Chapter 18 : Berbunga-bunga

‘Aku tidak menaruh ekspektasi lebih ketika permintaanku memungkinkan untuk ditolak, tapi aku lebih tidak menyangka ketika Pria itu menolak calon kekasihnya dimasa depan!’

“Lucy? Kelihatanya tidak begitu senang ya.” lirih Reygan heran.

“Ah tidak.. bukan begitu.” jawabnya kikuk.

“Baiklah, Lucy mau menghadiri acara tersebut atau tidak? Datang atau tidaknya, sebenarnya itu takan berpengaruh bagi kita.” tukas Pria itu.

“Tidak, saya mau menghadirinya.” tukas gadis itu dengan tegas.Mendengar ucapan itu, kedua bola mata Reygan membulat tak percaya, baru kali ini dia melihat Lucy berkata dengan bersungguh-sungguh, dan Pria itu hanya tersenyum simpul.

“Apapun yang Lucy inginkan, saya akan mengabulkannya.” tukas Pria itu dengan tatapan lega, namun juga tersirat rasa ketakutan.

“Anda tidak apa-apa?” tanya gadis itu bingung, Pria itu hanya menggeleng.

Tiba-tiba saja ia merasa dejavu dengan kejadian semalam, ‘Tatapan matanya seperti kemarin ya?’ asumsinya sendiri.

“Apa anda kemarin datang kemari?“ tanya gadis itu yang ingin memastikan.

“.... Ah tidak, aku hanya mengunjungi mu pagi ini.” jawabnya yang entah kenapa diberi jedaan sebentar.

“Ah jadi begitu.” lirihnya yang entah kenapa ia merasa kecewa. ‘Apa itu hanya mimpi? Apa Lucu yang mengirimkannya ya? Tapi aku merasa hanya bermimpi soal perjanjian pertunangan itu.’ tukasnya terlarut dalam pikiran sendiri.

“Baiklah, Lucy. Jangan lupa ya! Sekalian beri dia pelajaran, kali ini aku akan mendukung perbuatan mu.” potong Pria itu sembari mengedipkan sebelah mata kearahnya.

‘Huh?’

“!!!” gadis itu mengernyit kesal. Apa maksudnya memberi pelajaran? ‘Dia menyuruhku bertingkah kejam? Atau apa? Dia sudah gila ya! Padahal sampai saat ini, di kisah aslinya saja Lucy belum berinteraksi dengan Sheyra laknat itu.’ batinnya berapi-api.

‘Bagaimana bisa dia menyuruhku memberinya pelajaran? Padahal dia calon kekasihmu tuh.’ tukas batinnya terheran-heran.

“Baik, sesuai keinginan anda_-” jawab nya bernada ketus, tidak lupa ditemani senyuman yang mencekam. Pemuda itu nampak meneguk ludahnya, ia cukup berkeringat dingin melihat reaksi Lucy saat ini.

“Aku bercanda.”

...***...

“Haaah..” hela nafasnya yang amat berat hingga terdengar ketelinga Flona.

“Ini entah yang keberpa kalinya Nona menghela nafas. Anda seperti ingin ditanya saja.” keluh Flona sembari menuangkan secangkir teh hijau pekat untuk Lucy. Sore ini mereka tengah melakukan Tea time kecil dikamarnya, yang tentunya hanya ada Flona dan Sir Emillo di dalamnya.

“Ey~ bukan begitu.. jangan hiraukan aku.” sambar gadis itu diiringi tawaan cerah, tak lama kemudian ia pun meraih secangkir teh itu dan anehnya ia malah merenung kembali sembari memperhatikan cangkirnya.

“Huftt....” helaan nafasnya lagi.

Flona pun menoleh kearah Sir Emillo, dan pemuda itu hanya mengedikkan bahunya berniat menyerahkan masalah Lucy kepadanya, dan kali ini malah Flona yang mulai menghela nafas.

“Nona ada apa?” tanya Flona yang menyerah atas tingkah Nona mudanya.

“Ehh aku tidak kenapa-napa~ hanya saja Yang Mulia mengajak saya pergi ke pesta kedewasaan Sheyra.” tukasnya diiringi senyuman merekah, gadis itu kini menopang dagunya di atas meja.

“Anda senang karena tidak mendapat surat undangan sebelumnya ya.” tukas Flona sambil mengernyitkan dahinya.

“Bisa dibilang begitu~ tapi aku hanya ingin memberi pelajaran kepadanya yang sudah bersikap sombong itu. Puluhan undangan menumpuk meminta ku datang menghadiri acara mereka, namun bisa bisnya hanya dia seorang yang berani melupakan keberadaan ku?!” gerutunya sebal, entah kenapa reaksi ini membuat dirinya seolah-olah Lucy sungguhan.

‘Dipikirkan juga aku kenapa ya?’ tanyanya pada diri sendiri.

“Anda senang menjadi partner Yang Mulia?”

“Tentu~” jawabnya bernada aneh (?) kemudian ia menyeruput segelas teh hijau itu dan sedikit berkomentar. “Rasanya sangat manis!”

“Nona, itu teh hijau..” bantah Flona sembari menepuk dahinya.

“Begitu ya?” tanya baliknya yang sebenarnya sedari tadi Lucy mendengar ucapannya atau tidak sih?

“Ehh Nona terlihat sangat bahagia ya.” sindir Flona dengan raut wajah yang sudah muak.

“Aa tidak tuh~” tukasnya dengan mata terpejam bersamaan senyuman manis yang melekat dibibirnya.

“Euh? Lantas kenapa Nona sampai berbunga-bunga begini..” jawabnya tak habis pikir, gadis berambut pirang itu kini terbelalak, dengan cekatan ia bangkit dan menggebrak meja. “Apa?! Aku tidak mungkin seperti itu!” bantahnya tiba-tiba.

Pssh..

Wajahnya kini memerah padam, ia menutup mulutnya kemudian berlari meninggalkan kamarnya. “Aku ngapain sih..” decaknya malu sendiri. ‘Apa aku terlalu senang karena Reygan sialan itu mau menolak keberadaan Sheyra? Uhh memalukan!’ cibirnya sembari berlari meninggalkan kediaman.

Disisi lain Flona hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan terkekeh kecil. “Saya kira Nona sudah melupakan Yang Mulia, tapi tampaknya hati kecil Nona masih menyukai beliau ya..” lirih gadis itu yang entah kenapa terasa lega.

“Apa saya perlu mengikutinya? Hari sudah mulai gelap.” gusar Sir Emillo disampingnya.

“Tidak perlu, Nona tidak akan pergi jauh. Saat ini mungkin Nona membutuhkan waktu sendiri.” tukas gadis itu bernada senang.

“Oh.. baiklah.” ujarnya sembari mengangguk.

“Uhm.. apa anda akan mengikuti Nona yang pergi dengan wajah malu-malu begitu~ kurasa Nona pergi karna ingin menyembunyikan wajahnya yang memerah!” ucapnya dengan gemas, Flona terlihat lega dengan prilaku Lucy yang kini tampak kembali seperti semula.

Deg...

Sir Emillo hanya terdiam sembari menatap tingkah laku Flona yang seolah tidak menyadari keberadaan dirinya. Kini Pria itu tampak menghela nafas, sudut bibirnya nampak tertarik mengajaknya untuk tersenyum.

Flona hanya senang, sebelumnya ia sempat khawatir dengan pertunangan Nonanya, karna saat itu perilaku Yang Mulia Putra Mahkota tidak seperti biasanya, ia bersikap aneh dan seolah tidak menghargai Lucy. Tepatnya setelah insiden 2 tahun yang lalu, Putra Mahkota itu terlihat berubah.

Bersikap kasar kepadanya, mengacuhkan Lucy, dan bertingkah seolah membencinya. Hingga insiden perburuan tahun kemarin menimpa Lucy, ‘Tingkah laku Nona juga berubah.. ia seolah tidak mendambakan kembali Putra Mahkota.’ batinnya pilu.

‘Apapun keputusan Nona, saya hanya akan mendukungnya. Saya hanya berharap bahwa Nona akan bahagia.’ batinnya diiringi senyuman hangat.

Flona tahu, setelah kejaian perburuan, Lucy bersikeras untuk menghindari pertunangan itu, walau akhirnya pertunangan mereka tetap dilaksanakan.

Dan anehnya setelah diperhatikan lagi, ketika Lucy mencoba memberontak padanya, Putra Mahkota itu kembali melunak. ‘Sikap setahun lalu memang, Yang Mulia masih terlihat bersikap kasar kepada Nona.. namun sorot matanya juga terlihat aneh.. kadang ia selalu sedih ketika menatap Nona dari kejauhan.’ uarnya pilu.

‘Saya tidak tahu mengapa dengan keretakan hubungan mereka yang semakin parah. Dan saya bersyukur ketika hubungan mereka saat ini kembali membaik.’

Ia juga nampak sedih dan kebingungan ketika beberapa kali Nonanya melirih soal kematian. Ia juga beberapa kali mendengarkan racauan Lucy ketika tertidur.

‘Kenapa Nona khawatir soal kematian?’ begitulah pertanyaannya. Tapi, ‘Bagaimanapun kalian telah bersama sejak kecil.. dan saya yang mendengarkan cerita beliau lewat Nona sambil tersenyum lembar, dapat merasakan betapa hangatnya perasaan Nona terhadap Yang Mulia.’

‘Saya hanya selalu berdo'a dan mendukung anda dibelakang, Nona.’ lirihnya diiringi senyuman tulus.

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!