Sebuah diamond hall yang berletak diistana kerajaan Garfield, kini tengah mengadakan pesta pertunangan yang begitu besar, megah, dan meriah. Ini merupakan pertunangan antara Putra Mahkota dari kerajaan Garfield dengan seorang Putri bungsu yang memiliki darah penyihir dari keluarga Count Barayev.
Aula besar yang telah dipakai menjadi tempat suci untuk melaksanakan pesta pertunangan itu kini dipenuhi para bangsawan dengan sebuah obrolan dan tarian dansa yang memukau. Ini merupakan pemandangan indah yang sangat di damba-dambakan oleh manusia modern seperti kita.
Hanya saja, apakah kalian tahu apa itu mimpi buruk? Sebuah mimpu buruk yang bahkan bisa membuat kalian tidak terbangun selamanya?
Ya, aku saat ini tengah mengalaminya.
“Lucy, atur raut wajahmu,” tegur seorang Pria dengan tajam. Gadis itu hanya mendongak untuk menatap wajahnya dengan tatapan tak suka.
Benar adanya, Pria yang sedari tadi ia gandeng menghabiskan waktu berjam-jam lamanya itu adalah Putra Mahkota, seorang tunangan dari gadis cantik bernama Lucy Fleur Barayev.
Pria berperawakan tinggi dengan tatapan tajam bagai elang itu merupakan Putra Mahkota dari kerajaan ini, Pria yang akan mengisi takhta kerajaan dimasa depan nanti.
Ia bernama Reygan Garfield, seorang pemuda yang bahkan ketampanannya seperti pahatan patung porselan. Benar, tokoh Pria yang paling aku benci di dalam novel!
“Kau baik-baik saja?” tanya Pria itu yang merasa heran dengan reaksi Lucy yang hanya diam saja.
“Maaf, saya hanya kelelahan Yang Mulia.” tutur perempuan itu diiringi wajah berseri-seri ketika menatap iris ruby di hadapannya.
Para penghuni pesta kini berbisik-bisik melihat pertikaian Lucy dan Reygan yang malah dianggap sebagai bentuk kedekatan sepasang kekasih.
Mereka berpikir bahwa banyak rumor yang tidak baik tentang hubungan mereka, akan tetapi “Bukankah mereka berdua akan menjadi pasangan yang sangat cocok dan penuh kharisma setelah mengisi tahkta kerajaan?” tanya salah satu bangsawan di perkumpulan mereka.
“Saya setuju soal itu, perpaduan Manusia terkuat di kerajaan dengan pasangannya yang seorang penyihir, kriteria mereka memang cocok!” puja mereka yang menatap Lucy dengan Reygan sebagai potret lukisan yang luar biasa.
Raut wajah Lucy kini terlihat tidak nyaman ketika para bangsawan sangat sibuk mengerubungi mereka berdua dan bahkan sampai membicarakan mereka.
Ini cukup melelahkan untukku yang tidak begitu suka menjadi pusat perhatian.
Tapi mau bagaimana lagi? Ini merupakan hal umum yang terjadi dikalangan bangsawan.
Para bangsawan juga kini berbisik buruk tentang pertunangan mereka saat ini.
“Walaupun Nona Lucy memang merupakan penyihir terbaik di angkatannya, kenapa harus dia yang menjadi tunangan Putra Mahkota dikala bisnis pertambangan Count Barayev hampir bangkrut.” bisik salah satu bangsawan yang teramat heran.
“Kau bodoh?! Tidak ada lagi kandidat bangsawan yang memiliki darah penyihir di kerajaan kita kan?! Ada sih perempuan jelata itu, tapi sekarang dia telah menikah dan menjadi Marchionest muda.” timpal bangsawan lainnya dengan tatapan tak suka.
Lucy tampak memperhatikan beberapa bangsawan yang tengah membicarakan dirinya di belakang, kelakuan mereka benar-benar tidak sopan.
Jika kalian mencoba berbisik-bisik tentangku dibelakang, setidaknya jangan biarkan aku mendengarnya dong?!
Gadis itu menggerutu sebal di dalam hatinya, ia merasa bahwa tingkah laku bangsawan sepertinya hanya senang untuk membuat suasana hatinya murka.
“Sstt! Nona Lucy menatap kesini!” lagi-lagi mereka sukses membuat raut wajah Lucy terpampang rasa jengkel saat ini juga.
Klotak.. klotak..
Dentingan hak sepatu seseorang membuat semua mata tertuju kepadanya, seorang gadis berambut merah yang mencolok dengan gaun hitam yang melekat ditubuhnya, ia cukup menuai banyak kritikan dari para bangsawan.
Mereka berpikir apakah perempuan berambut merah itu ingin membuat onar lagi dihari yang berbahagia ini?
“Bisa-bisanya dia memakai pakaian yang seolah berduka di hari pertunangan Yang Mulia.” serunya merasa hal ini akan menjadi bahan gossip yang menyenangkan.
Fufu..
“Nona-nona bukankah Yang Mulia terlihat terpaksa menerima pertunangan ini? Karena setelah terjadinya kecelakaan 2 tahun yang lalu, Yang Mulia sepertinya tidak memiliki pilihan lain selain menerima pertunangan ini dengan lapang dada.” ujaran seseorang diiringi tawa renyah.
Saat ini Lucy hanya menggertakan giginya, ia membatin dengan perasaan yang aneh.
Gadis bersurai merah itu merupakan Sheyra Chevelle, gadis seusianya yang entah kenapa akhir-aknir ini suka bergosip terang-terangan didepannya.
Lalu apa yang lebih penting dari keberadaan perempuan itu saat ini? Ia adalah seorang Putri dari keluarga baron yang tak lain merupakan tokoh utama wanita di dunia ini.
Ya, dunia Novel menyedihkan yang berjudul, ‘Akulah pemenangnya!’
Benar adanya, Lucy aka Raflesa Angelica, hanyalah perempuan asing yang terlempar kedalam dunia Novel yang ia baca sendiri. Tepatnya Raflesa hanya seorang gadis desa yang gemar membaca novel. Sebelumnya Raflesa hanya menangis tersedu-sedu, bahkan ia menangis sampai tertidur lelap.
Dirinya hanya merasa terluka ketika memikirkan akhir dari tokoh antagonis ‘Lucy Fleur Barayev’ yang menyedihkan.
Anehnya setelah membuka kelopak matanya, untuk pertama kalinya ia merasa asing dengan interior dan nuansa kamar yang terlihat mewah mencolok dimatanya.
Tahu-tahu, setahun telah berlalu semenjak aku tinggal dan beradaptasi di dunia baru ini. Ini memang kehidupan baruku, tapi-
Wajah cantiknya yang tengah melamun itu kini terbuyarkan dengan tatapan Reygan yang menatapnya tajam, “Aku tahu kamu kesal, tapi tahan amarahmu itu.” bisiknya bernada datar.
Lucy hanya merasa tak habis pikir kepadanya, untuk apa ia repot-repot mengingatkan hal yang sudah pasti dirinya sendiri juga pahami?
Kini Sheyra tampak tersenyum puas ketika mendapati Lucy diselimuti cemoohan dari para bangsawan, dan Lucy saat ini diam tanpa membalas perilakunya bukan berarti karena takut kepadanya. Tapi ini karena Lucy harus menjaga martabatnya di pesta pertunangan yang digelar secara terbuka.
Namun hatinya berkata bahwa perempuan itu sedari tadi memang sengaja memancing pertikaian dengannya. Ia hanya mengucapkan sumpah serapah, bagi Lucy perempuan itu hanyalah batu kerikil dijalanan, kuat dan tak mudah dihancurkan, namun dirinya sendiri tidak begitu bernilai.
“Aneh…. Sheyra yang aku kenal sikapnya tidak begini.” gumamnya sembari menundukkan wajahnya.
Lucy hanya menyayangkan dengan wajah cantik Sheyra yang seperti malaikat itu, namun sifat dan kelakuannya benar-benar bertolak belakang! Lucy hanya membatin kesal, rasanya ia ingin menjambak gumpalan merah itu.
“Lucy.” Pria itu menegur lagi, ia merasa bahwa Lucy benar-benar kehilangan fokus hari ini.
“Saya mengerti Yang Mulia, saya tidak mungkin menciptakan keributan di hari yang bersejarah ini.” cetus Lucy dengan senyuman hangatnya. Awalnya Reygan terlihat membulatkan matanya, namun suara aneh malah terdengar di bibirnya.
“Ffftt..” tawanya benar-benar pelan.
“Yang Mulia menertawakan saya?” tanyanya dengan raut wajah kesal.
“Tingkah lembutmu itu sangat tidak cocok dengan kepribadianmu.” bisiknya begitu dekat, jemari tangannya kini teralih untuk mencium punggung tangan Lucy dengan lembut.
Netra coklatnya kini terlihat mengebu-ngebu memunculkan sebuah percikan api yang menandakan bahwa kesabaran yang sedang ia tahan sedari tadi benar-benar mencapai batasnya.
Kini ia menatap iris ruby itu dengan lekat, diraih tengkuk pemuda itu dengan paksa hingga tatapan mereka benar-benar bertemu, ujung bibirnya kini terangkat menampilkan senyuman miring.
“Yang Mulia sebenarnya ingin saya bersikap seperti apa?! Saya hanya sedang berusha untuk menyesuaikan diri saya didepan Yang Mulia.” tuturnya benar-benar mengintimidasi.
Sejenak Pria itu mematung di hadapan Lucy, dengan tatapan yang masih tak teralihkan jemarinya kini menyisipkan beberapa helai rambut Lucy ditelinganya, kemudian ia berbisik dengan bibir yang hampir menyentuh daun telinganya.
“Tidak perlu berusaha keras untuk menyesuaikan diri denganku, karna aku hanya berniat bertunangan saja denganmu.” bisiknya bernada merendahkan, deru nafasnya yang hangat kini membentur telinganya yang membuat Lucy merasa geli dan juga merinding.
Deg..
Tadi dia bilang apa?! Hanya bertunangan? Apa wajahku terlihat seperti menginginkan pernikahan itu denganmu?!
Tangannya terkepal keras, jika disini hanya ada mereka berdua, sebuah tinju pasti sudah melayang diwajah Pria menyebalkan itu. Sayangnya ia bisa saja dijatuhi hukuman mati jika melakukan itu tepat di depan para bangsawan.
“Dasar menyebalkan.” kecamnya pelan, ia kini hanya diam sembari menatapnya tajam.
Rasanya ia ingin membuat kekacauan seperti tokoh antagonis di pesta ini, namun ia juga merasa takut akan mengacaukan alur novel jika bertindak lebih jauh dari ini.
Tapi aku sudah mengacaukan semuanya! Ia hanya menjerit di hati kecilnya, jika saja ia tersadar sejak awal bahwa dirinya benar-benar masuk kedunia ini, situasi ini mungkin saja tidak akan terjadi.
Puk.. pukk..
Pergelangan tangannya yang kekar kini mengusap surai lucy dengan lembutnya, gadis itu hanya melongo kebingungan dengan sikap Putra Mahkota di depannya ini.
Lihatlah, Pria sialan itu kini tersenyum melihatku? Sikapnya yang berubah menjadi lembut itu seakan ia menyukai Lucy, namun disisi yang lain perubahan sikapnya yang dingin seolah menggambarkan betapa bencinya Reygan terhadap Lucy.
“Mungkin memang begitu.” ujarnya dengan tatapan yang tak biasa, Lucy hanya mendecih. Apa barusan Pria itu mengakui bahwa dirinya memang menyebalkan?
Wajah Lucy kini terlihat berkeringat dingin, tatapan Pria itu tampak menyeramkan sampai-sampai membuat bulu kuduknya merinding. Kenapa iris kemerahan yang seperti permata ruby itu kini dipenuhi kabut berwarna ungu yang memudar?
...***...
Brukk..
Usai melempar sepatu heelsnya sembarangan, gadis dengan surai pirang itu kini menjatuhkan dirinya di tempat tidur. Ia merasa lelah telah melewati hari yang panjang ini dengan sekuat tenaga.
Lucy berbaring dengan gaun putih yang masih melekat ditubuhnya, sepertinya ia hanya ingin beristirahat tanpa membilas dirinya terlebih dahulu. Kelopak matanya yang sayu kini menutup secara perlahan diiringi rasa kantuk yang berat, sedetik kemudian matanya terbelalak dengan perasaan kesal yang telah bertumpuk menjadi satu.
“Kenapa aku harus menjadi Lucy?!!” amuknya sembari menjambak rambutnya sendiri.
Gila, perempuan itu merasa gila! Setelah beberapa kali percobaan ia lakukan untuk membatalkan pertunangan ini, semuanya tidak ada yang berhasil. Pada akhirnya Lucy tetap bertunangan dengan tokoh utama Pria di dalam novel.
Bukankah seharusnya ini kabar gembira, karena sang tokoh utama wanita telah bertunangan dengan tokoh utama pria?
“Aku juga inginnya begitu.. tapi aku hanyalah sesosok antagonis di dunia yang asing ini.” tuturnya benar-benar putus asa.
Ia memeluk erat tubuhnya, tangannya terasa gemetaran seolah ia benar-benar merasa takut dengan dunia ini. Terlebih, kenapa ia harus memasuki tubuh seorang antagonis yang akan mati di usia muda begini?
“Padahal hidupku sendiri sudah menyedihkan, sekarang aku harus merasakan hidup menderita sebagai orang lain juga.” lanturnya sembari membenamkan matanya.
Lucy hanya berpikir, “Untuk apa bertunangan dengan Pria yang bahkan dimasa depan nanti akan membiarkan tunangannya sendiri mati?”
Tepat di saat upacara pernikahannya berlangsung, Lucy yang merupakan tokoh antagonis akan diseret dari altar pernikahannya hingga mati dibakar hidup-hidup karena mendapatkan tuduhan tidak berdasar sebagai seorang penyihir kegelapan.
Sebelumnya aku memang berkata takan membiarkan diriku mati seperti Lucy, tapi bukan berarti aku akan menggantikan kehidupannya untuk menghindari kematian Lucy seperti ini..
Matanya kini teramat sayu, ia merasa bahwa kantuknya tidak bisa ditahan lagi. Tepat sebelum dirinya tertidur dengan pulas, Lucy hanya melanturkan sebuah kalimat.
“Alangkah bahagianya jika aku menjadi Sheyra saja..”
Jangan lupa untuk tap jempolnya ya😉
Sampai berjumpa di chapter selanjutnya 😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 181 Episodes
Comments
Syll_
kenya antagonis berkedok protagonis dh wk
2023-08-01
3