Air Mata Istri Setia
"Cincin ini aku berikan kepadamu sebagai lambang cinta kasih dan kesetiaan."
Kedua mempelai bergantian mengucapkan kalimat tersebut, saling melingkarkan cincin di jari manis.
Alrescho Nero Adhitama dan Jesslyn Fay Edre baru saja resmi menjadi suami istri. Semua mata bahagia tertuju pada keduanya.
Dua pria paruh baya mengenakan tuxedo navy menjadi yang paling bahagia.
"Akhirnya, impian kita terwujud," ujar salah satunya yang tak lain Arya Bramantio, ayah kandung Fay.
"Istri kita pasti bahagia di atas sana." Danu tersenyum haru menatap kedua mempelai.
Keduanya sedih. Kebahagiaan ini tidak dirasakan para istri yang meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Padahal ini juga keinginan mereka.
Hari itu pesta pernikahan digelar besar-besaran. Meriah dan Mewah. Undangan yang hadir selain keluarga hanyalah pengusaha elit, pejabat, dan pemilik perusahaan besar yang ternama.
Gambar Ilustrasi
*****
Pesta akhirnya usai. Nero dan Fay berangkat bulan madu berdua di tempat yang sudah dipersiapkan asisten pribadi Nero.
Mobil mewah Nero melaju cepat menuju bandara. Pesawat pribadi keluarga Adhitama sudah menunggu. Fay tersenyum bahagia membayangkan pernikahan yang indah.
"Jangan lupa tugas yang saya berikan." Suara Nero terdengar dingin saat berbicara dengan asisten pribadi nya lewat telpon.
"Kita bulan madu ke mana, Mas?" Fay tersenyum manis.
Nero memandang dingin istrinya. "Lihat saja nanti."
Mendapat tatapan dingin membuat Fay bingung. Ia sama sekali tidak merasa membuat kesalahan apapun. Melihat Noe kembali sibuk dengan HP, gadis itu memilih diam.
"Mungkin kelelahan atau memang sedang ada masalah, nanti saja," batin Fay mencoba menenangkan diri.
Beberapa saat kemudian mobil tiba di pangkalan bandara. Nero berjalan terburu tanpa menunggu Fay. Sibuk berbicara dengan seseorang di telpon.
Fay berusaha mempercepat langkah kaki menyusul Nero. "Tunggu, Mas!"
"Lelet!" bentak Nero kasar. Sontak membuat lawan bicaranya kaget.
Semakin dipercepat langkah kakinya, meski dalam hati terus bertanya kenapa sikap suaminya sangat ketus dan tidak sabaran.
*****
Fay mengeringkan rambut usai mandi. Masih dikenakannya bath robe di badan. Tampak bayangan Nero yang berjalan mendekat di cermin rias. Ekspresinya tetap dingin.
"Buruan, saya tunggu di meja makan." Nero keluar kamar tanpa peduli respon Fay yang masih saja heran.
Sudah habis kesabarannya, ia letakkan pengering rambut di meja. Tanpa peduli masih mengenakan bath robe, segera dihampirinya Nero.
Saat ini keduanya menghabiskan bulan madu di hotel super mewah yang ada di London. Tersedia dua kamar dengan kamar mandi dalam, ruang tamu, dapur, dan ruang makan.
"Kamu kenapa Mas, aku salah apa?" Fay menatap kesal Nero yang duduk tenang di meja makan.
"Duduk, kita harus bicara!" perintah Nero tegas.
Diletakkannya selembar map hitam di atas meja. Menyuruh Fay membuka dan membacanya dengan seksama.
"Baca! Ada hal yang mesti kamu pahami."
Ragu-ragu Fay membuka map dan membacanya. Melihat judul terpampang jelas membuatnya terkejut bukan main.
"Kontrak pernikahan?!"
"Baca dulu!"
Gambar Ilustrasi
Fay meletakkan kembali dokumen itu di atas meja. Wajahnya tegas menahan amarah dan kecewa.
"Pernikahan itu bukan permainan, Mas. Aku nggak mau tanda tangan hal bodoh ini." Fay menggeleng tegas.
"Saya punya alasan kuat kenapa harus seperti ini," desis Nero dengan tatapan tajam.
"Apa?"
"Saya nggak cinta sama kamu. Papa mengancam akan mendepak dari perusahaan kalau nolak pernikahan sialan ini. Jadi, kita turuti saja untuk sementara waktu. Dua tahun lagi kita cerai."
"Nggak mau! Aku ngerti kita memang belum terlalu kenal. Pelan-pelan pasti kamu bisa mencintai aku, Mas."
Nero menggeleng kuat. "Aku punya kekasih. Tiga tahun lagi, saya janji akan menikahi dia."
Fay kehilangan kata-kata. Otaknya terus berusaha keras mencerna kalimat barusan.
"Ada hati perempuan yang harus saya jaga. Tujuh tahun lebih kami menjalin hubungan dan semuanya hancur karena pernikahan ini," tutur Nero lagi.
"Aku terima pernikahan ini karena ingin penuhi harapan terakhir mama," ujar Fay bohong. Meski ini perjodohan, tapi dia menyukai Nero sejak pertama kali berjumpa.
"Jujur saya juga. Tapi, saya nggak mungkin seumur hidup sama kamu. Cukup 2 tahun saja kita berbakti, setelah itu kamu bisa cari laki-laki lain di luar sana."
"Tapi Mas ..."
Nero mengeluarkan selembar foto berwajah seorang perempuan cantik rambut panjang bak model. Melihatnya saja membuat Fay minder.
"Namanya Widi. Kekasih saya. Kamu perempuan, dia juga. Harusnya sesama perempuan tahu bagaimana cara menjaga perasaan."
"Nggak mau! Aku juga perempuan, Mas!" Fay berdiri kembali ke kamar. Hatinya kecewa, harapannya memiliki bahtera rumah tangga bahagia telah pupus.
Nero menyusul Fay ke kamar. Mukanya merah padam oleh amarah yang meluap.
"Dengar Fay! Bertahun-tahun saya dan Widi berjuang, kamu pupuskan begitu saja! Kamu harus tanggung jawab! Hanya kontrak ini yang bisa membuat Widi percaya dan mau nunggu sampai kita pisah!" cecar Nero tanpa jeda.
"Kalau tahu Mas Nero punya kekasih, aku nggak akan setuju menikah!"
"Papa tidak beri restu kami menikah kecuali setelah mencoba pernikahan dengan pilihannya. Kesempatan saya hanya cukup jadi duda, setelah itu baru bisa menikahi Widi."
"Konyol!"
"Terserah! Percaya atau tidak, ini fakta!"
"Saya yakin dua tahun cukup buat keluarga percaya kalau kita memang tidak cocok. Kontrak ini satu-satunya cara agar Widi bersedia menunggu sampai kita cerai."
"Kasih aku waktu, Mas," ujar Fay pada akhirnya setelah beberapa detik diam.
Ting Tong! Room service datang membawakan makan malam. Pembicaraan terpaksa berhenti. Keduanya memutuskan untuk menjernihkan pikiran dengan dinner.
Suasana makan malam sunyi tanpa percakapan. Fay kehilangan nafsu menciptakan topik obrolan. Nero hanya diam, sesekali melirik seolah ingin memastikan sesuatu.
Baru lima menit menyantap hidangan, sesuatu yang aneh mulai menjalari tubuh Fay. Perlahan badannya mulai terasa panas. Ia menanyakan AC apakah mati atau rusak.
Nero menjelaskan dengan tenang. Tadi dia meminta pelayan memasukkan beberapa tetes obat perangsang di makanan mereka. Ia mengatakan pada pelayan kalau istrinya ingin melewatkan malam pertama dengan cara yang tidak biasa.
"Setelah mendengar pengakuan tadi, kamu pasti menolak melayani saya sebagai istri. Biar lebih mudah, kamu nikmati saja dengan cara yang berbeda. Kalau ketahuan masih virgin, bisa berantakan semuanya," ucap Nero ketus.
Fay tak bisa menolak, tubuhnya hanya pasrah diangkat menuju kamar tidur. Pergumulan di ranjang selayaknya suami istri pun terjadi semalaman penuh. Hasrat keduanya berkobar di bawah kendali obat itu.
*****
Fay terdiam di meja makan. Air matanya bengkak. Makan siang miliknya sama sekali tidak menggugah selera. Permainan semalam memang panas. Sayangnya itu di luar kemauannya. Cara seperti ini lebih mirip disebut pelecehan seksual.
Sepanjang malam tubuhnya diperlakukan kasar. Terdapat beberapa luka lebam akibat gigitan dan cengkraman Nero yang terlalu kuat.
Selama berhubungan intim, lontaran kasar dan hinaan juga selalu keluar dari bibir suaminya. Nero sangat tidak manusiawi. Pengalaman pertama Fay menjadi mimpi buruk.
Esoknya di luar dugaan, Nero meminta Widi datang menyusul. Parahnya, ia mengajak perempuan itu untuk ikut menginap sampai waktu bulan madu mereka habis.
Fay biru menyadari soal tugas yang diberikan pada asisten pribadi Nero adalah menjemput Widi ke tempat mereka bulan madu.
Keinginan membawa serta perempuan lain itu menjadi awal bencana lainnya. Dua malam selanjutnya, Fay harus menahan sesak setiap kali terdengar desah nafas erotis dari kamar sebelah.
Nero langsung membuktikan bahwa ia memang mencintai wanita lain. Seandainya waktu bisa diulang, ia ingin pernikahan ini tidak ada.
📲 Pesan untuk Fay dari Nero -> Cukup 2 tahun. Saya tidak akan buat kamu menangis lagi. Tanda tangan kontrak itu!
Dada Fay semakin sesak usai membaca pesan singkat itu. Hatinya terlampau sakit setelah semalam diperlakukan seperti pelacur. Diraihnya pulpen dan map hitam di atas nakas, lalu mengirim pesan singkat untuk Nero.
📲 Pesan untuk Nero dari Fay -> Sudah.
Di kamar sebelah senyum Nero mengembang begitu membaca balasan dari Fay. Ia letakkan kembali HP di nakas dan melanjutkan pergumulannya dengan Widi.
Suara er*tis kembali terdengar. Air mata Fay semakin deras basahi pipi. Bayangan indahnya pernikahan telah hancur dengan cara menyakitkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Othsha
keren alurnya... Cuma itu cowok minta dib*cok ya.... hahahha... nice story...semangat update ya... ❤
2023-08-14
3
FY Han
Tega kau mas 😭🤧
Follback ya kak
2023-07-26
1
范妮·廉姆
PociPan mampir.
jgn lupa mampir jg d legenda cinta thx
2023-07-16
1