Chapter 12 : Permohonan

Wajah Lucy nampak memerah padam seharian ini, ia juga kini masih teringat akan perlakuan Putra Mahkota yang akhir-akhir ini agak aneh ke padanya.

“Bisa apa? Bisa gila!” lirihnya sembari membenamkan kepalanya di bawah bantal. Ia nampak memukuli tempat tidurnya berkali-kali.

“ARGH..” jeritnya membuat Flona dan Sir Emillo teraneh-aneh dibalik pintu kamarnya.

Entah sejak kapan, jiwanya sebagai Raflesa menghilang, dan sifatnya dengan alami mengikuti tubuh Lucy, apa berdebar-debar dan jatuh cinta memang perasaan Lucy yang sesungguhnya juga? Ia saat ini cukup merasakan jatuh hati setelah sekian lamanya..

‘Ini berkat Lucy ya? Karna aku tidak pernah merasakan cinta dalam hidupku.. jangankan mencintai seseorang, aku sendiri tidak pernah dicintai maupun diinginkan.’ lirihnya bernada sendu.

“Lucy, ternyata kita punya satu sisi yang mirip yaa.” tukasnya diiringi tawaan kecil.

“Haah..” gadis itu tampak menghela nafas berat.

“Nona, anda baik-baik saja?” tanya Flona dibalik pintu, seharian ini Lucy mengurung dirinya di kamar sendirian.

“Aku tidak apa-apa Flona, jangan khawatir.” lirihnya sedikit berteriak.

Bukan karena apa, namun.. “Jika aku bertemu dengannya, entah kenapa aku merasa jantungku akan meledak..” pikirnya merasa aneh.

Gadis itu termenung, kemudian ia teringat kembali dengan salah satu plan yang ia buat, apa mencuri hati Reygan masih ada harapan? Jika seperti itu.. “Aku tinggal memisahkan dia dari Sheyra.. namun jika takdir harus berjalan sebagai mana mestinya.. aku akan diam tak peduli, dan pergi saat hari pernikahan ku tiba.” tukasnya dengan wajah memurung.

Jika terpikirkan, dengan kekuatan sihir yang dimilikinya, Lucy bisa meninggalkan istana ini dan melepaskan tali kekangnya dari Putra Mahkota, nemun karena cinta ia rela bertahan dan pada akhirnya, pengorbanan itu berakhir dengan kematiannya yang tragis.

“Aku tidak apa-apa, aku rela hidup dalam pelarian.. mungkin sebaiknya seperti ini, tapi sampai kedepannya aku masih mengharapkan menjalani kehidupanku dengan baik.“ ujarnya diiringi dengan senyuman pahit.

“Yah, jika memang harus seperti ini, aku tidak bisa menolaknya, sungguh pusaran takdir yang kejam.”

“Lalu, aku masih penasaran soal penyihir itu.. dan mengapa gelagat Rean saat disana terlihat aneh.” pikirnya aneh, ia merasa ada suatu hal yang mengganjal pikirannya.

Karna seingatnya Putra Mahkota Reygan akan mengunjungi tempat itu saat diam-diam kencan dengan Sheyra, yaitu berpura-pura berpakaian seperti rakyat dan berkeliling dipasar tradisional kerajaannya dengan penuh suka ria.

’Ia bilang, yang tinggal di toko antik itu adalah seorang Penyihir wanita, bukan seorang Pria. Seolah-olah ia sudah mengenali tempat itu, memangnya kapan dia pernah datang kesana?’

“Mungkin aku bisa berteleport dan pergi kesana lagi.” tukasnya yang ingin memastikan lagi, namun tiba-tiba Flona mengetuk pintu kamarnya, dan sepucuk surat dilengkapi hadiah Cristal bunga anyelir tiba di tangannya“Rupanya Ayah mengirim kabar.” ujarnya diiringi senyuman kecil.

...Lucy Putriku tersayang, bagaimana kabarmu diistana?...

...Maaf Ayah baru menjawab suratmu nak, Ayah berharap, kamu putriku yang paling manis di dunia ini selalu dalam keadaan sehat dan hidup baik-baik saja....

...Kabar ayah selalu baik, bisnis yang ayah rintis mulai membaik lagi. Dan terimakasih untuk segalanya, ayah sudah menemukan bunga kristal anyelir ini sehingga ayah bisa menghadiahkannya untukmu....

...Maafkan ayah nak.....

^^^-Harrison Fleur Barayev^^^

“Fufu.. suratnya cukup pendek.. namun tulisan tangannya terasa begitu tulus... entah kenapa perasaan ku cukup membaik.” sahutnya sembari menyimpan suratnya di dalam laci.

‘Rupanya lubang tersembunyi itu telah ditemukan ya.. saatnya keluarga Barayev kembali berjaya.. bagaimana Lucy?’ batinnya terasa tenang dan puas.

Disimpanlah Cristal bunga Anyelir pemberian sang ayah di atas nakas. “Bunganya memang cantik sih.. tapi.. aku lebih suka buna peony merah muda.” komentarnya terhadap bunga.

“Dengan Cristal bunga, maka bunga itu akan abadi..” lirihnya sembari terkulai lemas.

“Tapi tidak dengan kehidupan manusia ya..”

‘Lucy tidaklah abadi, Lucy hanya manusia yang memiliki darah seorang penyihir.. lantas dari mana ia mendapatkan darah penyihir ini.. apakah Ibunda yang menghilang itu?’ batinnya yang kembali berpikiran keras.

Tok.. tok..

Lamunannya terbuyarkan ketika mendengar ketukan dari pintu kamarnya, “Nona Lucy, Yang Mulia berpesan ingin melakukan Tea time sore ini dengan anda.” tukasnya dengan nada yang khas, dia adalah Sir Emillo.

“Huh.. dia sampai seperti ini. Baiklah, aku akan berias.” jawabnya dibalik pintu kamar.

“Baik Nona.”

...***...

Cukup lama Lucy berpakaian dan berias tipis, gadis itu kini mengikuti Flona yang mengantarkannya ke arah rumah kaca.

‘Kemarin disini.. aku rasa dia memelukku dengan tulus.’ gumamnya gugup.

Tapi ia menggeleng-gelengkan kepalanya lagi, ‘Tidak-tidak, bisa saja ini hanya trik agar aku tidak pergi dari sisinya..’ batinnya berwaspada.

Sampailah ia memasuki rumah kaca, mendapati Putra Mahkota yang tengah menunggunya dengan pakaian yang rapih. Entah kenapa Lucy merasa, saat ini Putra Mahkota ingin terlihat lebih baik dihadapannya.

“Lucy, duduklah.” tukasnya sembari mempersilahkan kursi untuknya. Dan gadis itu hanya menurut dengan ekspresi kikuk.

Sebuah roda hidangan manis disertai teh tiba diantarkan oleh salah satu pelayannya. Dan dari sana Putra Mahkota mulai mengambil alih dengan menuangkan tehnya dengan terampil lalu teh itu ia memberikannya untuk Lucy.

Gadis itu cukup menganga aneh. “Anda tidak perlu sampai seperti ini Yang Mulia..” sahutnya bingung, netra coklatnya sedari tadi tidak pernah beralih selain memandangi wajah Reygan yang terbilang sangat tampan bagai pahatan patung.

Pemuda itu hanya tersenyum. “Tidak apa-apa, sudah lama aku ingin melakukannya..” lirihnya sembari duduk dikursi hadapannya.

‘Sudah lama.. sejak kapan ya?‘ lirihnya dengan wajah tanda tanya.

“Kamu.. masih ingatkah pertama kali kita bertemu seperti apa?” ujarnya tiba-tiba.

“Ehe..” gadis itu berekspresi bingung. ‘Yang benar saja! Pertanyaan macam apa itu? tiba-tiba pula.. yang aku ketahui hanyalah mereka yang berteman sejak kecil, tidak ada kisahnya!’ batinnya panik.

Tidak tahu akan seperti apa, tapi reaksi pemuda itu cukup unik.. ya hanya tersenyum tipis.

‘Lho.. kenapa dia memaklumi ku?’

Σ(゚Д゚;)

“Kita bertemu saat kamu pertama kalinya datang ke istana. Saat itu Ayahmu tengah melapor kepada Yang Mulia Raja soal pekerjaan, dan.. aku bertemu dengan mu yang terpeleset di taman.” ceritanya tiba-tiba.

“L-loh Yang Mulia.. saya rasa itu adalah sesuatu yang memang pantas dilupakan.” tukasnya merasa malu, tak menyangka image pertemuan pertama mereka sememalukan ini.

“Mana bisa lupa, Lucy yang masih kecil terlihat lucu saat menangis.” gumannya diiringi tawa kecil.

‘Lagi-lagi soal menangis, apa ia terobsesi pada tangisan wanita( ͠° ͟ ͜ʖ ͡ ͠°)’ batinnya sebal.

Di novel juga, Reygan Garfield mencintai Shyera setelah melihatnya berlinang air mata.

“Yah, mulai dari situ.. kita sering bertemu dan Chemistry kita bertumbuh dengan baik. Hingga kamu menjadi teman bicaraku diistana.” lanjutnya bercerita lagi.

Wah.. “Masa lalu kita terlihat baik, Yang Mulia.” komentarnya dengan lembut, tapi kok.. ‘Dia seperti menceritakannya padaku yang lupa ingatan ya... entahlah, kesannya seperti itu.’

‘Lantas kenapa kamu bisa setega itu menyakiti Lucy..’

Waktu mengalir begitu saja ditemani obrolan ringan mereka, Tak terasa matahari telah terbenam, gadis itu bangkit dan pergi meninggalkan rumah kaca, perhatiannya kini teralihkan pada langit yang mulai membiru indah. Pemuda itu pun dengan senantiasa mengekori Lucy kemanapun gadis itu akan memijkkan kakinya.

Dan sampailah di suatu rerumputan yang masih berlokasi diistana. Gadis itu tiba-tiba tersenyum dan berputar arah menatap sang Putra Mahkota di belakangnya. “Saya ingat yang Mulia.. dulu kita sering menghabiskan waktu disini bukan?” tunjuknya kepada sebuah pohon rindang yang menjulang tinggi.

Reygan tersenyum dan mengangguk, “Syukurlah jika Lucy mengingatnya..”

‘Kenapa dia malah bernafas lega begitu?’

Ia duduk dan berbaring di atas rerumputan hijau, netra coklatnya kini menatap langit biru tua yang dipenuhi dengan bintang.

“Kemarilah Yang Mulia, langit akan terlihat indah jika kita menatapnya sambil berbaring.” ajaknya bernada ceria.

Deg..

‘Dialog itu..?’

Tanpa penolakan, Pria itu menurutinya dengan perasaan takjub. “Kenapa aku tidak melakukannya..“

“Dengan....”

‘Dia bergumam. Tapi tidak terdengar jelas..’

‘Dia bicara apa? Sebenarnya, kedepannya nanti, hal ini adalah hal yang akan Rean lakukan bersama Sheyra sebagai pemanis dari kisah cinta yang sejati..’

‘Apa anda tidak merasakan dejavu, ketika berbaring dengan Sheyra dibawah pohon ini? Seperti apa ya, perasaan Lucy ketika mengingatnya..’

“Cukup Deja vu, ya Yang Mulia? Bedanya dulu kita berbaring saat matahari terik bersinar.” tukasnya yang berganti alih dimana kini Lucy lah yang bercerita.

“Haha..” tawanya renyah sembari mengusap puncak kepala Lucy. Pemuda itu hanya berbaring dengan netranya yang terfokus kepada Lucy.

Deg..

Deg..

‘Lagi-lagi.. tapi terimakasih Lucy, terimakasih telah mengirimku ingatan yang lain.’

Sebuah bintang tiba-tiba jatuh dari langit, dengan antusias gadis itu bangkit dan mengepalkan kedua tangannya di depan wajah. Ia membuat permohonan, dengan berharap besar bahwa dewa akan mengabulkan keinginannya, Pria itu cukup mengernyitkan dahinya.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Pria itu bingung.

“Membuat permohonan?” jawab Lucy yang terkesan bertanya balik.

“Kalau begitu aku juga akan melakukannya.” ucapnya sembari mengikuti gerakan tangan Kucy.

‘Hah?’

“Permohonan apa yang kamu inginkan?” tanya pemuda itu sembari memejamkan mata.

‘Aku hanya ingin berumur panjang, dan berharap dapat menghabiskan sisa hidupku dengan sebaik-baiknya.’ batinnya dengan wajah termenung.

“Itu rahasiaa~” jawab Lucy dengan senyuman kecil.

“Kalau Yang Mulia? Anda membuat permohonan apa?” tanya balik sang gadis, ia cukup penasaran dengan permohonan apa yang akan pria itu minta, dimana ia sudah memiliki segalanya dalam hidupnya sebagai Putra Mahkota.

“Aku memohon agar permohonan mu terkabul.”

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!