Cinlok Dengan Boss

Cinlok Dengan Boss

Bab. 1 Dikerjai

POV. RAKA

Sejak satu jam yang lalu, aku sudah tiba dikantor ini. Menjadi seorang OB membuatku harus datang lebih awal sebelum para staff dan boss datang bekerja.

Menyapu, mengepel sudah kegiatan rutinitasku setiap harinya. Aku melakukan pekerjaan itu dengan ikhlas, demi bisa menyambung hidup serta membiayai kuliahku sendiri.

Baru saja selesai dengan membersihkan lobi kantor, aku sudah dihampiri oleh Pak Ari yang memberikan aku pekerjaan lainnya.

Aku bahkan tidak diberi kesempatan untuk beristirahat terlebih dahulu olehnya.

"Raka kamu bersihkan lantai 2," titah Pak Ari padaku.

"Baik Pak," ucapku.

Aku bergegas berjalan menuju lift sembari mendorong peralatan kebersihan untuk tiba dilantai 2. Lantai dimana aku harus memiliki kesabaran ekstra.

Hampir semua staff yang bekerja dilantai dua selalu mengerjaiku. Mengerjai pekerjaanku, atau juga mengerjai diriku.

Setibanya dilantai dua aku akan menyapu lantai terlebih dahulu, barulah akan mengepelnya.

Aku akan mulai membersihkan dari ruangan A, dimana didalam ruangan ini terdapat 2 orang staff pria dan juga 2 orang staff wanita.

Tok tok tok

Aku mengetuk pintu ruangan A terlebih dahulu, setelah dipersilahkan untuk masuk aku segera membuka pintu ruangan tersebut.

Begitu pintu ruangan A dibuka, aku sudah disambut dengan ruangan yang kotor, penuh dengan kertas yang sengaja dipotong oleh gunting, lalu dihamburkan keruangan ini.

"Ehh, ternyata kamu sudah datang, Raka. Sekarang, buruan bersihkan ruangan ini, kami mau kerja!" titah wanita A.

"Iya Mbak" ucapku.

Aku mulai membersihkan ruangan ini, memulainya dari mengelap debu dimeja.

Keempat orang yang berada diruangan ini sengaja tidak memulai pekerjaannya. Mereka justru menungguku membersihkan meja mereka hingga selesai.

Srekk.

Baru selesai aku mengelap meja mereka, wanita B dengan sengaja menyenggol tumpukan kertas disebelahnya, sehingga membuat kertas yang disenggol itu jatuh berhamburan kelantai.

"Ya ampun! ini kertas harus gue serahin sama manager, tapi justru elo brantakin!" bentak Wanita B padaku.

Aku hanya diam, tidak menjawab sama sekali ucapan wanita B.

"Sekarang, buruan elo beresin lagi!" titah Wanita B itu padaku.

Aku menganggukan kepala, lalu memunguti satu persatu kertas tersebut dan menyusunnya menjadi satu tumpukan seperti sedia kala.

"Ini Mbak," ucapku sembari menyerahkan tumpukan kertas tersebut.

"Kalau kerja itu yang bener!" ucap wanita B sembari menyambar begitu saja tumpukan kertas yang aku berikan.

Bukannya berterima kasih padaku karena sudah membantu membereskan berkasnya, tapi justru mengomeliku.

Aku menjauh dari wanita B, lalu mengambil sapu dan pengki. Aku mulai menyapu dari sudut ruangan tersebut, untuk mengumpulkan sampah potongan kertas.

Tak

Ada sebuah bola kertas mengenaiku yang sedang menyapu. Aku membalikan tubuh menghadap keempat orang tersebut.

Rupanya orang yang melempar bola kertas kepunggungku tadi, ialah Pria A.

"Bikinin gue kopi!" titah Pria A.

Meski pekerjaan menyapu belum selesai tapi aku tidak bisa membantahnya. Aku tinggalkan pekerjaan menyapu itu, lalu membuatkan kopi untuk pria A.

Setelah selesai membuatkan kopi, aku bergegas kembali kelantai dua tepatnya ruangan A tadi.

"Ini mas kopinya," ucapku sembari meletakan secangkir kopi dimeja pria itu.

"Loh, bikin kopinya satu doang, buat gue mana?" tanya pria B.

"Mas-nya mau minum kopi juga?" tanyaku.

"Ya iya lah. Buruan bikinin gue kopi juga," titahnya padaku.

Aku menganggukan kepala, kemudian menanyai kedua staff wanita yang ada disana untuk memesan minuman. Takut-takut akan terjadi seperti ini lagi karena aku tidak sekalian membawakan mereka minuman.

"Gue coklat panas," ucap Wanita A.

"Kalau gue teh manis," ucap Wanita B.

Setelah tahu apa yang mereka inginkan, aku bergegas kembali kepantry yang berada didapur kantor tepatnya di lantai satu.

Beruntung OB dan OG diperbolehkan untuk menaiki lift, bila tidak aku harus menuruni puluhan anak tangga untuk tiba dilantai satu.

Belum lagi untuk kembali kelantai dua, bila harus menaiki anak tangga pasti akan membuatku kelelahan.

Setibanya dipantry aku segera membuatkan satu cangkir kopi hitam, satu gelas coklat panas dan satu gelas teh manis.

"Bikin minuman untuk dimana?" tanya Pak Ari.

"Untuk ruangan A dilantai 2, Pak," jawabku.

"Setelah selesai membersihkan lantai 2, kamu segera temui saya lagi ya. Ada pekerjaan yang sudah menunggumu," ucap Pak Ari.

Susah payah aku menelan saliva. Ada pekerjaan yang sudah menungguku? Kenapa aku yang ditunggu? padahal banyak OB dan OG lainnya yang sudah bersantai, sedangkan aku? Aku belum juga selesai membersihkan lantai dua.

Aku tidak protes, dan tidak pernah protes dengan apa yang supervisi perintahkan padaku. Selagi aku mampu mengerjakannya, maka akan aku kerjakan dengan ikhlas.

"Kalau begitu saya kembali kelantai dua, Pak," ucapku.

"Iya," jawab Pak Ari singkat.

Aku bergegas kembali kelantai dua sembari berjalan membawa nampan berisi minuman pesanan orang-orang diruangan A lantai itu.

Setibanya disana aku dikejutkan dengan ruangan A yang berantakan lagi. Kertas-kertas yang sudah aku sapu dikumpulkan kedalam pengki kini berhamburan lagi dilantai.

"Mbak, mas, ini kenapa sampahnya berhambur lagi ya?" tanyaku.

"Mana kami tahu, angin kali." jawab wanita A dengan acuh.

Aku terlebih dahulu memberikan minuman pesanan mereka kemudian mengambil sapu dan pengki, lalu menyapu lagi.

Sembari menyapu aku terus mengucapkan kata 'sabar' untuk diriku, agar aku senantiasa bisa selalu bersabar menghadapi orang-orang seperti mereka ini.

Aku sedikit menjauh dari mereka berempat, aku ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan diruangan ini kemudian keluar.

Tidak lama kemudian aku selesai dengan menyapunya, lalu aku lanjutkan dengan mengepel lantai hingga selesai.

Setelah selesai aku segera keluar dari ruang A untuk membersihkan ruangan B.

Diruangan B diisi oleh 4 staff pria. Setibanya didepan pintu ruangan B, aku mengetuk pintu ruangan ini dan membukanya setelah dipersilahkan masuk.

Ruangan ini tidak seperti ruangan A. Diruangan B ini, lantai terlihat bersih seperti kemarin sore setelah aku membersihkannya.

Meski ruangan ini masih bersih. Aku tetap mendorong peralatan kebersihan masuk kedalam ruangan tersebut.

Aku akan tetap membersihkannya lagi meski masih terlihat bersih.

"Ehh, udah datang lo Raka," ucap pria C diruangan B ini.

"Iya Mas," jawabku.

"Kesini lo, gue punya kerjaan buat lo," ucap pria C.

Aku menurut, lalu meletakan peralatan kebersihan, kemudian mendekat pada pria C yang memanggilku.

"Ada yang bisa saya kerjakan, Mas?" tanyaku.

"Ambilkan ponsel gue ditoilet," titah pria C.

"Baik Mas," ucapku.

Aku kemudian berjalan menuju toilet untuk mengambilkan ponsel pria C. Setelah tiba didepan pintu toilet aku segera membukanya.

Byuuurrr.

"Hahahaha!" tawa keempat pria itu menggema diruangan ini menertawakan aku yang tersiram air kotor, bau dan gatal.

Rupanya mereka mengerjaiku dengan menaruh ember berisi air kotor tersebut diatas pintu toilet, sehingga mengguyurku saat aku membuka pintu tersebut.

Terpopuler

Comments

Tara

Tara

smoga ada karma bagi yg jahat😤😡🤔

2023-07-27

2

Ara Julyana

Ara Julyana

hai kk othor salam kenal ya,aku mampir

2023-07-27

0

Tri Haryani

Tri Haryani

Jangan lupa tinggalkan like dan coment-nya ya..

Ikuti akun author juga, supaya bisa terus menikmati karya terbaru dari author.

Terima kasih, salam sayang dari author untuk pembaca tercinta

2023-07-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!