Bab 16. pembuktian dari Zein

Adzan Isya hari itu berkumandang dengan sangat merdu. Tapi, yang mengherankan saat ini adalah ketika masjid penuh dengan masyarakat desa yang entah mengapa berduyun-duyun datang kedalam masjid.

Zahara dan Salma kebingungan melihat masyarakat yang datang, pasalnya tak ada acara atau seorang ustad yang akan datang, saat maghrib tadi hanya ada mereka dan para anak-anak pengajian di dalam masjid. Tapi, seketika masjid penuh dengan masyarakat desa.

Selesai sholat Isya masih dalam kebingungan Zahara dan Salma hanya menunggu apa yang akan terjadi. Pak dusun tepatnya ayah Salma langsung berdiri keatas mimbar dan menginformasikan sebuah pristiwa yang jarang terjadi di desa mereka.

Zahara dan Salma yang tidak tau fokus mendengarkan setiap kata demi untaian kata dari pak dusun dengan seksama. Inti dari pembicaraan itu adalah memberitahu-kan bahwa akan ada salah satu pendatang dideda mereka yang akan berpindah agama.

Zahara langsung mematung seketika mendengar informasi itu. Salma langsung memegang erat tangan Zahara dan mereka saling bertatapan. Genggaman dan pandangan itu mengisyaratkan tidak mungkin Zein adalah orang yang sedang dibicarakan. Zahara mencoba menerka-nerka. Pikiran dan hatinya saling bergelut hebat dalam diam. Iya terus bertanya-tanya dalam hati, bagaimana jika memang itu adalah Zein? Apa yang akan dia lakukan?.

"Zein Hasibuan" Ucap pak dusun memanggil nama orang yang dimaksud.

Jantung Zahara berdegup bukan main mendengar nama pria yang dipanggil ternyata memang benar adalah Zein yang dia kenal. Zein berjalan dengan bertatih-tatih mengenakan sarung dan baju koko putih menuju ke tengah-tengah. Mata Zahara menatap lekat-lekat kearah Zein yang kini mengenakan peci rajut berwarna putih yang ia berikan barusan. Kini peci itu menjadi saksi atas kemusliman Zein.

Kini ada dua orang tetua yang paling paham agama sudah berada tepat dihadapan Zein. Mereka mmastikan dan bertanya secara tatap mata tentang kemantapan dari hati Zein. Bertanya tentang keseriusan beragama dan berjanji akan taat agama kepada Allah yang maha Kuasa. Selesai dengan berbagai pertanyaan yang dilontarkan, kini mereka akan menuntun Zein untuk bersyahadat kepada Allah dan Rasul.

"Asshadu allah illaha illallah" Ucap tetua itu membimbing Zein.

Zein dengan terbata-bata menyelesaikan kalimat yang didengarnya untuk diucapkan.

"Asshadu...allah....illa...ha....illallah" Keringat dingin entah mengapa menghampiri dirinya. Hingga dia kadang terengah-engah ketika menyebutkan syahadat itu.

"Wa asshadu anna muhammadur rasululallah"  Kalimat kedua syahadat

"Wa asshadu ....anna ...muhammadur.... rasululallah" Zein menyelesaikan kedua kalimat syahadat yang dibimbing oleh para tetua dengan susah payah. Air mata-nya keluar perlahan di iringi rasa haru melihat reaksi seluruh isi masjid.

"Alhamdulillah"

"Allahu akbar"

"Allahu akbar" Sorak orang seisi masjid mengucapkan keangungan Allah atas pristiwa besar ini. Air mata mereka bahkan menetes haru, melihat kejadian ini.

Tetua desa langsung berdiri dan mulai memberikan tausiah singkat untuk para jamaah sekalian.

Tetua berpesan dengan sangat amat dalam

"Dihimbau kepada masyarakat agar dapat membantu Zein dalam proses pengenalan-nya kepada Allah dan agama Islam. Memelihara dan mendidik Zein sesuai aturan agama agar Zein terus berada dijalan yang lurus. Bukan hanya untuk Zein, seluruh pemuda pemudi, orang tua dan anak-anak diharapkan berperilaku baik dan santun kepada sesama manusia, binatang, rerumputan dan segala makhluk yang ada dimuka bumi ini.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Seseorang tersebut bukanlah orang yang sama lagi. Dia telah lahir kembali ke dunia sama seperti ketika dilahirkan oleh ibunya kala bayi, bersih tanpa dosa. Saat ini nak Zein sudah menunaikan dua kewajibannya sebagai pria muslim yang siap beriman kepada Allah, Zein sudah melakukan khitan dan bersyahadat kepada Allah dan Rasul di hadapan kita semua"

Zahara semakin kaget dan tercengang ketika mendengar bahwa Zein bahkan sudah dikhitan. Tapi kapan? tanyanya dalam hati. Melihat Zein yang tadi memang berjalan dengan sedikit tertatih-tatih membuat dirinya yakin meski dia tak tau kapan tepatnya.

Zahara memandang Zein dari kejauhan dengan tatapan haru dan gembira. Mendengar kabar hal itu. Ternyata inilah maksud pembuktian dari dirinya. Bukti bahwa Zein benar-benar menginginkan dirinya dan siap merubah hidupnya secara total dan menyeluruh. Air mata bahagia kini menetes dari pelupuk matanya diiringi senyuman manis dari wajahnya.

Terpopuler

Comments

Chandra Dollores

Chandra Dollores

adem aq dengar ceramah tetua
---berperilaku baik dengan manusia, tanaman dan mahluk hidup lainnya----

2023-10-19

1

Aranta Rian

Aranta Rian

huhuuuu Zein love you

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lamaran
2 Bab 2 Nasihat dari teman
3 Bab 3. Kejadian di pasar
4 Bab 4. pria asing didepan pintu
5 Bab 5. Namanya Zein
6 Bab 6. Didepan Masjid
7 Bab 7. Bagai Takdir
8 Bab 8. Maulid Nabi
9 Bab 9. Aku bukan pria muslim
10 Bab 10. Hati Yang Pilu
11 Bab 11. Kerudung
12 Bab 12.Didong
13 Bab 13. Pohon Besar
14 Bab 14. Aku akan Menikah
15 Bab 15. keadaan zein
16 Bab 16. pembuktian dari Zein
17 Bab 17. Tetap dirumah Ya
18 Bab 18. Lamaran dari pria muallaf itu
19 Bab 19. Pelaminan
20 Bab 20 Malam Pernikahan
21 Bab 21 Hari pertama
22 Bab 22 Kebahagiaan sang ibu
23 Kritik dan Saran
24 Awal Dari Penderitaan
25 Seragam Hina
26 Air mataku tak boleh menetes karna penghinaan ini
27 Pergilah....
28 Keluarga yang harus pergi meninggalkan tanah ini
29 Kepergian dan Doa
30 Telah Sampai Diriku
31 Janji Nusantara
32 Keringat-ku untuk kehadiran-mu
33 Zein Yang Dulu
34 Juragan Sawit
35 Biaya Perjalanan
36 Berita
37 Fakta tentang Zein
38 Sampainya Surat
39 Ketahuan Para Militer Hina
40 Rumoh Geudong
41 Penyiksaan
42 Kekejaman
43 Kekejaman
44 Maafkan Aku Mak
45 Lahir-nya seorang putri
46 DOM
47 Do' a Yang pilu
48 Mengais Rezeki
49 Pergi ke Masjid
50 Kejadian di Desa Kenawat
51 B. J. Habibie
52 Kepergian
53 Tapanuli Selatan
54 Menuju Sigama
55 Jangan Diam
56 Aku Hanya Ingin Bahagia
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Lamaran
2
Bab 2 Nasihat dari teman
3
Bab 3. Kejadian di pasar
4
Bab 4. pria asing didepan pintu
5
Bab 5. Namanya Zein
6
Bab 6. Didepan Masjid
7
Bab 7. Bagai Takdir
8
Bab 8. Maulid Nabi
9
Bab 9. Aku bukan pria muslim
10
Bab 10. Hati Yang Pilu
11
Bab 11. Kerudung
12
Bab 12.Didong
13
Bab 13. Pohon Besar
14
Bab 14. Aku akan Menikah
15
Bab 15. keadaan zein
16
Bab 16. pembuktian dari Zein
17
Bab 17. Tetap dirumah Ya
18
Bab 18. Lamaran dari pria muallaf itu
19
Bab 19. Pelaminan
20
Bab 20 Malam Pernikahan
21
Bab 21 Hari pertama
22
Bab 22 Kebahagiaan sang ibu
23
Kritik dan Saran
24
Awal Dari Penderitaan
25
Seragam Hina
26
Air mataku tak boleh menetes karna penghinaan ini
27
Pergilah....
28
Keluarga yang harus pergi meninggalkan tanah ini
29
Kepergian dan Doa
30
Telah Sampai Diriku
31
Janji Nusantara
32
Keringat-ku untuk kehadiran-mu
33
Zein Yang Dulu
34
Juragan Sawit
35
Biaya Perjalanan
36
Berita
37
Fakta tentang Zein
38
Sampainya Surat
39
Ketahuan Para Militer Hina
40
Rumoh Geudong
41
Penyiksaan
42
Kekejaman
43
Kekejaman
44
Maafkan Aku Mak
45
Lahir-nya seorang putri
46
DOM
47
Do' a Yang pilu
48
Mengais Rezeki
49
Pergi ke Masjid
50
Kejadian di Desa Kenawat
51
B. J. Habibie
52
Kepergian
53
Tapanuli Selatan
54
Menuju Sigama
55
Jangan Diam
56
Aku Hanya Ingin Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!