Adzan Isya hari itu berkumandang dengan sangat merdu. Tapi, yang mengherankan saat ini adalah ketika masjid penuh dengan masyarakat desa yang entah mengapa berduyun-duyun datang kedalam masjid.
Zahara dan Salma kebingungan melihat masyarakat yang datang, pasalnya tak ada acara atau seorang ustad yang akan datang, saat maghrib tadi hanya ada mereka dan para anak-anak pengajian di dalam masjid. Tapi, seketika masjid penuh dengan masyarakat desa.
Selesai sholat Isya masih dalam kebingungan Zahara dan Salma hanya menunggu apa yang akan terjadi. Pak dusun tepatnya ayah Salma langsung berdiri keatas mimbar dan menginformasikan sebuah pristiwa yang jarang terjadi di desa mereka.
Zahara dan Salma yang tidak tau fokus mendengarkan setiap kata demi untaian kata dari pak dusun dengan seksama. Inti dari pembicaraan itu adalah memberitahu-kan bahwa akan ada salah satu pendatang dideda mereka yang akan berpindah agama.
Zahara langsung mematung seketika mendengar informasi itu. Salma langsung memegang erat tangan Zahara dan mereka saling bertatapan. Genggaman dan pandangan itu mengisyaratkan tidak mungkin Zein adalah orang yang sedang dibicarakan. Zahara mencoba menerka-nerka. Pikiran dan hatinya saling bergelut hebat dalam diam. Iya terus bertanya-tanya dalam hati, bagaimana jika memang itu adalah Zein? Apa yang akan dia lakukan?.
"Zein Hasibuan" Ucap pak dusun memanggil nama orang yang dimaksud.
Jantung Zahara berdegup bukan main mendengar nama pria yang dipanggil ternyata memang benar adalah Zein yang dia kenal. Zein berjalan dengan bertatih-tatih mengenakan sarung dan baju koko putih menuju ke tengah-tengah. Mata Zahara menatap lekat-lekat kearah Zein yang kini mengenakan peci rajut berwarna putih yang ia berikan barusan. Kini peci itu menjadi saksi atas kemusliman Zein.
Kini ada dua orang tetua yang paling paham agama sudah berada tepat dihadapan Zein. Mereka mmastikan dan bertanya secara tatap mata tentang kemantapan dari hati Zein. Bertanya tentang keseriusan beragama dan berjanji akan taat agama kepada Allah yang maha Kuasa. Selesai dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan, kini mereka akan menuntun Zein untuk bersyahadat kepada Allah dan Rasul.
"Asshadu allah illaha illallah" Ucap tetua itu membimbing Zein.
Zein dengan terbata-bata menyelesaikan kalimat yang didengarnya untuk diucapkan.
"Asshadu...allah....illa...ha....illallah" Keringat dingin entah mengapa menghampiri dirinya. Hingga dia kadang terengah-engah ketika menyebutkan syahadat itu.
"Wa asshadu anna muhammadur rasululallah" Kalimat kedua syahadat
"Wa asshadu ....anna ...muhammadur.... rasululallah" Zein menyelesaikan kedua kalimat syahadat yang dibimbing oleh para tetua dengan susah payah. Air mata-nya keluar perlahan di iringi rasa haru melihat reaksi seluruh isi masjid.
"Alhamdulillah"
"Allahu akbar"
"Allahu akbar" Sorak orang seisi masjid mengucapkan keangungan Allah atas pristiwa besar ini. Air mata mereka bahkan menetes haru, melihat kejadian ini.
Tetua desa langsung berdiri dan mulai memberikan tausiah singkat untuk para jamaah sekalian.
Tetua berpesan dengan sangat amat dalam
"Dihimbau kepada masyarakat agar dapat membantu Zein dalam proses pengenalan-nya kepada Allah dan agama Islam. Memelihara dan mendidik Zein sesuai aturan agama agar Zein terus berada dijalan yang lurus. Bukan hanya untuk Zein, seluruh pemuda pemudi, orang tua dan anak-anak diharapkan berperilaku baik dan santun kepada sesama manusia, binatang, rerumputan dan segala makhluk yang ada dimuka bumi ini.
Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Seseorang tersebut bukanlah orang yang sama lagi. Dia telah lahir kembali ke dunia sama seperti ketika dilahirkan oleh ibunya kala bayi, bersih tanpa dosa. Saat ini nak Zein sudah menunaikan dua kewajibannya sebagai pria muslim yang siap beriman kepada Allah, Zein sudah melakukan khitan dan bersyahadat kepada Allah dan Rasul di hadapan kita semua"
Zahara semakin kaget dan tercengang ketika mendengar bahwa Zein bahkan sudah dikhitan. Tapi kapan? tanyanya dalam hati. Melihat Zein yang tadi memang berjalan dengan sedikit tertatih-tatih membuat dirinya yakin meski dia tak tau kapan tepatnya.
Zahara memandang Zein dari kejauhan dengan tatapan haru dan gembira. Mendengar kabar hal itu. Ternyata inilah maksud pembuktian dari dirinya. Bukti bahwa Zein benar-benar menginginkan dirinya dan siap merubah hidupnya secara total dan menyeluruh. Air mata bahagia kini menetes dari pelupuk matanya diiringi senyuman manis dari wajahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Chandra Dollores
adem aq dengar ceramah tetua
---berperilaku baik dengan manusia, tanaman dan mahluk hidup lainnya----
2023-10-19
1
Aranta Rian
huhuuuu Zein love you
2023-10-16
0