"Ini uang-nya buk" Salma memberikan yang 2000 ke penjual mie sop mendahului Zahara.
"Makasih nak" Ucap penjual mie sop dengan senyuman yang sumringah seraya memasukkan uang itu ke plastik hitam yang bergantung disisi dinding diatas kompor.
"Kamu bayarin punya aku Sal? " Tanya Zahara memastikan dengan muka sedikit tertawa geli.
Tumben-tumbennya Salma mau mengikhlaskan uang -nya itu kepada Salma.
"Ya gapapa .... Lagi pengen aja" Ucap Salma dengan mata yang melihat kesana-sini tanpa arah, terlihat dia sedikit kikuk.
"Makasih ya Salma.... Nanti-nanti aku gantian bayarin makan kamu" Ucap Zahara dengan senyum yang manis dan melangkah keluar dari warung tadi dibarengi Salma.
Tangan mereka penuh dengan kresek kantong berisi perlengkapan dapur, dengan langkah pelan dan pasti mereka terus menyusuri jalan menuju parkiran sepeda.
Zahara merasa sedikit ganjal dan mencoba mengingat-ungat apa yang sebenarnya dia lupakan hingga membuat-nya tak nyaman begini,
Tiba-tiba saja langkah-nya terhenti teringat dengan sesuatu yang hampir saja mereka lupakan.
"Astaga Salma.... Kita belum shalat Ashar" Ucap Zahara yang juga lupa waktu
"Ya Allah iya... Kita cepat-cepat yuk Zahara.... Sholatnya dirumah saja" Ucap Salma kemudian melangkah dengan terburu-buru dibarengi Zahara yang berada di sisi-nya .
Matahari yang hampir terbenam menunjukkan hari sudah pukul 05.00 Wib Mereka tidak sadar sudah melewatkan shalat Ashar. Mereka terus berjalan dengan sedikit berlari agar tidak melewatkan shalat Ashar.
Zahara yang sedang fokus berjalan tiba-tiba dikejutkan dengan Salma yang tiba-tiba jatuh terpleset hingga membuat dirinya juga ikut terjatuh.
"Aduh... Sal, kok kamu gak hati-hati sih" Ketus Zahara sembari memegangi pinggangnya yang sakit.
"Jadi kotor kan" Ucap Zahara sembari melihat pakaian-nya yang sudah penuh dengan lumpur karna jatuh tepat di gumpalan-gumpalan tanah yang sudah terkikis akibat hujan tadi malam, belum lagi banyak-nya gerobak lewat disini membuat jalan-nya semakin parah.
"Sakit-nya... Zahara bantu dong" Ucap Salma ketika melihat Zahara sudah berdiri memunguti barang belanjaannya.
"Dasar" Ucap Zahara menahan kekesalannya pada Salma dan membantunya bangun dari sana.
"Sendal ku ini lo Zahara... Licin" Ucap Salma sembari menunjukkan sandal jepit yang sudah lusuh dan tipis pada Zahara.
Zahara mendehem tanda ya sudah dan pokus memunguti belanjaannya yang lolos keluar dari kantong plastik nya.
"Sini kak... Aku bantu" Tiba-tiba saja terdengar suara pria menghampiri dan membantu mereka dengan telaten.
"Terima kasih ya bg" Ucap mereka bersamaan kepada pria yang membantu mereka dengan pandangan yang tetap tertunduk.
"Iya... Sama-sama dek, hati-hati jalan-nya awas jatuh lagi" Nasihat nya sebelum pergi meninggalkan Salma dan Zahara
Pria itu kembali berjalan kearah grobak-nya meninggalkan Zahara dan Salma yang masih tertunduk berusaha menjaga pandangan.
"Ayok" Kalimat terakhir mereka dengar dan mulai berani melihat kearah pria tadi yang ternyata sedang berbicara kepada teman-nya yang sedang memegang grobak dan mulai mendorong grobak tersebut dengan pelan.
Merasa dipandangi, pria itu pun melihat sekilas ke araha dua wanita yang barusan dia bantu dan tersenyum sekilas melihat mereka.
Zahara dan Salma yang melihat mereka ketahuan melihat dari kejauhan langsung kembali tertunduk malu dengan bibir yang melengkung melihat senyum manis dari pria kekar berkulit coklat itu, dada bidang-nya tampak terlihat jelas karna kaos hitam lusuh yang sedang dipakainya berhasil membentuk dada-nya.
Zahara dan Salma yang masih larut-larut dalam perasaan yang girang langsung saja sadar, waktu ashar akan segera habis.
Dengan cepat mereka langsung berlari kembali menuju parkiran dan langsung naik setelah Menyusun barang didalam keranjang mereka.
"Tampan ya dia Zahara! " Ucap Salma tiba-tiba dengan kaki yang lincah mengayuh sepeda-nya
"Siapa? " Tanya Zahara dengan napas sedikit terengah-engah.
"Itu lo... Yang bantuin kita tadi" Ucap Salma kepada Zahara yang seolah lupa dengan kejadian barusan
"Oo.. Iya abang yang itu" Ucap Zahara sedikit jutek dengan wajah datar
"Iya Zahara... Kok kamu kayak gak peduli sih, padahal kamu tadi juga senyam-senyum" Celutuk Salma
"Iya senyum kan ibadah... Aku senyum karna dia juga senyum duluan tadi" Zahara menepis pikiran aneh dari otak Salma.
"Ibadah... Ibadah kepincut bilang" Ucap Salma dengan sedikit bercanda untuk melihat ekpresi Zahara
"Udah ahh" Ucap Zahara dan mendahului Salma agar tidak mendengarkan celutukan aneh-nya
"Kalau suka bilang ya Zahara... Biar aku kasih sama kamu aja" Teriak Salma dengan sedikit teriak seakan pria tadi sudah menjadi miliknya saja
Zahara hanya menggelang-gelengkan kepalanya pelan mendengar ucapan dari Salma dan terus mengayuh cepat sepedanya.
Sayup-sayup terdengar indah ditelinga Zahara suara ombak danau yang dikelilingi sawah dari pinggir jalan.
Zahara hanya tersenyum dan menghirup dalam-dalam udara sore hari itu, tiba-tiba saja terlintas dimata-nya senyuman pria yang barusan doa temui tadi, Zahara tersenyum kembali mengingat wajah, senyumam dan tubuh pria kekar tersebut.
"Astaghfirullah" Ucap Zahara menggelengkan kepalanya menyadarkan diri karna tiba-tiba membayangkan pria yang bukan mahram-nya itu.
Tak lama Zahara dan Salma sampai ke rumah mereka masing-masing yang memang bersampingan.
"Kenapa pulang-nya lama nak? " Tanya mamak kepada Zahara
"Iya mak tadi kami kelupaan" Ucap Zahara segera bergegas kedapur dengan kantong belanjaan dikedua tangannya lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Lah belum sholat ashar kamu Zahara?" Tanya mamak ketika melihat Zahara dengan tergesa-gesa memakai mukena.
"Belum mak" Ucap Salma dan langsung menunaikan sholat ashar.
"Alah-alah, padahal dipasar kan ada mushola" Ucap mamak sembari menggelang-gelengkan kepalanya.
Karna Zahara terlambat menunaikan shalat ashar, tidak menunggu waktu yang lama terdengar lah suara mengajak dari masjid tanda adzan maghrib akan segera berkumandang.
"Zahara.... Ke masjid yuk" Ajak Salma terdnegar dari balik pintu depan
"Tunggu" Zahara langsung bergegas dan tak lupa membawa Al-qur'an ditangannya.
"Ayok" Ucap Zahara pada Salma ketika keluar dari pintu, tak lupa juga dia berpamitan dengan ibu-nya sebelum pergi.
Inilah rutinitas yang biasa Salma dan Zahara lakukan tiap hari, saat sudah terdengar suara mengaji dari masjid, maka mereka akan cepat-cepat bergegas ke masjid, setelah shalat magrib sembari menunggu sholat isya mereka berdua akan mengajari anak-anak untuk mengaji.
"Assalamu'alaikum ustadzah" Suara anak-anak berlarian menyapa mereka berdua dengan malu-malu dan berlari kemasjid
"Waalaikum salam... Hati-hati jalan-nya" Ucap mereka berdua.
Letak masjid berada di ujung kampung searah dengan pasar. Tapi, kampung ini tidak begitu besar, jadi ke masjid tidak harus menggunakan sepeda. Salma dan Zahara hanya berjalan ke masjid dengan Al-quran dan sajadah ditangan mereka.
"Zahara lihat itu" Salma menggoyangkan lengan Zahara agar melihat kearah yang dia maksud. Zahara pun menoleh kearah yang Salma maksud tanpa menjawab.
Hati Zahara tiba-tiba berdesir hingga langkahnya terhenti dengan tatapan yang tercengang ketika melihat pria yang tadi dia temui di pasar. Ada rasa aneh dari dalam hati-nya, jantung-nya semakin berdebar ketika melihat pria itu tersenyum kearahnya dan berlalu meninggalkan mereka dengan sepeda butut dari arah pasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Aranta Rian
Fighting thor
2023-10-16
0