Bab 2 Nasihat dari teman

Zahara dan Salma terus mendayung sepedanya dengan perlahan berdampingan kearah pasar dengan sayur kangkung yang di bawa Zahara dan sayur bayam yang dibawa Salma.

"Zahara" Salma membuka percakapan

Zahara hanya berdehem pelan tanda mendengarkan

"Tadi yang datang siapa? " Tanya Salma penasaran

Tebakan Zahara benar, Salma datang lebih cepat dari jam janji pasti karna ingin menanyakan masalah tadi.

"Bukan siapa-siapa" Jawab Zahara pelan

"Ahhh bohong kamu Zahara... Itu mereka mau ngelamar kamu kan? " Tanya-nya cepat tanpa basa-basi karna jawaban Zahara tidak memuaskan-nya.

"Lah itu tau... Kok nanyak? " Jawab Zahara dengan sedikit tertawa melihat reaksi Salma.

"Ihhhh Zahara" Ujar Salma dengan nada kesal.

Zahara sama sekali tidak merasa bersalah dia malah terus tertawa lepas melihat kekesalan dari wajah Salma dan berlalu meninggalkan-nya.

Salma yang didahului oleh Zahara langsung dengan cepat mengejar-nya agar tidak tertinggal.

"Kok kamu tertutup gitu sih sama aku Zahara? .... Kamu ga mau cerita apa-apa sama aku ya? " Kali ini Salma sudah sangat benar-benar kecewa.

Mendengar nada bicara salma yang sudah berubah, Zahara menatap kearah Salma sembari mengayuh sepeda-nya. Melihat ekspresi Salma yang serius dengan perkataan-nya, Zahara akhirnya memilih untuk buk suara soal kejadian tadi

"Aku dilamar sama juragan kopi kampung sebelah sal" Ucap-nya dengan nada pasrah

" Ha? Beneran? Juragan kopi? " Kata Salma memastikan kembali perkataan yang baru dia dengar.

"Iya" Kata Zahara sembari mengangguk pelan.

Zahara berhenti mengayuh sepeda begitu juga Salma, karna mereka sudah tiba didepan tempat penjualan sayur.

"Terus... Kamu terima kan?" Tanya Salma kembali sambil memarkirkan sepeda-nya di samping di deretan sepeda.

"Enggak sal... Aku belum mau menikah" Ucap Zahara sembari memandang Salma lesu.

"Lah kok kamu gak terima sih Sal, juragan kopi ya pasti kaya, banyak duit, kamu pasti hidupnya senang, gak perlu susah-susah jualan kangkung kayak gini lo sal" Ucap Salma cerewet sembari memegang kangkung yang sedang Zahara bawa di dalam goni.

"Enggak aja sal... Belum siap" Kata Zahara memperbaiki kangkung yang sudah di acak-acaki Salma barusan dengan terus berjalan cepat menuju tempat penjualan sayur meninggalkan Salma yang sangat ribut

" Lo enggak kenapa Sal...Kamu mau jadi perawan tua? " Teriak Salma didepan khalayak ramai berhasil membuat Zahara menghentikan langkah-nya karna suara Salma yang sangat keras, membuat semua mata tertuju pada -nya.

Dengan cepat Zahara berbalik kembali menghampiri Salma agar berhenti bicara

"Lah kamu kenapa? " Salma kembali me nyerocos dengan mulutnya yang kecil.

Zahara yang merasa malu langsung menggandeng Salma menepi sebentar dan menutup mulutnya agar berhenti berbicara.

"Aku gak bisa napas Zahara" Ucap Salma setelah berhasil menepis tangan Zahara dari mulut-nya.

"Kamu diem dulu... Nanti aku cerita" Ucap Zahara mencari cara agar mulut Salma berhenti sejenak berbicara.

"Ya sudah" Ucap Salma sembari tertawa puas dan melangkah ke arah juragan sayur-sayuran.

"Ini pak 15 kilo" Salma memberikan goni berisi bayam untuk diserahkan ke juragan sayur.

" Ini " Juragan sayur memberikan uang sebesar 15.000.

"Gak dilebihin lagi ini pak?... Masak cuman segini, aku kerjanya capek-capek lo ini pak" Salma terus meminta-minta agar dilebihkan

Zahara hanya tertawa melihat tingkah teman-nya ini, ya begitulah dirinya sangat cerewet dan perhatian, Salma asli suka Gayo tapi karna sudah 7 tahun lama-nya hidup di pengajian yang sebagian santri adalah suku Jawa, jadi ada kala-nya Salma terkadang ketika berbicara menggunakan logat Jawa.

"Nah gitu dong" Kata Salma tersenyum setelah mendapatkan uang 1000 rupiah sebagai tambahannya.

Zahara tersenyum melihat Salma yang tersenyum juga.

"Ini pak 15 kilo juga" Zahara menyerah-kan goni nya ke juragan

"Ini nak" Juragan itu memberi uang 16.000 juga kepada Zahara

Zahara tersenyum kepada juragan itu dan dibalas senyum balik, tak lupa Zahara mengucapkan terima kasih

"Dapat berapa kamu? " Tanya Salma

"Ini" Kata Zahara menunjukkan upah yang dia Terima barusan

"Ati ko turah berpong orom jema lagu aku (Nah makanya kamu harus berteman sama orang kayak aku) " Jawab Salma dengan bahasa Gayo yang kental.

Zahara tertawa mendengar ucapan Salma yang memang ada benar-nya juga.

Salma dan Zahara menuju pasar dahulu sebelum pulang untuk membeli perlengkapan dapur dengan berjalanberjalan kaki karna letak antara tempat juragan sayur tidak begitu jauh dengan tempat perbelanjaan.

Sembari berjalan Salma kembali mengungkit masalah Zahara yang baru saja mereka bicarakan.

"Zahara ayo dong... Kamu cerita, kenapa berulang kali nolak lamaran orang" Tanya Salma kembali di tengah perjalanan

"Kamu tau kan Sal... Aku udah berulang kali bilang sama kamu, aku masih trauma sama hubungan yang namanya pernikahan, aku takut apa yang terjadi sama ibuku juga terjadi sama aku" Papar Zahara dengan jelas agar Salma berhenti bertanya

Salma langsung terdiam, mendengar penuturan Zahara merasakan pilu di hatinya melihat teman seperjuangannya ini terus saja merasa seperti terbayang-bayabg oleh masa lalu. Tapi, mau sampai kapan Zahara akan tetap seperti ini, tetap menghindar dan tak mau memulai kehidupan yang lebih baik.

"Mampir kesini dulu Zahara... Aku lapar" Salma langsung menggandeng Zahara tanpa persetujuan-nya ke tempat mie sop ayam.

Zahara hanya mendengus sambil Menggeleng-gelengkan kepalanya pelan

"Udah jangan kesal gitu, lagian kita kan dapat lebih uang tambahan" Sambung Salma dengan senyuman kecut-nya.

"Buk mie sop ayam dua, teh manis dinginnya dua ya" Pesan Salma

"Iya nak, tunggu ya"

"Iya buk" Ucap mereka bersamaan

"Zahara... " Sapa Salma dengan lembut ingin berbicara dengan serius.

"Iya? " Jawab Zahara dengan wajah yang serius juga.

"Aku tau kau mungkin tidak akan mau mendengarkan aku, tapi cobalah untuk mendengarkan aku dulu" Ucap Salma

Zahara yang melihat perubahan perilaku Salma mencoba untuk mendengarkan perkataan Salma. Zahara tidak menjawab dia hanya mengangguk pelan tanda setuju

"Zahara.... Aku mengerti segala luka yang telah kau alami, tanpa kau cerita akh sudah tau bagaimana kehidupan-mu sejak dulu, kita sudah berteman sejak kecil" Ucapan Salma terputus karna kedatangan mie sop di meja kayu mereka.

"Ini mie sop ayam nya nak" Ibu penjual meletakkan mie sop ayam dan teh manis dengan telaten diatas meja dengan sambal, saos, dan kecap diatas meja.

"Iya buk" Ucap mereka bersamaan dan tak lupa mengucapkan terima kasih

Salma melanjutkan ucapannya

"Aku tau kau trauma dan sulit membuka diri untuk memulai hubungan ini, tapi kau harus tau Zahara, meski tidak semua lelaki itu baik, kau harus mencoba untuk melangkah ke masa dan meninggalkan segala keraguan dan trauma mu dimasa lalu, kamu mau sampai kapan seperti ini? "

Zahara hanya mendengarkan kata sepatah kata dari Salma dengan diam dan tidak memegang sama sekali mie yang sudah berada di depan-nya. Sementara Salma terus berbicara sembari telaten membumbui mie sop-nya

"Jangan sampai orang yang kamu tolak lamarannya ternyata adalah jawaban-jawaban dari doa mu selama ini, aku beri tau Zahara, menolak lamaran itu boleh, tapi alangkah lebih baiknya setelah kamu melakukan sholat istikharah dan ta'aruf"

"Ingat jaman sekarang jarang ada orang baik jangan sampai yang kamu tolak itu ternyata pria yang sangat bagus akhlaknya" Ucap Salma sambil mengaduk-aduk kuah mie sop nya.

Melihat Zahara yang masih bengong Salma langsung menyuruh Zahara untuk makan.

"Udah... Nanti aja kamu pikirin lagi, makan dulu mie sop nya nanti keburu dingin" Salma menyadarkan lamunan Zahara dan menyuruhnya mulai memakan mie sop yang sudah ada di depan-nya.

"Iya sal" Zahara mengangguk dan mulai membumbui mie sop milik-nya.

Terpopuler

Comments

Aranta Rian

Aranta Rian

yappp Jangan sampai orang baik yang sudah ditunggu-tunggu malah terlewatkan karna kita yang terus menutup diri

2023-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lamaran
2 Bab 2 Nasihat dari teman
3 Bab 3. Kejadian di pasar
4 Bab 4. pria asing didepan pintu
5 Bab 5. Namanya Zein
6 Bab 6. Didepan Masjid
7 Bab 7. Bagai Takdir
8 Bab 8. Maulid Nabi
9 Bab 9. Aku bukan pria muslim
10 Bab 10. Hati Yang Pilu
11 Bab 11. Kerudung
12 Bab 12.Didong
13 Bab 13. Pohon Besar
14 Bab 14. Aku akan Menikah
15 Bab 15. keadaan zein
16 Bab 16. pembuktian dari Zein
17 Bab 17. Tetap dirumah Ya
18 Bab 18. Lamaran dari pria muallaf itu
19 Bab 19. Pelaminan
20 Bab 20 Malam Pernikahan
21 Bab 21 Hari pertama
22 Bab 22 Kebahagiaan sang ibu
23 Kritik dan Saran
24 Awal Dari Penderitaan
25 Seragam Hina
26 Air mataku tak boleh menetes karna penghinaan ini
27 Pergilah....
28 Keluarga yang harus pergi meninggalkan tanah ini
29 Kepergian dan Doa
30 Telah Sampai Diriku
31 Janji Nusantara
32 Keringat-ku untuk kehadiran-mu
33 Zein Yang Dulu
34 Juragan Sawit
35 Biaya Perjalanan
36 Berita
37 Fakta tentang Zein
38 Sampainya Surat
39 Ketahuan Para Militer Hina
40 Rumoh Geudong
41 Penyiksaan
42 Kekejaman
43 Kekejaman
44 Maafkan Aku Mak
45 Lahir-nya seorang putri
46 DOM
47 Do' a Yang pilu
48 Mengais Rezeki
49 Pergi ke Masjid
50 Kejadian di Desa Kenawat
51 B. J. Habibie
52 Kepergian
53 Tapanuli Selatan
54 Menuju Sigama
55 Jangan Diam
56 Aku Hanya Ingin Bahagia
Episodes

Updated 56 Episodes

1
Bab 1 Lamaran
2
Bab 2 Nasihat dari teman
3
Bab 3. Kejadian di pasar
4
Bab 4. pria asing didepan pintu
5
Bab 5. Namanya Zein
6
Bab 6. Didepan Masjid
7
Bab 7. Bagai Takdir
8
Bab 8. Maulid Nabi
9
Bab 9. Aku bukan pria muslim
10
Bab 10. Hati Yang Pilu
11
Bab 11. Kerudung
12
Bab 12.Didong
13
Bab 13. Pohon Besar
14
Bab 14. Aku akan Menikah
15
Bab 15. keadaan zein
16
Bab 16. pembuktian dari Zein
17
Bab 17. Tetap dirumah Ya
18
Bab 18. Lamaran dari pria muallaf itu
19
Bab 19. Pelaminan
20
Bab 20 Malam Pernikahan
21
Bab 21 Hari pertama
22
Bab 22 Kebahagiaan sang ibu
23
Kritik dan Saran
24
Awal Dari Penderitaan
25
Seragam Hina
26
Air mataku tak boleh menetes karna penghinaan ini
27
Pergilah....
28
Keluarga yang harus pergi meninggalkan tanah ini
29
Kepergian dan Doa
30
Telah Sampai Diriku
31
Janji Nusantara
32
Keringat-ku untuk kehadiran-mu
33
Zein Yang Dulu
34
Juragan Sawit
35
Biaya Perjalanan
36
Berita
37
Fakta tentang Zein
38
Sampainya Surat
39
Ketahuan Para Militer Hina
40
Rumoh Geudong
41
Penyiksaan
42
Kekejaman
43
Kekejaman
44
Maafkan Aku Mak
45
Lahir-nya seorang putri
46
DOM
47
Do' a Yang pilu
48
Mengais Rezeki
49
Pergi ke Masjid
50
Kejadian di Desa Kenawat
51
B. J. Habibie
52
Kepergian
53
Tapanuli Selatan
54
Menuju Sigama
55
Jangan Diam
56
Aku Hanya Ingin Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!