Chapter 11 : Kencan Pertama (2)

“Kamu pasti ingin menanyakan beberapa hal kepadaku bukan.” ujarnya tiba-tiba.

Ia pun menoleh kearah sumber suara dan tepat di sampingnya, terdapat seorang pria dengan surai putihnya yang menjuntai bersamaan sorot netranya yang berwarna merah cukup bersinar menyilaukan penglihatan. “Anda siapa..” tukasnya bertanya-tanya, ekpresi wajahnya cukup menyiratkan kebingungan dimana ia tiba-tiba muncul dan mengatakan hal yang aneh.

“Aku? Hanya seorang pemilik toko antik, barang disini langka semua.” tukasnya bernada main-main, yah sepertinya pria itu tidaklah serius atas ucapannya.

“Anu, anda tadi menggunakan kekuatan sihir, sepertinya anda seorang penyihir ya.” tanyanya merasa tak percaya bahwa ia hanyalah seorang pemilik toko antik.

“Bisa menggunakan sihir bukan berarti penyihir nona.” kesimpulan tipis darinya.

Gadis itu mengerutkan dahinya, “Perumpamaan apa lagi itu( ͡°_ʖ ͡°)” jawabnya malas.

“Tapi anda terlihat seperti penyihir, aku merasakan bahwa kita punya suatu ikatan terhubung. Apa karena saya juga punya kekuatan sihir?” tukasnya merasa ada sesuatu yang mebuatnya menarik diri ke arahnya.

“Tapi dari pada disebut penyihir, kamu lebih terlihat seperti anak yang dicintai dewa.” tukas pria itu bernada aneh.

“???” Kira-kira ekpresi Lucy kebingungan dan juga aneh seperti itu.

“Lantas, saya memang penyihir ya.. saya juga lulusan akademi sihir yang terpelajar, kenapa saya tidak menyadarinya ya.” gumamnya pelan.

“Hmm.. hiduplah yang baik kali ini.”

Tuk..

Selepas kalimat aneh itu terlontar, orang itu menghilang tepat di depan matanya tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. “Kemana orang itu pergi?” lirihnya merasa aneh.

“Lucy..”

“Yang Mulia?” tukasnya sembari menoleh.

“Aku mencarimu, ternyata ada di toko sebelah ya.” lirihnya sembari memandangi sekitar.

“Aa.. saya tadi melihat tuan penyihir di tempat ini.” gumamnya secara tak sadar, di pikirannya ia masih memikirkan beribu pertanyaan tentang sosoknya, ‘Dia bilang, masih jiwa yang sama.. apa maksudnya itu?! Jika tahu aku punya banyak pertanyaan, kenapa ia pergi secepat itu. Lalu apa maksud perkataan terakhirnya tadi?’ batinnya bingung.

“Tuan penyihir? Aku merasa disini hanya tinggal seorang wanita penyihir.” tukasnya tanpa aba-aba.

“Eng? Yang Mulia tahu itu?” tanyanya dengan bola mata yang membulat.

“E-eh.. ya kurasa.” jawabnya dengan gelagat aneh, dan Lucy hanya memandangi tingkahnya yang tiba-tiba aneh sembari berpikir keras. ‘Apa dia pernah kesini? Setahuku tempat ini akan ia datangi ketika bersama Sheyra.. namun pendekatan mereka belum dimulai. Intinya saat ini tokoh Sheyra belum muncul sebagai protagonis.‘ pikirnya lagi.

Yah, setelah mengamati sekitar, tempat ini merupakan tempat barang antik yang menjual barang-barang langka. Kenapa disebut antik? Karna tidak banyak orang yang tahu akan tempat ini, disini juga tempatnya terkesan kumuh dan misterius, maka beberapa bangsawan tidak begitu mengetahui keberadaannya dan memilih barang-barang bagus di pelelangan.

‘Yah, itu tradisi bangsawan untuk menghabiskan uang.’

“Apa kamu menginginkan pita safir itu?” tanyanya, dan Lucy cukup terdiam lama.

“Kurasa disini tidak ada penjualnya.” jawab Lucy terlihat serius, dan memang tempat itu sepi tak berpenghuni.

“Baiklah, nanti aku akan mengutus seseorang lagi untuk membelinya.” jawab pemuda itu sembari meraih jemarinya, kemudian membawanya pergi keluar.

“Apa tidak apa-apa?”

“Memangnya kenapa? Tuan Putri ku?”

Deg..

‘Anu.. kenapa raut wajahmu seperti itu?’ - Lucy Fleur Barayev

...***...

Akhirnya pada saat ini mereka menaiki sebuah kereta kuda yang baru saja di pesan oleh Putra Mahkota, Lucy terlihat cukup menikmati pemandangan selama di perjalanannya.

Beribu-ribu pertanyaannya di kepalanya masih tetaplah sama, apa tidak apa-apa jika seperti ini?

Yang ia ketahui, sebelum kedatangan gadis lugu nan cantik bak Malaikat itu, Sheyra sang tokoh utama wanita. Kehiupan sehari-hari Lucy hanyalah mempelajari pendidikan ratu, dan memang ia tinggal di istana, tidak seperti sosoknya yang sekarang, Lucy yang dahulu menerima perintah itu dengan senang hati, baginya jika ia tinggal disana, mungkin setiap hari ia akan bertemu dengan orang yang dicintainya.

Namun kenyataannya, Reygan tidak pernah datang mencarinya duluan. Itu cukup melukai hati kecilnya. Lagi pula alasan pria itu membawanya keistana, karen takut Lucy akan melarikan diri dengan kekuatannya.

Kisah cinta Reygan dan Sheyra dimulai ketika perburuan istana di gelar, dimana pemuda itu menyelamatkan sosoknya yang terancam mati akibat binatang buas, di saat yang sama juga Lucy dikejar monster mengerikan dihutan. Namun, sosoknya yang ia harapkan datang menolong tidaklah kunjung datang, melainkan kstaria pribadinya, Sir Emillo yang mempertaruhkan nyawanya untuk Lucy.

Bagaikan berkat, di hari yang sama, detik yang sama, dua hati telah jatuh cinta. Emillo menyukai Lucy, dan Reygan yang jatuh hati ketika melihat Sheyra menangis ketakutan, ia merasa bahwa gadis itu akan aman jika berada di dekapannya.

‘Lucy yang malang.’

“Kau memikirkan apa sampai seserius itu, Lucy.” tukas pria itu yang tanpa Lucy sadari sedari tadi memperhatikannya.

“Masa lalu.” ujarnya tanpa sadar.

“Apa?” kernyitnya bingung, sekaligus sorot matanya merasa tak percaya.

“Eh- tidak, saya hanya mengingat sebagian masa lalu saya dengan Yang Mulia, terpikirkan bahwa dulu kita memiliki hubungan yang baik.” jelasnya tiba-tiba.

“Begitukah.”

‘Kenapa ia memasang raut wajah kecewa seperti itu.’ batinnya heran.

“Aku lebih suka kamu memanggilku Rean seperti dulu.” lirihnya pelan.

‘Ha?’

“Anu itu agak-”

“Seperti saat kecil, kamu kan teman bicaraku. Entah kenapa setahun ini kamu mencoba menjauhi ku.” lirihnya sembari memandang keluar jendela.

“Karna anda tidak menginginkan saya, apalagi pernikahan ini.”

Deg..

‘Reaksinya yang tidak menjawab seperti itu, mungkin ucapakan ku memang benar. Aku sedikit menaruh harapan padanya, tapi aku tidak berharap banyak, sebentar lagi juga ia akan jatuh cinta kepada gadis lain.’

...***...

Sampailah mereka di tepi danau Marella, konon katanya sepasang kekasih yang datang ke tempat ini bersamaan bulan purnama, maka cinta yang abadi akan terwujud dibawah bulan yang menyinari mereka.

Jika dilihat dari alur kisah aslinya.. setahun kedepan mendatang, Reygan akan datang kemari bersama Sheyra untuk menyaksikan bulan purnama dan berharap akan mitos itu menjadi nyata. Namun..

‘Kita juga sepasang kekasih kan. Tapi hanya dibawah kertas sih.’ tukasnya menohok hati.

Ya tidak ada baiknya mengharapkan hal seperti dongeng itu, itu pasti 100% tidak masuk akal.

“Tangan mu.” ujarnya sembari mengulurkan tangan, ia pun meraihnya dan membantu Lucy menaiki perahu.

“Terimakasih Yang Mulia.” tukasnya, kali ini yang entah kenapa perasaannya terlihat tulus.

Apa karena sinar bulan, sorot matanya yang berwarna merah terlihat bersinar, rambut hitamnya yang legam itu tampak menari menyatu dengan angin. Pria itu memandangi pemandangan disekitarnya dengan tatapan sayu.

“Yang Mulia terlihat tampan..” lirihnya terhanyut dengan deciran suara air danau.

“...”

Pria itu tampak tersenyum dan mengalihkan pandangan kepadanya.

“Lucy..”

‘Ah.. apa karena cahaya bulan.. kenapa suasananya jadi seperti ini ya..’

‘Jika diingat-ingat kembali, kenapa saat dirumah kaca Yang Mulia bersikap seperti itu kepadaku..’

“Ternyata selama ini Yang Mulia selalu menyebut nama saya ya..”

Mau sekarang atau dunia Novel yang ia baca, kata Lucy selalu tersemat di bibirnya, dan Ia baru menyadarinya saat ini.

‘Pada zaman seperti ini, apabila seseorang memanggil nya dengan sebutan nama, apa lagi nama depan. Maka itu adalah sebuah kedekatan yang mekiliki suatu hubungan pasti, antara keluarga ataupun kekasih. Lantas dengan makna apa, Reygan memanggil nama Lucy di setiap dialognya dalam buku.‘

Cuup..

Puncak kepala yang manis itu dikecupnya, Pria itu tersenyum kecil sembari mengusap pipi sang gadis dengan lembut, “Lucy, maukah kamu mengulangi hubungan ini dari awal lagi?” tanyanya penuh pertimbangan.

Bagaikan tamparan keras, baginya ini terlalu tiba-tiba. “Bukankah anda tidak menginginkan saya?”

Pria itu terdiam dan membuang muka. ‘A-apa dia marah? A-apa aku terlalu tidak tahu diri karena tidak menerimanya..’

‘Tapi aku tidak mau mati..’

“Lucy, aku tahu perbuatan ku sebelumnya memang keterlaluan.”

‘Hmm. Lalu?’

“Ingatkah saat kecil, aku membuat mahkota dari karangan bunga untuk Lucy.” ujarnya sembari menopang dagu.

“Tiba-tiba soal masa lalu?” tanyanya cukup bingung.

“Yah, aku menaruh perasaan yang manis di dalamnya, sembari berpikir, mahkota bunga Peony merah muda ini sangat cocok berada di kepala Lucy yang imut.” ujarnya diiringi tawaan kecil.

“Em, bagi saya anda seperti ingin memenggal kepala saya(눈‸눈)” jawabnya dengan ekspresi kesal.

Pria itu nampak tertawa mendengar reaksi Lucy yang menggemaskan, ia pun memandangi wajah gadis itu dengan seksama. Diraih tengkuk sang gadis dengan lembutnya, ia pun memiringkan wajahnya dan berbisik, “Apa dengan begini perasaan ku tersampaikan?” sahutnya bernada halus, tepat disamping telinga Lucy.

“Kenapa suasananya seperti ini.. apa wajah saya memerah..” lirihnya pelan. “Entah..”

‘Kenapa hari ini dia lembut, kenapa aku merasa deza vu, karena semua tindakannya bukan bersamaku, tetapi dengan gadis itu.. apa tidak apa-apa aku mengikutinya..’ lirihnya sembari membenamkan mata. Dikecuplah bibirnya dengan perasaan lembut. Pria itu bilang, ia mengerahkan perasaannya disini. Dan lama kelamaan kecupan itu berubah menjadi ciuman yang hangat dibawah sinar bulan yang indah, tak lama kemudian kembang api yang meletus menjadi pewarna diantara mereka.

Orang bilang, ciuman dengan seseorang yang tidak saling mencintai akan membuahkan rasa yang pahit dan hambar, lalu kenapa saat ini rasanya terasa manis?

‘Apa anda menyukai Lucy?’

Episodes
1 Prologue
2 Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3 Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4 Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5 Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6 Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7 Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8 Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9 Chapter 8 : Surat (1)
10 Chapter 9 : Surat (2)
11 Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12 Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13 Chapter 12 : Permohonan
14 Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15 Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16 Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17 Chapter 16 : Siapa Disana?
18 Chapter 17 : Ditolak?
19 Chapter 18 : Berbunga-bunga
20 Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21 Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22 Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23 Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24 Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25 Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26 Chapter 25 : Awal Yang Baru
27 Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28 Chapter 27 : Pertikaian
29 Chapter 28 : Teman Lama
30 Chapter 29 : Ajakan Dansa
31 Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32 Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33 Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34 Chapter 33 : Finnaly
35 Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36 Chapter 35 : Moment Sederhana
37 Chapter 36 : Makcomblang
38 Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39 Chapter 38 : Festival Abadi
40 Chapter 39 : Lucy menghilang
41 Chapter 40 : Ketemu
42 Chapter 41 : Penyihir Misterius
43 Chapter 42 : Tidak Mungkin
44 Chapter 43 : Merasa Bersalah
45 Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46 Chapter 45 : Batu Suci?
47 Chapter 46 : Tekad
48 Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49 Chapter 48 : Dimulai
50 Chapter 49 : Situasi Berbalik
51 Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52 Chapter 51 : Asumsi
53 Chapter 52 : Berubah
54 Chapter 53 : Rencana Awal
55 Chapter 54 : Fatal
56 Chapter 55 : Merepotkan
57 Chapter 56 : Calrhintis
58 Chapter 57 : Pertahanan
59 Chapter 58 : Putus Asa
60 Chapter 59 : Mati?
61 Chapter 60 : Pedang Misterius
62 Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63 Chapter 62 : Sebutan Aneh
64 Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65 Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66 Chapter 65 : Duka
67 Chapter 66 : Winter
68 Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69 Chapter 68 : Tired
70 Chapter 69 : Dream
71 Chapter 70 : Terbangun
72 Chapter 71 : Warna Mata
73 Chapter 72 : Pemulihan
74 Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75 Chapter 74 : Surat Undangan
76 Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77 Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78 Chapter 77 : Menu Favorite
79 Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80 Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81 Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82 Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83 Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84 Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85 Chapter 84 : Pembuhuh
86 Chapter 85 : Memanggil Samantha
87 Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88 Chapter 87 : Raja memanggil?
89 Chapter 88 : Berbincang
90 Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91 Chapter 90 : Penundaan
92 Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93 Chapter 92 : Bukan Putriku
94 Chapter 93 : Lucy yang Malang
95 Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96 Chapter 95 : Teman Bicara
97 Chapter 96 : Perubahan
98 Chapter 97 : Perempuan Aneh
99 Chapter 98 : Diracuni
100 Chapter 99 : Hadiah Kecil
101 Chapter 100 : Putus Asa
102 Hiatus
103 Chapter 101 : Kebisingan Aula
104 Chapter 102 : Putusan Baru
105 Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106 Chapter 104 : Teman Lama
107 Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108 Chapter 106 : Alasan
109 Chapter 107 : Tahanan
110 Chapter 108 : Rencana Awal
111 Chapter 109 : Saksi Mata
112 Chapter 110 : Bukti Nyata
113 Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114 Chapter 112 : Dimulai
115 Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116 Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117 Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118 Chapter 116 : Tidak Mungkin
119 Chapter 117 : Kisah Kelam I
120 Chapter 118 : Kisah Kelam II
121 Chapter 119 : Kisah Kelam III
122 Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123 Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124 Chapter 122 : Halaman Terakhir
125 Chapter 123 : Penantian
126 Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127 Chapter 125 : Akankah berakhir?
128 Chapter 126 : Kumohon
129 Chapter 127 : Akhir dari ku
130 Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131 Chapter 129 : Rencana yang gagal
132 Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133 Chapter 131 : Aku Kembali
134 Chapter 132 : Ayo Menikah
135 Chapter 133 : Hentikan disini
136 Chapter 134 : Berkunjung
137 Chaoter 135 : Buku Harian
138 Hiatus sebentar
139 Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140 Chapter 137 : Frustasi
141 Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142 Chapter 139 : Pergi Bersama
143 Chapter 140 : Kenyataan
144 Chapter 141 : Ketahuan?
145 Chapter 142 : Andai kata
146 Chapter 143 : Titik Kehancuran
147 Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148 Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149 Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150 Chapter 148 : Tidak ada disini
151 Chapter 149 : Final
152 Chapter 150 : Final 2
153 Surviving as Protagonist End
154 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156 Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157 Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163 Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164 Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165 Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166 Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167 Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168 Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169 Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170 Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171 Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172 Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173 Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174 Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175 Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176 Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177 Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178 Side Story : Lucy & Reygan 1
179 Side Story : Lucy & Reygan 2
180 Side Story : Lucy & Reygan End
181 Info
Episodes

Updated 181 Episodes

1
Prologue
2
Chapter 1 : Pesta Pertunangan
3
Chapter 2 : Kisah si Tokoh Antagonis
4
Chapter 3 : Tuan Ksatria dan Cintanya
5
Chapter 4 : Keributan yang Menyebalkan
6
Chapter 5 : Sesuatu Telah Berubah
7
Chapter 6 : Perasaan Yang Tertinggal
8
Chapter 7 : Harta Karun Tersembunyi
9
Chapter 8 : Surat (1)
10
Chapter 9 : Surat (2)
11
Chapter 10 : Kencan Pertama (1)
12
Chapter 11 : Kencan Pertama (2)
13
Chapter 12 : Permohonan
14
Chapter 13 : Antagonis yang sebenarnya?
15
Chapter 14 : Mimpi Masa Lalu
16
Chapter 15 : Kisah Penyihir Abadi
17
Chapter 16 : Siapa Disana?
18
Chapter 17 : Ditolak?
19
Chapter 18 : Berbunga-bunga
20
Chapter 19 : Perburuan Tahun Kemarin (1)
21
Chapter 20 : Perburuan Tahun Kemarin (2)
22
Chapter 21 : Perburuan Tahun Kemarin (End)
23
Chapter 22 : Apa hanya perasaan saya?
24
Chapter 23 : Perempuan Mengerikan
25
Chapter 24 : Penyihir Kegelapan
26
Chapter 25 : Awal Yang Baru
27
Chapter 26 : Pesta Kedewasaan Sheyra
28
Chapter 27 : Pertikaian
29
Chapter 28 : Teman Lama
30
Chapter 29 : Ajakan Dansa
31
Chapter 30 : Asal usul Sheyra (1)
32
Chapter 31 : Asal Usul Sheyra (2)
33
Chapter 32 : Kecurigaan Selama Ini
34
Chapter 33 : Finnaly
35
Chapter 34 : Kesalah Pahaman
36
Chapter 35 : Moment Sederhana
37
Chapter 36 : Makcomblang
38
Chapter 37 : Misi Dewi Asmara?
39
Chapter 38 : Festival Abadi
40
Chapter 39 : Lucy menghilang
41
Chapter 40 : Ketemu
42
Chapter 41 : Penyihir Misterius
43
Chapter 42 : Tidak Mungkin
44
Chapter 43 : Merasa Bersalah
45
Chapter 44 : Perasaan Bercampur Aduk
46
Chapter 45 : Batu Suci?
47
Chapter 46 : Tekad
48
Chapter 47 : Sulaman Sapu Tangan
49
Chapter 48 : Dimulai
50
Chapter 49 : Situasi Berbalik
51
Chapter 50 : Perasaan Apa Ini?
52
Chapter 51 : Asumsi
53
Chapter 52 : Berubah
54
Chapter 53 : Rencana Awal
55
Chapter 54 : Fatal
56
Chapter 55 : Merepotkan
57
Chapter 56 : Calrhintis
58
Chapter 57 : Pertahanan
59
Chapter 58 : Putus Asa
60
Chapter 59 : Mati?
61
Chapter 60 : Pedang Misterius
62
Chapter 61 : Hal Yang Mengejutkan
63
Chapter 62 : Sebutan Aneh
64
Chapter 63 : Pahlawan Kesiangan
65
Chapter 64 : Lucia de Lamorrie Ticya
66
Chapter 65 : Duka
67
Chapter 66 : Winter
68
Chapter 67 : Lelucon Bodoh
69
Chapter 68 : Tired
70
Chapter 69 : Dream
71
Chapter 70 : Terbangun
72
Chapter 71 : Warna Mata
73
Chapter 72 : Pemulihan
74
Chapter 73 : Citra Yang Hancur
75
Chapter 74 : Surat Undangan
76
Chapter 75 : Undangan Makan Malam
77
Chapter 76 : Tyson Rose lagi?
78
Chapter 77 : Menu Favorite
79
Chapter 78 : Topik Pembicaraan Yang Aneh
80
Chapter 79 : Sejarah Tak Resmi
81
Chapter 80 : Kuil Suci (I)
82
Chapter 81 : Kuil Suci (II)
83
Chapter 82 : Kuil Suci (III)
84
Chapter 83 : Kuil Suci (IV)
85
Chapter 84 : Pembuhuh
86
Chapter 85 : Memanggil Samantha
87
Chapter 86 : Peranku & Peranmu
88
Chapter 87 : Raja memanggil?
89
Chapter 88 : Berbincang
90
Chapter 89 : Permintaan Terakhir
91
Chapter 90 : Penundaan
92
Chapter 91 : Bagian Dari Ku?
93
Chapter 92 : Bukan Putriku
94
Chapter 93 : Lucy yang Malang
95
Chapter 94 : Pertemuan Pertama
96
Chapter 95 : Teman Bicara
97
Chapter 96 : Perubahan
98
Chapter 97 : Perempuan Aneh
99
Chapter 98 : Diracuni
100
Chapter 99 : Hadiah Kecil
101
Chapter 100 : Putus Asa
102
Hiatus
103
Chapter 101 : Kebisingan Aula
104
Chapter 102 : Putusan Baru
105
Chapter 103 : Aura Yang Aneh
106
Chapter 104 : Teman Lama
107
Chapter 105 : Takdir Dunia dan Cinta Dewa
108
Chapter 106 : Alasan
109
Chapter 107 : Tahanan
110
Chapter 108 : Rencana Awal
111
Chapter 109 : Saksi Mata
112
Chapter 110 : Bukti Nyata
113
Chapter 111 : Panggung Sandiwara
114
Chapter 112 : Dimulai
115
Chapter 113 : Mulai Hari Ini
116
Chapter 114 : Jangan Mencintaiku
117
Chapter 115 : Aku Telah Berakhir
118
Chapter 116 : Tidak Mungkin
119
Chapter 117 : Kisah Kelam I
120
Chapter 118 : Kisah Kelam II
121
Chapter 119 : Kisah Kelam III
122
Chapter 120 : Kisah Kelam IV
123
Chapter 121 : Kisah Kelam Last
124
Chapter 122 : Halaman Terakhir
125
Chapter 123 : Penantian
126
Chapter 124 : Menjelang Pernikahan
127
Chapter 125 : Akankah berakhir?
128
Chapter 126 : Kumohon
129
Chapter 127 : Akhir dari ku
130
Chapter 128 : Kematian Penyihir Abadi
131
Chapter 129 : Rencana yang gagal
132
Chapter 130 : Aku Tidak Menyesal
133
Chapter 131 : Aku Kembali
134
Chapter 132 : Ayo Menikah
135
Chapter 133 : Hentikan disini
136
Chapter 134 : Berkunjung
137
Chaoter 135 : Buku Harian
138
Hiatus sebentar
139
Chapter 136 : Satu Hal Lagi
140
Chapter 137 : Frustasi
141
Chaoyer 138 : Bagaimana mungkin
142
Chapter 139 : Pergi Bersama
143
Chapter 140 : Kenyataan
144
Chapter 141 : Ketahuan?
145
Chapter 142 : Andai kata
146
Chapter 143 : Titik Kehancuran
147
Chapter 145 : Titik Kehancuran ( II)
148
Chapter 146 : Titik Kehancuran (III)
149
Chapter 147 : Aku akan membunuhmu
150
Chapter 148 : Tidak ada disini
151
Chapter 149 : Final
152
Chapter 150 : Final 2
153
Surviving as Protagonist End
154
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 1
155
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 2
156
Side Story : Iris Dewellyn & Lucia 3
157
Side Story : Iris Dewellyn and Lucia 4
158
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 5
159
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 6
160
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 7
161
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 8
162
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn 9
163
Side Story : Lucia & Iris Dewellyn End
164
Side Story : Flona & Crylo Emillo 1
165
Side Story : Flona & Crylo Emilo 2
166
Side Story : Flona & Crylo Emillo 3
167
Side Story : Flona & Crylo Emilo 4
168
Side Story : Flona & Crylo Emillo 5
169
Side Story : Flona & Crylo Emillo 6
170
Side Story : Flona & Crylo Emillo 7
171
Side Story : Flona & Crylo Emillo 8
172
Side Story : Flona & Crylo Emillo 9
173
Side Story : Flona & Crylo Emillo 10
174
Side Story : Flona & Crylo Emillo 11
175
Side Story : Flona & Crylo Emillo 12
176
Side Story : Flona & Crylo Emillo 13
177
Side Story : Flona & Crylo Emillo End
178
Side Story : Lucy & Reygan 1
179
Side Story : Lucy & Reygan 2
180
Side Story : Lucy & Reygan End
181
Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!