Spectacular : Fantasy War
...Chapter 1...
*Hoooooffffhhhh*
*Duarrrrr*
"Uhuk-uhuk-uhuk."
Sia*, pandanganku tertutup oleh kumpulan partikel debu.
"Sekarang kau takkan bisa lari."
...
"Hiyaaaaaahhh!"
Kisanak Sasha! Kau benar-benar menginginkan sebuah pertarungan serius, kah?! Memang biadab bocah satu ini!
Selagi aku bergumam, sebuah telapak tangan dengan jari-jemari diisi oleh tiap-tiap kekuatan elemental, tetiba muncul dan menyatukan kelima kekuatan tersebut menjadi sebuah telapak tangan berukuran sekitar 1-5 meter.
Air, tanah, api, angin, dan ranting pohon tajam. Itu merupakan kelima kekuatan hebat yang dikeluarkan oleh Sasha. Gila, serius aku harus menghadapi serangan macam nih? Stress memang tuh bocah.
"Tak semudah pemikiranmu, bodoh!"
...
Hohoho, kali ini seranganmu tidak akan menebus tubuhku, Sasha. Jari-jemari buatan kau kupastikan tidak bisa menembus pertahananku.
Seusai aku menyebut sepatah kalimat dari mulut, sekeliling area tempatku berdiri seketika berubah menjadi sebuah lapisan baja terluar pada tank militer. Hahaha, mantap dah, kekuatanku bukan main.
Tak berselang lama kemudian, telapak elemental buatan Sasha akhirnya mendekat, menabrak pelindung tank di sekeliling, menyebabkan sebuah letupan kecil tanpa diikuti oleh percikan api.
"Urrrrrghhhhh."
Debu kampret, main asal terhempas gitu aja. Kisanak, lah!
Karena banyak sekali debu di sekitar, kedua mataku spontan sipit, membatasi kelebaran kelopak mata, menghindari potensi debu masuk ke dalam indera penglihatan. Awas saja kau Sasha, lengah dikit, habis kau!
"Hiyaaaaah-!!"
Suara anak tuh lagi? Pengen dihantam betul, sumpah.
...
Diamlah bodoh! Suaramu membuat telingaku terusik, tau ga?!
"Hah?" Penasaran akan apa yang tengah ia lakukan, segera aku pun menoleh ke sumber suara. Jengkel aku dengan nih orang, sungguh.
"…"
Gawat, mungkin adalah penggambaran tepat untuk masalahku kali ini. Bagaimana tidak? Begitu kepala telah menoleh ke asal suara itu terdengar, seorang bocah berumur kira-kira 7 tahunan, datang dan berniat menebas dadaku.
Yo what the fuc*?! Kau merasakan apa sih? Tanpa pikir panjang, kau melayangkan sebuah serangan pada orang tidak bersalah? Terlebih dia memegang sebuah pedang berkekuatan 5 elemen lagi, kacau dah.
Haaah… mau tidak mau, suka tidak suka, aku perlu melakukan sesuatu.
...
Yap, itu benar. Aku sudah tidak tahan lagi.
Jengkel melihat Sasha yang bersikeras untuk melukaiku, segera aku mengucap sebuah jurus, mengubah tangan kanan menjadi belahan pedang cukup keras.
Yosh, kalau mau adu pedang, kemarilah!
H*ll nah, kedua bilah pedang menempel, saling melekat satu sama lain bagaikan sebuah dualitas nan padu. Hadeh, alih-alih terlihat seperti adik kakak, kami berdua malah lebih mirip seperti pemain anggar.
(Anggar adalah ilmu beladiri menggunakan senjata yang berkembang menjadi seni budaya olahraga ketangkasan dengan senjata yang menekankan pada teknik kemampuan seperti memotong, menusuk atau menangkis. Bisa dicek di google kok)
"Haha, dengan kekuatan serendah itu, kau pikir bisa menghentikanku yang hebat ini, gitu?"
Cukup, Sasha. Ucapanmu tak lain sekedar omong kosong belaka. Paham, kau?!
"Kita lihat saja nanti."
...
Haha, kamu kira kekuatanku hanya sebatas ini saja? Tidak bodoh, aku dapat mengendalikan apa pun menjadi sebuah senjata. Apa pun, tidak peduli itu manusia, benda, hewan, ataupun sekeliling dapat kuubah bentuk menjadi senjata mematikan yang kuinginkan. Rasain tuh, Sasha.
"Ap-"
Simpan rasa itu selepas tubuhmu meledak!
"Makan nih!"
Apa? Ingin menunggu kalian menjadi presiden? Kelamaan, akan lebih bagus jika aku bertindak secepat mungkin.
Selepas tangan kiri telah termodifikasi menjadi sebuah meriam tank, dengan cepat aku mengarahkan meriam ke wajah Sasha, menembaknya begitu tepat mengenai sasaran. Sampaikan salamku pada malaikat maut, oke?
*Hoooooffffhhhh*
Sedikit lagi bagi peluru itu meledakkan tubuhmu, Sasha!
What the hell? K-k-kok bisa? Mustahil, ini mustahil. Sebuah peluru tank berukuran sekitar 2 meter dapat ditebas oleh Sasha menggunakan pedang digenggamannya? Siala*, susah kalo begini nih.
"Begini doang, kekuatanmu?"
Tak perlu banyak gaya kau, Sasha. Kau hanya anak kecil yang dilahirkan di keluarga Wizard. Jangan lupakan itu, oke?
"Diamlah!"
Kesal betul aku, sumpah. Perlu dikasih pelajaran, nih.
...
Orang macam Sasha memang layak dihujani rudal sebanyak-banyaknya. Biar dia tahu rasa, ya!
Melihat Sasha sedikit menjauh dari posisiku berdiri, spontan aku mengambil tindakan cepat, memanggil rudal melalui imajinasi, menghadirkan banyak sekali senjata mematikan di sekeliling aku berada. Yosh, serangan pembalasan, meluncurlah!
Makan tuh, Sasha. Diserbu oleh puluhan rudal berukuran jumbo secara bertahap, mantap. Kuatkan dirimu, ya, bocil tak tahu adab.
Ya, namanya adalah Sasha. Dari infomasi yang kudapatkan, Sasha lahir dari keturunan Wizard Elemental, sebuah keluarga Penyihir pertama di bumi.
Yap, bumi, kalian tidak salah dengar, kok. Bagaimana cara menceritakannya, ya? Aku lagi sibuk dalam pertarungan. Nanti akan kuceritakan lebih detail.
"Percuma saja, Lex. Mau sehebat apa pun senjata kepunyanmu, semua itu bakalan musnah bila berhadapan denganku."
Banyak gaya lah, kau. Cepat hancurkan semua rudal itu sebelum aku melepaskan serangan lagi padamu.
...
Uy, menyilaukan mata, sungguh. Berasa seperti melihat matahari menggunakan mata telanjang, asli.
"Slash!"
Suara apa tuh? Mungkinkah Sasha? Iyakah? Seriusan?
Di tengah silau yang menerpa mata, sejenak pendengaranku mendengar suara aneh entah dari mana. Mungkinkah bunyi barusan dihasilkan oleh lawanku, Sasha? Kalau iya, aku tak perlu heran sih.
Nah gitulah, mataku dapat melihat lagi. Kenapa tidak sedari tadi, coba?
Selang 4 detik kemudian, cahaya silau di sekitarku berdiri kini mulai meredup, memancarkan pencahayaan tidak seperti menit-menit awal.
Nice, gitulah, penglihatanku kembali dapat melihat jelas atuh. Omong-omong Sasha mana?
"Udah, begini doang?"
Bro, aku tidak sedang berhadapan dengan seorang monster, right? Katakan kalau Sasha tuh hanya seorang keturunan penyihir sahaja, oke?
Dahsyat betul, buset. Ditinggal 4 detik, semua rudal yang kutembakkan dalam sekejap langsung lenyap begitu aja. Gila, kau ini benar-benar Human Change, kan? Bukan seorang dewi yang menyamar menjadi anak kecil, ya kan? Kan?
Gleek….
B-bagaimana ini? Masa iya aku harus mengalah selepas semua kesombongan sudah terlanjur kuucapkan sebegitu keras. Kumohon, beri aku petunjuk. Waktu pertandingan masih tersisa 15 menitan.
"Oke Lex. Kuakui kau cukup hebat dalam mengeluarkan potensimu. Akan tetapi-"
Tetapi apa? Oy, apaan blosok?! Buset, dia malah menggerakkan kedua tangan untuk maju ke depan. Perlu diantisipasi, sih.
Belum selesai Sasha berkata, kedua belah lengan tetiba ia posisikan ke depan, menggerakkan jari ke atas dan ke bawah bagaikan seorang pemain kecapi. Kuakui gerakanmu bagus, cuman-
...
...
Gawat, dia sudah melancarkan sebuah serangan. Bahaya, ini sangat teramat bahaya. Kalau aku diam, tubuhku akan hancur hingga menyisakan organ dalam sahaja.
Selang beberapa saat bercakap, Sasha pada akhirnya menghasilkan sebuah bola aneh berkekuatan elemental, mengarahkan tepat padaku, menembakkan benda berukuran jumbo itu ke arahku berada.
Gawat, aku tidak ada kesempatan untuk menghindar.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Astro_Z
damn, spam kisanak
2023-12-02
0