus seseorang untuk mencarinya kesana.” pikir gadis itu sembari memandangi pemandangan di balik balkon.

Lucy memang membuat kode dengan sedikit membuat tulisannya tampak berbeda disana, dimana setiap kata-kata yang penting dibuat miring secara natural, jadi jika di lihat sekilas perubahan itu tidak begitu kelihatan.

Harrison pasti mengerti dengan apa makna nya, karena sebelum ke istana, ia sudah berpesan bahwa untuk tidak mengirim kabar penting melalui surat karena bisa saja Putra Mahkota akan merebut suratnya.

“Apa angin sore memang sedingin ini ya?” tuturnya yang tak lama kemudian kembali memasuki kamarnya.

Berselang dengan memanggil Flona yang meminta untuknya membawa teh hangat dari dapur, Putra Mahkota tiba-tiba datang menghampiri kamarnya seperti yang sudah ia perkirakan sebelumnya. Reygan kini hanya menatap sinis dengan kedua tangannya yang terlipat rapi di depan dada, Pria itu hanya menatap tajam sembari menyender diambang pintu yang sengaja memang dibuka.

Ia mengetuk beberapa kali pintu itu dengan sengaja kemudian memanggil namanya.

“Lucy.” panggil Pria itu bernada datar.

Gadis itu yang merasa terpanggil kini menoleh kearahnya, “Yang Mulia? Oh— saya akan memanggil Flona untuk berias-“ bingungnya dengan wajah yang berkerut, hanya saja kalimatnya di potong tiba-tiba oleh Pria itu.

“Tidak perlu, aku hanya sebentar. Jadi, apa yang kau maksud dengan Pohon tua Anyelir?” potongnya bernada interogasi, sontak gadis itu terdiam untuk beberapa saat. Putra Mahkota saat ini ternyata sedang mencurigai gerak-geriknya.

Deg..

Bagaimana bisa dia tahu— aah.. begitu rupanya.

“Tidak ada yang spesial Yang Mulia. Saya hanya berharap Ayah akan mengirimkan saya Kristal bunga Anyelir, Yang Mulia.” kilah gadis itu dengan tenang.

Jadi Yang Mulia merampas surat ku? Entah kenapa situasi saat ini begitu mudah untuk kupahami.

Pemuda itu terlihat tidak percaya dengan jawabannya yang terlalu sederhana, giginya terlihat menggertak kesal.

“Lagi-lagi kamu menyusahkan ayahmu yang sedang kekurangan finansial itu. Kenapa kamu tidak meminta hal itu kepadaku saja Lucy? Disini, aku bisa memberikan apapun saja yang kamu inginkan.” cercanya yang terdengar seperti orang kesal. Ia juga terlihat curiga dan mempertanyakan dengan apa yang sedang direncanakan perempuan itu.

Lucy terlihat menghela nafas, “Saya akan berterima kasih jika Yang Mulia mau membelikan itu untuk saya. Tapi pemikiran saya takan berubah, saya tetap berharap bahwa Ayah akan mengirimkan Kristal Anyelir ini untuk saya, karena setidaknya dengan ini dapat mengurangi rasa rindu saya kepada Ayah.” jelasnya diiringi wajah murung, raut wajahnya menandakan bahwa ia saat ini sedang bersedih.

“Lagi pula, kedepannya anda akan melarang saya untuk pergi keluar dari istana kan?” liriknya kearah Pemuda itu dengan tatapan tajam. Kening Pria itu terlihat mengerut pertanda bahwa jawaban Lucy masih saja belum memuaskan untuknya.

“Tapi, kenapa kamu menempatkan kata pohon pada sebuah bunga?” tanya Pria itu yang masih meragukan jawaban Lucy.

“Hah, Yang Mulia~ anda kenapa sih? Bukankah kita bisa mengatakan bunga dengan sebutan ‘Pohon bunga’? Lagi pula saya hanya mengindahkan kata untuk sebuah bunga anyelir yang sudah berusia tua. Bukankah mengukir sebuah kalimat di dalam surat merupakan hal yang biasa dilakukan seorang bangsawan kan, Yang Mulia?” tanya balik gadis itu.

Tidak lupa ia menyematkan senyuman di bibirnya dan berharap pemuda itu akan terkecoh dengan jawabannya. Respon Pria itu masih saja terdiam dengan ekspresi datarnya.

Ayolah, dia harus percaya! Kumohon..

Tiba-tiba sebuah ide muncul dibenaknya, dengan ini mungkin Lucy bisa menghindari kecurigaan ini tanpa masalah.

“….”

“Apa jangan-jangan Yang Mulia ketika berkirim surat hanya datar saja ya? Ah ternyata Yang Mulia tidak memiliki sisi romantis rupanya~” cibirnya bernada mengejek.

Wajah Pria itu memerah kesal, entah kenapa jika diperhatikan tingkahnya benar-benar seperti anak kecil.

“Aku tidak mungkin menulis surat yang elok untuk sebuah surat resmi bodoh!” sanggahnya yang merasa tak terima.

Ffuf..

Wajah gadis itu kini tengah menahan tawa, “Yaampun, apa anda tidak pernah berkirim surat dengan seorang Lady?” tanyanya dengan raut wajah seolah tidak menyangka akan hal seperti itu.

“Mustahil.. padahal Yang Mulia tampan. Apa anda tidak populer dikalangan wanita?” tanyanya yang sukses membuat Pria itu mati rasa.

Jlebb..

Kenapa seperti ada sesuatu pedang yang menembus jantungku? Perempuan itu.. dari tadi tiada hentinya menghinaku dengan halus..

Memang tidak sampai begitunya sih, Reygan sang tokoh utama Pria di dalam novel merupakan calon Raja dengan sifatnya yang dingin bagai bongkahan es. Ia populer dikalangan perempuan, hanya saja tidak ada siapapun yang bisa meluluhkan es itu ketika Reygan berusia 17 tahun termasuk Lucy sendiri.

Tentunya es yang membeku itu dapat mencair ketika ia di pertemukan dengan pemilik hatinya, Sheyra.

“Berhenti mengurusi hal Pribadiku Lucy! Memangnya kau tahu apa tentangku?!” komentarnya tak suka.

Lucy hanya diam dengan bibirnya yang mengerucut sebal, “Yang mengurusi hal pribadi itu Yang Mulia, dan bukan saya! Anda sudah merampas surat yang saya buat dengan sepenuh hati untuk Ayah! Mentang-mentang anda memiliki jabatan PUTRA MAHKOTA bukan berarti anda bisa memperlakukan saya seenaknya dong!” cerca gadis itu benar-benar kesal.

Wajahnya kelihatan murka, terakhir kali saja pertemuan mereka tidak begitu baik dengan Putra Mahkota yang berhasil membuatnya terpojok dengan penampilannya yang berantakan, sekarang dengan seenaknya ia malah merampas suratnya.

Aku tidak bisa menganggapnya aneh, karena Putra Mahkota memang licik.

“Lucy— begini—”

“Mohon maaf Yang Mulia, perjalanan yang jauh membuat saya merasa lelah. Izinkan saya beristirahat sejenak, Yang Mulia.” pamitnya yang tak lama kemudian mendoromg pemuda itu hingga keluar dari kamarnya.

“Tunggu! Lucy—”

Brakk

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, pintu itu di tutup dengan kasar kemudian dikunci rapat-rapat dari dalam.

“Huh? Aku di usir?”

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!