Chapter 16 : Siapa Disana?

Memang sulit untuk di percaya, tapi tampaknya Sheyra telah melancarkan aksinya duluan bahkan saat lonceng pertandingan itu belum dimulai. Ia merasa memang tabiat Sheyra adalah seorang perebut kekasih orang.

Ia pun menggeleng-gelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa.. tidak apa-apa.. aku punya rencana baik..” lirihnya sembari mengusap dadanya berniat untuk menenangkan diri.

Jika memang masih ada kesempatan, Lucy akan mencoba memisahkan Sheyra dari Putra Mahkota. Walau dia tidak yakin bisa merubah takdir yang sudah di tetapkan. Ia hanya berharap dapat memberikan image se fositive mungkin tentang hubungannya dengan Putra Mahkota di depan umum. Agar tidak ada kesalah pahaman lagi tentang publik yang menilai dirinya sebagai tokoh antagonis dan memutar balikkan fakta bahwa antagonis yang sebenarnya adalah wanita itu yang berusaha merebut kekasih Lucy.

...***...

Tiga hari telah berlalu semenjak undangan dari Putri bungsu Baron disebarkan, 2 hari lagi pesta perayaan kedewasaannya semakin dekat. Namun alih-alih meminta Putra Mahkota itu menjadi partner pestanya, mereka saja belum memiliki kesempatan untuk bertemu lagi.

Semenjak surat undangan itu di terima Putra Mahkota, entah kenapa Pria itu menjadi sibuk dan tidak memiliki waktu untuk mengunjungi istana Lucy, alih-alih Lucy yang mengunjungi Putra Mahkota.. ia juga malah diberi waktu yang amat sibuk dengan pekerjaan dan segala jadwalnya. Sehingga ia hahya bisa mengurung diri di Istana Putri.

“Biasanya Yang Mulia rajin menemuiku.” Lirihnya dengan mata sayu.

Ia hanya terdiam ditempat tidurnya sembari menunggu Flona menyalakan lilin aroma terapinya. Lilin ini mengandung obat tidur dan juga obat penenang, akhir-akhir ini gadis itu tidak tertidur dengan baik, terlebih Karena ia diberikan mimpi yang buruk berulang kali. “Aku hanya berharap dapat tertidur dengan nyenyak.” Gumamnya merasa resah sembari membaringkan dirinya di tempat tidur.

“Tapi Anda tidak boleh sering menggunakannya ya?!” peringat Flona pertanda bahwa benda itu memiliki efek samping. “Kali ini saja..” lirih Lucy bernada memelas. Flona hanya menghela napas dan menuruti permintaannya.

“Selamat tidur Nona.” pamit Flona sembari menutup pintu kamarnya secara perlahan.

“Masalah pesta kita pikirkan besok saja..” tukasnya sembari memejamkan matanya.

Alih-alih tertidur dengan nyenyak, ia merasa mimpi buruknya itu datang kembali.

“Tidak.. itu belum terjadi.” Gelisahnya diiringi keringat dingin yang menuruni pelipisnya.

Apa karna sebelumnya ia mendengar tentang tanggal pernikahan yang sudah ditentukan lewat mimpi itu, jadi saat ini ia mendapati mimpi pernikahannya dan merasakan tubuhnya yang mulai hangus karna dilahap api?

‘Tidakk mau… itu mimpi yang sangat mengerikan..’

‘Aku bukan Lucy.. kenapa aku harus merasakan penderitaan ini juga..’

Tok.. tok.. tok..

Sebuah ketukan jemari di balik pintu kini terdengar memenuhi kamarnya yang terasa sunyi, gelap dan hampa, yang awalnya Lucy hampir saja tertidur karena mengantuk, kini ia terjaga dengan perasaan yang gelisah. “Siapa yang mengetuk pintu tengah malam begini..” tanyanya merasa heran dan curiga.

“Sir Emillo!” lirihnya pelan-pelan, namun tidak ada yang memberi jawaban barang sepatah dua kata, seolah pertanda bahwa saat ini Pria itu tidak berjaga di depan pintunya.

Telapak kakinya yang halus kini menyentuh lantai kamarnya yang dingin, dengan berbekal cahaya yang tipis dari pantulan lilin, ia memberanikan diri untuk melangkah menghampiri pintu.

Jika yang mengetuk pintu itu juga adalah Flona, maka pastinya gadis muda itu akan masuk sembari memanggil namanya.

Namun kenyataanya tidak seperti itu.

Matanya yang mulai mengantu akibat pengaruh lilin aroma terapi itu kini dipaksakan untuk berwaspada, ia terlihat ragu untuk menarik gagang pintu itu, kedua lengannya bergetar antara memilih membuka pintu atau membiarkannya.

‘Bagaimana jika orang ini pembunuh bayaran..’ lirihnya takut setengah mati.

Memikirkannya saja cukup membuat lututnya melemas.

Deg..

Deg..

Tapi jika itu memang benar, kenapa pembunuh bayaran itu tidak masuk lewat balkon kamarnya saja. Bukankah itu akan menjadi lebih mudah? Pikirannya semakin memburuk.. apa jika dirinya membuka pintu, maka sebilah belati yang tajam akan menembus dinding perutnya hingga berdarah?

“Lucy…” lirihnya samar-samar dibalik pintu.

Gadis itu yang lama terhanyut dalam lamunannya kinii tersentak kaget. Ia mengamati nada bicaranya, dan..

“Yang Mulia?” lirihnya setelah pintu itu terbuka dengan perlahan.

Kedua netra coklatnya membulat dan bergetar ketika mendapati pemandangan tak terduga di depannya. “Anda kemana saja beberapa hari ini?” lirihnya yang entah kenapa terasa sedih. ‘Entah kenapa.. Saya merasa merindukan anda, Yang Mulia..’

Bukannya menjawab, Pria itu hanya terdiam menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan, dengan langkah yang lunglai, Pria itu menghampirinya dan memeluknya dengan hangat. Ini terasa aneh, kenapa tubuh Pria itu bergetar? ‘Seolah anda sedang ketakutan..’

“Ada apa Yang Mulia? Ini sudah larut malam..” lirihnya merasa bingung mengamati situasi saat ini.

“Perempuan menakutkan itu datang lagi.” Racaunya bernada tak jelas.

“Siapa yang anda maksud? Mohon maaf.. Anda berat Yang Mulia..” tukasnha yang mulai kewalahan ketika Pria itu menjatuhkan dirinya di dekapan Lucy. Gadis itu mencium bau yang sedikit menyengat darinya, “Rupanya anda mabuk ya..” lirihnya diiringi helaan nafas.

Akan tetapi, Lucy merasa sedikit lega ketika tahu yang mendatanginya malam-malam begini bukanlah seorang pembunuh bayaran yang di kirim untuknya, melainkan tunangannya, Yang Mulia Reygan.

Setelah memperhatikan ke sekitar, tampaknya Emillo pergi meninggalkan tempat ini ketika ia menyadari keberadaan Putra Mahkota yang datang kemari. “Pantas saja dia tidak ada.” lirihnya yang hampir terhanyut kembali dalam lamunan.

Dengan segera ia menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian dengan bersusah payah membawa Reygan ke tempat tidurnya.

Brukk..

Gadis itu membaringkan Pria itu diatas tempat tidur, walaupun sebenarnya ia sedikit mengomelinya karna tubuh besarnya itu benar-benar teramat berat. “Kenapa sih anda malah bertingkah seperti bayi!” ocehnya sebal.

Namun lagi-lagi Pria itu hanya meresponnya dengan racauan tak jelas seperti tadi, “Penyihir gila itu..” lirihnya dengan mata terpejam. Gadis itu mengernyit kebingungan, “Apa yang anda maksud itu saya?” tanyanya dengan perasaan aneh, dengan segera ia pun duduk ditepian tempat tidurnya.

“Saya memang penyihir, tapi saya tidak gila.” Bantahnya yang entah kenapa merasa tak terima dikatai seperti itu.

“Wanita mengerikan..”

Gadis itu hanya diam terpaku memandangi wajah tunangannya yang tertidur pulas, jemarinya kini terangkat merapikan helaian rambut hitamnya yang menutupi mata, kini ujung bibirnya terangkat melengkung tipis. “Saya tidak peduli, anda mau menilai saya seperti apa. Tapi hanya kali ini saja ya, saya mengalah. Tidurlah yang nyenyak, Yang mulia.” Lirihnya sembari mengecup tipis di kening Pria itu.

“Saya tidak tahu kedepannya akan seperti apa, tapi setidaknya saya bisa mempercayai anda untuk saat ini..” ujarnya diiringi senyuman pilu, gadis itu membangkitkan dirinya berniat untuk pergi ke arah sofa, namun secara tiba-tiba Reygan mencekal pergelangan tangannya.

“Jangan pergi Lucy..”

“!!!?”

Gadis itu terperanjat dan menoleh kearahnya, ia berpikir bahwa Pria yang baru saja memanggil namanya tadi telah bangun dengan kesadaran penuh. Namun ia salah, ternyata Pria itu hanya tertidur lelap dengan raut wajah yang entah kenapa terasa lebih baik dari sebelumnya.

“Dia melindur ya.” Kekehnya ketika ia terlalu banyak berharap.

“Kenapa anda menunjukan diri anda yang tanpa pertahanan seperti in?” tanyanya begitu penasaran.

“Anda beruntung karena saya adalah Lucy.” Lirihnya sembari menyentuh dada Pria itu, ia merasakan hangatnya nafas dan debaran jantungnya yang berdetak.

‘Karna saya Lucy, perasaan gadis ini sudah pasti mencintai Anda.. jika saya orang jahat, mungkin saya akan membunuh anda yang dalam kondisi lemah seperti ini.’

Ia menarik pergelangan tangannya secara perlahan dengan niat untuk tidak membangunkannya yang telah tertidur pulas. Lucy hanya tersenyum kecil, “Saya merasa aneh, kenapa anda yang mabuk ini malah berlari dan mencari saya.”

Matanya yang sudah terasa berat tak kuasa lagi untuk menahan kantuknya, dengan cekatan ia membawa bantal dan berbaring di atas sofa, ia akan mengalah sekali saja walaupun rasanya tidur di sofa tak begitu nyaman. Kelopak matanya yang telah sayu diiringi tatapannya yang meremang kini menutup secara perlahan, ia juga tidak lupa untuk mengucapkan salamnya sebelum tertidur pulas.

“Selamat malam, Yang Mulia.” tukasnya diiringi senyuman hangat.

Terpopuler

Comments

Yuuta

Yuuta

ditunggu next chapternyaa

2023-08-14

1

lihat semua
Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!