Chapter 17 : Ditolak?

Pagi yang cerah telah tiba, gadis itu mengucek kedua matanya kemudian memandangi ke sekitar, pandangannya masih berkunang-kunang karena ia tampaknya masih mengumpulkan nyawa.

Nampaknya saat ini matahari terlihat terik, ia pun terperanjat dan bangun dari tempat tidurnya dengan terburu-buru.

Tunggu-tunggu..

Bukannya..

“Hah? Bukankah kemarin aku tidur di sofa?” tanyanya aneh.

“Kalau tidak salah kemarin Putra Mahkota datang mencari ku kan..” tukasnya sembari mengingat-ngingat kejadian semalam.

Hem entahlah, sofa itu terlihat rapi seperti tidak dipakai tidur, apa semalam ia hanya berhalusinasi saja karena pengaruh obat kemarin?

“Tapi tidak ada mimpi buruk... aku merasa segar setelah bangun tidur.” tukasnya sembari menggeliat.

Mata itu pun kembali sayu, ‘Aku hanya bermimpi hal yang memilukan.’

Lucy pun menarik lonceng yang tersimpan di atas nakas kemudian menggoyangkannya untuk memanggil Flona, dan gadis itu pun muncul setelah beberapa menit berlalu.

“Ya Nona Lucy..” sahutnya menghampiri.

“Aku bangun siang seperti pemalas, kenapa Flona tidak membangunkan ku?” tanyanya merasa tak enak, ia juga memikirkan akan seperti apa nanti Marchionest Lagherta dalam menilai sikapnya yang lalai terhadap waktu.

Gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, “Yang Mulia berkata kelas Nona hari ini diliburkan dan menyuruh Nona untuk beristirahat dan memulihkan kesehatan Nona terlebih dahulu.” jelas Flona sembari menunduk.

“Ah.. aku tidak merasa sakit kok?” ucapnya berkesan bertanya.

“Tadi pagi Yang Mulia berkunjung, badan Nona panas.. dan Nona kelihatan gelisah.” tukasnya sembari menuntun Lucy kearah meja rias.

“Saya rapikan rambut Nona terlebih dahulu ya..” sahutnya dengan lembut sembari meraih sisir dan merapihkan surainya dengan terampil. Gadis itu hanya mengangguk mengiyakan.

‘Lho, kok Reygan berkunjung ya? Ku kira dia tidur disini.’ batinnya aneh.

‘Aneh banget, untuk disebut mimpi, ini terlalu nyata, lagi pula badan ku terasa sakit karena kemarin memaksakan tertidur dengan badan memiring di sofa.’ tuturnya merasa aneh.

“Jika hari ini libur, akhirnya aku bisa bersantai lagi walaupun hanya satu hari.” ujarnya diiringi senyuman lebar.

“Nona silahkan basuh wajah anda terlebih dahulu, saya akan menyiapkan air mandi.” tukasnya setelah membawa wadah air, dan gadis itu hanya menurut sambil berpikir ini sangat menyegarkan.

Walau sebelumnya dia cukup sulit untuk menerima dunia barunya, dia juga sebenarnya amat kesulitan dalam beradaptasi di tempat baru nan asing seperti ini.

Namun ingatan tubuh Lucy cukup dapat membantunya, setidaknya Lucy cukup bersyukur akan hal itu. Hingga pada akhirnya gadis itu terbiasa dan lama kelamaan menikmati hidupnya sebgai Lady bangsawan.

Hanya saja, ‘Kematian membuatku tidak tenang.’

Kini gadis itu pun berendam didalam bathub, ditemani Flona yang tengah membaluri shampo ke rambutnya. Gadis itu juga cukup terbiasa mengikuti rutinitas lady bangsawan seperti ini, dimana segala tindakan dan keperluannya tidak dilakukan sendiri, namun dilayani oleh mereka.

‘Awalnya hal seperti ini membuatku canggung sih.‘ gumamnya dalam hati.

‘Walau setahun lebih telah berlalu, aku tidak menyangka diacara perburuan yang diselenggarakan di tahun lalu Lucy berpartner dengan Sir Emillo, saat itu.. setidaknya Lucy yang asli masih hidup kan.’ tukasnya tanpa tenaga.

‘Ah... apa yang Sir Emillo pikirkan ya ketika saat bertemu aku malah menanyakan namanya lagi.. aku terlalu gegabah.. padahal mereka pernah bertemu.’ lanjutnya merasa frustasi.

“Nona lemaskan otot anda..” omel Flona yang tengah memijat kepala Lucy. “Ah baiklah-baiklah, aku tadi sempat memikirkan beberapa hal.” jawabnya sembari memejamkan mata.

‘Jika dipikirkan, aku memasuki tubuh Lucy dengan kondisinya yang tidak baik. Flona mengatakan Lucy telah pingsan selama 5 hari. Jika dipikirkan para pelayan di kediaman Count selalu berbisik soal perburuan itu.’ pikirnya tiba-tiba.

‘Mereka bilang, Nona mereka berubah semenjak kejadian itu..’

Gadis itu mengangkat sebelah alisnya dan berpikiran keras, ‘Sebenarnya ada kejadian apa yang menimpanya di perburuan kemarin? Hingga Flona berharap Lucy melupakan kejadian itu.. terlebih..’

‘Kamu memilih hilang dan menarikku ke dunia ini?’

Ia berpikir semua kejadian ini membuatnya semakik masuk akal.

‘Dan aku tidak bisa terpaku akan Novel yang kubaca sendiri.. karna semuanya tidak berjalan sama.’ asumsinya.

“Ah iya ngomong-ngomong, bagaimana ya soal Sir Emillo.” tukasnya tiba-tiba teringat suatu hal, dan Flona hanya menatap kikuk, “Soal Nona Sheyra ya?” tanyanya memastikan.

“Yaa, apa pencarian tentangnya sudah ada kemajuan.” tanyanya bingung mengingat hingga saat ini Sir Emillo masih belum mengatakan apapun.

“Yah Sir Emillo juga menitipkan pesan ke pada saya, katanya akhir-akhr ini beliau tidak bisa menjaga Nona untuk menemui beberapa informan secara langsung.” jelas Flona sembari mengguyurkan air ke setiap helaian surai Lucy dengan perlahan.

“Jadi sekarang Sir Emillo tidak ada disini?” tanyanya penasaran.

“Tidak Nona.”

“Waah~ Kalian jadi keliatan makin dekat ya. Cocok juga sih.” timpal Lucy yang tiba-tiba. Dan gadis bersurai coklat itu memerah padam seketika, “No-nona! Anda tidak boleh berkata seperti itu, Sir Emillo akan merasa terhina nanti! Bagaimanapun juga saya hanya pelayan pribadi anda, saya tidak akan berani-”

“Kau juga tetap keluarga bangsawan kan..” potong Lucy tiba-tiba. ‘Yah mau berkata seperti itu pun, bukankah hukum takdir mengatakan Emillo untuk tetap mencintai Lucy? Melihat reaksi Flona yang malu-malu begini membuatnya tersenyum miris..’

‘Yaa, Sir Emillo memang tampan sih.. tapi..’

“Ibu saya memang bersaudara dengan Ibunda Nona.. tapi saya tetaplah rakyat biasa Nona. Lagi pula saya hanya akan hidup dan mendukung Nona dengan sepenuh hati! Saya belum terpikirkan untuk menikah sama sekalii~” ujarnya diiringi senyuman lebar.

“Ada ada saja Flona..” tukasnya sembari menggeleng-gelengkan kepala.

“Nona diamlah!!” sebalnya ketika Lucy sedari tadi tidak mau diam.

“Ahh baik-baiklah~” kekehnya yang senang menjahili Flona.

...***...

Lucy kini hanya memakai pakaian rumah saja dan duduk di tempat tidur, sebenarnya ia ingin melakukan beberapa kegiatan ini itu. Namun Flona bersikeras melarangnya.

Jadi saat ini gadis itu hanya duduk ditempat tidur sembari mengemili disert yang Flona bawakan, dia merasa seperti gadis pemalas saja.

“Katanya aku demam. Apa aku terlalu memaksakan diri dalam belajar sihir ya, atau aku kelelahan dalam mempelajari ilmu pengetahuan? Aku juga tidak menyangka akan bangun tidur saat matahari sudah terik.” gumamnya aneh.

Dia dapat menyembuhkan apapun dengan kekuatan sihirnya, tetapi ia tidak bisa menghidupkan orang yang mati. Jika tubuhnya sudah seperti ini, ia pun tidak bisa apa-apa. Artinya ia sudah mencapai batas kemampuannya, dan di novel pun.. Lucy yang terlihat kuat, tegar, dan selalu terlihat baik-baik saja itu ternyata memiliki fisik yang tidak begitu baik.

‘Jadi jelaskan padaku, selama ini bagaimana kamu bisa untuk tidak menunjukan kelemahanmu di depan semua orang? Yah kecuali soal cintanya yang bertepuk sebelah tangan.. semua orang sudah tahu soal itu.’ mirisnya diakhir kalimat.

“Entah kenapa ini terasa hambar.” tukasnya sembari menatap makanan manis itu, gadis itu pun turun dari tempat tidur dan pergi kearah balkon, disana ia menutup kedua matanya dan menghirup udara secara perlahan. Deburan angin membawa surainya berterbangan.

“Andaikan aku bisa seperti ini setiap hari.” keluhnya dengan wajah cemberut.

“Jadi calon ratu ini sebenarnya ingin hidup dengan bermalas-malasan ya?” timpal seseorang tiba-tiba.

KYAAA!

Gadis itu terperanjat dan berteriak karena kaget, ia pikir siapa... ternyata hanya Putra Mahkota yang tiba-tiba muncul disampingnya.

“Yang Mulia! anda membuat saya kaget..” lirihnya sembari mengusap dadanya yang teras akan jantungan.

“Begitukah?” tanyanya tak merasa bersalah.

“Ha.. lagi pula anda kenapa masuk kamar saya seenaknya.” sindir gadis itu.

“Pintu kamarmu terbuka lebar tuh, lagi pula kenapa Lucy berdiri di depan balkon.” lirihnya bernada khawatir.

“.... Anda takut saya akan melompat dari atas sini?” tanyanya heran. Bukannya menjawab, Pria itu malah menatap kearah lain.

‘Dia kenapa sih?’

“Tenang saja, saya tidak mungkin kabur Yang Mulia. Lagi pula surat perjanjian itu mengatakan jika saya melanggar perjanjian, maka Ayah saya akan mati terbakar dengan sihir.” tukasnya diiringi senyuman yang terpaksa.

“Tidak, bukan seperti itu..” bantah Pria itu yang entah kenapa ekspresinya terlihat kesal.

Dia terkekeh, jadi alasan Lucy tetap bertahan disampingnya karena ini, di samping hal menakutkan itu Lucy juga bertahan karna mencintainya. Jadi intinya, semua flan yang ia rencanakan selam ini jatuh berantakan.

Gadis itu menghela nafas kesal, kenapa perjanjian ini seberat itu sih sampai-sampai harus melibatkan sihir? Dan kenapa hanya Lucy yang harus ditekankan?

‘Jadi kalau Putra Mahkota yang melanggar, tidak apa-apa gitu?’ lirihnya pasrah.

Lucy pun melamun, semalam Lucy yang asli memberinya mimpi, dimana disana terdapat Count Barayev dan juga Yang Mulia Raja, tidak lupa dengan Putra Mahkota itu yang ada di sampingnya.

Count Barayev terlihat mengiris salah satu jemarinya dan meneteskan darahnya kepada kertas perjanjian yang dilindungi lingkaran sihir yang kuat.

‘Jika dipikirkan, kenapa mereka sampai segitunya.. apa mereka benar-benar takut kalau gadis ini akan pergi melarikan diri?’ tukasnya heran.

Dan juga.. kenapa Ayah Lucy tidak mengatakan hal itu kepadanya, apa dia takut membuat Putrinya khawatir?

Ini memang aneh, namun Lucy merupakan gadis yang memiliki kekuatan sihir yang unik.

“Yah, pada akhirnya saya harus menghadapi altar itu ya..” ujarnya tanpa sadar, karna sedari tadi gadis itu hanya melamun sendirian.

“Maaf?” tanya Pria itu dengan Dahi yang mengkerut.

“Ah.. tidak.Maksud saya-saya tidak sabar menantikan hari itu..” jawabnya panik.

“Bukannya kamu menolak pernikahan ini ya?” tanya balik Pria itu, Lucy memekik kesal. ‘Maunya apa sih?’ ketusnya sebal.

“Yah.. bagaimanapun saya tidak diberikan pilihan lain disini.” ujarnya dengan senyuman kecil.

Raut wajah Pria itu terlihat aneh. “Jadi kamu terpaksa bersamaku..”

“Ya..?” tanyanya bingung.

“Lupakan.” ujarnya sembari berbalik dan pergi meninggalkannya, namun tak lama kemudian Pria itu kembali menghanpirinya. Gadis itu hanya menatap tingkahnya yang membingungkan, dengan cekatan Pria itu menempelkan telapak tangannya di dahi sang gadis berniat untuk mengecek suhu tubuhnya, dan Pria itu memekik kesal.

“Masih panas, kamu tidak boleh banyak bergerak. Ayo kembali ketempat tidur.” omelnya sembari mengangkat Lucy seperti buntalan karung.

“Heup! Anda ngapain sih!!” ucapnya mual, gadis itu beberapa kali memukuli punggung Pria itu namun tidak dihiraukan.

‘Alih-alih cepat sehat, kau mengangkutku seperti barang ini membuatku pusing tahu!’ tukasnya merasa mual.

Tak memakan waktu lama, akhirnya Lucy kembali duduk ditempat tidur. ‘Masa sih menghirup udara saja tidak boleh, lagian aku gak merasa badanku panas tuh.’ kritiknya dalam hati.

“Beristirahatlah.” timpalnya sembari berbalik, Pria itu hendak pergi meninggalkan kamarnya. Namun dengan cekatan Lucy meraih pergelangan tangannya. “Tunggu!” cekalnya tiba-tiba.

Ia pun terdiam dan menoleh kearahnya, “Ada apa?” tanya Pria itu bingung. Baginya ini hal yang jarang terjadi, karna biasanya Lucy akan menyuruhnya untuk cepat-cepat pergi dari kamarnya.

“Begini, katanya.. anda menerima surat undangan pesta perayaan kedewasaan Lady Chevelle ya.” lirihnya pelan-pelan, raut wajah Lucy terlihat gelisah, kedua jemarinya sedari tadi tidak mau diam selain meremas selimutnya. Ia berpikiran apa Putra Mahkota akan menolak tawarannya untuk pergi bersamanya ke pesta perayaan Sheyra sebagai Partner?

“Oh si Putri Baron itu.” tukasnya nampak tidak tertarik dengan topik pembicaraan ini.

“.... ” Lucy tidak dapat berkata-kata. Gadis itu hanya mematung dengan mulut menganga.

‘Si Putri Baron itu? Reaksi macam apa itu, padahal dimasa depan dia adalah gadis yang sangat kamu dambakan tuh’

“Yaa, apa anda akan menghadirinya?” tanya gadis itu penasaran, jemarinya kini menggaruk rambutnya yang tak gatal.

“Dia memintaku menjadi Partnernya.” jawabnya tanpa ekspresi, Pria itu terlihat menghela nafas dan membuang muka.

“APA?! Tidak tahu malu sekali ya untuk gadis sekelas PUTRI BARON!!”

‘Ups!! Aku keceplosan! Kenapa harus didepan orang ini si!’ cercanya sembari memukuli mulutnya beberapa kali.

“Huh? (눈‸눈)” dengan cekatan pemuda itu menoleh kearah gadis itu, namun saat ini perempuan iu hanya tersenyum manis seperti biasa.

“Apa aku salah dengar?” tanyanya bingung.

“Maaf?” tanya balik gadis itu.

“???” Kira-kira ekspresi wajahnya menunjukkan tanda tanya seperti itu.

“Ahh.. tidak Yang Mulia, saya hanya kesal. Karna dia sudah merendahkan saya dengan tidak mengirimkan satu undangan hanya kepada saya.” jawabnya diiringi tatapan pilu.

“Jelas sih.”

“Apa?!”

“Tidak.”

“(╬ Ò ‸ Ó)”

Kali ini Pria itu tertawa, dan Lucy hanya mengernyit aneh. “Anda salah makan ya?” tanyanya dengan wajah yang terlihat tidak bebersahat.

“Tidak, makananku selalu disajikan dengan baik oleh koki dapur istana.” jawabnya yang sukses membuat Lucy ingin memukul wajahnya. ’Wah mengerikan..’ batin Pemuda itu.

“Baiklah-baiklah, jadi apa yang Lucy inginkan?” tanyanya sembari duduk ditepian tempat tidurnya, tangannya kini terangkat untuk mengacak-acak puncak kepala gadis itu.

‘Peka kayak gini dong dari tadi!’ decihnya sebal.

“Oke pertama-tama saya ingin Anda menolak tawarannya.. tapi itu mustahil ya..” lirihnya yang kini berwajah murung.

‘Dia pasti menerimanya ya.. mereka kan belahan jiwa.’ keluhnya pasrah.

“Kenapa mustahil? tanpa kamu memintanya pun aku sudah mengirimkan surat penolakan.” jawabnya dengan lancar, gadis itu membulatkan matanya hebat, ia tidak percaya dengan perkataan Pria itu.

“Kenapa anda melakukan itu..” tanyanya merasa tak mungkin.

“Kenapa Lucy menanyakan hal itu?”

“Hah?”

“Bukankah sudah jelas karna aku tunanganmu? Untuk apa aku menerima ajakan Lady lain? Lagi pula tampaknya akhir-akhir ini dia sudah bertingkah kurang ajar ya kepada tunanganku.” tukasnya diiringi senyuman miring.

‘Lho... ini beda nih..‘

“Makanya, apa Lucy mau menghadiri pesta itu sebagai partner saya?”

“Apa?” tanyanya masih diam mematung. Ini terlalu tiba-tiba dan ini.. cukup sulit untuk membuatnya mengerti keaadan saat ini.

‘Loh-loh kenapa jadi begini? aku tidak salah dengar, dia menolak Sheyra?’

‘APA?’

‘KENAPA?!’

‘Aku tidak menaruh ekspektasi lebih ketika permintaanku memungkinkan untuk ditolak, tapi aku lebih tidak menyangka ketika Pria itu menolak calon kekasihnya dimasa depan!’

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!