Demi Membuatmu Tersenyum

***

Deg

Jantung Ana seakan terhenti berdetak saat mendapati Revan tengah sarapan bersama dengan dokter Claudia di dalam ruangan rawat inap Riana.

Tadi, setelah bangun tidur Ana pergi keluar sebentar untuk membeli sarapan untuknya dan juga untuk Revan.

Namun, Ana dibuat terkejut saat kembali dari luar setelah membeli sarapan. Ana melihat jika Revan sudah siap sarapan dengan menu makanan yang di bawakan oleh Claudia.

"Sayang, kamu sudah kembali?" tanya Revan langsung bangkit dari duduknya begitu melihat Ana datang dan berdiri di ambang pintu.

Deg

Jantung Ana kian berdetak tak karuan saat untuk pertama kalinya Revan memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

Revan menghampiri Ana lalu meraih kantong plastik yang berisikan menu sarapan yang dia beli dari kantin rumah sakit untuk sarapan keduanya.

Tidak lupa Revan juga menggandeng tangan Ana dan membawa nya ke sofa dimana masih ada Claudia di sana.

"Hai Ana, aku kesini membawakan mu dan Mas Revan sarapan. Aku pikir kamu belum sempat beli, makanya aku bawakan," ucap Claudia santai saja saat melihat kemesraan Ana dan juga Revan.

Toh Caludia tahu jika Ana dan Revan sebentar lagi akan berpisah. Jadi, Claudia pikir sudah perlu menutupi lagi keinginan nya untuk mendekati Revan.

"Kenapa harus repot repot Clau? Kamu pasti sibuk. Lagi pula, mana mungkin aku melewatkan sarapan untukku dan suami ku. Kami harus sehat dengan tetap menjaga pola makan, dengan begitu kami bisa tetap kuat dan berjuang bersama menemani putri kamu. Bukan begitu kan, Mas?"

"Iya sayang, tentu saja. Ayo, lebih baik kita mulai saja sarapan nya,"

Revan pun mulai membuka bungkusan yang tadi di bawa oleh Ana dari kantin rumah sakit. Namun, dengan segera Claudia menahan tangan Revan yang mau membuka box nasi yang di bawa oleh Ana.

"Jangan makan itu, itu kurang bersih dan sehat. Lebih baik makan makanan yang aku bawa saja, ini sengaja aku masakin langsung loh buat kamu. Masa mau kamu abaikan begitu saja," ujar Claudia membuat sebuah kerutan di dahi Ana dan juga Revan muncul secara bersamaan.

"Maaf Dokter Claudia, tapi saya sudah terbiasa makan makanan yang di siap kan oleh istri saya," jawab Revan langsung menarik tangan nya yang di genggam oleh Claudia.

Sementara Ana sendiri hanya menatap datar apa yang teman masa sekolah nya dulu itu lakukan. Entah apa motifnya hingga dia berani melakukan itu pada suaminya didepan matanya sendiri.

Dokter Claudia pun tampak diam terpaku, malu lebih tepat nya. Dimana Revan dengan terang terangan menolak pemberian nya.

Bahkan saat ini, Revan tengah makan menu makanan yang tadi di bawa oleh Ana dengan begitu lahap nya.

Bukan hanya Dokter Claudia yang terpaku melihat Revan makan dengan begitu lahap, namun Ana juga.

Ana tidak menyangka jika Revan akan memakan makanan yang dia bawakan dengan begitu lahap nya. Seakan pria itu begitu mensyukuri apa yang diberikan oleh Ana.

Merasa kesal sekaligus malu karena Revan menolak pemberian nya. Claudia pun akhirnya memakan makanan bawaan nya sendiri.

Ketiganya makan dalam diam, sesekali Ana melirik Revan yang tampak anteng dengan makanan yang tengah dia santap pagi ini.

Usai merampungkan sarapan nya, dokter Claudia pun pamit undur diri karena harus kembali bertugas dan tentu saja itu di persilahkan oleh si pemilik ruangan sementara itu.

Sementara Ana dan Revan tetap setia menemani dan menjaga Riana sepanjang waktu. Bahkan Ana sampai resign dari pekerjaan nya karena masa pemulihan Riana akan memakan waktu yang cukup lama.

Dan sangat tidak mungkin jika Ana mengambil cuti terus menerus. Sementara untuk Revan, dia memilih bekerja di rumah sakit.

Beruntung dia memiliki asisten yang begitu kompeten dalam bekerja. Zacky bahkan rela bulak balik kantor dan rumah sakit saat melakukan pekerjaan nya, karena sang atasan kini menetap di rumah sakit selama putrinya di rawat di sana.

*

*

"Istirahat lah, Mas belum tidur dari semalam," ucap Ana pada Revan yang masih setia duduk disamping ranjang tempat tidur, di mana putrinya tertidur di sana.

"Kamu saja dulu Dek. Mas masih mau disini, Mas takut Riana bangun dan mencari Mas," jawab Revan tanpa mengalihkan pandangan nya dari sosok mungil yang tengah tertidur lelap di depan nya.

"Apa kita bisa bicara?" tanya Ana ragu ragu.

Seketika, Revan langsung menoleh ke arah samping. Dimana Ana tengah berdiri di sana, menatap penuh keraguan dan juga takut.

"Bicara? Masalah apa?"

"Jangan di sini, kita bicara di sofa saja. Bagaimana?"

"Boleh, ayo."

Revan pun mulai beranjak dan berjalan menuju sofa yang ada di ruangan itu. Kini keduanya duduk berdampingan dengan berjarak.

Revan sadar jika saat ini, Revan sudah tidak boleh dekat dengan Ana. Pria itu suah mengembalikan Ana pada orang tua nya dan secara tidak langsung pria itu sudah menjatuhkan talak satu pada sang istri.

Dan tentu saja, setelah talak Revan harus menjaga jarak meski mereka belum resmi bercerai.

"Apa Mas, benar benar akan menceraikan aku?" tanya Ana pada akhirnya setelah beberapa menit terdiam.

Mencoba menata perasaan nya dan menyiapkan hatinya, sebelum bertanya dan mendapat jawaban seperti yang dia pikirkan.

"TIdak ada pilihan lain, ini semua Mas lakukan agar kamu bahagia."

Deg

Dada Ana kembali terasa penuh sesak saat mendapati jawaban itu dari Revan. Ana bahkan harus berulang kali menghela nafas panjang demi mengurai perasaan nya.

"Maaf," lirih Ana menundukkan kepalanya.

"Kenapa kamu yang minta maaf? Justru Mas yang harus nya minta maaf. Maaf sudah membuat hidup kamu rumit dan berantakan. Seharusnya dulu aku berpikir lebih dewasa, tidak mengambil keputusan secara tergesa gesa. Seharusnya aku berpikir, aku tetap bisa menjadi ayah untuk Riana dan Rian tanpa harus mengorbankan perasaan mu yang tentu nya tidak menginginkan pernikahan ini. Mas, benar benar minta maaf Ana. Setelah ini, raih lah bahagia mu, tersenyum lah seperti dulu lagi, ya? Mas janji, Mas tidak akan meninggalkan kalian meski kita sudah tidak bersama lagi,"

Tes

Ana tidak bisa berkata apa apa, hanya air mata yang terus saja turun membasahi wajah cantik nya tatkala mendengar langsung alasan kenapa Revan memilih untuk berpisah.

Bukan adanya wanita lain atau semacam nya, pria yang selama ini sudah melindungi dan menjaga keluarga kecilnya hanya ingin membuat dirinya bahagia.

*

*

Sementara itu, seorang wanita dengan pakaian yang sedikit lusuh terdiam membeku di depan pintu rumah nya.

Wanita muda dengan wajah yang kusam dan pucat itu hanya terdiam saat melihat siapa orang yang mendatangi rumah nya sore itu.

Namun, detik kemudian si wanita tersadar dan mengalihkan perhatian nya pada putri kecilnya yang berada di dalam gendongan pria itu dengan perban membalut kepalanya.

"Ri_Risa sayang, ka_kamu kenapa Nak?" tanya nya di sisa tenaga yang dia miliki mencoba meraih tubuh mungil itu dari gendongan seseorang yang tengah menyorotnya dengan begitu tajam.

*

*

*****

Terpopuler

Comments

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Aku si berharap kk othor bikin Ana pisah dari Revan.. supaya Ana tau dimana posisinya!
Dan supaya Ana bisa ber empati dengan apa yang dirasakan Revan!
Masa 5 tahun mengabaikan suami?
Laki2 yang sudah bersedia meninggalkan dunianya demi menikahi janda adiknya dan mengurus 2 anak kembarnya?
Janjangan dulu malah Revan dah punya calon istri lagii.. tapi terpaksa di tinggal demi menjalankan wasiat adiknya dan demi ponakan kembarnya..

Bikin Ana yang berjuang untuk meyakinkan Revan buat mempertahankan pernikahan mereka kk.. 😤😤

2024-02-25

0

YuWie

YuWie

gelo tho An..meh di tinggal Revan baru nyadar kan klo butuh suami yg gak mbok anggap.

2023-08-19

2

𝖒𝖔𝖓🆁🅰🅹🅰❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

𝖒𝖔𝖓🆁🅰🅹🅰❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ

ini dokter model apa ..agresif kelihatan ngak bisa.jaga etika dalam bekerja

2023-07-30

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!