***
Pagi hari nya...
Saat pagi menyapa, Revan lebih dulu membuka mata. Revan terbangun setelah merasakan jika tangan nya terasa begitu kebas karena tertindih sesuatu yang cukup berat dan sudah di pastikan itu telah berlangsung lama hingga membuat tangan nya terasa mati rasa.
Revan sedikit di buat terkejut saat membuka mata, netra nya langsung menatap wajah cantik Ana yang terlelap di dalam pelukan nya.
Revan pun mengingat kembali kejadian tadi malam, dimana Ana menangis tersedu menyesali semua perbuatan nya yang telah mengabaikan Revan dan kedua anak kembar nya karena terlalu larut dalam kesedihan karena kepergian Rey.
Bahkan ibu dari dua orang anak kembar itu baru berhenti menangis saat malam telah berganti dini hari. Tepat pukul 02.00 dini hari, baik Revan maupun Ana sama sama baru bisa tertidur setelah berbicara dari hati ke hati, hingga berakhir tidur bersama di sofa rumah sakit.
*(hanya tidur ya guys ya, jangan traveling kemana mana itu pikiran. Mereka hanya tidur dengan saling memeluk ya, ingat itu) 🤭.
Revan pun tersenyum tipis saat melihat wajah yang semalam penuh basah oleh air mata. Tangan Revan pun terulur demi membenahi helai helai rambut yang menghalangi wajah cantik sang istri.
Revan pun kembali mengingat pembicaraan nya bersama dengan Ana semalam. Dimana wanita itu meminta maaf dan meminta di beri kesempatan untuk memperbaiki diri.
Bahkan, pada akhirnya. Keduanya pun sepakat untuk kembali rujuk, dan memulai semua nya kembali dari awal.
"Maafkan aku Mas. Sungguh aku benar benar minta, tolong. Tolong beri aku kesempatan untuk memperbaiki semua nya,"
"Maksud kamu apa Dek?"
"To_tolong, tolong jangan pergi tinggalkan kami. Aku, aku minta maaf karena sudah mengabaikan mu selama ini. Aku mohon, tolong maaf kan aku dan tolong, beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Jangan pergi, jangan tinggalkan aku,"
"Apa ini artinya kamu ingin kita rujuk?"
"Rujuk? Tapi, bukan kah kita belum bercerai. Kenapa harus rujuk?"
"Aku, secara sadar sudah mengembalikan mu kepada kedua orang tua mu. Dan secara sadar juga, aku sudah menjatuhkan talak satu padamu,"
"A_apa itu artinya Mas akan tetap memproses perceraian itu?"
"Tergantung dari jawaban mu saat ini,"
"Ma_maksudnya?"
"Apa kamu ingin aku melanjutkan nya atau kamu ingin kita rujuk dan memulai hubungan ini dari awal. Bagaimana, kamu mau yang mana?"
(Dan jawaban nya, kalian tahu sendiri kan kenapa Ana dan Revan akhirnya bisa tidur bersama setelah 5 tahun menikah. 🤭)
*
Merasakan pergerakan di wajahnya, Ana pun mulai menggeliatkan tubuhnya. Lalu perlahan mulai membuka matanya saat tangan kekar Revan membelai lembut wajah nya.
Deg
Baik Ana mau pun Revan sama sama di buat terpaku saat netra mereka saling bertemu. Keduanya saling diam, menatap lekat satu sama lain.
Keduanya sama sama dibuat kaku dan tidak bisa berkutik saat tubuh keduanya berdekatan dan nyaris tidak ada jarak seperti saat ini.
Untuk pertama kedua nya berada dalam jarak sedekat itu. Bahkan nyaris tidak ada jarak sama sekali. Tubuh Ana menempel sempurna di tubuh Revan dengan tangan pria itu membelit ditubuh nya.
Mengurung posesif tubuh Ana di dalam dekapan hangat yang selama ini tidak pernah Ana rasakan lagi setelah kepergian mendiang suami nya, Rey.
Meski telah kembali menikah dengan Revan, namun keduanya tidak pernah bersama bahkan sejak awal mereka menikah. Keduanya sama sama memiliki kamar yang terpisah dengan memiliki kehidupan masing masing.
Dan ini adalah pertama kalinya untuk keduanya tidur di tempat yang sama dengan saling memeluk satu sama lain.
"Pagi, sayang," ucap Revan dengan suara serak khas bangun tidur.
Dengan menatap lekat wajah Ana yang masih tetap terlihat cantik meski dengan wajah bantal nya dan tanpa polesan makeup sedikit pun.
"Pa_pagi juga Mas, jangan melihat ku seperti itu," jawab Ana terbata, menyusupkan wajah cantik nya di dada bidang Revan demi menyembunyikan rona merah di wajah nya dan guna menetralkan rasa gugup nya saat ditatap lekat oleh pria itu.
"Kenapa, hhmm?" tanya Revan membelai sayang pucuk kepala Ana yang kini ada di dagu nya.
"Malu,"
"Kenapa? Kenapa harus malu? Kamu cantik kok, cantik sekali malah,"
Revan semakin mendekap erat tubuh Ana yang saat ini tengah memeluknya juga. Revan tersenyum bahagia, saking bahagia nya. Pria itu sampai menghujani ciuman di pucuk kepala Ana.
Ceklek
Deg
"Hah? Ka_kalian?"
Seketika kemesraan yang terjadi antara Ana dan juga Revan pun terpaksa harus terhenti karena ruangan itu kedatangan seseorang yang tidak pernah di sangka sangka akan datang sepagi ini.
*
*
Sementara di tempat lain...
Ghafin masih mencekal tangan Lara untuk menghentikan wanita itu yang akan mengambil alih tubuh mungil yang tengah tertidur anteng di dalam gendongan Ghafin.
"To_tolong lepaskan tangan saya tuan dan tolong kembali kan putri saya," lirih Lara dengan sisa tenaga yang dia punya saat ini.
Kelelahan karena harus terus bekerja lembur, membuat clara akhirnya jatuh sakit dan tubuh nya benar benar lemah dan tidak berdaya. Bahkan saat putri kecil nya menghilang pun Lara hanya bisa mencari di sekitar lingkungan itu.
Badan nya benar benar tidak baik baik saja, hingga dia tidak mampu berjalan jauh untuk mencari Clarisa, putrinya.
"Bawa dia ke tempat ku," tanpa basa basi Ghafin memerintahkan Boy untuk membawa Lara bersama dengan nya.
Bahkan tanpa mengembalikan Clarisa pada ibu nya. Ghafin berbalik dan pergi dari sana begitu saja dengan gadis kecil itu, yang masih berada dalam gendongan nya.
"Tu_tunggu tuan, anda mau membawa saya kemana? Dan anda siapa? Kenapa membawa pergi putriku," seru Lara yang mencoba memberontak saat Boy menariknya untuk ikut bersama dengan mereka.
Mendengar seruan yang di lakukan oleh Lara, seketika Ghafin pun menghentikan langkah kakinya lalu kembali berbalik dengan menatap tajam ke arah wanita yang tengah memakai daster yang sudah lusuh itu.
"Ikut secara baik baik atau kamu tidak akan pernah bertemu dengan putrimu lagi. Ah, salah, aku ralat. Kamu tidak akan pernah bertemu dengan putriku lagi, untuk selamanya."
Deg
Tubuh Lara serasa melemas saat mendapatkan ancaman yang di lakukan oleh Ghafin. Setelah di landa rasa penasaran yang teramat sangat besar.
Akhirnya semua terjawab sudah, dimana Ghafin kini benar benar meyakini jika anak kecil yang saat ini masih tertidur di dalam pangkuan nya adalah putrinya, apalagi setelah melihat ibu dari gadis kecil yang belum Ghafin ketahui nama nya itu.
"IKutlah, kami tidak akan menyakiti kalian. Malah sebaliknya. Setelah ini, sudah di pastikan kalian akan mendapat kan kehidupan yang jauh lebih baik." ucap Boy setelah melihat Ghafin sudah lebih dulu masuk kedalam mobilnya dengan membawa Clarisa bersama nya.
"Tapi, kalian ini siapa? Aku tidak mengenal kalian? Dan apa mau kalian sebenarnya?" lirih Lara.
"Aku memang tidak mengenalmu. Tapi dia, dia sangat mengenalmu Clara Alberto. Dia bahkan sudah mencari mu selama bertahun tahun."
Deg
Jantung Clara semakin terasa jatuh dari tempatnya saat mendengar Boy menyebut nama lengkapnya. Untuk pertama kalinya lagi setelah hampir 5 tahun berlalu, baru kali ini ada yang memanggilnya dengan menyebut nama lengkap nya setelah selama ini Clara menyembunyikan identitasnya sebagai salah satu anggota keluarga Alberto.
*
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Nurjannah Rajja
Iya.. iya ..tau😁
2023-12-19
1
Nurjannah Rajja
Alhamdulillah, pelakor ...hus hus hus....
2023-12-19
1
Bhęå Thęå..
wihh enak banget iyah...kalau di dunia nyata mah jangan kata one night love, pacaran bertahun2 giliran perempuannya hamil yang Laki susah banget dimintai pertanggung jawaban.
2023-10-30
2