...Chapter 20...
Dalam keadaan mata dikucek-kucek, seonggok kata aneh secara tidak sengaja keluar tanpa sepengetahuanku. Ho'oh, secara tidak langsung aku lagi melakukan salah satu aktivitas di kala bangun tidur, ya? Aish, malah flashback semasa tinggal di panti. Jujur aku merasa kangen deh. Kapan-kapan aku akan main ke sana lah, yah, bila nyawaku masih selamat.
"Are? Kulit tank?"
Perisai, berbahan dasar tank baja super keras, mungkinkah ini semua ulah daripada Inti Roh?
Kedua tangan di pinggang, memberhentikan aksi mengucek-ngucek yang berlangsung sekitar 10 detik, sesaat aku terdiam melihat sebuah perisai berbentuk sebaris tembok, terpampang sangat nyata tepat di hadapan wajah.
Inti Roh, apakah kau pembuat benda di depan? Mungkinkah kau bereaksi saat melihat serangan Sasha? Apakah benar, k- kalau macam tuh, aku sangat berterima kasih padamu. Sumpah, beruntung betul aku memiliki benda asing seperti ini. Ciyus, bergurau tak ada faedah banget dah, suwer.
*Ssssshhhhhh*
Kampret, laser tuh anak ternyata cukup hebat. Sia*, keturunan Wizard pertama dengan ciri khas kekuatan Elemental bumi, sungguh, kekuatanmu sudah berada di tahap ketidaklogisan.
Hela, mengelus dada menggunakan tangan kanan, sejenak aku mendengar suara aneh bak benda ketika dipanaskan sepanas-panasnya. Betulan sama persis kok, sumpah. Terlebih ketika aku menengok ke bagian tengah, sesuatu nan mengejutkan tergambar sangat jelas di kedua penglihatan.
*Wuuuuushhhh*
Keparat, makin lama makin nembus ke bagian terdalam. Cepat atau lambat, perutku bakal dilaser, nih.
Indera mata diarahkan ke bagian tengah perisai, sejenak mulutku terbungkam, tidak dapat bicara banyak atas melelehnya perisai buatan Inti Roh secara pelan-pelan.
Woilah, belum sempat aku bernafas, tuh anak masih mencoba untuk menyiksaku. Kampret lah!
"Pelindung tak dapat bertahan lebih lama lagi, ya? Kalau macam tuh-"
Keputusan telah bulat, mau atau tidak, aku mesti melakukan suatu aksi, nih!
*Wuuuuuusssshhhh*
"Huuuuufffhhhh."
*Brukkkk*
Mantap, walau harus melakukan gerakan akrobat, tak apalah. Apapun bakal kulakukan demi keselamatan jiwa dan raga!
Paham bahaya tidak lama lagi bakal sampai, tumit spontan miring, menghadap tepat ke arah kiri, tanpa pemberitahuan apa pun anggota penggerak kemudian bergerak, memposisikan kepala dan kedua tangan untuk dijatuhkan tepat ke permukaan.
Ya, dengan kata lain aku hendak melakukan guling ke samping. Ho'oh, aku melaksanakan salah satu aktivitas saat pelajaran olahraga dimulai. Mantap, aku memang suka menjalankan aktivitas semacam nih. Respect buat guru olahraga, dah.
*Wuuuuuusssshhhh*
*Tssssssiiiiiinggg*
Huuuuuh, ngeri, sangat membuat bulu kuduk merinding. Sumpah, andai aku bersikukuh untuk diam tak melakukan apa-apa, perut dan bagian terdalam bisa-bisa keluar tanpa perlu dibedah. Mamah, aku takut.
Begitu punggung berbalik, berguling tepat di permukaan, menghadapkan wajah ke belakang, ekpresi diam tak bisa kuelakkan, melihat kulit tank buatan Inti Roh ditembus dengan sangat laju oleh laser buatan lawan. Asli, telat sedetik badanku bisa bocor sebocor-bocornya. Rill, dah.
*Huffffffhhhhh*
*Urrrrrsssshhhhh*
Set dah, ngeri banget kemampuan tuh anak. Oke Sha, kuakui kekuatanmu lebih unggul ketimbang diriku, so apakah kau bakal puas dan memberhentikan pertandingan di antara kita berdua? Yah walaupun dia bakal menjawab negatif, sih.
Selagi tubuh rebahan, menempel erat dalam kondisi tengkurap, laser emas berkecepatan laju secara singkat terlihat maju, membakar seluruh permukaan perisai buatan benda astral kepemilikanku, terus melesat di ketinggian hingga melewati beberapa sinar putih di pandangan mata. Bener, apa lagi kalau bukan cahaya bintang? Sia* dah, nih anak memiliki kekuatan melebihi ekspektasiku. Serius, ngapain bohong, coba? Aish….
Selagi laser itu tengah mengarah ke salah satu bintang, pelindung hasil ciptaan Inti Roh kini mulai jatuh, terbakar habis sampai berubah menjadi kumpulan debu. Ho'oh, sangking panasnya laser Sasha, partikel menyebalkan itu tampak begitu hitam pekat.
"Haah- haah- haah-"
"Kenapa? Ingin menyerah, mengakhiri pertarungan ini, kah?"
Kisanak kau, takkan mungkin aku mengibarkan bendera sebegitu mudah! Jangan harap!
Selagi proses pembuangan karbondioksida menuju ke dua lubang hidung, Sasha secara sinis menanyakan apakah aku masih sanggup untuk bertarung atau tidak? Keparat, dikira aku selemah itu, kah?!! Akan kubuktikan, lah!!
"Begitu, ya? Kau menginginkan suatu pertarungan, bila itu maumu-"
Berdiri, memposisikan kedua lutut untuk bekerja sama ke satu tujuan, kedua tangan yang sempat ditaruh di dekat pinggang kemudian naik hingga setinggi ujung dahi.
Oke, bersiap sedia!
...
*Tssssssiiiiiinggg*
*Suuuuufffhhhh*
Yosh, perpaduan seluruh tank di muka bumi, kemari dan tembaki bocil di seberang. Aku sudah tidak tahan melihat tingkah laku idiotnya!
Tidak bisa ditolerir kembali, sebuah tank berukuran hingga 10 meter spontan muncul, hadir dan berdiri kokoh di dekatku, bersiap untuk meledakkan kepala lawan tak terkecuali Sasha. Hahaha, kali ini senjatamu akan menghancurkan tengkorakmu, kawan. Tunggulah!
Dengan persenjataan berupa 500 meriam tank, peluru nan bermacam-macam bentuk dan kegunaan, serta posisi meriam ada di segala sisi kendaraan kecuali pada bagian roda, kemenangan sudah tentu bakal kuraih tidak lama lagi. Nice, garis finish sudah terpampang di hadapan mata, sebuah pencapaian takkan bisa didapat tanpa ada satu macam aksi. Sekarang, saksikanlah wahai bocil brengs*k!
"Fumu? Mau apa kau dengan-"
Diamlah, responmu sama sekali tak mengubah niatku untuk membocorkan palamu. Jadi jangan mengadu ketika sampai di alam barzah! Aku tidak ingin malaikat kuat mendengarkan celotehanmu!
...
*Durrrrrfffhhhhh*
Meriam, arahkan dirimu, kemudian tembaki bocil di seberang!! Aku sudah muak dengan kelakuan tuh anak!
Ucapan belum terselesaikan, aku secara spontan berucap, mengatakan sepatah kata dari dalam mulut, mengibarkan bendera merah sebagai lambang perang telah dimulai. Yah, orang semacam Sasha mesti disingkirkan meski harus menggunakan metode kekerasan.
*Duffffffhh- dufffhhhhh- dufffhhhhh*
Wow, bagus, lanjutkan kembali aksimu!
*Duffffffhh-dufffhhhhh-dufffhhhhh-dufffhhh*
Kurang, maksimalkan kekuatan kalian!
*Duffffffhh-dufffhhhhh-dufffhhhhh-dufffhhh*
*Duffffffhh-dufffhhhhh-dufffhhhhh-dufffhhh*
*Duffffffhh-dufffhhhhh-dufffhhhhh-dufffhhh*
*Duffffffhh-dufffhhhhh-dufffhhhhh-dufffhhh*
Nah, begini kan lebih baik. Fiuh, dibombardir peluru segini, dan jumlah bakal terus bertambah seiring akan penembakan setiap meriam, mantap lah, beri dia sebuah pelajaran karena telah berani mengusikku!
Selepas kata fire terucap sebegitu keras, 100 meriam dengan beragam peluru nan berbeda-beda kini ke depan, menghadapkan diri tepat pada Sasha, menembakkan peluru berjumlah sangat banyak secara bertubi-tubi. Excellent, lah, meriam tanpa awak. Tanpa perlu masuk, aku sudah memiliki ruang kontrol teruntuk diriku semata. Sip deh, aku tinggal perintah-perintah saja, kan? Kalau macam tuh-
*Huuuuurfffffhhhh*
*Wuuuuuusssshhhh*
"Percuma saja loh."
Halah, sok-sokan bersikap bisa menghadapi semua seranganku tanpa mengakibatkan luka-luka di tubuh. Haaah, jangan membuatku tertawa, bocah! Posisimu sekarang bener-bener terpojok, tak dapat melarikan diri. Bersenang-senanglah di alam kematian!
Selagi puluhan, atau mungkin ratusan peluru tank menargetkan tubuh seorang anak kecil di pandangan, Sasha, selaku orang yang menjadi incaran justru tampak santai, menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri, menggeleng perlahan selama 3 detik-an sebelum melontarkan sepatah dialog untuk mempertanyakan keefektifan atas seranganku kali ini.
Pertanyaanmu tidak perlu kujawab, Sha, biar skill sebagai ajang pembuktian. Ayo peluru, hantam dan hujani tubuh tuh bocah. Sudah tidak kuasa mataku melihat perilaku idiotnya.
"Hah? Apa maks-"
*Hurrrrrffffhhhh*
*Dooooor*
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments