Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya

Usai merendam diri yang bahkan hampir saja membuat Lucy ketiduran, kini Lucy merias dirinya dengan berpakaian indah laksana tuan Putri Kerajaan. Gaun indahnya yang berwarna putih dipadukan warna steel blue kini sukses menjadikannya ciri khas bahwa Lucy telah menjadi bagian dari anggota kerajaan.

Tapi wajah cantiknya saat ini terlihat tidak begitu nyaman, “Bukankah ini berlebihan Flona?” tanyanya yang merasa gusar akan penampilannya saat ini.

“Tidak Nona, anda kan telah bertunangan dengan Yang Mulia Putra Mahkota. Jika berdandan seperti ini wajar saja untuk Nona,” tuturnya diiringi tawa kecil yang menggemaskan.

“Sungguh? Pakai warna biru agak— aku kan masih berstatus tunangan dengannya,” ujarnya yang merasa tidak enak hati. Karena warna biru merupakan warna dari lambang kerajaan Garfield.

“Tidak apa Sungguh,” tegasnya sembari mencoba merapikan rambut Lucy dengan tangan terampilnya. Kepala Lucy saat ini terasa tengah berdengung dengan kencang.

“Aku rasa kondisiku sedang tidak baik.” Celoteg gadis itu sembari memijit pelipisnya sendiri, katanya ia saat ini merasa pusing.

“Kalau begitu saya akan mencarikan kereta kuda yang lebih nyaman untuk Nona.” tuturnya bernada perhatian. Lucy hanya mengangguk pertanda setuju dengannya, setidaknya kondisi tubuhnya takan jadi lebih parah apabila ia menaiki kereta kuda yang nyaman tanpa menimbulkan mabuk berat diperjalanan.

Akhirnya Flona telah usai mendandani Lucy dengan baik, ia tampak tersenyum puas setelah melihat hasil dari mahakaryanya sendiri.

“Nona mau didandani seperti apapun tetap cantik seperti penyihir abadi!” ujarnya yang dihujani akan pujian.

“Julukan itu berlebihan untukku.” tuturnya yang merasa tak suka, Flona malah bereaksi kikuk saat ini.

“Tapi anda mendapatkan julukan itu karena terlahir dengan rambut pirang yang indah loh!” gerutunya yang tak suka setiap kali sifat merendahnya itu kambuh.

Huft.. ia hanya menhela nafas, tak lama kemudian ia mengangguk saja mengiyakan perkataan Flona. Lagi pula, siapa sih penyihir abadi itu? Memangnga apa hubungannya dengan warna rambut pirangku?

...***...

Kini sebuah kereta kuda telah memasuki gerbang istana kerajaan, perjalanan yang dituju saat ini ialah pergi ke istana Philia, istana dimana Putra Mahkota tinggal dan dibesarkan disana sejak kecil.

Rutinitasnya hari ini ialah belajar untuk mendapatkan pendidikan sebagai calon Ratu disana, dalam hatinya Lucy hanya berharap bahwa hari ini ia tidak perlu berpapasan dengan Pria menyebalkan itu.

Semoga saja, huftt.. hari ini akan menjadi hari yang panjang dan juga membosankan.

Netranya tampak memutar dengan perasaan malas, ia merasa berat ketika memandangi Diamond hall yang berjarak jauh dari pandangannya, diiringi kereta kuda yang masih berjalan dengan tenang, perasaannya menjadi kacau.

Baru saja kemarin aku menginjakkan kaki ku di tempat itu, sekarang aku juga harus kembali ke tempat yang memuakkan ini.

Waktu tak terasa telah mengalir begitu saja, kini ia telah tiba di Istana Philia, tak berujung lama seseorang dengan berpakaian seperti seorang ksatria muncul dan membukakan pintu kereta kudanya dengan perlahan.

Jemarinya yang dibalut dengan sarung tangan putih kini terulur untuk membantunya turun dari kereta kuda, gadis itu hanya tersenyum sembari menerima bantuannya dengan senang hati.

“Mari ikuti saya Nona.” pintanya yang tak lama kemudian melangkah lurus di depannya.

“Baik Sir.” angguk gadis itu sembari mengikuti langkahnya dibelakang.

Hatinya saat ini masih saja berdebar tak karuan ketika berhadapan dengan ksatria itu di depannya. Bukan karena perasaan suka, melainkan ini karena perasaan yang tak nyaman. Walau satu tahun telah berlalu, ia masih saja merasa tidak nyaman ketika berada disekitar ksatria berambut putih itu.

Ia merupakan Crylo Emillo, seorang ksatria sword master yang memiliki ketampanan dengan rambut putih berpadu keperakan yang berkilau diiringi netra birunya yang seperti intan permata.

Jika Lucy menjadi tokoh utama wanita di dalam Novel ini, maka Crylo merupakan tokoh Pria keduanya, karena ia hanyalah satu-satunya tokoh yang mencintai keberadaan Lucy hingga akhir.

Kedepannya juga dia akan menjadi ksatria pelindungku, seperti alur yang ditetapkan di dalam novel ini. Mengingat perasaan dia yang kedepannya akan mencintaiku dengan setulus hatinya, entah kenapa ini membuatku merasa terbebani setiap kali melihat matanya. Crylo maafkan aku, aku berharap kali ini kamu tidak perlu mencintaiku, karena aku juga takan pernah mencintaimu.

Netra coklatnya yang berbinar kini menatap lekat kepadanya yang telah melangkah lebih cepat di depannya, jika mendengar dari surat kabar.. dia baru kembali dari tugas besarnya selama berbulan-bulan ya? Katanya Putra Mahkota mengirimkan Sir Emillo ke arah barat karena muncul segerombolan bandit disana. Rupanya dia sudah pulang.

Bruk..

Lama terhanyut dalam lamunannya hingga ketika Pria itu menghentikan langkahnya, Lucy membentur punggung itu tanpa sengaja. “Ugh.” ringisnya sembari mengusap lembut dahinya yang mungkin saja berubah menjadi bengkak.

Lagi pula punggung apa itu? Keras banget kaya batu..

“Maaf Nona kalau saya berhenti tiba-tiba..” Pria itu kini bereaksi gugup terhadapnya, permintaan maafnya yang tidak perlu itu malah membuat gadis itu semakin merasa bersalah kepadanya.

Padahal ini salahku yang berjalan dengan tidak benar, aku yang menabraknya kenapa dia yang meminta maaf? Uhh…. Bikin perasaan gak enak saja.

“Tidak apa Sir..” ujarnya dengan senyuman alakadarnya.

Pria itu nampak mengangguk dan berterima kasih atas kemurahan hati Lucy kepadanya, tak lama kemudian ia mulai menjabarkan dan memberikan intruksi tentang rutinitas hari ini kepadanya.

“Nona tunggu sebentar diruangan ini, Guru yang akan mengajari anda akan segera tiba,” jelas pemuda itu dengan nada yang terkesan cukup ramah.

Respon Lucy hanyalah mengangguk pertanda bahwa ia mengerti dengan instruksinya, tak lama kemudian ia melenggang pergi memasuki ruangan yang telah ditentukan Sir Emillo sebelumnya.

Ada sebuah adegan yang pernah membuat Raflesa terpukau ketika melihat side story dari Lucy setelah menjelang kematiannya, dimana pov cerita diberikan kepada Sir Emillo yang berduka atas kematian Lucy yang merupakan sang tokoh penjahat wanita di dalam novel.

Adegan itu bermula dengan seorang Pria yang terlihat mematung sembari menatap sapu tangan yang indah digenggamannya. Itu merupakan saputangan termanis yang pernah diberikan Lucy kepadanya.

“Saya.. seharusnya saat itu saya lebih berusaha untuk menghentikan pernikahan Nona..” kutipnya dipenuhi rasa penyesalan.

Dimana ia teringat akan perbincangan terakhir mereka dikamar Lucy. Saat itu, Lucy telah memakai gaun pengantin indah yang melekat ditubuhnya, karena hari itu merupakan hari pernikahan Lucy bersama Reygan yang akan langsung dinobatkan sebaai Raja dan Ratu dari kerajaan Garfield. Pernikahan mereka tampaknya diselenggarakan dengan tergesa-gesa karena Yang Mulia Raja yang sebelumnya telah meninggal dunia.

Tepat sebelum pergi meninggalkan kamarnya, Crylo selaku ksatria pelindungnya datang menggenggam erat pergelangan tangan Lucy, dengan wajah memohon ia berkata, “Saya mohon, hentikan ini Nona.” tuturnya yang benar-benar merasa putus asa.

Gadis itu hanya menggelengkan kepalanya, “Tidak bisa Sir, Saya mencintainya.” tolaknya dengan wajah yang berseri-seri.

“Saya bersedia mengikuti Nona kemanapun anda pergi, asalkan Nona tidak pernah terluka seperti ini lagi.. Saya mohon! Anda tidak perlu hidup dengan memaksakan diri sampai seperti ini Nona... anda tidak perlu mengemis cinta hanya karena ingin berada disisi Yang Mulia.. saya mohon dengarkan perkataan saya Nona.. ayo pergi bersama.” Wajahnya terlihat pilu, ia menatap wajah Lucy dengan tatapannya yang penuh makna. Pria itu menawari Lucy untuk kabur meninggalkan kerajaan ini bersamanya.

Sayangnya Lucy tidak mungkin mengabulkan permintaannya, ia menampik permintaan Pria itu diiringi rasa bersalah. “Maafkan saya sir, setelah lika-liku ini terjadi kepadaku. Pada akhirnya saya tetaplah pemenangnya, sebentar lagi saya akan dinobatkan menjadi Ratu dari kerajaan ini, saya hanya percaya bahwa suatu hari nanti, Hati Yang Mulia tetap akan kembali kepada saya.” tolaknya yang sama-sama merasa berduka.

Lucy hanya percaya bahwa suatu hari nanti, Putra Mahkota yang selama ini telah berpaling darinya akan kembali mencintai Lucy di seiring berjalannya waktu.

Pada akhirnya penolakannnya membuat wajah Pria itu terlihat murung diiringi perasaaan kecewa yang membeludak. “Sampai akhirpun anda selalu memanggil saya dengan sebutan formal ya..” lirihnya dengan tatapan yang kosong.

Lucy yang berada didepannya hanya bisa terdiam dipenuhi perasaan bersalah, karena ia tidak bisa membalas perasaan Sir Emillo hingga detik akhir. Perasaan yang ia miliki hanyalah mencintai Reygan bahkan hingga nafas terakhirnya, pikiran Lucy hanya akan selalu dipenuhi dengan Pria itu.

Seperti pusaran takdir yang kejam, Lucy tidak pernah diberikan kehidupan yang membahagiakan bahkan barang sedetik pun, pembicaraan mereka yang teramat dalam itu merupakan salam perpisahan yang diberikan Lucy kepada Sir Emillo. Karena tepat ketika upacara janji suci tengah berlangsung, Lucy diseret-seret dari altar pernikahannya sendiri bahkan sampai menerima perlakuan yang tidak manusiawi disana.

Usai dilempari batu sembari diteriaki, “Dasar Penyihir!” oleh rakyatnya sendiri. Tubuhnya kini diikat dan dibakar hidup-hidup sampai perempuan itu benar-benar meregang nyawa.

Benar-benar kehidupan yang malang, kisah cinta mereka berdua tidak ada yang terwujud. Dimana Lucy yang tak pernah mendapatkan balasan cintanya dari Reygan, dan Sir Emillo yang telah kehilangan seseorang yang paling berharga untuk dirinya selamanya.

“Malangnya aku.” tuturnya diiringi kekehan pasrah, gadis itu hanya merasa tak habis pikir dengan jiwanya yang harus terperangkap di dalam tubuh ini.

Aku tidak mau mengalami kematian yang mengenaskan seperti Lucy. Bukankah penulis Novel ini terlalu jahat telah menciptakan karakter Lucy dengan perlakuan yang kejam seperti ini? Setidaknya.. Lucy hanyalah seorang anak kecil yang kesepian, dia hanya mengharapkan cinta dari seseorang.

Ia selalu berusaha keras memenuhi segala ekspektasi mereka semua. Lucy yang dengan suka rela menerima takdirnya sebagai calon Ratu hanya mengharapkan Reygan untuk membalas perasaannya dikemudian hari. Namun Yang Mulia bahkan tidak menghormati Lucy yang akan menjadi pasangan hidupnya itu.

Putra Mahkota malah jatuh hati kepada seorang gadis dari keluarga baron hingga mereka menjalin hubungan asmara dibelakang Lucy. Fufu, siapa yang tak berapi-api ketika mendengar berita seperti itu? Ini merupakan hal yang wajar jika Lucy yang merupakan seorang tunangan resmi membabi buta dan mengamuk terhadap wanita selingkuhannya.

Dia melampiaskan rasa kekesalannya, segala amarahnya yang bertumpuk di dalam hati kepada Sheyra yang merupakan tokoh utama di dalam novel. Hingga Lucy mendapatkan kematian yang dianggap sebagai ganjaran atas perbuatannya selama ini.

“Aku tak mengerti lagi! Yang selingkuh itu Yang Mulia, kenapa yang dihukum mati malah Lucy?! Benar-benar menjijikan,” gumamnya yang tertahan di tenggorokan.

Sebuah ketukan pintu membuat lamunannya yang panjang itu menjadi buyar, dengan segera ia mempersilahkan seseorang untuk segera masuk kedalam ruangannya. Tak lama kemudian seseorang muncul dengan aura penuh tekanan dan wibawa.

“Selamat Siang Nona, saya Jeanne Lagherta. Senang bertemu dengan anda.” Sapa wanita paruh baya itu.

“Senang bertemu dengan anda juga, Marchionest Lagherta.” Sapanya ramah diiringi salam etiket para bangsawan.

Telah turun temurun untuk keluarga Marquess Lagherta dalam memberikan pendidikan kepada calon Ratu di masa depan. Ini bukanlah hal aneh karena telah dilakukan dari generasi ke generasi bersamaan sejarah yang memukau dan membanggakan.

Tanpa perlu basa-basi yang panjang, pengajaran kelas calon Ratu kini telah dimulai. Pendidikan yang akan diberkan secara bertahap mencakup dalam pelatihan komunikasi, etiket, ilmu berpolitik dan ekonomi. Karena seorang Ratu harus bisa memuat koneksi serta mengajak kerja sama menguntungkan diantara pedagang, bangsawan dan bahkan antar negara.

Etikat sudah pasti diperhatikan secara ketat, bagaimana caranya bersikap sopan namun berwibawa sehingga membuat orang merasa segan kepada dirinya yang merupakan seorang Ratu. Bagaimana caranya menjalin hubungan baik diantara bangsawan dan juga Rakyat. Serta hidup dengan menjaga martabatnya, karena Ratu merupakan wajah dari Kerajaannya.

Pelajaran ini akan menjadi sesi yang melelahkan untuknya, untungnya gadis itu mau menerima pengajaran Marchionest dengan baik.

...***...

Pelajaran untuk hari ini telah usai dilakukan. Selesai berpamitan dengan sopan, tampaknya mereka akan bertemu kembali di esok hari. Lucy kini hanya menjatuhkan dirinya di atas sofa, sesuatu yang berasap tampaknya muncul dari kepalanya.

“Aku bisa gila!” dengusnya sembari menutupi telinganya rapat-rapat.

Kalian bayangkan saja, sedari tadi selama 5 jam Lucy disuruh menghapalkan sejarah berdirinya kerajaan Garfield tanpa istirahat sekalipun?!Kepalanya seperti benar-benar mau meledak, ia bahkan melewatkan jam makan siangnya yang membuat perut mungilnya itu berbunyi keroncongan.

Ketika dicek suhu tubuhnya, rasanya seperti panas karena demam, “Aku sepertinya terlalu memaksakan diri sejak kemarin,” lirihnya yang mencoba untuk membangkitkan diri. Selain itu, otak ku yang sudah lama tidak berfungsi ini mungkin sedikit merasa terbebani ketika menerima pengajaran dari Marchionest tadi.

Tak berlangsung lama, Sir Emillo memasuki ruangan setelah mengetuk pintunya beberpapa kali. Dengan raut wajah yang tegas, ia kini ingin menyampaikan pesan dari Putra Mahkota kepadanya. Tapi sebelum itu, “Apa anda baik-baik saja?” tanyanya yang terlihat khawatir

“Saya baik-baik saja Sir,” tukasnya yang mencoba menutupi kondisi tubuhnya sendiri.

“Tapi wajah anda pucat Nona,” tutur pemuda itu, anda benar-benar mengkhawatirkan saya ya? Kalau begitu..

“Sungguh tidak apa-apa. Saya hanya sedikit lelah.” serunya dibarengi senyuman ceria diwajahnya. Melihat sikap Lucy yang seperti biasa cukup membuat ksatria itu bernafas lega dan bersyukur jika keadaan Lucy memanglah baik-baik saja.

Namun kenyataannya Pria itu hanya tertipu dengan akting kecilnya, “Ada apa sir?” tanya gadis itu penasaran. Bukankah sekarang adalah waktunya pulang? Apa dia berniat mengantar saya lagi sampai ke kereta kuda? Pikirnya didalam hati, namun jawaban Sir Emillo tampaknya berada diluar perkiraannya.

“Yang Mulia mengajak anda untuk menikmati makan siang bersama,” tutur kata Pria itu diiringi wajah tampannya yang teramat serius.

“Umm..”

APA?! Dia mengajakku makan siang? Mau apalagi sih?!

Terpopuler

Comments

Riyu AM

Riyu AM

mungkin lebih tepatnya politik dan ekonomi untuk saran aja thor.
karena ratu/raja pasti berhubungan dengan pemerintahan kerajaan teesebut pasti hrs ngerti politik dri pda bisnis lebih tepat disebut ekonomi

2023-08-29

2

Celyn Oktavius

Celyn Oktavius

jangan jangan

2023-08-01

4

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!