Sistem Penguasa Alam

Sistem Penguasa Alam

Transmigrasi

"SIALAN KAU RAIDEN!" Saka meraung penuh amarah melihat satu persatu rekan seperjuangannya gugur. Kurangnya persiapan akibat sergapan mendadak di lokasi yang sangat tidak menguntungkan bagi pihak Saka, tentu saja membuat tim-nya menjadi sasaran empuk para penembak jitu.

Dengan tangan mencengkeram perut yang terlobangi oleh peluru, Saka menatap mantan sahabatnya itu dengan nanar. Dibanding sakitnya peluru yang bersarang di tubuhnya, ada yang lebih sakit lagi hingga ia tak sanggup berkata-kata.

Hati.

Pengkhianatan.

"Hehehe, Saka ... Saka ... harusnya kau sadar tim Garuda hanya digunakan sebagai alat oleh negara. Andai kita mati pun, tak merubah apa-apa. Kita yang bertaruh nyawa, orang-orang berperut gendut sialan itu yang menerima pujiannya."

"Apa dengan menjadi pembelot lantas meninggikan derajatmu?" tanya Saka sinis. "Kau tak lebih dari tikus busuk yang mencari pembenaran. Bahkan kau lebih memuakkan dari mereka!"

"TUTUP MULUTMU!"

DORR!!

Satu peluru lagi kini tepat bersarang di jantung Saka. Mirisnya, peluru itu datang dari seseorang yang selama ini sudah ia anggap sebagai saudara dan sahabat sehidup semati. Hati manusia memang tidak akan pernah ada yang tahu. Saka hanya mampu pasrah menerima kematian saat napasnya mulai tersengal dan pandangannya memburam.

"Kau akan menerima karmamu, Raiden!" bisiknya lirih sebelum menghembuskan napas terakhirnya.

*

Uhuk!

Suara batuk, bersamaan dengan mata yang mulai terbuka perlahan. Mengerjap untuk menyesuaikan dengan cahaya dan visi yang ditangkap oleh inderanya. Sedikit mengernyit, pemuda yang tengah terbaring di dipan itu mencoba untuk bangkit.

Ugh! Sial! Perutnya sangat sakit.

"Ah, aku masih hidup?" bisiknya dengan nada tak percaya. Dengan dua peluru di perut dan jantung, harusnya ia sudah tak terselamatkan. Apalagi medan tempat tim-nya terkepung sangat terjal dan jauh dari pangkalan militer. Harusnya ia sudah mati kehabisan darah.

"Tuan Muda, Anda sudah bangun?"

Pemuda itu melirik ke arah pintu, di mana seorang wanita paruh baya mendekatinya dengan raut bahagia.

"Si-apa?" tanya pemuda itu dengan lemah.

"Tuan Muda, tolong jangan bercanda! Tuan Muda tunggu sebentar, saya akan panggilkan patriak dan mengabarkan keadaan Tuan Muda."

Tanpa mendapat jawaban, pemuda itu ditinggalkan begitu saja dengan kebingungan. Ia sama sekali tak memahami apa yang diucapkan oleh wanita paruh baya tersebut. 

[Ding! Proses penyatuan sistem dan jiwa Tuan telah berhasil]

Eh??

"Siapa itu?" tanyanya lemah sambil menoleh ke kanan dan kiri.

[Ding! Saya adalah sistem penguasa yang sudah menyatu dengan jiwa Tuan, sistem akan membantu Tuan untuk menguasai seluruh alam]

Remaja itu tertegun. Tentu saja ia tak asing dengan sistem. Meski sangat sibuk di militer, saat waktu senggang ia masih menyempatkan diri membaca novel di ponselnya.

"Benarkah sistem? Lalu di mana aku sekarang? Bagaimana teman-temanku?"

[Ding! Sistem memindahkan jiwa Tuan ke alam kultivator, di sini adalah langkah awal Tuan untuk menjadi penguasa alam]

"Transmigrasi?"

[Ding! Benar Tuan!]

"Lalu aku siapa?"

[Ding! Bisa diakses melalui ingatan pemilik tubuh sebelumnya]

Lantas remaja itu merasakan sakit yang tak terkira di kepala. Serasa ribuan jarum menusuk secara bersamaan bersama dengan berbagai informasi dan ingatan yang menyeruak masuk.

Wisaka Hirawan, adalah Tuan Muda keluarga Hirawan yang dibilang jenius muda karena mampu mencapai ranah Jendral tingkat lima dan membangkitkan jiwa spiritual tingkat empat, yaitu harimau suci. Tapi itu dulu, sebelum dantiannya hancur karena menyelamatkan sang tunangan saat berada di pegunungan berkabut.

Bersama dengan ingatan yang mulai jelas, wajah Saka mendingin. Tentu saja ia tahu dengan pasti jika peristiwa di pegunungan berkabut bukanlah resmi kecelakaan. Melainkan ulah dari sang adik tiri, Raden Hirawan yang sedari dulu memang iri dengan bakatnya.

"Raden, Raiden ... kalian memang selalu menjadi pengkhianat," gumam Saka sembari tertawa pahit.

Pintu terbuka, memperlihatkan wanita paruh baya sebelumnya diikuti dengan beberapa orang di belakangnya. Dari ingatan pemilik tubuh sebelumnya, Saka tahu, diantaranya ada sang ayah, patriak keluarga Hirawan, ibu tiri dan adik tirinya, sang tunangan Alisha Caraka dari keluarga Caraka dan ayahnya, Indra Caraka.

Meski sedikit terkejut, Saka tetap terdiam tanpa membuka suara sedikit pun.

"Oh, sudah bangun rupanya?"

Saka sedikit mengernyit mendapati nada datar dari sang ayah. Menurut ingatan yang didapat dari pemilik tubuh sebelumnya, sang ayah merupakan salah satu orang yang begitu bangga dengan pencapaiannya.  Lalu, apa-apaan dengan nada datar dan wajah tidak pedulinya itu?

"Untunglah kamu sudah bangun, ada yang ingin dibicarakan Alisha padamu."

"Patriak, bukankah kita harus menunggu Tuan Muda beristirahat sebentar lagi? Tuan Muda baru saja bangun setelah tertidur selama satu bulan." Wanita paruh baya itu terlihat gelisah dan khawatir melihat ke arah Saka yang tak berdaya di atas dipan.

"Kapan waktu yang tepat itu bukan kau yang memutuskan. Anak itu harus tahu, cepat atau lambat. Semakin cepat semakin baik, karena bersatunya keluarga Caraka dan Hirawan akan berdampak baik. Setidaknya dua keluarga lain tidak akan berani macam-macam."

Saka mengangkat sebelah alis melihat sang ayah. Sedikit banyak, ia mulai menebak alur yang akan terjadi. Hatinya semakin mendingin dan kilatan benci tak bisa disembunyikan dari sorot matanya.

"Karena kau sudah bangun, aku akan berbicara terus terang." Kali ini Alisha yang angkat bicara. "Karena dantianmu hancur dan tidak mungkin untuk kembali berkultivasi, aku memutuskan pertunangan kita, aku akan bertunangan dengan adikmu, ini demi kebaikan keluarga kita."

Saka ingin sekali tertawa terbahak-bahak. Demi keluarga kita ndasmu!  Saka sungguh tidak menyangka jika ia akan terjebak di keluarga yang sangat egois dan bermuka dua.

Sungguh memuakkan.

Saka mulai melihat satu persatu orang yang ada di ruangan, pandangan mereka terhadapnya sama, yaitu pandangan remeh dan merendahkan. Terutama dari sang adik dan ibu tiri. Kecuali wanita paruh baya itu, yang memandangnya dengan penuh kasih dan khawatir. Saka ingat, jika wanita itu seharusnya adalah pelayannya, tapi ia sudah menganggap pelayan itu sebagai pengganti ibunya yang sudah meninggal.

"Ya sudah, itu saja yang ingin kita bicarakan. Ke depannya, kamu dilarang untuk datang ke bangunan utama apalagi ke ruang harta. Karena kamu bukan lagi kultivator, kamu tidak akan membutuhkan itu semua. Kamu akan mendapat jatah dua koin emas setiap bulan, selebihnya kamu cari sendiri untuk kebutuhanmu." Lalu tanpa menanyakan kondisi atau sekedar berbasa-basi, sang ayah -Pandu Hirawan- melengos pergi diikuti oleh semua orang kecuali sang wanita paruh baya.

Setelah semua orang pergi, wanita paruh baya itu menghambur memeluk Saka dan menangis sesenggukan.

"Tuan Muda yang sabar ya, Patriak Pandu sebenarnya sangat menyayangi Tuan Muda, ucapannya jangan diambil hati."

Saka membalas pelukan itu dan menghembuskan napas pelan.

"Bi Sinta, Saka tidak apa-apa. Selama Bi Sinta ada untuk Saka, itu sudah cukup."

Tentu saja, saat ini yang ada di sini bukanlah Wisaka Hirawan yang sangat ingin mendapat pengakuan dari keluarga, tetapi Arsaka Bimantara, sang kapten tim Garuda yang hatinya sudah mati karena pengkhianatan. Ia tak akan ambil pusing, cukup meningkatkan kekuatannya sendiri lalu membalas mereka semua.

Saka tidak akan berbelas kasihan apalagi memberikan kesempatan kedua kepada mereka yang sudah menusuknya dari belakang dan berpaling saat ia berada di posisi terpuruk seperti saat ini. Termasuk sang ayah sendiri.

Terpopuler

Comments

K4k3k 8¤d¤

K4k3k 8¤d¤

💗✍🏼💗✍🏼💗✍🏼💗✍🏼💗

2024-04-19

1

Cicak Mati Tersepitt

Cicak Mati Tersepitt

maaf,trus gak jadi baca..penggunaan nama yg tidak tepat jadi aku mls mau baca...delete aja cerita ni...

2024-03-13

2

hasbullah 123

hasbullah 123

maaf nama kultuvator hny di negeri tirai bambu jd sangat janggal cerita ini dngn memakai nama2 org Indonesia ..sepertix TIDAK nyambung🤣🤣🤣

2024-03-13

2

lihat semua
Episodes
1 Transmigrasi
2 Awal Yang Baru
3 Pegunungan Berkabut
4 Harta Karun
5 Markas Baru
6 Pertempuran
7 Paviliun Bunga Mekar
8 Tuan Muda Orlando
9 Pertunangan Raden Hirawan
10 Bolehkah Aku Memanggilmu, Ibu?
11 Pergi
12 Perseteruan
13 Tetua Rama
14 Bertemu Para Petinggi
15 Pelelangan
16 Bukan Lagi Bagian Keluarga Hirawan
17 Klan Darah
18 Kenyataan Pahit Keluarga Hirawan
19 Fisik Dewi Es
20 Jackpot
21 Merampok Sistem 1
22 Merampok Sistem 2
23 Elemen Cahaya
24 Ternyata Warisan Dewi
25 Hirawan vs Caraka
26 Hirawan vs Caraka 2
27 Musnahnya Keluarga Caraka
28 Memulai Petualangan
29 Vampire
30 Membebaskan Tawanan
31 Perketat Keamanan
32 Kedatangan Prajurit Kota
33 Siaga
34 Pulang
35 Rahasia Puncak Pegunungan Berkabut
36 Pasangan Yang Cocok
37 Raja Naga
38 Pamit
39 Hutan Jurang
40 Inti Es Semesta
41 Tigra, Harimau Suci
42 Sekte Lembah Hitam dan Raja Dharma
43 Membantu Desa Paju
44 Upgrade Sistem Selesai
45 Berlatih 1
46 Berlatih 2
47 Kebangkitan Fisik Dewi Es
48 Naik Ranah
49 Melatih Arunika
50 Kota Rogo
51 Tuan Muda Rajasa
52 Telur Dalam Batu
53 Keluarga Rajasa Musnah
54 Undangan Tuan Kota
55 Masalah Kecil
56 Sampai di Kota Ngiwa
57 Banteng atau Sapi?
58 Misi
59 Pasukan Garuda
60 Perkembangan Pasukan Garuda
61 Memulai Penyerangan 1
62 Memulai Penyerangan 2
63 Gejolak Kota Ngiwa
64 Kotak Semesta
65 Genting
66 Biar Nggak Lupa
67 Ke Istana
68 Strategi
69 Perang dengan Vampire
70 Akhir Perang
71 Tindakan Spontan Sofia
72 Dua
73 Kebersamaan
74 Hari Pernikahan
75 Benua Tengah
76 Pembebasan
77 Sekte Pedang Langit
78 Sekte Pedang Langit 2
79 Pertempuran di Hutan Kematian
80 Masalah Selesai
81 Alam Kultivator (end)
82 Disambut Jutaan Monster
83 Insiden Kecil
84 Kerajaan Angin
85 Masalah Selalu Datang
86 20 Tahun yang Lalu
87 Identitas Asli
88 Kembali ke Kerajaan Api
89 Sambutan Hangat
90 Mengobati Kakek dan Paman
91 Meningkatkan Kekuatan
92 Jurang Kegelapan
93 Ular Kepala Sembilan
94 Kondisi Kerajaan Api Terkini
95 Pesta Rakyat
96 Dunia Kecil
97 Gunung Dewa
98 Qian
99 Rubah Surgawi, Foxy
100 Kota Aneh
101 Potongan Tubuh Jenderal Iblis
102 Keluarga Narendra yang Lain
103 Narendra vs Sekte Rajawali Besi
104 Dunia Canopus Kacau
105 Kembali ke Kerajaan Api
106 Gelombang Monster
107 Di Balik Gelombang Monster
108 Rencana Selanjutnya
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Transmigrasi
2
Awal Yang Baru
3
Pegunungan Berkabut
4
Harta Karun
5
Markas Baru
6
Pertempuran
7
Paviliun Bunga Mekar
8
Tuan Muda Orlando
9
Pertunangan Raden Hirawan
10
Bolehkah Aku Memanggilmu, Ibu?
11
Pergi
12
Perseteruan
13
Tetua Rama
14
Bertemu Para Petinggi
15
Pelelangan
16
Bukan Lagi Bagian Keluarga Hirawan
17
Klan Darah
18
Kenyataan Pahit Keluarga Hirawan
19
Fisik Dewi Es
20
Jackpot
21
Merampok Sistem 1
22
Merampok Sistem 2
23
Elemen Cahaya
24
Ternyata Warisan Dewi
25
Hirawan vs Caraka
26
Hirawan vs Caraka 2
27
Musnahnya Keluarga Caraka
28
Memulai Petualangan
29
Vampire
30
Membebaskan Tawanan
31
Perketat Keamanan
32
Kedatangan Prajurit Kota
33
Siaga
34
Pulang
35
Rahasia Puncak Pegunungan Berkabut
36
Pasangan Yang Cocok
37
Raja Naga
38
Pamit
39
Hutan Jurang
40
Inti Es Semesta
41
Tigra, Harimau Suci
42
Sekte Lembah Hitam dan Raja Dharma
43
Membantu Desa Paju
44
Upgrade Sistem Selesai
45
Berlatih 1
46
Berlatih 2
47
Kebangkitan Fisik Dewi Es
48
Naik Ranah
49
Melatih Arunika
50
Kota Rogo
51
Tuan Muda Rajasa
52
Telur Dalam Batu
53
Keluarga Rajasa Musnah
54
Undangan Tuan Kota
55
Masalah Kecil
56
Sampai di Kota Ngiwa
57
Banteng atau Sapi?
58
Misi
59
Pasukan Garuda
60
Perkembangan Pasukan Garuda
61
Memulai Penyerangan 1
62
Memulai Penyerangan 2
63
Gejolak Kota Ngiwa
64
Kotak Semesta
65
Genting
66
Biar Nggak Lupa
67
Ke Istana
68
Strategi
69
Perang dengan Vampire
70
Akhir Perang
71
Tindakan Spontan Sofia
72
Dua
73
Kebersamaan
74
Hari Pernikahan
75
Benua Tengah
76
Pembebasan
77
Sekte Pedang Langit
78
Sekte Pedang Langit 2
79
Pertempuran di Hutan Kematian
80
Masalah Selesai
81
Alam Kultivator (end)
82
Disambut Jutaan Monster
83
Insiden Kecil
84
Kerajaan Angin
85
Masalah Selalu Datang
86
20 Tahun yang Lalu
87
Identitas Asli
88
Kembali ke Kerajaan Api
89
Sambutan Hangat
90
Mengobati Kakek dan Paman
91
Meningkatkan Kekuatan
92
Jurang Kegelapan
93
Ular Kepala Sembilan
94
Kondisi Kerajaan Api Terkini
95
Pesta Rakyat
96
Dunia Kecil
97
Gunung Dewa
98
Qian
99
Rubah Surgawi, Foxy
100
Kota Aneh
101
Potongan Tubuh Jenderal Iblis
102
Keluarga Narendra yang Lain
103
Narendra vs Sekte Rajawali Besi
104
Dunia Canopus Kacau
105
Kembali ke Kerajaan Api
106
Gelombang Monster
107
Di Balik Gelombang Monster
108
Rencana Selanjutnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!