***
"Sakit Papa," rintih Riana dengan suara lirih saat dokter Claudia mulai melakukan proses kemo terapi yang harus di jalani oleh bocah kecil berusia lima tahun itu.
"Sabar sayang, tahan sebentar ya. Ini demi kesembuhan kamu sayang," jawab Revan tidak kalah lirih dengan suara Riana.
Revan memeluk erat tubuh mungil putrinya saat dokter mulai melakukan proses kemoterapi pada tubuh gadis kecil itu.
Dengan sekuat tenaga Revan menahan agar tidak menangis didepan putrinya, meski rasanya sudah tidak tahan lagi menahan cairan bening itu untuk tidak turun tatkala melihat bagaimana menyakitkan nya sebuah proses kemoterapi itu.
Sementara Ana sendiri hanya bisa diam melihat proses itu dari balik jendela ruangan. Dengan di temani oleh mama Laras, Ana melihat bagaimana menyakitkan nya proses penyembuhan bagi putrinya itu.
Beruntung Riana memiliki seorang ayah yang begitu menyayangi dan melindungi dirinya. Revan bahkan tidak pernah meninggalkan gadis kecil itu sedetik pun sejak dia di rawat di rumah sakit.
Bahkan Revan menjadi kan ruangan rawat sang anak menjadi rumah keduanya. Dimana pria dewasa itu melakukan semua aktifitasnya di sana.
Mulai dengan makan, membersihkan diri dan juga bekerja. Semua Revan lakukan di sana, bahkan pria itu tidak pernah mempermasalahkan jika sepanjang malam dia harus tertidur di sofa yang selalu membuat tubuh nya pegal pegal di pagi hari.
"Kamu lihat, Revan sudah membuktikan jika dia bisa menjadi ayah yang baik, bertanggung jawab dan juga sangat menyayangi kedua anak yang bahkan bukan darah daging nya sendiri. Tapi sekarang, mungkin semua itu akan berubah," ucap mama Laras yang sontak membuat Ana mengalihkan perhatian nya dari sang anak menjadi ke arah sang mama.
"Maksud Mama apa?" tanya Ana bingung.
Mama Laras pun menarik Ana agar keduanya bisa duduk di kursi tunggu pasien. Mama Laras menggenggam erat tangan putrinya.
"Revan, sudah mengembalikan kamu pada kami sayang. Dengan derai air mata dan juga isak tangis yang tidak berhenti selama berjam jam, pria yang menikahi mu lima tahun yang lalu itu akhirnya kembali mengembalikan mu pada kami," jelas mama Laras dengan suara yang bergetar.
Meski awalnya mama Laras kurang menyukai Revan, namun seiring berjalan nya waktu. Sungguh, wanita paruh baya itu sangat bersyukur karena putrinya telah menikah kembali dengan pria yang sangat menyayangi Ana.
Bukan hanya menyayangi Ana, namun Revan juga begitu menyayangi kedua anak Ana hasil dari pernikahan nya dengan mendiang suaminya, Rey.
"Pria itu bilang, dia mengembalikan mu pada kami bukan karena sudah tidak mencintai mu lagi. Bahkan, jika di tanya, cinta nya padamu sampai detik ini pun masih sangat besar. Namun, dia terpaksa mengembalikan kamu karena dia merasa telah gagal menjadi seorang suami. Dia merasa gagal karena tidak bisa membuat istri nya bahagia. Bahkan pria itu bilang, dia sampai lupa kapan melihat senyum di wajah sang istri hingga akhirnya, meski dengan sangat berat hati. Dia pun mengembalikan kamu kembali pada kami, berharap dengan begitu kamu bisa kembali berbahagia dan tersenyum seperti dulu. Meski dia harus menahan kesakitan karena terpaksa melepaskan orang yang dia cintai sepenuh hati,"
Tes
Air mata Ana tiba tiba saja menetes membasahi wajah nya saat mendengar penjelasan yang diberikan oleh Mama Laras prihal Revan yang sudah mengembalikan Ana kepada kedua orang tua nya.
Tidak ada kata yang dapat dia ungkapkan toh semua yang Revan lakukan saat ini adalah keinginan nya selama ini.
Namun apa ini? Kenapa hatinya tiba tiba merasa sangat sakit dan sesak tatkala pria itu akan mengabulkan permintaan yang selama ini dia gaung gaung kan.
*
*
"Bagaimana dengan anak itu?" tanya Boy yang pagi ini kembali ke rumah sakit untuk menemui Ghafin yang semalaman tinggal di rumah sakit demi menemani anak kecil yang semalam tidak sengaja tertabrak oleh mobil nya.
"Dokter bilang, luka nya bukan karena tertabrak mobil. Luka itu dia dapat dari benda tumpul yang di pukulkan seseorang pada nya," lirih Ghafin merasakan dada sangat sesak saat mendapati hasil pemeriksaan dari dokter yang menangani anak kecil itu.
Yang ternyata adalah korban kekerasan dari seseorang yang tidak bertanggung jawab. Dada nya tiba tiba saja bergemuruh, penuh sesak dengan emosi yang meninggi saat mendapati kenyataan jika anak kecil itu terluka bukan karena tertabrak oleh nya.
Melainkan karena mendapati kekerasan dari seseorang yang sama sekali tidak Ghafin ketahui. Siapa dan apa motif di balik kekerasan pada anak sekecil itu.
"Brengsek, orang macam apa yang melakukan kekerasan pada anak sekecil ini?" umpat Boy yang merasa kesal saat tahu jika anak yang semalam mereka tolong adalah korban kekerasan.
"Cari tahu semua tentang nya Boy. Aku ingin tahu, apa yang terjadi pada anak ini," ucap Ghafin tanpa mengalihkan perhatian nya pada gadis kecil itu.
"Ok, jangan khawatir. Dalam beberapa hari, kamu akan mendapatkan semua informasi tentang nya," jawab Boy segera mengirim pesan pada anak buahnya untuk segera melakukan apa yang di perintahkan oleh Ghafin padanya.
"Dia anak perempuan? Wajahnya cantik sekali. Tapi, setelah di lihat lihat, kenapa dia mirip denganmu Fin?" lanjut Boy lagi setelah meneliti wajah cantik dengan perban di kepalanya itu.
"Itu lah kenapa aku meminta bantuan mu untuk mencari informasi tentang nya. Aku juga merasakan sesuatu yang aneh saat melihat nya," jawab Ghafin masih menatap lekat wajah mungil yang begitu cantik namun begitu mirip dengan nya itu.
Sementara di tempat lain...
"Lara, bagaimana? Apa anak mu sudah ketemu?" tanya wanita paruh baya yang merupakan tetangga dari wanita yang bernama Lara.
"Belum Bu, aku takut. Kemana dia pergi, sudah sejak semalam tidak kembali," jawab wanita yang bernama Lara itu dengan lirih dan wajah yang pucat.
Semalam Lara memang sakit, demam tinggi dan juga sakit kepala membuat nya tertidur lelap setelah meminum obat warung yang dia beli sepulang nya dari bekerja.
Lara sama sekali tidak tahu apa yang terjadi pada putrinya. Hingga Lara baru tahu pas menjelang subuh, dimana Lara tidak menemukan putrinya di rumah petak milik nya itu.
Lara pun hanya bisa terduduk lemas setelah beberapa jam dia lalui dengan mencari sang putri kesana kemari namun tidak bisa menemukan gadis kecil itu.
"Apa yang harus aku lakukan Bu? Kenapa Risa pergi," gumam nya tanpa bisa lagi menahan air mata nya karena kehilangan putri nya yang berusia belum genap lima tahun itu.
"Sabar Nak, semoga Allah senantiasa melindungi nya. Ibu yakin, di pasti selamat dan bersama dengan orang baik," jawab Bu Nilam mencoba menenangkan Lara yang kini menangis tersedu karena belum menemukan putrinya.
*
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ida Sriwidodo
Nah kan...klo dahi begini gimana dunk Ana?
Nyesel?
Makanya jangan belagu!
Sedih si boleh.. tapi jangan ngajak2 orang
Ingat!
Masih ada 2 anak balita yang butuh keluarga lengkap
Jangan cuma mikir ego sendiri! 🤦🤦
2024-02-25
0
Sabaku No Gaara
seru
2024-01-11
0
𝖒𝖔𝖓🆁🅰🅹🅰❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
dikembalikan ...tapi apa SDH ditalak secara Agama karena ana belum tahu sama sekali ,. maklum sy non muslim belum mengerti..,,🙏.klo secara negara masih suami istri karena belum cerai
2023-07-30
1