Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah

Sebuah kereta kuda dengan lambang istana kini berhenti di kediaman Count Barayev. Gadis itu turun dengan Harrison dan Flona yang tengah menyambut kedatangannya dengan hangat.

Melihat kondisi Lucy yang terlihat pucat pasi begini sukses membuat mereka merasa khawatir ke padanya. Lucy juga merasa limbung ketika turun dari kereta kuda. Walaupun satu tahun aku tinggal didunia ini, kereta kuda masih saja tidak bersahabat dengan ku.

“Nona.. biar saya bantu.” pintanya sembari membantu Lucy memapahnya. Ia membantu Lucy menuntunnya dengan baik, ia hanya berpikir bahwa Lucy saat ini terekena mabuk perjalanan lagi. Hanya saja ia sedikit bersyukur karena Lucy telah mengalami kemajuan dengan tidak memuntahkan isi perutnya ketika turun dari kereta kuda seperti sebelumnya.

“Lucy..” panggil Pria paruh baya itu dengan khawatir.

“Ayahanda menunggu saya?” tanya gadis itu diiringi senyuman manis semerbak bunga Peony.

“Bagaimana hari ini Lucy?” tanyanya penuh perhatian.

“Menyenangkan Ayah~ Ayah tidak perlu khawatir, sebaiknya Ayahanda segera masuk, udara malam tidak begitu baik untuk kondisi tubuh anda.” usul gadis itu penuh kekhawatiran.

Tampaknya Lucy cukup menikmati peran Ayah-Anak ini dengan hangat. Ia hanya merasa bersyukur dan juga bahagia ketika mendapatkan kasih sayang orangtua seperti ini, walaupun setidaknya ada sedikit perasaan canggung diantara mereka.

Di novel hubungan mereka digambarkan sangat tidak baik, keduanya hanya berpaling dengan perasaan masing-masing. Lucy yang mengira sang Ayah yang tidak peduli kepada Putrinya, dan sang Ayah yang menganggap bahwa sang Putri membencinya. Hubungan mereka hanyalah sebuah hubungan keluarga yang didasari atas kesalah pahaman.

Namun Lucy aka Raflesa yang saat ini telah berhasil meluruskan hubungan kesalah pahaman ini selama satu tahun. Ia mendekati tuan Count dengan bertingkah yang tidak seperti yang tidak biasanya.

“Ayah. Aku ingin berbelanja, berikan aku uang jajan!” tuturnya yang disebut-sebut baru saja bangun dari pingsannya selama beberapa hari.

Mereka meyakini bahwa perubahan tingkah Lucy ada kaitannya dengan hilang ingatan yang disebabkan akan tekanan mental.

Sang Ayah yang merasa bersalah kini mencoba berubah dengan bersikap lebih perhatian kepadanya, ia menganggap dengan tingkah Lucy yang selalu memintanya uang sebagai bentuk sikap manja dalam mencari perhatiannya kepada sang Ayah.

“Ayo makan malam bersama, koki dapur telah menghidangkan steak kesukaanmu.” ajak sang Ayah yang sukses membuat netra gadis itu berbinar terang.

“Baik ayo makan bersama~”

...***...

Usai makan malam dengan harmonis, kini Lucy tengah duduk dimeja riasnya diiringi Flona yang tengah mengeringkan rambut Lucy dengan handuk. Ia merasa segar kembali setelah menghabiskan waktu dengan berendam diri selama setengah jam.

Saat ini pukul menunjukan jam 9 malam, mungkin aku bisa memanfaatkan waktu sebelum tidur dengan mengumpulkan segala rencana agar aku bisa menghindari kematian dimasa depan nanti. Katanya ide akan bermunculan sebelum tidur.

“Flona.. aku minta pena dan kertas ya.” serunya diiringi wajah berseri-seri. Ia rasa mood gadis itu telah kembali. Tidak seperti sebelumnya yang marah-marah, gadis itu nampak bersenandung indah dengan ceria.

Tanpa perlu memakan waktu, Lucy kini duduk di meja belajarnya dan bersiap menulis beberapa plan yang bermunculan dibenaknya.

Plan A, memutuskan hubungan dengan Putra Mahkota dan menjadi penerus keluarga Count hingga dapat menikmati kekayaan harta yang melimpah hingga tua nanti.

Plan B, mengumpulkan harta dan melarikan diri dari Kerajaan Garfield ke kerajaan lain.

Plan C, mengambil hati Putra Mahkota dan membuatnya jatuh cinta.

Plan D, bersikap acuh tak acuh menghadapi perselingkuhan Reygan di masa depan. Hingga nyawanya menjadi tidak terancam.

Ketika di tatap kertas berisikan semua plan itu, entah kenapa wajahnya kini terlihat kesal ketika melihat plan ketiga. “Apa sebaiknya poin ini aku hapus saja ya? Jika aku mencoba membuatnya jatuh hati, kurasa ini hal mustahil deh. Lucy saja tidak pernah berhasil menaklukan hati Pria batu itu hingga akhir.” pikirnya yang entah kenapa membuat gadis itu merasa dongkol.

“Sebaiknya aku melakukan plan A saja. Tapi bagaimana caranya memutus hubungan ini dengan Putra Mahkota ya?” tanyanya dengan ujung bulu pena yang menempel di pipinya.

Mengingat bahwa segala usaha dan tindakannya yang tidak pernah berhasil ketika Lucy mencoba melarikan diri dari jeratannya. Jika di perhatikan, “Yang Mulia Raja sepertinya benar-benar kukuh atas pernikahan ini.” tuturnya benar-benar serius.

Jika ia memilih plan untuk melarikan diri, maka nyawanya juga bisa jadi taruhannya. Aku juga hanya akan hidup dalam pelarian jika memilih plan seperti itu.

Brakk!

Sebuah pintu dibuka dengan tergesa-gesa. Pelaku dari perbuatan itu adalah Flona yang saat ini tengah terdiam dengan nafasnya yang terengah-engah. “Ada apa Flona?” tanyanya benar-benar kaget. Dengan refleks tangannya kini menyembunyikan kertas itu kedalam laci.

“Anda harus segera bersiap-siap Nona! Kereta kuda istana tiba memasuki pekarangan rumah. Sepertinya Yang Mulia datang untuk menemui anda!” jelasnya secara terburu-buru. Saat ini gadis itu tengah sibuk memilah pakaian untuk Lucy di balik lemari bajunya.

Wajah gadis itu terlihat jengkel, hari sudah malam-malam begini, dia mau apa datang kesini?!

...***...

Usai berpakaian dengan rapih, gadis itu pergi kearah ruang tamu dimana Putra Mahkota tengah menunggu kedatangannya. Tepat didepan pintu ruangan itu, Lucy melihat Sir Emillo yang tengah berdiri tegap disana, saat ini Pria itu tengah menatapnya kemudian memberi salam kepadanya.

“Yang Mulia ada didalam.” tutur Pria itu dengan nada ramah.

Lucy hanya mengangguk kemudian membuka Pintu ruangannya, Flona yang mengikutinya dibelakang kini hanya menunggunya di luar bersama Sir Emillo. Usai memasuki ruangan itu, Lucy mendapati pemandangan yang mengejutkan dimatanya.

Ia melihat sang Ayah tengah berbincang formal dengan tunangannya.

“Ayah.. kenapa anda disini?” tanya gadis itu dengan perasaan khawatir. Ia hanya merasa khawatir bahwa sang Ayah yang kondisinya sedang tidak baik mendengar kabar keributan tentang mereka tadi sore.

“Ayah hanya ingin menyapa kepada calon menantu. Walaupun beliau bukan tamu Ayah..” tukasnya dengan sedikit tawa yang dipaksakan.

Lucy hanya melirih bingung dengan raut wajah Ayahnya yang terlihat aneh. Tapi.. kenapa Ayah seperti tidak senang ya? Padahal Putra Mahkota kan merupakan menantu idaman beliau.

“Ekhem!” dehem Pria itu dengan lantang.

“Mohon maaf~ berikan kami sedikit waktu untuk mengobrol empat mata.” cela Reygan sembari menumpangkan sebelah kakinya dengan kedua tangan yang terlipat rapi di depan dada. Tidak lupa dengan sorotan matanya yang tajam seolah meminta kepada sang Ayah untuk segera ‘menyingkir dari sini sekarang juga.’

Lihatlah sikap angkuhnya itu. Lucy hanya mendecih tak suka. Beberapa waktu berselang, diruangan itu kini menyisakan dua insan manusia yang entah kenapa diiringi suasana yang gelap dan juga hampa. Atmosfer saat ini benar-benar membuat dadanya kesulitan bernafas.

Lagi pula, dia mau sampai kapan seperti itu sih? Kepalaku rasanya mau bolong! Kenapa dari tadi Pria itu hanya diam sembari menatap wajahku seperti ini sih?

Huft, sebaiknya aku yang mengalah.

“Apa Yang Mulia merindukan saya? Bukankah kita telah bertemu di istana tadi sore?” tanya gadis itu benar-benar ramah. Lucy hanya tidak ingin memancing keributan ketika berada dirumahnya.

Alih-alih menjawab, Reygan malah meresponnya dengan tawaan remeh.

“Ffft..”

Dia tertawa? Ya Dewa.. ada apa dengan Pria ini sih? Apa dia tidak bosan membuatku merasa kesal setiap hari?!

“Saya serius, apa yang membuat anda repot-repot sampai bertamu malam-malam begini?!” tanya perempuan itu yang masih berusaha menahan amarahnya.

Ia merasa tak suka ketika Pria itu hanya diam sembari meminum teh yang entah menghabiskan gelas ke berapa ini.

Ia tidak menjawab, Pria itu malah berdiri kemudian meghampirinya. Tangannya kini terangkat untuk menarik tengkuk gadis itu secara paksa. Respon Lucy cukup kaget sehingga menumpahkan tehnya yang masih panas itu ketangan.

“Ugh..” ringisnya yang merasa kepanasan. Kulit putihnya kini terasa melepuh akibat menerima terpaan air panas sebelumnya.

Kini ia menoleh tajam kepadanya, “Apa yang sedang anda lakukan saat ini?!” bentaknya dengaan perasaan kesal.

“Jangan kesenangan begitu, aku hanya ingin hubungan kita menjadi semakin akrab. Bukankah inii wajar dilakukan oleh sepasang kekasih, Lucy?” kilah Pria itu setelah melepaskan tengkuknya dengan kasar. Yang ia lakukan saat ini juga hanya duduk bersantai disebelah Lucy.

Hanya ingin menjadi akrab? Diwaktu malam yang seperti ini?! Dimana sih letak kewarasan otak itu?!

“Menjauh dari saya Yang Mulia?! Lagi pula bertamu malam-malam begini bukankah menyalahi etiket bangsawan?” cercanya sembari menarik diri untuk menghindari Pria itu.

Namun Pria itu malah menarik pinggang Lucy yang sukses membuat gadis itu tersungkur jatuh dipelukannya. Bukannya melepaskan Lucy, Reygan saat ini malah semakin erat memeluk tubuhnya.

“Anda sudah gila?!” rontanya tak suka, beberpa kali lengan gadis itu memukuli dada bidangnya, namun Pria itu benar-benar diam tanpa meresponnya.

“Bukankah berkat seseorang, aku jadi harus repot mengunjungimu begini?” bisik Pria itu diiringi senyuman miring.

“Hah?”

“Tentu berkat seseorang yang sibuk mencela dan mengajak ribut hari ini.” celanya dengan tatapan licik. Pandangan mereka saat ini benar-benar dekat, kini dengan paksa Pria itu membuat kepala Lucy bersandar di dadanya. Walaupun gadis itu tidak ada hentinya untuk memberontak.

“Apa sih?!” decihnya tak suka dan mencoba menepis pergelangan tangan Reygan, Pria itu hanya menghela nafas.

“Diam!” tajam Pria itu. Kesabarannya bagaikan setipis tisu yang mudah robek, kini berkat teriakannya Lucy hanya mematung diam dipangkuannya.

Jika aku semakin melawan, dia hanya akan menekan ku dengan kekuasaan. Tapi dia itu kenapa? Aku tidak pernah ingat ada adegan seperti ini di novel.

“Kedatanganku saat ini hanya untuk memberi tahu kepadamu, bahwa pertunangan kita takan pernah bisa dibatalkan begitu saja.” bisiknya dengan tajam. Gadis itu menoleh dan melotot kearahnya.

“Tidak bisa? Kenapa begitu?! Saya ingin membatalkan pertunangan ini Yang Mulia!” sanggahnya yang merasa tidak setuju dengan keputusan Reygan. Namun yang ada saat ini hanyalah Pria itu dengan tatapannya yang seolah tidak tertarik menanggapi masalah ini.

“Perjanjian tentang pertunangan ini resmi dan juga sah di atas kertas. Jadi sebaiknya berhenti melakukan hal yang akan sia-sia hingga kedepannya. Karena aku tak berniat menyetujui keinginan mu Lucy.” jelasnya yang benar-benar membuat Lucy merasa hilang akal.

Ya Dewa.. apa yang salah dengan kepalanya.. apa kepalanya terbentur disuatu tempat? Kenapa dia berubah dan bersikap aneh yang tidak seperti biasanya begini?!

Tak berlangsung lama, jemari tangan Pria itu kini meraih beberapa helai rambut pirangnya. Ia menicum dan menghirup dalam dari aroma rambutnya yang terasa manis. “Kamu memang selalu cantik, Lucy.” bisiknya yang terdengar benar-benar lembut.

“Yang Mulia.. hentikan sikap tak sopan anda begini..” tolak gadis itu yang berusah menghindari kontak mata dengannya.

Andakan benar-benar tidak pernah tertarik kepada saya? Lantas kenapa tiba-tiba jadi begini?! Bukankah di pesta kemarin, Yang Mulia berkata tidak akan melanjutkan hubungan ini sampai kejenjang pernikahan?!

“Lucy, jangan terlalu memikirkan perkataan ku kemarin. Itu hanya bercanda.” sanggahnya tiba-tiba. Tatapan mereka kini bertaut kembali, raut wajah Lucy benar-benar kelihatan kesal saat ini.

“Argh! Apa maksudnya? Anda menganggap hal yang serius itu sebagai candaan?” gerutunya sebal. Dari pada itu, ia menggerutu kesal, kenapa Pria itu bertingkah seolah bisa membaca isi hatinya?

“Haha, jadi Lucy sepertinya marah karena perkataan kemarin ya?” tanya Pria itu diiringi tawa kecil. Tawaannya benar-benar terdengar lembut.

Apa itu? Dia tertawa kepadaku?

“Sejak kapan Yang Mulia memikirkan perasaan saya?!” tanyanya kesal kemudian mendorong dada Pria itu dengan sekuat tenaga.

Pada akhirnya ia berhasil terlepas dari pelukan Pria itu setelah bersusah payah. Wajahnya terlihat menunduk, ia menggertak kesal dengan perlakuan sembrona yang dilakukan Pria itu kepadanya.

“Berhenti bertingkah dan pulanglah!” usir gadis itu dengan lantang.

Netra ruby yang tengah menatapnya itu kini bergetar. Sekilas tatapan datarnya berubah menjadi tatapan sesih yang dipenuhi rasa putus asa.

“Setidaknya katakan alasannya..” lirihnya pelan.

“Apa?”

“Katakan alasan mu yang bersikeras menolak pertunangan ini, Lucy..” lanjutnya yang seolah meminta Lucy penjelasan.

Iris kecoklatan itu hanya memutar dengan perasaan malas. Ia terlihat menghela nafas dengan berat. Dengan berat hati ia membisikan sebuah kalimat tabu kepadanya.

“Sesuatu telah berubah, ini karna saya tidak lagi mencintai Yang Mulia seperti dulu.”

Terpopuler

Comments

kembarRuby

kembarRuby

Ayo semangat thor, kalo genrenya kerajaan gweh siap mendukung 💪

2023-08-01

2

Celyn Oktavius

Celyn Oktavius

yaaa

2023-08-01

2

Kalikia

Kalikia

lanjutt

2023-08-01

3

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!