Langit Akdiasa

Langit Akdiasa

Prolog

"Daddy, apa Mommy masih lama pulang?" Tanya seorang anak laki-laki berusia 4 tahun.

"Sepertinya sebentar lagi. Ada apa, Boy?" Pria yang dipanggil Daddy itu balik bertanya.

"Daddy, aku merindukan, Mommy. Mengapa, Mommy selalu sibuk bekerja?" Tanya anak laki-laki.

"Mommy, bekerja untuk bisa membelikan kamu mainan." Daddy, mengelus rambut anak laki-lakinya.

"Aku, tidak akan meminta mainan lagi pada Mommy Dad, supaya mommy memiliki waktu untuk bermain bersama kita." anak laki-laki.

"Tidak bisa seperti itu Boy. Mommy memiliki tanggung jawab juga di perusahaan Kakek, Mommy bekerja untuk membelikan Boy mainan dan untuk membantu karyawan-karyawan yang bekerja di sana. Karyawan Mommy di kantor memiliki keluarga, yang harus mereka penuhi kebutuhan hidupnya. Mereka bekerja di perusahaan Mommy untuk mendapatkan gaji yang nantinya digunakan untuk memenuhi kehidupan keluarga mereka, Boy. Jika Mommy berhenti maka karyawan Mommy akan kehilangan pekerjaan dan tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga mereka." Daddy.

"Tetapi, Mommy selalu sibuk Dad. Mommy, selalu pergi pagi sebelum aku bangun tidur dan pulang setelah aku tidur. Apa Mommy tidak menyayangiku, Dad?" tanya anak laki-laki mengubah posisi menghadapkan wajah pada Daddynya.

"Nanti, akan Daddy beritahu, Mommy untuk jangan terlalu keras bekerja dan agar meluangkan waktu untuk bermain bersama kita." Jawab laki-laki yang di panggil, Daddy dengan tatapan tulusnya.

"Daddy, selalu berkata seperti itu. Tetapi Mommy, tidak pernah meluangkan waktunya untuk bermain bersama kita, Dad." anak laki-laki.

"Daddy, akan coba membuat Mommy mengerti dengan permintaan Boy." Daddy.

"Janji, Dad?" Anak Laki-laki, memberikan jari kelingkingnya pada Daddynya.

"Janji, Boy." Daddy, menautkan jari kelingkingnya pada anaknya.

"Dad, susu cokelat." anak laki-laki, dengan senyum manisnya.

"Ayo, kita buat susu untuk jagoan ini." Daddy, meletakkan Anak Laki-laki itu di atas bahunya lalu memegang kedua tangan anaknya, membuat seperti sayap burung yang sedang mengepakkan sayapnya.

"Ayo, Dad." Seru anak laki-laki itu tertawa dengan tindakan Daddynya.

Mereka keluar kamar, menuruni tangga, dan berhenti sebentar menyapa Kakek dan Nenek yang sedang menonton di ruang TV, sebelum ke dapur.

"Kakek, Nenek." Safa anak laki-laki.

"Hai, Boy. Ingin membuat susu dengan Daddy?" Nenek, menyapa cucu dan menantunya.

"Iya, Nenek." anak laki-laki.

"Pergilah bersama Daddy membuat susu, lalu kemari bergabung bersama Kakek dan Nenek." Kakek.

"Iya, Kakek. Ayo Dad." Anak Laki-laki, meminta Daddynya melanjutkan perjalanan ke dapur.

"Dia Daddy yang baik untuk anaknya, Dad." Nenek.

"Iya, dia bukan hanya Daddy yang baik, tetapi suami yang berhati sabar juga. Daddy, kasihan dengannya Mom, mengapa putri kita tega sekali memperlakukan suaminya seperti orang asing, bahkan dengan anak kandungnya sendiri di perlakukan seperti orang asing juga. Padahal anak mereka adalah kesalahan yang mereka buat bersama, tetapi mengapa hanya suaminya yang menerima dan merawat cucu kita dengan tulus, sementara putri kita tidak sama sekali berperan dalam merawat cucu kita Mom." Kakek.

"Mommy, juga memikirkan hal yang sama Dad, mungkin masih ada beberapa hal yang tidak kita ketahui di antara mereka berdua Dad. Kita tidak tahu kesalahan apa yang dilakukan suaminya pada putri kita dan mungkin hal itu membuat putri kita tidak menganggap suaminya ada Dad. Tetapi Mommy juga menyayangkan perilaku putri kita pada cucu kita Dad, sekali pun dia memiliki masalah dengan suaminya, tidak seharusnya putri kita melimpahkan juga pada anaknya." Nenek.

"Iya, Mom, besok Daddy akan berbicara dengan putri kita di kantor." Kakek.

"Mom, Dad." Daddy, menyapa mertuanya sambil menggendong putranya yang sedang menyusu dengan botol susu.

"Kemari duduk bersama." Kakek.

"Iya, Dad." Daddy, duduk di sofa dan memperbaiki posisi putranya agar lebih nyaman saat meminum susu.

"Sepertinya, sudah mulai ingin tidur." Nenek, melihat cucunya yang sudah memejamkan mata, tetapi mulutnya masih aktif meminum susu botolnya.

"Iya Mom, sudah jamnya tidur." Daddy, mengusap-usap dada anaknya.

"Kalau begitu bawalah ke atas, kasihan jika harus tidur dengan posisi seperti itu." Kakek, melihat cucunya.

"Iya, Dad. Dad, Mom, aku ke atas dahulu. Selamat malam Dad, Mom." Langit, membungkukkan badannya dan pergi meninggalkan Kakek dan Nenek.

"Lihat Mom, sikapnya tidak pernah berubah. Masih sangat sopan dengan orang tua. Sepertinya kesalahan itu letaknya pada putri kita Mom, bukan pada dirinya." Kakek, kagum dengan sikap menantunya.

"Sikapnya memang tidak pernah berubah Dad. Tetapi kita tidak tahu alasan yang sebenarnya Dad, mengapa putri kita bersikap acuh pada suami dan putranya, sebaiknya kita dengarkan dahulu penjelasan putri kita. Baru nanti kita menyimpulkan Dad." Nenek.

“Iya, Mom. Ayo, istirahat, Mom." Kakek.

"Iya, Dad. Ayo." Kakek dan Nenek masuk ke dalam kamar mereka dan beristirahat

Sementara di salah satu kamar yang bernuansa kartun Batman, terdapat Daddy yang sedang menyelimuti tubuh putranya dan memberikan kecupan di kening anaknya.

"Selamat malam, Boy." Daddy, berdiri menutup pintu dan masuk ke kamarnya dan istrinya.

Daddy, menggosok gigi dan mencuci mukanya, setelah itu mengganti bajunya dengan baju kaus. Daddy, tidak tidur, dia saat ini sedang membaca buku di sofa kamar sambil menunggu istrinya pulang. Setelah menghabiskan waktu 30 menit, akhirnya istrinya pulang. Istrinya pulang dengan wajah lesu. Daddy, menghentikan aktivitas membaca bukunya dan mendekati istrinya.

"Kamu baru pulang?" Daddy.

"Kelihatannya seperti apa? Pertanyaan mu tidak penting," Istri dengan acuh tak acuh.

"Kamu lelah? ingin teh hangat?" Daddy.

"Ya, sangat lelah. Siapa  yang tidak lelah selepas pulang kerja, tidak seperti dirimu yang hanya berdiam diri dan uang mengalir ke ATM-mu, semua kebutuhanmu terpenuhi, bahkan dirimu menggunakan pakaian dan hidup mewah, bukankah itu enak untuk dirimu. Tidak perlu, cukup diam saja!" Istri.

"Maaf, hanya merepotkan mu. Apa bisa bicara sebentar, ini tentang putra kita?" Daddy.

"Hah, apalagi yang kali ini dia minta. Waktu bersamaku? iya? Dirimu tidak bisa mengatasinya, aku memberikan dirimu uang dan semua kemewahan, tapi dirimu yang tugasnya hanya menjaga anak itu saja tidak bisa!" Istri memaki suaminya.

"Bukan, seperti itu. Saya sudah memberikan dia pengertian tentang dirimu, tetapi yang dia inginkan hanya waktu anda. Tolong luangkan waktu anda untuknya, dia masih terlalu kecil jika harus memahami ke sibukkan orang dewasa," Daddy, berbicara lembut.

"Besok katakan padanya kita akan pergi ke taman. Pergilah ketempatmu, aku ingin istirahat!" Istri.

"Iya, terima kasih. Boy, pasti akan senang. Jangan lupa bersihkan dirimu terlebih dahulu, agar tidurmu nyaman. Selamat istirahat." Daddy, pergi ke sofa dengan membawa bantal, guling dan selimut, Daddy tidur di sofa seperti biasanya.

"Dasar idiot menyebalkan, siapa dia berani menyuruh-nyuruh ku." Istri naik ke atas kasur, merebahkan dirinya dan mulai tidur. Kurang dari 5 menit, si istri tertidur. Efek dari kelelahan bekerja dari pagi sampai malam.

Daddy, yang melihat istrinya sudah tidur, mulai mendekati ranjang dan membuka sepatu istrinya, menghapus make-up di wajah istrinya. Hal yang setiap hari selalu dia lakukan pada istrinya, dia mencintai istrinya, sekalipun Daddy tahu kalau istrinya tidak akan pernah mencintainya, jangankan mencintai, menganggap dirinya saja itu tidak akan pernah dilakukan istrinya.

Daddy, tersenyum memandangi sebentar wajah istrinya, setelah di rasa cukup, dia kembali ke sofa dan mulai untuk tidur. Sebelum tertidur dia bergumam:

"Semoga besok adalah hari yang baik." Daddy, memejamkan matanya dan mulai tertidur.

Langit Akdiasa/ Daddy (23) : Daddy 1 anak, introver, berhati murni, lembut, cerdas, sederhana dan penyayang. Bekerja sebagai karyawan di Arkan Company, kerja di rumah, tidak harus pergi ke kantor, hal ini berlaku ketika istrinya menjadi CEO. Istrinya tidak ingin melihat wajahnya di kantor. Sebagai suami yang baik dia menuruti keinginan istrinya, dia juga senang karena hal itu dapat membuat dia memiliki waktu yang banyak untuk bisa bermain bersama putranya.

Falencia Arkan/Mommy (26) : CEO Arkan Company, Mommy 1 anak, tegas, pemarah, kasar. Tidak peduli dengan suami dan anaknya, gila kerja, menghabiskan waktu dengan teman-temannya, sangat menyayangi adiknya.

Boy Malvin Arkan (4) : Cerdas, lembut, anak Daddy, membutuhkan kasih sayang Mommynya. Selalu menempeli Daddynya, apa-apa selalu Daddy, Daddy, dan Daddy.

Nicolas Arkan/ Kakek (48) : Pengusaha kaya raya, memiliki kekayaan fantastis. Pemilik perusahaan Arkan Company. Daddy dari 2 putri cantiknya dan Kakek dari 1 cucunya. Mencintai keluarga, tegas di luar rumah dan lembut ketika berhadapan dengan keluarganya.

Fricilia Smits/ Nenek (46) : Pensiunan aktris dari berbagai film yang pastinya buming di masanya, Mommy, dari 2 putri cantik dan Nenek dari 1 cucu. Memiliki sifat yang lembut dan menyayangi keluarganya. Menjadi penengah ketika terjadi keributan dalam keluarga.

Episodes
1 Prolog
2 Biarkan Waktu Menjawab
3 Biarkan Waktu Menjawab (2)
4 Dusta
5 Daddy Malvin Kembali
6 Langit
7 Cinta Pertama
8 Di Usir
9 Penyesalan
10 Murka
11 Manipulatif
12 Pencarian
13 Menikah dengan Ku
14 Negosiasi
15 Restu
16 Falensia dengan Penyesalan
17 Hari Bahagia
18 Apa itu Bahagia
19 Palsu
20 Kerja
21 Lagi
22 Keroyok
23 Curhat
24 OTW Paris
25 Hallo Paris
26 Princess Laurent
27 Paris Bencana
28 Rumit
29 Perceraian
30 Percaya
31 Paris
32 Paris (2)
33 Paris 3
34 Paris (4)
35 Back To Korea
36 Back To Korea (2)
37 Daddy dan Aunty Jenjen
38 Daddy dan Aunty Jenjen (2)
39 Daddy dan Aunty Jenjen 3
40 Daddy dan Aunty Jenjen (4)
41 Ada Apa?
42 Kecewa Lagi?
43 Baby Son
44 Baby Son (2)
45 Melepaskan?
46 Melepaskan? (2)
47 Takdir Tuhan
48 Kado untuk Daddy Baby
49 Daddy Baby Masak
50 Daddy Baby Pamit
51 Maaf Daddy Ingkar Janji
52 Samudra
53 Princess Daddy Langit
54 Langit
55 Keajaiban Tuhan
56 Daddy Langit
57 Perjalanan Baby dan Mommy
58 Berhati Malaikat
59 Daddy Mendidik Abang Malvin
60 Membujuk Mommy
61 Daddy CEO
62 Menyambut Diana & Laurent
63 Kedatangan Laurent dan Diana
64 Perubahan
65 The End Of Everyting
66 Flashback Pertengkaran Jesya & Jennie
67 Maaf
68 Fakta
69 Langit
70 Pesan Langit untuk Jennie
71 Hadiah Langit untuk Putrinya
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
Biarkan Waktu Menjawab
3
Biarkan Waktu Menjawab (2)
4
Dusta
5
Daddy Malvin Kembali
6
Langit
7
Cinta Pertama
8
Di Usir
9
Penyesalan
10
Murka
11
Manipulatif
12
Pencarian
13
Menikah dengan Ku
14
Negosiasi
15
Restu
16
Falensia dengan Penyesalan
17
Hari Bahagia
18
Apa itu Bahagia
19
Palsu
20
Kerja
21
Lagi
22
Keroyok
23
Curhat
24
OTW Paris
25
Hallo Paris
26
Princess Laurent
27
Paris Bencana
28
Rumit
29
Perceraian
30
Percaya
31
Paris
32
Paris (2)
33
Paris 3
34
Paris (4)
35
Back To Korea
36
Back To Korea (2)
37
Daddy dan Aunty Jenjen
38
Daddy dan Aunty Jenjen (2)
39
Daddy dan Aunty Jenjen 3
40
Daddy dan Aunty Jenjen (4)
41
Ada Apa?
42
Kecewa Lagi?
43
Baby Son
44
Baby Son (2)
45
Melepaskan?
46
Melepaskan? (2)
47
Takdir Tuhan
48
Kado untuk Daddy Baby
49
Daddy Baby Masak
50
Daddy Baby Pamit
51
Maaf Daddy Ingkar Janji
52
Samudra
53
Princess Daddy Langit
54
Langit
55
Keajaiban Tuhan
56
Daddy Langit
57
Perjalanan Baby dan Mommy
58
Berhati Malaikat
59
Daddy Mendidik Abang Malvin
60
Membujuk Mommy
61
Daddy CEO
62
Menyambut Diana & Laurent
63
Kedatangan Laurent dan Diana
64
Perubahan
65
The End Of Everyting
66
Flashback Pertengkaran Jesya & Jennie
67
Maaf
68
Fakta
69
Langit
70
Pesan Langit untuk Jennie
71
Hadiah Langit untuk Putrinya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!