***
Ana masih terdiam, memandangi wajah cantik yang begitu mirip dengan ayah kandung nya, Rey. Yang saat ini tengah tertidur di salah satu ranjang kamar rawat inap VVIP di salah satu rumah sakit tempat dokter Claudia bekerja.
"Istirahat lah, jangan sampai kamu juga ikutan sakit Dek,"
Deg
Belaian lembut Revan di pucuk kepalanya membuat Ana tidak bisa menahan air mata nya lagi. Ana kembali di pertemukan dengan posisi dimana salah satu orang yang dia cintai kembali harus berperang dengan penyakit mematikan yang dulu merenggut nyawa suami nya.
Dan kini, penyakit itu kembali menyerang putri nya, Riana. Ana pun kembali menangis tersedu kala mengingat betapa sakit dan terluka nya dia saat harus kehilangan Rey.
Dan kini, rasanya Ana tidak akan sanggup melanjutkan hidup jika dia harus kehilangan lagi Riana. Melihat itu, Revan kembali memeluk sang istri.
Jujur, apa yang di rasakan oleh Ana juga sama hal nya dengan apa yang di rasakan oleh Revan. Hanya saja, pria itu mencoba terlihat baik baik saja meski pun sebenarnya tidak.
"Kita harus bagaimana Mas? Apa yang harus kita lakukan? Aku tidak mau kehilangan dia," lirih Ana di sela isak tangis nya.
"Aku akan berusaha memberikan pengobatan yang terbaik untuk nya, Dek. Kamu tenang saja, Riana pasti akan sembuh. Aku akan melakukan apapun untuk membuat putri kita kembali sehat," jawab Revan semakin mengeratkan dekapan nya di tubuh Ana.
"Ma_Mama,"
Seketika perhatian Revan dan Ana pun kini tertuju pada suara lirih Riana yang tengah memanggil nya.
Revan pun segera mengurai pelukan nya di tubuh Ana lalu segera beranjak menghampiri Riana yang kini sudah terbangun dari tidur nya.
"Sayang, kamu sudah bangun Nak?" tanya Revan membelai sayang pucuk kepala Riana yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.
"Mama, Pa. Riana kangen Mama," bisik putrinya pada Revan.
Mendengar hal itu Ana pun langsung bangkit dan menghampiri putri nya yang saat ini tengah mencari dirinya.
"Ini Mama sayang, Mama disini Nak," jawab Ana segera berlari lalu memeluk erat tubuh putrinya itu.
Sebenarnya saat tadi Ana mendengar Riana memanggil dirinya, Ana ingin langsung menghampiri.
Hanya saja, Ana menyadari jika wajah nya sangat terlihat kacau dengan air mata yang sejak awal Riana masuk rumah sakit, tidak pernah mau berhenti keluar.
Oleh sebab itu, Ana memutuskan untuk membasuh lebih dulu wajah nya agar terlihat baik baik saja saat bertatapan dengan putrinya.
"Ini dimana Ma, Pa? Kenapa aku di bawa kesini?" tanya gadis kecil itu.
"Kita di rumah sakit sayang, untuk sementara waktu Kakak akan tinggal disini untuk menjalani pengobatan," jawab Revan penuh dengan ke hati hatian dan dengan nada yang begitu lembut.
"Apa aku sakit parah Papa?"
"Tidak sayang, meski sekarang Kakak sakit. Tapi tenang saja, Papa akan melakukan apapun untuk kesembuhan Kakak. Papa akan pastikan jika putri Papa ini akan baik baik saja,"
"Apa dengan aku sembuh, Papa dan Mama tidak akan jadi berpisah?"
Deg
Seketika tubuh kedua orang tua itu di buat membeku dengan pernyataan yang di layang kan oleh Riana.
Berpisah? Apa maksud nya? Gumam salah satu dari mereka.
*
*
Sementara di tempat lain...
Tampak seorang pria dewasa tengah duduk di sebuah cafe yang dia datangi siang ini. Pria itu berulang kali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya.
"Sorry gue terlambat," ucap seseorang yang baru saja datang lalu duduk tepat di depan pria yang sejak tadi tengah menunggu ke datangan nya.
"Bisa nggak sih lo tepat waktu sehari aja?"
"Sorry, tadi gue bangun kesiangan."
"Alasan. Ya sudah, bagaimana? Apa pencarian yang lo lakukan sudah membuah hasil?" tanya nya to the point.
"Alberto, keluarga itu benar benar bukan keluarga biasa Fin. Sangat sulit mendapat kan informasi tentang keluarga itu. Tapi setelah bertahun tahun aku berusaha, akhirnya aku menemukan informasi tentang wanita yang bernama Clara itu. Dia adalah anak hasil perselingkuhan Robert Alberto dan di asuh oleh keluarga Alberto sejak lahir karena ibu nya meninggal saat melahirkan. Namun, dari kabar yang aku terima. Gadis itu sudah di usir sejah 5 tahun yang lalu dan entah dimana dia sekarang." jelas pria itu.
"Di usir? Apa maksudmu?"
"Gadis itu sudah tidak tinggal bersama keluarga Alberto lagi. Dan aku tidak tahu apa yang membuat gadis itu di usir. Informan ku hanya bisa memberikan informasi sebatas itu karena keterbatasan mereka menjangkau keluarga aneh itu. Bahkan, saking aneh nya keluarga itu, anak buahku sama sekali tidak menemukan jejaknya. Entah dia masih hidup atau tidak, aku tidak tahu." jelas nya lagi yang membuat lawan bicara nya menghela nafas lelah.
"Ini sudah lima tahu Ghafin. Kenapa kamu masih berusaha untuk mencari wanita itu? Lupakan saja, mulai lah hidup baru dengan wanita yang lebih baik dan lebih jelas latar belakang nya," sambung nya lagi yang membuat Ghafin menatap tajam padanya.
Ghafin? Iya, saat ini Ghafin tengah mencari seorang wanita yang pernah terlibat ONS dengan nya.
Ghafin yakin jika kejadian lima tahun yang lalu itu meninggalkan sesuatu yang membuat nya harus mencari gadis itu dan bertanggung jawab.
"Aku tidak bisa Boy. Aku yakin jika kejadian malam itu meninggalkan sesuatu yang membuat aku harus mencari dan bertanggung jawab padanya,"
"Maksud mu, anak?"
"Apa lagi memang nya? Lo pikir setelah berhubungan intim maka lo akan mendapat kan emas atau berlian? Nggak lah, ya tentu saja anak bego,"
"Santai bro, nggak usah ngegas gitu. Memang nya lo yakin jika dia punya akan dari kejadian malam itu? Bisa saja kan jika dia wanita malam atau semacam nya?"
"Gue yakin. Itu pertama untuk dia dan juga untuk gue, kami sama sama baru pertama kali melakukan itu. Dan lagi, lima tahun yang lalu gue pernah sakit dan sakit itu aneh banget. Sudah bulak balik ke rumah sakit dan jawaban nya tetap sama, aneh nya sakit itu tidak ada obat nya dan sembuh setelah 9 bulan berlalu dengan sangat menyiksa,"
"Sakit? Sakit apa lo? Ets, jangan jangan menular lagi,"
"Nggaklah bego. Couvade Syndrome, dan lo tahu apa itu artinya?"
"Mana gue tahu? Gue kan bukan dokter,"
"Itu adalah gejala kehamilan simpatik,"
"Maksud lo? Lo hamil?"
"Ya tuhan, otak lo di mana sih Boy. Bagaimana bisa orang dengan IQ rendah kaya lo dipercaya jadi ketua organisasi bawah tanah? Heran gue. Itulah kenapa gue bersikeras untuk mencari gadis itu, karena gue yakin kalau dia hamil anak gue. Selama ini gue ga pernah dekat dan make cewek sembarangan. Jadi mana mungkin gue kena sindrom itu kalau bukan gadis itu yang hamil,"
"Ah, jadi maksud lo. Gadis itu hamil anak lo dan lo yang ngalamin ngidam parah nya, gitu?"
"Nah itu, otak lo jalan. Menyebalkan,"
*
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Maulana ya_Rohman
pasti anak nya Ghafin... tp blm menyadari.... krn ikatan batin....
2024-01-12
2
𝖒𝖔𝖓🆁🅰🅹🅰❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ini kisahnya apa ada dinovel lain ya...maklum baru baca karya kakak ini☺️
2023-07-30
4
𝖒𝖔𝖓🆁🅰🅹🅰❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
😄😄😄😄😄
2023-07-30
2