Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu

Suatu malam yang gelap gulita, terdapatlah seorang gadis yang tengah berbaring dan tertidur lelap, namun ia juga terjaga di mimpinya. Gadis itu hanya tertawa miris ketika mendapati ingatan masa lalu yang akan datang kepadanya, “Sepertinya Lucy memberiku mimpi lagi.” lirinya ketika mendapati dirinya berdiri di lorong kegelapan yang tak ada habis-habisnya ini.

Ia hanya melangkah mengikuti sepucuk cahaya di depannya, dan itu menuntunnya kesebuah lorong istana. Awalnya, dia bergerak mengikuti kata hatinya, namun saat sampai ke tempat tujuannya, yaitu dimana ingatan dan mimpi itu terhubung, tubuhnya pun akan bergerak sesuai instruksi yang diperintahkan.

‘Pasti mimpi ini.. atau ingatannya akan segera dimulai ya.’ Batin Lucy ketika mendapati sekujur tubuhnya berubah, yang awalnya ia hanya berbalutkan sebuah gaun tidur, kini ia memakai Gaun hijau yang menjuntai panjang hingga ditemani sepatu haknya yang berdenting keras. Suara itu cukup memenuhi lorong istana yang terasa sunyi dan sepi.

Setiap tertidur, Lucy yang asli selalu memberinya mimpi seperti ini tentang masa lalu. Kadang dirinya berada dalam sudut pandang Lucy, atau gadis itu hanya terdiam di sdut ruangan dan memperhatikan semuanya. Kadang kala juga Lucy memberinya ingatan secara langsung, seolah ingatan itu menyatu dengan dirinya, atau seolah ia pernah melakukannya, tepatnya seperti ingatan masa kecilnya yang tiba-tiba muncul saat ia tengah bersama Putra Mahkota di rumah kaca.

‘Kali ini, mimpi apa yang akan kamu perlihatkan, Lucy?’ batinnya.

‘Tidak, sejak kapan Sir Emillo ada dibelakangku.’ Tuturnya ketika ia merasa kehadiran Pria itu yang mengikutinya dibelakang dengan berjarak 3 langkah.

Lucy tidak mengatur raut wajahnya dengan baik, ia hanya memasang raut wajah datar di setiap langkahnya yang anggun. Namun dengan ajaibnya, ekspresi Lucy kini berubah 180 derajat ketika Pria yang ia cintai muncul di ujung koridor. Pemuda itu Reygan Garfield, tunangannya terkasih.

Gadis itu kini mempercepat derap langkahnya sembari memasang senyuman yang paling indah dan cerah bagaikan seorang dewi. tepat di hadapan Pemuda itu, ia menarik gaunnya dan menyapa Putra Mahkota dengan suara merdunya. “Pagi yang cerah, Yang Mulia.” tutur katanya yang terdengar amat lembut.

Alih-alih membalasnya, Pria itu malah memasang raut wajah tak suka kepadanya. “Pagi-pagi sudah berkeliaran seenaknya diistana.” jawabnya dengan ketus. Lucy tidak terlihat marah dengan respon Putra Mahkota, melainkan ia hanya tersenyum hangat seperti biasa. “Saya percaya, suatu hari nanti Yang Mulia akan menatap saya seperti dulu.” lirihnya yang entah kenapa terasa pilu.

‘Sebenarnya, hal apa yang membuat Pria itu sampai bersikap seperti ini kepada Lucy?’ batinnya yang tengah menyaksikan mimpi ini.

Tubuh Lucy terlihat sakit, kaki Lucy terlihat bergetar. Ia memekik perih ketika memaksakan dirinya berpakaian sepatu hak tinggi.

“Ini karna pesta kemarin.” lirihnya yang cukup membuat fokus perhatian Putra Mahkota teralih kepadanya.

Sebenarnya di pesta kemarin, Lucy sibuk menyapa para tamu undangan sendirian, karena Putra Mahkota malah sibuk berpacaran dengan Sheyra, dan seharusnya pagi ini ia masih beristirahat, alih-alih seperti itu ia malah memaksakan bangun demi mengucapkan salam pagi kepada Yang Mulianya seperti biasa.

“Kau baik-baik saja?” Tanya Pria itu dengan wajah mengernyit. Gadis itu kini terhuyung dan hampir saja terjatuh, namun dengan sigap Putra Mahkota menangkapnya, tanpa sengaja jemari mereka bersentuhan, yang entah kenapa membuat Putra Mahkota kini terlihat limbung dan bergelagat aneh.

“Maaf, saya sedang tidak sehat, saya tidak berniat-” ujarannya yang panik kini terpotong oleh lirihan Putra Mahkota, gadis itu hanya terdiam dengan wajah berkeringat dingin.

“Lucy?” potongnya yang terlihat kebingungan. Jemarinya Nampak terangkat menyentuh kening Lucy, dan Pria itu Nampak kaget mendapati suhu tubuhnya yang terasa panas.

“Kamu demam?!” tanyanya penuh perhatian. Lucy tidak menjawab, ia hanya menunduk menutupi wajahnya yang memerah padam.

‘Kenapa disaaat seperti ini aku harus merasakan debaran jantung anak ini sih?!’ batinnya kesal.

“Ini tidak adil, Anda bertingkah seolah membenci saya. Tapi setiap hari Yang Mulia tiada hentinya memanggil nama saya..” ujarnya bernada sendu sembari melepaskan cekalan tangan Putra Mahkota.

‘Ah.. mulut dan tubuhku bergerak sendiri.’

“Sebenarnya aku-” belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, panggilan seseorang yang nyaring cukup mengalihkan perhatian Reygan. “Yang Mulia!” seru seseorang dengan lantang hingga suara itu bergema, ya tentunya suara indah itu milik gadis bernetra emerald dengan surai merahnya yang semerah bunga mawar, Sheyra kekasih gelapnya.

“Kenapa anda menangis?” lirih Pria itu bernada khawatir, raut wajahnya teramat menampilkan kecemasan seolah ia takut telah terjadi sesuatu kepada Sheyra. Lucy hanya mematung ketika Pria itu melangkah menghampiri Sheyra seolah dirinya tidak terlihat diantara mereka.

Mata gadis itu cukup membulat ketika ia menyaksikan pemandangan hangat di depannya. “Apa anda pernah sepeduli itu kepada saya?” tanyanya pelan dengan tatapan yang kosong.

“Saya menunggu anda di rumah kaca sedari tadi! Yang Mulia bilang akan menemui saya disana, tapi saya malah melihat anda berduaan dengan Lucy disini!” rengeknya seperti anak kecil.

‘Hah? Lantas mahluk di belakang Lucy itu apa? Kau anggap Sir Emillo itu hantu?’ batin gadis itu mencibir kesal ketika dikatakan tengah berduaan saja dengan Putra Mahkota.

Para pelayan yang berlalu lalang kini menertawakan dirinya secara terang-terangan seolah mereka puas dengan pemandangan ini, Lucy yang merasa terhina hanya terdiam tanpa mengatakan sepatah kata apapun, ia berbalik dan menatap Sir Emillo tanpa tenaga. “Tubuhku tidak sehat, Sir.. tolong antarkan saya kembali.” tukasnya diiringi senyuman yang dipaksakan.

Pemuda itu mengangguk kemudian menggendong Lucy ala Bridal Style. Gadis itu tidak bergeming selain mengalungkan tangannya dileher sang ksatria. Ia terkekeh miris, bahkan sampai gadis itu pergi seperti ini tampaknya Putra Mahkota tidak begitu mempedulikannya.

“Sekali-kali tidak apa-apa kan? Saya sedang sakit..” lirihnya tanpa tenaga.

“Nona tidak perlu khawatir.” jawab Pria itu sembari menghela nafas.

Diperjalanan mereka yang akan segera kembali ke istana Putri Mahkota cukup terasa hening dn berat, bola mata Lucy kini terlihat memerah, genangan air mata cukup memenuhi sang pelupuk matanya. Ia merasa keberadaannya saat ini sudah cukup jauh dari Putra Mahkota.

“Sir, bolehkah saya meminjam bahu anda?” tanyanya tiba-tiba, dan tanpa perlu berpikiran panjang, pemuda itu hanya mengangguk pertanda ia memberinya izin.

Dengan segala kesedihan yang bertumpuk, gadis itu membiarkan tangisnya yang sudah ia tahan sedari tadi pecah begitu saja. Setidaknya ia membutuhkan bahu untuk menerima tangisannya, dan dengan senang hatinya Ksatria Pribadinya ini menurut dan memberikannya.

“Apakah suatu hari, usaha saya akan dihargai?” tanyanya dengan tangisan yang tersedu-sedu. Pria itu tersenyum pilu dan mengangguk, ia hanya menjawab, “Ya Nona. Anda hanya perlu menunggunya.”

“Saya tidak mengerti, kenapa semua orang memaklumi tindakannya yang kurang ajar. Kenapa semua orang terlihat ingin merendahkan saya? Tidakkah seorang pun mau mempedulikan saya, memeluk saya dengan hangat, hingga memikirkan perasaan saya yang terluka?” lirihnya dengan tatapan sayu, tak berlangsung lama gadis itu nampaknya tertidur pulas dipangkuan sang ksatria akibat kelelahan menangis.

Ksatria Emillo memasang wajah geram mendapati kondisi Lucy yang sampai seperti ini. “Padahal tanggal pernikahan sudah ditentukan, bisa-bisanya Yang Mulia bertingkah mengecewakan seperti ini..” tuturnya dengan wajah geram.

Kini ia menatap nanar kearahnya, “Apakah anda akan bertahan di sampingnya? Lady Barayev yang dingin..”

“Atau Nona Lucy yang selalu tersenyum hangat?”

...***

...

Burung yang tengah bertengger di pepohonan kini berkicau dengan riangnya, sebuah tirai disibakkan, cahaya matahari pagi yang hangat kini menyentuh kulitnya yang seputih es. Gadis itu kini terbangun dari tidurnya, terbangun dari mimpinya yang panjang.

“Mimpi lagi.” lirihya yang merasa bingung dengan situasi itu. Namun ia hanya dapat menyimpulkan, bahwa mimpi itu menunjukkan betapa pedulinya Sir Emillo terhadap Lucy.

‘Tapi ini aneh.. aku berada dalam sudut pandang Lucy, ketika mata ku bertatapan dengan Rean.. aku merasa bola matanya yang berwarna merah itu tertutupi kabut..’ batinnya tampak bingung.

“Ya.. entah kenapa mata Yang Mulia seolah ditutupi warna ungu yang memudar...”

“Yang Mulia juga bertingkah seolah ia dikendalikan sesuatu.” Asumsinya tiba-tiba.

“Sebenarnya rahasia apa yang tidak aku ketahui dibalik kebenaran Novel ini?”

Terpopuler

Comments

vio~~~~

vio~~~~

oh aku ngerti sekarang, ternyata sebenarnya dari dulu tu reygan hanya mencintai lucy, tapi karena terkena sihir hitam dia jd cinta ma si seyra.. jangan2 si seyra penyihir hitam..🤔

2023-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!