NovelToon NovelToon

Surviving As The Protagonis

Prologue

Percintaan yang hancur dengan hidup yang diabaikan oleh orang-orang disekitar ku, kini telah menjadi makanan sehari-hari untuk seseorang yang menyedihkan seperti aku.

Ayah yang tidak pernah khawatir akan putrinya, Ibu yang keberadaannya entah ada dimana, dan juga seorang kekasih yang dengan teganya mengkhianati perasaanku.

Hidup terkungkung di istana dengan mengabdi dan belajar untuk bagaimana caranya hidup sebagai seorang Ratu kini terpatahkan begitu saja karena Putra Mahkota mencintai wanita lain.

Bahkan lelaki yang kucintai itu dengan teganya mengatakan sesuatu yang membuatku terluka dan kecewa.

Mereka memanggilku jahat, bengis, dan tak berperasaan hanya karena aku bersikap kasar kepada seorang perempuan yang begitu dicintai oleh tunanganku.

“Apakah ini adil untuk ku?”

“Apa aku juga harus menerima kenyataan hubungan mereka dan bersikap manis kepada kekasih tunanganku?”

Mataku terangkat menatap langit malam yang membiru indah. Aku bertanya dan bertanya, apakah kelahiranku hanyalah untuk menjadi sebuah batu loncatan pada kisah cinta mereka?

Mengapa aku harus dijatuhi hukuman mati hanya karena perbuatan yang bahkan bukan aku pelakunya..

Dibalik kobaran api yang melahap tubuhku, aku menangis dan menjerit, kenapa aku harus menyaksikan dirimu yang hanya diam saja ketika tubuhku mulai hangus termakan api.

Apa Yang Mulia begitu bahagia jika kematian datang menghampiriku? Dengan begitu kisah cinta kalian akan terwujud dengan menjadikan wanita itu seorang Ratu disisimu?

Oh Dewa….

Berkali-kali aku bertanya, apa salahku? Mengapa engkau melahirkan aku dengan nasib yang menyedihkan seperti ini…

Apakah kau mendengar suara hatiku?

Aku tidak ingin mati….

...***...

Lirihan pilu dan menyedihkan itu merupakan kata hati terakhir yang diucapkan seorang tokoh antagonis Lucy Fleur Barayev pada sebuah novel terjemahan historical yang berjudul ‘Akulah pemenangnya.’

Raflesa Angelica tampak menangis dengan tersedu-sedu setelah membaca akhir kehidupan dari seorang tokoh penjahat wanita, karena ia merasa bahwa hidup mereka begitu tidak ada bedanya.

Yaitu, “Hidup dengan menyedihkan, hanya karena menjadi korban dari keegoisan semua orang.”

ujarnya dengan wajah terpejam.

Sembari menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih, sebuah pemikiran kini terlintas di benaknya, “Aku merasa perasaan kita saling terhubung seolah dapat memahami satu sama lain, tapi jika aku menjadi kamu—” ucapnya yang sempat terhenti dikarenakan rasa kantuk yang melanda.

“Aku takan membiarkan diriku terbunuh dan mati mengenaskan.” lanjutnya yang sedetik kemudian pergi ke dunia mimpi.

Sayangnya, kini beribu-ribu kalimat yang tersemat dibibirnya hanyalah rasa penyesalan yang menumpuk karena telah mengatakan hal itu dengan mudahnya.

Tampaknya setelah membaca novel yang menyedihkan itu hingga tamat, Raflesa yang sebelumnya telah menangis sejadi-jadinya hingga ketiduran itu kini terlempar ke sebuah mimpi yang aneh dan tidak ada habis-habisnya.

Apakah kalian percaya akan adanya kehidupan di dimensi lain, atau dunia didalam sebuah novel?

“Aku mencoba untuk tidak mempercayai hal mitos itu namun kenyataannya hal itu terjadi kepada diriku sendiri.”

Halo teman-teman 👋🏻

Ini novel baru dari Hernara, semoga kalian suka yaa^^

Jangan lupa untuk tap tombol like nya ya😉

Sampai jumpa di Chapter selanjutnya!

Chapter 1 : Pesta Pertunangan

Sebuah diamond hall yang berletak diistana kerajaan Garfield, kini tengah mengadakan pesta pertunangan yang begitu besar, megah, dan meriah. Ini merupakan pertunangan antara Putra Mahkota dari kerajaan Garfield dengan seorang Putri bungsu yang memiliki darah penyihir dari keluarga Count Barayev.

Aula besar yang telah dipakai menjadi tempat suci untuk melaksanakan pesta pertunangan itu kini dipenuhi para bangsawan dengan sebuah obrolan dan tarian dansa yang memukau. Ini merupakan pemandangan indah yang sangat di damba-dambakan oleh manusia modern seperti kita.

Hanya saja, apakah kalian tahu apa itu mimpi buruk? Sebuah mimpu buruk yang bahkan bisa membuat kalian tidak terbangun selamanya?

Ya, aku saat ini tengah mengalaminya.

“Lucy, atur raut wajahmu,” tegur seorang Pria dengan tajam. Gadis itu hanya mendongak untuk menatap wajahnya dengan tatapan tak suka.

Benar adanya, Pria yang sedari tadi ia gandeng menghabiskan waktu berjam-jam lamanya itu adalah Putra Mahkota, seorang tunangan dari gadis cantik bernama Lucy Fleur Barayev.

Pria berperawakan tinggi dengan tatapan tajam bagai elang itu merupakan Putra Mahkota dari kerajaan ini, Pria yang akan mengisi takhta kerajaan dimasa depan nanti.

Ia bernama Reygan Garfield, seorang pemuda yang bahkan ketampanannya seperti pahatan patung porselan. Benar, tokoh Pria yang paling aku benci di dalam novel!

“Kau baik-baik saja?” tanya Pria itu yang merasa heran dengan reaksi Lucy yang hanya diam saja.

“Maaf, saya hanya kelelahan Yang Mulia.” tutur perempuan itu diiringi wajah berseri-seri ketika menatap iris ruby di hadapannya.

Para penghuni pesta kini berbisik-bisik melihat pertikaian Lucy dan Reygan yang malah dianggap sebagai bentuk kedekatan sepasang kekasih.

Mereka berpikir bahwa banyak rumor yang tidak baik tentang hubungan mereka, akan tetapi “Bukankah mereka berdua akan menjadi pasangan yang sangat cocok dan penuh kharisma setelah mengisi tahkta kerajaan?” tanya salah satu bangsawan di perkumpulan mereka.

“Saya setuju soal itu, perpaduan Manusia terkuat di kerajaan dengan pasangannya yang seorang penyihir, kriteria mereka memang cocok!” puja mereka yang menatap Lucy dengan Reygan sebagai potret lukisan yang luar biasa.

Raut wajah Lucy kini terlihat tidak nyaman ketika para bangsawan sangat sibuk mengerubungi mereka berdua dan bahkan sampai membicarakan mereka.

Ini cukup melelahkan untukku yang tidak begitu suka menjadi pusat perhatian.

Tapi mau bagaimana lagi? Ini merupakan hal umum yang terjadi dikalangan bangsawan.

Para bangsawan juga kini berbisik buruk tentang pertunangan mereka saat ini.

“Walaupun Nona Lucy memang merupakan penyihir terbaik di angkatannya, kenapa harus dia yang menjadi tunangan Putra Mahkota dikala bisnis pertambangan Count Barayev hampir bangkrut.” bisik salah satu bangsawan yang teramat heran.

“Kau bodoh?! Tidak ada lagi kandidat bangsawan yang memiliki darah penyihir di kerajaan kita kan?! Ada sih perempuan jelata itu, tapi sekarang dia telah menikah dan menjadi Marchionest muda.” timpal bangsawan lainnya dengan tatapan tak suka.

Lucy tampak memperhatikan beberapa bangsawan yang tengah membicarakan dirinya di belakang, kelakuan mereka benar-benar tidak sopan.

Jika kalian mencoba berbisik-bisik tentangku dibelakang, setidaknya jangan biarkan aku mendengarnya dong?!

Gadis itu menggerutu sebal di dalam hatinya, ia merasa bahwa tingkah laku bangsawan sepertinya hanya senang untuk membuat suasana hatinya murka.

“Sstt! Nona Lucy menatap kesini!” lagi-lagi mereka sukses membuat raut wajah Lucy terpampang rasa jengkel saat ini juga.

Klotak.. klotak..

Dentingan hak sepatu seseorang membuat semua mata tertuju kepadanya, seorang gadis berambut merah yang mencolok dengan gaun hitam yang melekat ditubuhnya, ia cukup menuai banyak kritikan dari para bangsawan.

Mereka berpikir apakah perempuan berambut merah itu ingin membuat onar lagi dihari yang berbahagia ini?

“Bisa-bisanya dia memakai pakaian yang seolah berduka di hari pertunangan Yang Mulia.” serunya merasa hal ini akan menjadi bahan gossip yang menyenangkan.

Fufu..

“Nona-nona bukankah Yang Mulia terlihat terpaksa menerima pertunangan ini? Karena setelah terjadinya kecelakaan 2 tahun yang lalu, Yang Mulia sepertinya tidak memiliki pilihan lain selain menerima pertunangan ini dengan lapang dada.” ujaran seseorang diiringi tawa renyah.

Saat ini Lucy hanya menggertakan giginya, ia membatin dengan perasaan yang aneh.

Gadis bersurai merah itu merupakan Sheyra Chevelle, gadis seusianya yang entah kenapa akhir-aknir ini suka bergosip terang-terangan didepannya.

Lalu apa yang lebih penting dari keberadaan perempuan itu saat ini? Ia adalah seorang Putri dari keluarga baron yang tak lain merupakan tokoh utama wanita di dunia ini.

Ya, dunia Novel menyedihkan yang berjudul, ‘Akulah pemenangnya!’

Benar adanya, Lucy aka Raflesa Angelica, hanyalah perempuan asing yang terlempar kedalam dunia Novel yang ia baca sendiri. Tepatnya Raflesa hanya seorang gadis desa yang gemar membaca novel. Sebelumnya Raflesa hanya menangis tersedu-sedu, bahkan ia menangis sampai tertidur lelap.

Dirinya hanya merasa terluka ketika memikirkan akhir dari tokoh antagonis ‘Lucy Fleur Barayev’ yang menyedihkan.

Anehnya setelah membuka kelopak matanya, untuk pertama kalinya ia merasa asing dengan interior dan nuansa kamar yang terlihat mewah mencolok dimatanya.

Tahu-tahu, setahun telah berlalu semenjak aku tinggal dan beradaptasi di dunia baru ini. Ini memang kehidupan baruku, tapi-

Wajah cantiknya yang tengah melamun itu kini terbuyarkan dengan tatapan Reygan yang menatapnya tajam, “Aku tahu kamu kesal, tapi tahan amarahmu itu.” bisiknya bernada datar.

Lucy hanya merasa tak habis pikir kepadanya, untuk apa ia repot-repot mengingatkan hal yang sudah pasti dirinya sendiri juga pahami?

Kini Sheyra tampak tersenyum puas ketika mendapati Lucy diselimuti cemoohan dari para bangsawan, dan Lucy saat ini diam tanpa membalas perilakunya bukan berarti karena takut kepadanya. Tapi ini karena Lucy harus menjaga martabatnya di pesta pertunangan yang digelar secara terbuka.

Namun hatinya berkata bahwa perempuan itu sedari tadi memang sengaja memancing pertikaian dengannya. Ia hanya mengucapkan sumpah serapah, bagi Lucy perempuan itu hanyalah batu kerikil dijalanan, kuat dan tak mudah dihancurkan, namun dirinya sendiri tidak begitu bernilai.

“Aneh…. Sheyra yang aku kenal sikapnya tidak begini.” gumamnya sembari menundukkan wajahnya.

Lucy hanya menyayangkan dengan wajah cantik Sheyra yang seperti malaikat itu, namun sifat dan kelakuannya benar-benar bertolak belakang! Lucy hanya membatin kesal, rasanya ia ingin menjambak gumpalan merah itu.

“Lucy.” Pria itu menegur lagi, ia merasa bahwa Lucy benar-benar kehilangan fokus hari ini.

“Saya mengerti Yang Mulia, saya tidak mungkin menciptakan keributan di hari yang bersejarah ini.” cetus Lucy dengan senyuman hangatnya. Awalnya Reygan terlihat membulatkan matanya, namun suara aneh malah terdengar di bibirnya.

“Ffftt..” tawanya benar-benar pelan.

“Yang Mulia menertawakan saya?” tanyanya dengan raut wajah kesal.

“Tingkah lembutmu itu sangat tidak cocok dengan kepribadianmu.” bisiknya begitu dekat, jemari tangannya kini teralih untuk mencium punggung tangan Lucy dengan lembut.

Netra coklatnya kini terlihat mengebu-ngebu memunculkan sebuah percikan api yang menandakan bahwa kesabaran yang sedang ia tahan sedari tadi benar-benar mencapai batasnya.

Kini ia menatap iris ruby itu dengan lekat, diraih tengkuk pemuda itu dengan paksa hingga tatapan mereka benar-benar bertemu, ujung bibirnya kini terangkat menampilkan senyuman miring.

“Yang Mulia sebenarnya ingin saya bersikap seperti apa?! Saya hanya sedang berusha untuk menyesuaikan diri saya didepan Yang Mulia.” tuturnya benar-benar mengintimidasi.

Sejenak Pria itu mematung di hadapan Lucy, dengan tatapan yang masih tak teralihkan jemarinya kini menyisipkan beberapa helai rambut Lucy ditelinganya, kemudian ia berbisik dengan bibir yang hampir menyentuh daun telinganya.

“Tidak perlu berusaha keras untuk menyesuaikan diri denganku, karna aku hanya berniat bertunangan saja denganmu.” bisiknya bernada merendahkan, deru nafasnya yang hangat kini membentur telinganya yang membuat Lucy merasa geli dan juga merinding.

Deg..

Tadi dia bilang apa?! Hanya bertunangan? Apa wajahku terlihat seperti menginginkan pernikahan itu denganmu?!

Tangannya terkepal keras, jika disini hanya ada mereka berdua, sebuah tinju pasti sudah melayang diwajah Pria menyebalkan itu. Sayangnya ia bisa saja dijatuhi hukuman mati jika melakukan itu tepat di depan para bangsawan.

“Dasar menyebalkan.” kecamnya pelan, ia kini hanya diam sembari menatapnya tajam.

Rasanya ia ingin membuat kekacauan seperti tokoh antagonis di pesta ini, namun ia juga merasa takut akan mengacaukan alur novel jika bertindak lebih jauh dari ini.

Tapi aku sudah mengacaukan semuanya! Ia hanya menjerit di hati kecilnya, jika saja ia tersadar sejak awal bahwa dirinya benar-benar masuk kedunia ini, situasi ini mungkin saja tidak akan terjadi.

Puk.. pukk..

Pergelangan tangannya yang kekar kini mengusap surai lucy dengan lembutnya, gadis itu hanya melongo kebingungan dengan sikap Putra Mahkota di depannya ini.

Lihatlah, Pria sialan itu kini tersenyum melihatku? Sikapnya yang berubah menjadi lembut itu seakan ia menyukai Lucy, namun disisi yang lain perubahan sikapnya yang dingin seolah menggambarkan betapa bencinya Reygan terhadap Lucy.

“Mungkin memang begitu.” ujarnya dengan tatapan yang tak biasa, Lucy hanya mendecih. Apa barusan Pria itu mengakui bahwa dirinya memang menyebalkan?

Wajah Lucy kini terlihat berkeringat dingin, tatapan Pria itu tampak menyeramkan sampai-sampai membuat bulu kuduknya merinding. Kenapa iris kemerahan yang seperti permata ruby itu kini dipenuhi kabut berwarna ungu yang memudar?

...***...

Brukk..

Usai melempar sepatu heelsnya sembarangan, gadis dengan surai pirang itu kini menjatuhkan dirinya di tempat tidur. Ia merasa lelah telah melewati hari yang panjang ini dengan sekuat tenaga.

Lucy berbaring dengan gaun putih yang masih melekat ditubuhnya, sepertinya ia hanya ingin beristirahat tanpa membilas dirinya terlebih dahulu. Kelopak matanya yang sayu kini menutup secara perlahan diiringi rasa kantuk yang berat, sedetik kemudian matanya terbelalak dengan perasaan kesal yang telah bertumpuk menjadi satu.

“Kenapa aku harus menjadi Lucy?!!” amuknya sembari menjambak rambutnya sendiri.

Gila, perempuan itu merasa gila! Setelah beberapa kali percobaan ia lakukan untuk membatalkan pertunangan ini, semuanya tidak ada yang berhasil. Pada akhirnya Lucy tetap bertunangan dengan tokoh utama Pria di dalam novel.

Bukankah seharusnya ini kabar gembira, karena sang tokoh utama wanita telah bertunangan dengan tokoh utama pria?

“Aku juga inginnya begitu.. tapi aku hanyalah sesosok antagonis di dunia yang asing ini.” tuturnya benar-benar putus asa.

Ia memeluk erat tubuhnya, tangannya terasa gemetaran seolah ia benar-benar merasa takut dengan dunia ini. Terlebih, kenapa ia harus memasuki tubuh seorang antagonis yang akan mati di usia muda begini?

“Padahal hidupku sendiri sudah menyedihkan, sekarang aku harus merasakan hidup menderita sebagai orang lain juga.” lanturnya sembari membenamkan matanya.

Lucy hanya berpikir, “Untuk apa bertunangan dengan Pria yang bahkan dimasa depan nanti akan membiarkan tunangannya sendiri mati?”

Tepat di saat upacara pernikahannya berlangsung, Lucy yang merupakan tokoh antagonis akan diseret dari altar pernikahannya hingga mati dibakar hidup-hidup karena mendapatkan tuduhan tidak berdasar sebagai seorang penyihir kegelapan.

Sebelumnya aku memang berkata takan membiarkan diriku mati seperti Lucy, tapi bukan berarti aku akan menggantikan kehidupannya untuk menghindari kematian Lucy seperti ini..

Matanya kini teramat sayu, ia merasa bahwa kantuknya tidak bisa ditahan lagi. Tepat sebelum dirinya tertidur dengan pulas, Lucy hanya melanturkan sebuah kalimat.

“Alangkah bahagianya jika aku menjadi Sheyra saja..”

Jangan lupa untuk tap jempolnya ya😉

Sampai berjumpa di chapter selanjutnya 😙

Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis

Pagi yang cerah tengah datang menyapa, gadis dengan surai blonde itu kini terbangun dari tidur lelapnya diiringi wajah yang cerah. Ia merasa sedikit beruntung karena hari ini dapat tertidur dengan nyenyak juga diberikan mimpi yang lebih baik.

Sepertinya ia terbangun dengan tubuh yang segar dan juga penuh semangat. “Rasanya hari ini aku hanya ingin menghabiskan waktu dengan hal-hal yang indah saja.” gerutunya merasa bahwa hal ini cukup disayangkan, karena siang nanti Lucy harus segera bergegas ke istana untuk mendapatkan pendidikan calon Ratu disana.

Satu tahun memang telah berlalu, Lucy aka Raflesa sebenarnya sangat senang telah hidup menjadi orang kaya dan bahkan tidak segan-segan untuk menghamburkan harta tuan count dan hidup menjadi gadis pemboros selama satu tahun ini.

“Hanya saja aku tidak mengetahui kenyataan yang ada bahwa tuan count saat ini sedang krisis finansial, aku tidak begitu tahu karena setiap meminta uang ia dengan sukarela memberikannya.” sesal gadis itu sembari menjambak rambutnya sendiri, saat ini ia hanya merasa tidak enak hati kepada Harrison Fleur Barayev yang merupakan Ayah kandung dari Lucy.

Walaupun tubuh gadis yang sedang ia rasuki hanya memiliki jabatan sebatas Putri Count, sebenarnya hartanya begitu banyak dan berlimpah dikarenakan Harrison mengelola tambang emas dan berlian terbesar di kerajaan Garfield. Namun benar adanya bahwa keluarga Count Barayev saat ini tengah di ambang kebangkrutan, karena berlian yang ada di pertambangan mereka semakin lama semakin mulai berkurang.

“Sebagai bentuk permintaan maafku yang kurang dewasa ini, sebaiknya aku harus segera membantu keuangan Ayah. Walaupun yang kurasakan selama satu tahun ini, ia tidak begitu memperhatikanku. Tapi dia tidak pernah menolak jika aku meminta uang dalam jumlah yang besar.” tuturnya sembari memeluk lutut.

Matanya terpejam, ia hanya merasakan satu hal tentang Ayah barunya. “Dibandingkan Ayahku, aku rasa dia Ayah yang cukup baik.” gumamnya dengan perasan hangat.

Raflesa juga memiliki seorang Ayah yang kejam sebelumnya, ia merupakan pengusaha yang bangkrut akibat hidupnya yang sering mabuk-mabukan dan berjudi. Hingga mereka jatuh miskin dan tinggal disebuah desa terpencil, perlakuan yang ia dapatkan sehari-hari hanyalah memperkerjakan dirinya setiap hari, menyiksanya, hingga menelantarkannya.

“Ayah yang seharusnya menafkahi Putrinya malah menelantarkan seperti itu, pantas saja saat itu Ibu memilih pergi.” lirihnya yang tiba-tiba teringat akan kehidupan masalalunya.

Sebuah bel yang tersimpan diatas nakas kini Lucy gunakan untuk memanggil salah satu pelayan pribadinya, tak memakan waktu lama pelayan tersebut datang memasuki kamarnya. Wajahnya saat ini terbilang kaget saat mendapati Lucy yang sudah bangun pagi-pagi.

“Nona rupanya sudah bangun. Apa kemarin anda bermimpi indah?” tanya pelayan itu sembari menyibakkan tirai kamar Lucy.

“Kemarin aku bermimpi indah tentang Flona.” tuturnya bersemangat. Gadis itu nampak tersenyum mengamati tingkah Lucy yang mulai berseri-seri lagi. Karena selama beberapa hari ini, pelayan pribadinya itu merasa bahwa Lucy selalu tidak bersemangat dengan wajah muramnya.

“Tentang saya?” tanyanya penasaran sekaligus ini kabar yang mengejutkan untuknya.

“Di mimpi saya melihat flona tengah mengendong bayi. Benar-benar kabar yang mengejutkan, sepertinya di masa depan nanti Flona akan menikah.” Lucy terlihat senang ketika menceritakan mimpi tentangnya.

“Wah~ tapi saat ini saya belum ada kepikiran untuk menikah, saya masih muda.” respon perempuan itu sembari memberikan wadah berisikan air untuk cuci muka untuknya.

Seperti yang disebutkan Lucy, ia adalah Flona Aldrich yang merupakan pelayan pribadi Lucy. Mereka juga berteman sejak kecil karena Flona telah melayani Lucy sejak berusia 5 tahun.

Selama satu tahun telah berlalu di dunia yang asing untuknya, Lucy hanya merasa tidak terlalu kesepian ketika ada Flona bersamanya. Ia juga dapat merasakan perasaan Lucy yang tertinggal ditubuhnya, perasaan yang hangat dimana ia menyayangi Flona yang sudah seperti keluarga sendiri untuknya.

“Tapi masa depanmu cerah Flona.” tuturnya sembari menatap pantulan wajah cantiknya dibalik air mawar itu.

Benar, aku telah melihat masa depan Flona lewat mimpi.

“Nona bisa saja~ tunggu sebentar, saya akan menyiapkan air hangat dulu.” pinta gadis itu yang tak lama kemudian melenggang pergi ke kamar mandi.

Lucy hanya mengangguk, sembari menunggu Flona ia tiba-tiba saja terpikirkan akan kehidupan Lucy yang asli. Tokoh yang paling menyedihkan di sebuah novel yang ia baca sebelum tidur.

“Lucy ya.... jika aku berada disini, kamu ada dimana?” tanyanya tak begitu bersemangat.

“Jika diingat kembali kisahnya, Lucy hanyalah tokoh antagonis sejati yang diciptakan untuk menyakiti tokoh utama wanita didalam novel ini.” gumamnya sembari merebahkan dirinya kembali.

Paras Lucy digambarkan cantik seperti reinkarnasi penyihir abadi, surainya berwarna pirang bergelombang dengan iris matanya yang bewarna coklat terang. Ia mendapatkan julukan seperti itu dikarenakan darah seorang penyihir mengalir ditubuhnya. Selain itu, parasnya yang tajam dan mengintimidasi memanglah cocok untuk disebut seorang antagonis.

Kepribadian yang ia pupuk selama ini sangatlah baik, Lucy juga menjadi sosok panutan, karena ia merupakan perempuan yang paling berkelas, cerdas, berbakat, dan juga menjadi lulusan terbaik di akademi sihir pada angkatannya.

Dan fakta yang ia dapatkan, ialah Raflesa yang ternyata telah menghancurkan citra yang dibangun dengan baik oleh Lucy selama ini. Seharusnya Lucy menjadi sosok antagonis ketika Putra Mahkota telah menyatakan cintanya kepada Sheyra, sang tokoh utama wanita itu.

“Namun kejadian itu saja masih jauh, dan yang aku lakukan selama satu tahun ini malah mengganggu keberadaan tokoh utama wanita!” tuturnya yang mulai frustasi.

Hidup boros, bersikap kasar, menindas, mengganggu Sheyra, semuanya telah ia lakukan selama ini yang ia anggap bahwa dirinya telah bermimpi panjang, nyatanya sampai detik ini juga ia tidak pernah terbangun dan kembali ketubuh aslinya.

Melihat sikapnya yang urakan dan tempramen begini, “Secara tidak langsung aku telah menjadi sosok antagonis lebih awal dari waktu yang telah ditentukan!” paniknya yang merasa bersalah, reputasi yang dibangun Lucy sejak awal hampir rusak begitu saja.

Tapi akhir-akhir ini sikap Lucy berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya karena ia merasa bahwa jiwanya akan terperangkap di tubuh Lucy selamanya.

“Gadis yang memiliki reputasi bagus seperti ini…. malah dicap sebagai antagonis bengis sampai akhir.” ujarnya yang merasa tak habis pikir dengan julukan itu, padahal menurut Raflesa, Lucy hanyalah tokoh wanita malang.

Saat berumur 5 tahun, Countes Rosella Barayev atau bisa disebut Ibu kandung Lucy, pergi meninggalkannya yang bahkan hingga akhir ini keberadaannya entah ada dimana. Kabar burung mengatakan bahwa Rosella pergi dan menikah lagi dengan pedagang kaya di negara sebelah.

Walaupun setelah mendengar hal itu Lucy tidak begitu menanggapinya, baginya rumor hanyalah rumor yang belum tentu ada benarnya, hati kecilnya hanya berharap bahwa suatu saat nanti sang Ibunda akan pulang dengan memeluknya hangat, karena semenjak Lucy lahir pun ia tidak pernah menyentuh Putrinya barang sehelai rambut pun.

Hal mengerikan juga pernah terjadi kepadanya dimana ia hampir menjadi korban pembunuhan saat berusia 10 tahun. Pelakunya diduga dari pesaing Count Barayev yang memiliki tambang berlian sebelah, ia mengutus pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Lucy.

“Sayangnya Lucy bisa melindungi dirinya sendiri dengan kekuatan sihir yang ia miliki, hingga kasus ini juga ditutup begitu saja.” ucap perempuan itu diiringi tawa renyahnya.

Haha, apa yang dipikirkan Ayah sih, apa dia tidak khawatir kepada Putrinya? Kenapa tidak megusut kasus ini sampai tuntas?

Lamunannya yang panjang kini terbuyarkan dengan keberadaan Flona yang kembali menghampirinya, “Nona, saya sudah selesai menyiapkan air hangat, lekaslah.” pinta Flona sembari membawakannya handuk.

Lucy terlihat menampilkan senyuman kecil dan berkata “Terimakasih.” untuknya, tak berselang lama ia meredam dirinya di dalam bathub yang berisikan air panas dipenuhi gelembung berbusa.

“Huh… rasa letihku menghilang begitu saja. Tahu begini kemarin aku pergi mandi saja dulu..” sesalnya yang menyayangkan hal tersebut, tapi rasanya kemarin Lucy tidak begitu kuat untuk beranjak dikarenakan kaki jenjangnya yang terlalu lemas.

Ini karena aku memakai sepatu hak tinggi seharian! Dunia sialan, kenapa kehidupan seorang wanita di jaman seperti ini begitu menyiksa, selain itu aku tak suka harus memakai korset yang ketat begitu. Nafasku rasanya tertahan….

Tak lama kemudian ia menikamati sesi berendamnya dengan memejamkan kedua matanya, “Tidur sebentar tidak apa-apa kan….” pikirnya yang masih merasa lelah. Lagi pula ia berpikir bahwa Flona akan segera membangunkannya nanti.

Jika di telaah, nama Lucy memiliki arti pandai, sopan, eksfresif dan ceria. Seperti arti namanya, Lucy adalah gadis yang berhati hangat. Ia juga selalu bersikap teladan layaknya seorang wanita terhormat, hanya saja sikapnya berubah ketika seseorang yang ia cintai seperti separuh nafasnya itu berbalik Dan tak menghiraukan keberadaannya.

Reygan yang entah karena apa tiba-tiba berubah sikap kepadanya, hingga menyedihkannya Pria itu malah mencintai wanita lain dibelakangnya. Lucy yang gelap mata menghalalkan segala cara untuk memisahkan mereka berdua, namun apa yang ia dapatkan diakhir hanyalah kematian yang menunggu ajalnya.

“Tak ada yang membela Lucy bahkan hingga akhir hayatnya. Selain beberapa orang terdekatnya, semua para bangsawan hanya ikut memojokkan dirinya. Bahkan hingga perempuan itu mati, tak ada seseorang pun yang mengasihani sosoknya.” tutur gadis itu diiringi rasa mengantuk.

Aku yang orang asing ini malah membuat image lucy menjadi tokoh penjahat wanita bahkan ketika perannya itu belum dimulai. Hebatnya dia, rela menghancurkan hidupnya yang sudah sempurna itu hanya demi seorang pria tukang selingkuh seperti Reygan.

Menurut Raflesa yang terdampar di dunia novel ini, “Semua para bangsawan hanyalah segerombolan manusia munafik. Jika seseorang berguna, mereka akan berlindung dibawah pijakkannya. Jika orang itu sudah tidak bernilai, maka mereka hanya akan membuangnya tanpa ragu danmerasa bersalah.”

Jangan lupa bantu Tap Like nya ya😉

Sampai jumpa di chapter selanjutnya!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!