Bab.18

***

"Lalu, apa yang Abang mau bicarakan? Dan siapa ini?" tanya Ana melihat ke arah Clara dan juga Clarisa secara bergantian.

"Itulah yang mau Abang bicarakan. Pertama tama, Abang mau memperkenalkan mereka berdua pada semua yang berkumpul disini."

Deg

Jantung Clara kian berdisko ria saat Ghafin memulai pembicaraan nya mengenai siapa Clara dan juga Clarisa.

"Perkenalkan, ini Clarisa dan ini adalah ibu dari Clarisa, namanya Clara." ucap Ghafin memperkenalkan anak dan juga calon istrinya.

"Lalu, siapa ini Bang?" tanya mama Laras yang juga penasaran akan kehadiran wanita dan juga anak kecil yang datang bersama dengan Ghafin.

"Clarisa ini adalah anak Ghafin yang dilahirkan oleh Clara Ma, Pa, Dek."

Duaaarrrr

Bagai disambar petir di siang bolong. Baik Ana mau pun mama Laras sama sama membulat kan matanya secara bersamaan saat mendengar Ghafin memperkenalkan anak dan juga ibu dari anaknya.

Sementara Revan dan Papa Bian, terlihat begitu santai saat mendengar pengakuan Ghafin prihal Clara dan juga Clarisa.

"Ma_maksud kamu apa Bang? Kamu becanda kan? Mana mungkin kamu punya anak, sedangkan menikah saja belum. Atau, apa jangan jangan kamu menikah diam diam?" tanya mama Laras yang begitu shock dengan apa yang dia dengar dari Ghafin.

" NggaK Ma Ghafin nggak menikah diam diam, dan Ghafin memang belum menikah. Tapi, ini benar benar anak Ghafin Ma. Lima tahun yang lalu, Ghafin pernah melakukan kesalahan yang membuat Clara hamil dan melahirkan Clarisa. Namun sayang, Tuhan sepertinya tengah menghukum Ghafin hingga Ghafin harus kehilangan jejak Clara dan baru menemukan nya beberapa hari yang lalu." jelas Ghafin.

Tubuh Mama Laras pun akhirnya merosot ke dan jatuh ke atas sofa. Tepat di samping Papa Bian yang sedari tadi hanya diam saja.

"Apa, Papa tahu akan hal ini?" tanya mama Laras yang kini beralih menatap suaminya.

"Iya Ma, Papa tahu. Ghafin cerita semua nya sama Papa, dan Papa juga yang membantu Ghafin membiayai pencarian wanita yang sudah dia hamili," jelas Papa Bian semakin membuat Ana dan juga mama Laras tambah shock.

"Jangan jangan Mas juga tahu dan ikut andil dalam masalah ini?" tanya Ana yang kini juga menatap ke arah suaminya.

"Ya, mau bagaimana lagi sayang. Ghafin membutuhkan dukungan dan aku tidak bisa diam saja," jawab Revan membuat Ana menatap kesal pada sang suami.

"Jangan marah apalagi cemberut. Kita ada di rumah Mama, dan akan bahaya jika kamu lanjutkan marah mu itu. Karena aku tidak akan melepaskan mu meski ini di rumah Mama," bisik Revan yang seketika mampu membuat tubuh Ana meremang.

Sungguh, Revan merasa gemas sekali saat melihat wajah Ana yang cemberut. Sementara Ana dibuat melongo oleh sikap Revan saat ini. Entah kenapa, pria yang terlihat kalem dan bersahaja itu kini berubah menjadi pria mesum tiap kali berdekatan dengan nya.

Tidak ingin terjadi hal yang tidak di inginkan, Ana pun terpaksa memasang wajah tersenyum meski hatinya kesal setengah mati karena Revan sudah menutupi masalah Ghafin dari nya.

"Apa kamu yakin jika dia anak kamu Fin? Kamu yakin jika wanita ini bukan penipu?" tanya mama Laras yang membuat Clara mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk karena takut.

Clara menatap sendu ke arah Ghafin, matanya mulai berembun saat mendengar pertanyaan yang di berikan oleh ibu dari pria yang merupakan ayah dari anak nya itu.

Melihat ke khawatiran dari Clara, Ghafin pun langsung tersenyum lembut dengan tangan yang terulur menggenggam tangan Clara yang terasa semakin dingin dan basah.

"Aku sudah memastikan nya Ma. Bahkan aku sudah melakukan tes DNA yang membuktikan jika Clarisa adalah anakku." jelas Ghafin.

"Lalu, kenapa baru sekarang kamu membawa nya kemari?"

"Maaf Ma, aku membutuhkan waktu yang panjang dan lama untuk bisa menemukan mereka berdua."

Mama Laras pun terlihat menghela nafas panjang demi menetralkan rasa keterkejutan nya saat ini.

Setelah merasa cukup tenang, mama Laras akhirnya melirik ke arah Clara. Mama Laras menatap lekat Wajah cantik wanita namun sedikit pucat itu.

Wajah wanita yang mungkin sebentar lagi akan menjadi calon menantunya itu. Melihat ketegangan di wajah Clara, mama Laras berpindah tempat duduknya menjadi tepat di samping Clara dan itu membuat Clara dilanda rasa gugup dan juga takut.

Set

Greeppp

Seketika Clara dibuat kaget sekaget kagetnya, saat mama Laras langsung memeluk erat tubuhnya setelah wanita paruh baya itu berpindah tempat duduk kesamping nya.

"Maaf, maafkan putra Mama ya sayang. Karena dia, kamu pasti sudah banyak mengalami kesulitan," ucap Mama Laras dengan di barengi oleh tangisan.

Iya, mama Laras kini mulai terisak saat memeluk tubuh Clara. Mama Laras bisa membayangkan, bagaimana menderitanya Clara saat harus hamil dan melahirkan tanpa ya suami di samping nya.

Mama Laras yang selalu di temani oleh Papa Bian saja merasa masa masa itu sungguh berat untuk di jalani. Ini apalagi harus di lalui seorang diri.

Sungguh, baru membayangkan nya saja mama Laras merasa tidak sanggup dan merasa sesak di dada nya.

Mendengar permintaan maaf dari mama Laras. Clara pun tidak bisa lagi menahan air matanya untuk tidak keluar.

Kedua wanita itu pun akhirnya menangis bersama dengan saling memeluk. Ghafin sendiri kini sudah merasa lega setelah memperkenalkan anak dan calon istrinya kepada seluruh keluarga nya.

*

*

"Lalu, apa rencana kamu selanjutnya?" tanya Papa Bian saat tengah berada di ruang kerja bersama anak sulung dan menantu laki lakinya.

"Tentu saja menikahi Lara. Apalagi? Aku harus bertanggung jawab pada hidupnya. Karena aku, dia harus terusir dari keluarganya,"

"Maksud kamu?"

"Lara di usir oleh keluarga nya saat tahu jika dia hamil. Dan tentu saja, aku harus bertanggung jawab akan hal itu,"

"Lalu, bagaimana dengan keluarganya? Apa kamu yakin tidak akan terjadi hal yang tidak di inginkan?"

"Aku tidak yakin. Tapi, aku akan melindunginya. Apapun yang terjadi, aku akan ada bersama dengan nya." jawab Ghafin penuh ketegasan.

Melihat ke sungguhan dari anaknya itu. Papa Bian pun akhirnya memberikan dukungan nya. Dan setelah melihat bagaimana wanita yang kini akan menjadi menantunya itu.

Papa Bian pun merasa jika Clara adalah wanita yang baik. Buktinya, dia sama sekali tidak mencari Ghafin dan memberatkan tanggung jawab pada Ghafin meski pun dia hamil anak pria itu.

Sementara di luar ruangan, lebih tepatnya di area dapur. Ketiga wanita yang saat ini tengah memasak itu sibuk menanyai si calon anggota baru di dalam keluarga Herlambang.

"Berapa usia Risa sekarang Ra?" tanya Ana yang kini mencoba mengakrabkan diri pada calon kakak iparnya itu.

"Mau lima tahun Mbak," jawab Clara yang masih merasa sungkan pada dua wanita yang kini ada didepan nya.

"Jangan panggil Mbak dong. Aku kan adiknya Bang Ghafin, jadi panggil aku Ana saja,"

"Tapi__,"

"Biasakan sayang. Sebentar lagi kita akan menjadi keluarga. Dan mau ga mau kamu harus terbiasa karena Ghafin memang anak sulung di keluarga ini. Jadi kamu, akan menjadi menantu tertua," potong Mama Laras.

Deg

Jantung Clara kembali berdebar kencang saat mama Laras menyebutkan kata 'menantu tertua'. Masih terasa seperti mimpi, jika saat ini dia akan menikah dan memiliki seorang suami dan Clarisa akan memiliki seorang ayah.

*

****

Terpopuler

Comments

COOL_I4N

COOL_I4N

lah masak mama laras ngomong ky gitu di depan clara. kurang bijak menurutku. pdhl kl baca kisah laras dan bian, laras itu orang yg lemah lembut jd harus nya lebih bijaksana tdk mengeluarkan perkataan yg menyinggung

2023-09-11

5

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

lanjuut

2023-07-27

2

Defi

Defi

Alhamdulillah, meski Mama Laras awalnya ragu tapi menerima baik Clara menjadi menantu tertua.. Riana dan Rian punya teman baru Clarisa

2023-07-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!