Takdir Cinta
***
Bab.1
.
Ana terdiam membeku di ambang pintu sebuah ruangan rawat inap di sebuah rumah sakit yang saat ini tengah dia datangi.
Dengan derai air mata membasahi wajahnya, Ana berjalan perlahan mendekati brangkar dimana tubuh suaminya terbaring dengan dipenuhi oleh alat bantu pernafasan.
Bagai dihimpit ribuan ton beban berat, dada Ana begitu sesak melihat keadaan Rey saat ini. Dia tidak menyangka jika suaminya yang selalu terlihat baik baik saja itu tiba tiba dikabarkan kritis di sebuah rumah sakit.
"Sa_sayang," Lirih Ana meraih tangan Rey yang terasa begitu dingin.
Tak ada lagi kata yang terucap dari bibir mungilnya selain kata 'sayang'. Ana benar benar shock mendapati Rey yang seperti ini.
Padahal 3 hari yang lalu pria itu pamit pergi keluar kota untuk melakukan perjalanan bisnis. Tapi nyatanya, pria itu bukan pergi ke luar kota. Melainkan ke rumah sakit untuk melakukan pengobatan yang sayang nya sudah terlambat.
"Maafkan aku Ana, aku terpaksa menyembunyikan ini dari kamu. Ini semua adalah permintaan dari Rey sendiri," Ucap Claudia yang merupakan teman sekolah Ana dan kini menjadi seorang dokter ahli kanker.
"Kenapa Clau, kenapa dia membunyikan semua ini dari aku? Aku istrinya, tapi kenapa aku tidak tahu semua ini," Ucap Ana disela isak tangisnya.
"Dia hanya ingin buat kamu bahagia Ana. Dia benar benar berjuang untuk bertahan agar bisa membahagiakan kamu. Tapi sayang, kini dia kalah Ana," Lanjut Claudia dengan suara yang bergetar.
Claudia adalah saksi mata bagaimana selama ini Rey berjuang demi kesembuhan nya dari penyakit mematikan itu dan bagaimana sepak terjang Rey dalam meraih cinta Ana.
Wanita yang dia sukai sejak usia nya masih remaja. Hingga perjuangan nya yang panjang dan berat pun akhirnya membawanya pada sebuah ikatan suci pernikahan bersama dengan Ana.
Bahkan kini mereka tengah menanti kehadiran buah hati yang tengah dikandung oleh Ana. Padahal tinggal satu bulan lagi mereka menunggu bayi kembar itu lahir.
Namun ternyata takdir berkata lain. Sang ayah mengalami penurunan kesehatan hingga membuatnya harus masuk ke ruang ICU karena kondisinya yang benar benar drop.
Dan Rey pun dinyatakan kritis setelah dua hari di rawat dan kondisinya kian menurun. Hingga mau tidak mau Claudia pun melanggar janji nya dan akhirnya menghubungi pihak keluarga termasuk dengan Ana.
"Apa sudah tidak ada lagi harapan untuk nya Clau?" Tanya Ana bergetar.
"Maaf Ana, kami bahkan Rey sendiri sudah berusaha semampu kati. Kini, kita hanya bisa mengikhlaskan nya, agar dia bisa pergi dengan tenang,"
Duaarrrrr
Bagai disambar petir disiang bolong, bahkan kaki Ana semakin terasa lemas saat mendengar penjelasan dari dokter Claudia.
Beruntung, Ana masih berpegangan dengan kuat pada brangkar dimana suaminya terbaring saat ini.
"Sayang, ayo bangun. Bukankah kamu sudah janji akan menemaniku melahirkan bayi kembar kita. Ayo bangunlah," Lirih Ana semakin menggenggam erat tangan Rey yang tidak merespon sama sekali.
Bertepatan dengan itu, terdengar suara pintu yang dibuka dengan cukup keras hingga menimbulkan bunyi dentuman.
Ana yang mendengar suara dentuman antara pintu yang bertabrakan dengan tembok ruangan itu pun langsung menoleh ke arah sumber suara.
Dilihat nya Revan datang dengan nafas yang masih ngos ngosan. Bahkan, dada pria itu terlihat naik turun saat memasuki ruangan dimana sang adik terbaring tidak berdaya di atas brangkar.
"Apa yang tejadi? Kenapa dengan adikku Dokter?" tanya Revan langsung menghadap ke arah dokter Claudia.
Dokter Claudia pun langsung menjelaskan kondisi Rey yang sebenarnya. Sudah sejak 3 tahun yang lalu pria itu di vonis penyakit kanker.
Awalnya semua baik baik saja sampai 6 bulan terakhir, Rey kerap melewatkan jadwal kontrol dan juga kemoterapi yang harus nya dia jalani. Hingga akhirnya membuat tubuh pria itu drop dan harus masuk ruang ICU.
Kondisi yang kian menurun membuat dokter Claudia tidak memiliki pilihan lain selain memberitahukan yang sebenarnya pada keluarga, termasuk Ana yang baru tahu akan hal ini di saat pria yang sudah menikahi nya itu dinyatakan kritis.
Semua orang tampak begitu shock dengan kabar kondisi Rey saat ini. Mama Meli bahkan sampai tidak sadar kan diri saat tahu jika sudah tidak ada lagi kesempatan untuk putra nya itu.
"Ini, sebelum kesadaran nya menghilang. Rey menitipkan ini pada saya," lanjut dokter Claudia menyerahkan sebuah surat yang Rey tulis dengan tangan nya sendiri.
Tubuh Ana dan juga Revan sama sama dibuat menegang saat Papa Reza mulai membacakan surat wasiat yang ditulis oleh Rey untuk sang istri dan juga kakak sulung nya.
Dimana pria itu meminta Revan untuk menikahi Ana dan menjadi ayah untuk kedua anak kembar nya, yang sebentar lagi akan lahir ke dunia.
*
*
Sementara dibelahan bumi yang lain nya, tampak seorang pria dewasa baru saja terbangun dari tidur nya.
Pria itu tergeragap saat mendapati dirinya berada di dalam kamar hotel. Saking kaget nya, pria itu langsung bangun dan tidak menghiraukan sekeliling nya.
"Dimana ini?" gumam nya setelah mengambil posisi duduk.
"Eeeuuuhhh,"
Deg
Pria itu tersentak kaget saat mendengar suara lenguhan seseorang di samping nya. Mata nya membulat sempurna saat mendapati seseorang tengah tertidur lelap di samping dirinya dengan tubuh yang terbungkus sempurna.
Pria itu pun kembali mengingat ingat apa yang sebenarnya terjadi tadi malam. Seingat nya, tadi malam dia hanya menghadiri acara makan malam kantor dan setelah itu, ah sial. Kenapa dia lupa? Gumam nya dalam hati.
Drrtttt
Drrrttt
Seketika pria itu terbangun dari lamunan nya saat sebuah dering ponsel berbunyi. Dia melihat ke arah nakas kecil yang ada disamping ranjang, dimana ponsel miliknya tersimpan.
Namun ponsel itu masih dalam ke adaan mati. Dan ternyata, ponsel yang berbunyi itu milik wanita yang masih lelap dalam tidurnya.
Pria itu masih menatap bingung pada wanita asing yang saat ini mulai bergerak saat mendengar jika ponsel miliknya berbunyi.
Dengan mata yang terpejam, si wanita bergerak meraih ponsel itu lalu menerima panggilan telpon nya tanpa menyadari tengah berada dimana dirinya saat ini.
"Clara, dimana kamu? Kenapa tidak pula?" seketika wanita itu terlihat menjauh kan ponsel dari telinga nya saat mendengar seseorang di sebrang sana tengah meneriaki nya dan menanyakan keberadaan nya.
Mendengar hal itu, si gadis itu pun langsung membuka matanya lebar lebar. Dan alangkah terkejut nya dia saat mendapati jika dia tidak tidur didalam kamar pribadi nya.
"Dimana ini?" tanya nya tanpa memperdulikan lagi orang yang masih mengoceh di ponselnya.
"Kamu sudah bangun?"
Deg
Jantung Clara seakan berhenti berdetak saat mendengar suara bariton seseorang, dan saat dia menoleh ke arah sumber suara.
Alangkah terkejutnya seorang Clara Alberto saat mendapati dirinya tengah tidur satu ranjang dengan pria asing dalam keadaan tubuh sama sama polos.
"Aaaaaaaa," teriaknya setelah kesadaran nya pulih dari rasa shock yang dia alami pagi ini.
Gadis yang bernama Clara itu pun langsung menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya sambil memikirkan apa yang terjadi padanya tadi malam.
Mengapa dia bisa berakhir disebuah kamar hotel bersama dengan seorang pria asing yang baru pertama kali dilihat nya saat ini.
*
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
meli andriyani
hadir lanjut dari ana dan rey kak...
2024-10-22
1
Dia Amalia
wahhh lajut maraton ne baca ana end Revan ☺️😘😘
2024-07-07
0
mini89
ow ternyata kknya ana toh kirain si babang revan😅
2024-06-03
1