***
"Ayo sayang, kita berangkat sekarang. Oh ya ampun, cantiknya istriku," ucap Revan saat memasuki kamar nya kembali setelah memastikan jika kedua anak kembar nya sudah siap untuk pergi ke rumah Oma dan Opa nya.
Revan memeluk erat tubuh Ana dari arah belakang. Lalu menciumi pucuk kepala Ana di bagian belakang, lalu turun ke area ceruk leher Ana.
"Mas, jangan begini," lirih Ana menahan pergerakan tangan Revan yang kini sudah berada tepat di atas bukit kembarnya.
"Kenapa? Disini kita hanya berdua, jadi aman." bisik Revan yang semakin gencar melakukan serangan di tubuh Ana.
"Stop Mas, kita sudah ditunggu oleh Mama sama Papa, dan anak anak juga pasti sudah menunggu kita. Ayo, lebih baik kita pergi sekarang,"
"Baiklah, nyonya Adinata. Ayo, kita pergi sekarang," jawab Revan mengalah lalu melepas pelukannya ditubuh Ana, lalu menggantinya dengan menggandeng tangan mungil sang istri.
Revan dan Ana pun akhirnya keluar dari dalam kamar dengan saling bergandengan tangan. Hal yang tidak pernah Ana dan Revan lakukan sebelumnya.
Dan hal itu membuat sebuah senyuman hadir di bibir kedua anak kembar mereka. Rian dan Riana begitu senang saat melihat kedua orang tuanya kini sudah mulai bersikap normal.
Layaknya suami istri, bukan lagi seperti kedua orang yang tengah bermusuhan. Yang untuk sekedar bertegur sapa saja tidak pernah mereka lakukan.
Dan kini, Rian dan Riana dapat melihat langsung kemesraan kedua orang tuanya. Bahkan Rian dan Riana dapat melihat dengan jelas binar bahagia yang terpancar dari wajah sang Papa.
"Hai sayang, kalian sudah siap ternyata," ucap Ana saat melihat kedua anak kembar nya sudah rapih dan siap untuk pergi tengah duduk santai menunggu kedua orang tua nya di ruang tengah.
"Iya Ma, tadi di bantu sama Papa siap siap nya. Ayo katanya kita mau ke rumah Opa dan Oma, Riana sudah tidak sabar ingin ketemu sama Oma dan Opa," jawab si sulung Riana yang memang jarang bertemu dengan kakek dan neneknya itu sejak masuk ke rumah sakit.
Meski kakek dan neneknya itu hampir setiap hari datang ke rumah sakit untuk menjenguk sang cucu. Namun tidak jarang kedatangan mereka tepat di saat Riana tengah tertidur.
Jadi jarang sekali Riana bisa bertemu dengan Kakek dan neneknya yang tengah datang menjenguk ke rumah sakit.
"Baiklah, ayo sekarang kita berangkat," ajak Revan langsung menuntun kedua anak nya menuju ke luar rumah lalu di ikuti oleh Ana yang berjalan tepat di belakang ketiga nya.
Revan pun langsung membawa Keluarga kecilnya itu menuju ke rumah sang mertua. Dimana putra sulung dari keluarga Herlambang itu tengah membuat janji pada seluruh keluarga nya.
Kedatangan keluarga Ana dan Revan pun di sambut hangat oleh kedua orang tua Ana. Keduanya merasa ikut bahagia dengan kabar rujuknya anak dan menantunya itu.
Mama Laras dan juga Papa Bian merasa senang akhirnya, putrinya bisa menerima pernikahannya dengan Revan dan menerima kehadiran pria pengganti untuk menjadi suami dan ayah untuk kedua anak kembar Ana, setelah di tinggal pergi oleh menantu pertama di keluarga itu.
*
*
Beberapa saat kemudian...
.
Clara mengerutkan dahi nya saat turun dari mobil dan melihat bangunan rumah yang bak sebuah istana didalam negeri dongeng.
"Ayo, kita masuk," ajak Ghafin mengulurkan tangan nya untuk di raih oleh Clara.
Namun Clara bergeming dan mengabaikan uluran tangan yang di lakukan oleh Ghafin untuk Clara raih.
"Ra, kamu dengar saya tidak?" tanya Ghafin sambil menepuk bahu Clara hingga membuat wanita itu tersadar dari lamunan nya.
"Hah, apa? Ah maaf, saya melamun. Ini, rumah siapa yang Mas? Kok kita kesini?" tanya Clara saat Ghafin membawanya ke sebuah bangunan rumah yang begitu besar dan juga mewah.
"Ini, rumah kedua orang tuaku. Aku akan mempertemukan mu dengan mereka." jawab Ghafin sambil mengangkat tubuh Clarisa dari pangkuan Clara hingga kini ada didalam gendongan nya.
Deg
Jantung Clara berdetak lebih cepat saat Ghafin akan membawa dan memperkenalkan nya pada keluarga dari pria itu.
"Ayo, mereka sudah menunggu kita," lanjut Ghafin lagi menarik paksa agar Clara keluar dari dalam mobil untuk mengikutinya masuk kedalam rumah itu.
Pria yang kini sudah menjadi seorang ayah padahal statusnya masih single itu pun membawa masuk kedua wanita yang kini akan menjadi bagian dari hidupnya.
Ghafin tidak menyangka, jika nasib percintaan dan pernikahan nya akan berakhir seunik ini. Pantas saja, selama lima tahun terakhir ini dia sama sekali tidak tertarik pada lawan jenis yang kerap di pertemukan oleh kedua orang tuanya.
Bahkan Ghafin pernah menemui psikiater demi memastikan jika dia masih normal. Ternyata, alasan dibalik ketidak ketertarikan nya pada wanita bukan lah karena dia tidak normal.
Melainkan, ada hati yang jauh lebih pantas mendapatkan cinta dan perhatian nya. Ada wanita yang harus dia pertanggung jawabkan masa depan nya.
Ada anak dan wanita yang harus di lindungi keberadaan nya. Itulah mungkin, Tuhan menutup hatinya untuk wanita lain.
Toh sekarang terbukti, dengan rasa ketertarikan itu langsung muncul saat pertama kali bertemu kembali dengan Clara.
Bahkan, mati matian Ghafin harus menahan hasratnya yang tiba tiba saja naik kala berdekatan dengan wanita yang sudah melahirkan anak untuknya itu.
Namun Ghafin sadar, jika dia tidak boleh melakukan kesalahan yang sama sebanyak 2x. Ghafin harus meresmikan dulu hubungan nya dengan Clara baru dia bebas melakukan apapun pada wanita itu.
Seiring langkah kakinya yang melangkah maju, masuk kedalam rumah mewah itu. Clara semakin mengeratkan genggaman tangan nya di tangan Ghafin.
Clara benar benar dilanda rasa gugup dan teramat sangat dan juga rasa takut. Dan hal itu membuat sebuah lengkungan di bibir Ghafin muncul.
"Kenapa lama lama dia terlihat begitu menggemaskan," gumam Ghafin saat melihat wajah tegang Clara dan itu malah terlihat menggemaskan di mata Ghafin.
"Assalamu'alaikum,"
Seruan salam itu menggema di seluruh ruangan yang begitu besar, luas dan mewah itu. Ghafiin membawa Clara dan juga Clarisa masuk semakin kedalam.
Lebih tepatnya, pria itu membawa Clara masuk kedalam ruang keluarga. Dimana seluruh keluarga inti tengah berkumpul di sana dan menunggu kedatangan nya.
"Wa'alaikumsalam. Kamu sudah datang Bang, ayo masuk kita sudah menunggu kamu sedari tadi. Tapi, ini siapa Bang?" jawab Mama Laras lalu bertanya saat putra sulung nya membawa seorang wanita dan juga anak perempuan yang ada di pangkuan nya.
"Iya Ma, kita bicara didalam saja ya. Nanti akan Abang perkenalkan siapa mereka," jawab Ghafin yang di angguki oleh sang mama.
Ghafin pun membawa Clara dan juga Clarisa masuk kedalam ruang keluarga yang sudah di isi oleh format yang lengkap.
Ana menatap penuh dengan tanya saat melihat Ghafin membawa masuk seorang wanita yang diperkirakan seumuran dengan nya dan juga seorang anak kecil yang ada di dalam gendongan sang Abang.
*
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
PANJUL MAN
oh, mereka muslim yah !
2024-02-14
1
Deuis Lina
dan d tunggu upnya lagi
2023-07-28
2
Defi
Ghafin bawa calon mantu dan puteri kandungnya a.k.a cucumu Mama Laras.. 🤭
2023-07-27
2