...Chapter 4...
"Siala* kamu Sasha!"
...
Keparat betul memang tuh orang. Beneran, sumpah. Bisa menciptakan sebuah bencana mematikan ke dalam arena pertandingan. Manusia mana yang tidak merasa ketakutan, sih?
Arrrggghhh, awas saja kau bocah. Jangan harap kau bisa selamat habis nih!
...
*Duarrrrrrrrr*
Semoga, semoga peluruku dapat menembus meteor di atas langit.
Berhenti, mencari posisi bagus untuk menembak, aku melesatkan sebuah peluru tank ke arah benda di dekat langit-langit awan.
Ayo hancur, hancur, hancur!
*Duarrrrrrrrr*
Yess, perkiraanku tidak meleset. Untung instingku bisa diandalkan. Terlebih-lebih di situasi seperti barusan.
Selang beberapa detik terlempar, sebuah ledakan terjadi, sebagai dampak tabrakan maut antara meteor berkekuatan dua elemen dengan satu butir peluru tank. Fiuh, selamat juga aku. Beruntung memang memiliki kemampuan macam nih.
Omong-omong, pemandangan langit seketika terlihat seperti yin yang, ya? Api dan air, tergambar di sela-sela langit, memberikan sebuah keindahan alam tiada dua. Sangat kece lah, tak kusangka kekuatan se-mengerikan Sasha bisa menghasilkan suatu fenomena alam nan indah. Serius, baru tahu aku.
"Haaaaaaaah-!"
Berlari, melangkahkan kaki sekuat
tenaga, memposisikan katana sejajar dengan pinggang, memiliki satu tujuan untuk menghampiri Sasha.
Cepat lambat, akan kumenangkan pertandingan ini. Ya!
*Taaaaanggg*
Kedua bilah pedang beradu, menempelkan satu sama lain sebegitu erat, mencoba memenangkan duel dengan beradu senjata.
Haaah- haah- haah-
Edyan, penat bener sumpah. Berasa seperti disuruh kerja tanpa istirahat sama sekali, asli. Mana tadi lari-larian tidak jelas, lagi.
Selang beberapa saat berlari, aku yang sudah berada cukup dekat dengan lawan spontan melayangkan sebuah sebuah katana telah ke arah bocil di depan. Ya, siapa lagi kalau bukan Sasha.
"Hhhh… cuman segini kekuatanmu, wahai peserta nomor urut 100?"
Jangan kebanyakan gaya kamu, bocah idiot!
"Diamlah!"
...
*Tsssssiiiingg*
Yosh, untuk mendapatkan hasil maksimal, diperlukan pengorbanan setimpal. Itu adalah quotes dariku. Silakan dicatat.
Omong-omong, katana di tangan kanan tetiba lenyap, bersamaan dengan tergantinya kedua lengan menjadi kedua buah senjata terkenal. Yap, apa lagi kalau bukan meriam tank dan juga katana berlapiskan materi langka, right?
Uwoooooogggghh… canggih betul meriam beserta katana ini. Yah walau kedua tangan mesti kuubah menjadi dua buah benda tersebut, sih. Tapi tak apalah, kelihatannya tidak terlihat sebegitu buruk, kok, sungguh.
Tunggu sebentar, kedua lengan. Selepas duel kami berakhir, kalian akan kembali hadir seperti semula, aku janji!
"Hoooooooohhhhh." Usai mundur sejauh tinggi lapangan basket, aku bergegas melangkahkan kaki kembali ke arah Sasha, mencoba sedekat mungkin dengannya, berharap rencanaku bisa berjalan sangat mulus tanpa ada gangguan sedikitpun.
Yosh, semoga saja bisa berhasil. Bisa yok, bisa!
*Door-door-door-door*
Uwow, sangat mantap sekali lah. Besok-besok aku bisa direkrut ke dalam anggota militer nih, hehehe.
Sambil mengarahkan meriam tank ke depan, spontan aku menembakkan 4 buah peluru dari arah kiri. Ayo, kena-kena-kena!
*Taaaaaanngggg*
Kampret, bisa ditepis gitu aja. Dasar keturunan brengs*k!
Melihat ada ancaman mendekat, Sasha secara reflek menebas, menciptakan tebasan cahaya berbentuk X, menghancurkan keempat peluru tank dalam waktu sekejap, terus melaju kencang sembari memancarkan sinar nan silau di setiap tempat yang ia lalui.
Woy lah, kau memang memiliki niatan untuk menenggelamkanku ke dalam alam kematian, kah? Haaaah… kalau sudah begini, aku mesti berbuat apa, dah? Bingung bener aku, sungguh.
*Tssssssiiiiinggg*
Fiuh, syukurlah. Beruntung aku memiliki Inti Roh yang sangat peka. Kerja bagus, partikel Human Change. Serius, aku sangat menghargai jasamu barusan.
Beberapa detik sebelum sinar Sasha menembus ke tengkorak, sebuah perisai berbentuk kulit tank muncul, melindungi sekaligus menghalangi jalannya serangan lawan menuju ke tubuh.
Sangat kece lah, Inti Roh, tak sangka kalau aku memiliki benda ini di dalam pikiran.
*Hooooosh*
Perisai tank di depan kini telah menghilang, bersamaan dengan tebasan cahaya milik Sasha. Nah, berhubung serangan sudah terblokir secara sempurna, sekarang waktu untuk memutar balikkan keadaan.
"Yosh, rasakan nih!"
*Duarrrrrrrrr- duarrr- duarr- duarr- duarr-*
Semangat perang, berkobarlah di dadaku!
Membidik target searah dengan posisi terkini lawan, sebuah meriam tank berukuran sekitar 1,5 meter lantas kuaktifkan, menembakkan 5 peluru tank dalam 1 momen ke arah lawan jenis di seberang, Sasha.
Yok Sasha, mari kita jadikan pertarungan ini menjadi semakin menarik.
"Hoho, kuhargai keberanianmu, lawan. Akan tetapi-"
...
*Tsssssiiiiiinggg*
Yo what the f*ck?! Bruh, kamu tidak sedang bercanda, kan? Tidak lagi melontarkan sebuah lelucon, kah? I- i-
Ini tidak mungkin. I- i- impossible, bagaimana bisa 5 buah peluru dalam waktu dekat langsung sirna begitu sebuah cahaya nan terang menyinari sekitar tempat Sasha berdiri.
Kisanak kau Sasha! Lagi-lagi kau mengeluarkan kemampuan nan menyebalkan.
Arrgghhhh!! Tidak ada pilihan lain!
"Hoooooooohhhhh!"
Bergegas, melangkahkan kaki nan laju ke arah lawan sembari menaikkan sebuah katana ke atas, sedikit dimiringkan ke arah kanan. Sasha, mari buat pertarungan ini menjadi sebuah festival yang tidak dapat dilupakan.
...
*Hooooofffffhhhh*
Nah, seluruh alat tempur telah muncul di sekitarku berada. Perlukah kupukul tabuh pertanda perang dimulai? Rasanya sangat ingin sekali, deh, asli.
Belum ada sedetik selepas aku berucap, seluruh jenis helikopter tempur, tank, dan juga rudal-rudal versi terbaru kini telah hadir, membatasi area pergerakanku.
...
*Hooooofffffhhhh*
*Duarrrrrrrrr- duarrr- duarrrr- duarrrr-*
*... Duar- duarr- duarrr- duarrr- duarr*
Sip lah, seluruh alat telah menembaki Sasha sebegitu gencar. Kalau sudah begini, aku hanya tinggal berlari ke arah Sasha.
"Sia*."
...
*Duarrrr- duarrr- duarrr- duarrr-"
Come one, Sasha. Masa kamu ingin berlindung di dalam pelindung itu mulu, sih? Seriusan kamu ingin berdiri saja, memperhatikan waktu pertandingan yang setiap saat berjalan mundur.
Anyway, tersisa berapa menit lagi, sih? Perasaan sedari tadi masih 3 menit aja dah.
...
What the h*ll? Dari aku menghancurkan meteor aneh, menembakkan 9 peluru tank ke arah lawan, hanya menghabiskan waktu 1 menit sahaja? Seriusan, pihak akademi? Bukannya aku menganggap kalian salah menghitung, cuman-
"CUKUP! AKU SUDAH MUAK DENGAN PERMAINAN KONYOL INI!"
Uy… mengerikan, sungguh, galak betul tuh cewek. Padahal umur masih kisaran bocah, dah. Lagi kepengen beli mainan, kah dek? Kalau iya, nanti akan kuberi tahu pada orang tuamu.
...
Are? Dia sedang ngapain? Kelihatannya kok seperti ingin melakukan sesuatu deh? Entahlah, tiba-tiba firasatku memiliki pemikiran macam tuh.
Dengan tatapan mata begitu melotot, sedari jauh aku melihat kedua tangan Sasha bergerak ke kanan dan kiri, entah apa maksud dan juga tujuan ia melakukan hal tersebut.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments