...Chapter 17...
"Hadeh, sudah dijelaskan secara simpel, kau masih tidak paham? Kau nih bodoh atau beg*, dah?!"
Kisanak kau Sasha!!! Kalau orang minim pengetahuan, mohon diterangkan baik-baik, bukan malah balik ngatain sang penanya, kocak!
Alih-alih memberikan informasi berguna untukku, dengan nada sedikit ditinggikan, lawan melontarkan dua kalimat nan menyakitkan dari dalam mulut.
Woilah, mau sampai kapan aku harus dihadapkan dalam situasi macam nih? Bertarung melawan bocil tidak tahu moral, takdir sial kenapa senantiasa membuntutiku melulu, sih siala*?!
"...."
Ingin betul mulut ini berbicara panjang lebar x luas, tapi apalah daya, bibir ini terasa sukar untuk digerakkan ke atas-bawah. Kampret, dia bener-bener menjebakku, ya?
Diam, membungkam mulut serapat gembok rumah, aku mencoba mengheningkan cipta, bertujuan supaya Sasha mau memberikanku informasi lebih detail mengenai perkataan ia di beberapa saat lalu. Kumohon Sha, aku sangat mengharapkan kerja samamu, oke? Lepas nih, kita lanjut bertarung lagi, kok, janji.
"Haaaah, jujur aku sangat malas untuk mengulang perkataan. Tapi apalah daya, lawanku sama sekali minim tentang pengetahuan Human Change. Hadeh…."
"...."
M- maafkan aku Sha, janji dah, kita berdua bakal menciptakan sebuah pertarungan epik yang tidak dapat dilupakan satu sama lain.
Mengelap cairan merah di bibir bagian bawah, tanpa sadar, sebuah senyum berbentuk pelangi nan indah terpampang sebegitu jelas tepat di wajahku saat ini.
Woilah, aku tak bermaksud menampakkan ekspresi macam nih, jadi tolong biarkan dan jawab saja pertanyaanku, bisa dimengerti, Sha?
"Inti dasar percakapan tadi adalah peningkatan kekuatan. Aku menguatkan setiap kekuatan di tubuh, tak terkecuali power Elemental itu sendiri. Jadi alasan kau terluka se-menyakitkan itu karena kemampuanku semata.
"...."
Apa, ya, aku, aku bingung ingin bercakap apa. Di antara sekian banyak kata-kata di dalam otak, semuanya mengarah pada sebuah kalimat bernada kasar.
KENAPA KAU TEGA MEMPERLAKUKAN SESAMAMU SEPERTI BINATANG?!!
Argghh, aku bingung dengan jalan pikiranmu, Sha. Menyiksa orang demi kesenangan pribadi, kepalamu sudah konslet atau kena penyakit kejiwaan, sih? Aneh banget, sumpah.
Mendengar ucapan santai dari bibir Sasha, sontak tindakan mengelap-elap darah di bibir seketika berhenti, menurunkan salah satu tangan, kembali ke posisi semula, pikiran dalam sejenak kosong saat mendengar perkataan gila di kedua telinga.
Yaaaa, mungkinkah takdir sudah menggariskanku untuk tegak menderita, atau bagaimana? Aku sudah mulai merasa muak, ciyus.
"K- kisanak, jadi k-"
Sabar dulu Sha, beri aku satu kesempatan buat mengutarakan pendapat.
"Owh, kelupaan satu. Selepas aku menghidupkan mode serius, setiap 5 detik berlangsung, Inti Roh milikku akan kembali meningkatkan seluruh kualitas Energi dan juga Power melalui kelipatan tertentu."
"...."
Hol* ****, bruh, you not joking, right? Barusan hanyalah sebuah bulan, dan bukan sebuah argumen berdasar data konkret, ya kan? K- kalau macam tuh….
Apakah aku boleh memanggilmu sebagai HC tergila? Ya? Boleh, ya? Kurasa julukan itu terasa sangat sesuai untuk anda semata.
Hendak melontarkan kata-kata bernada lantang, Sasha tanpa ada rasa malu lagi-lagi menyela secara tidak sopan. Yah, nih anak perlu diajari sopan-santun, deh. Terlebih dia tanpa ampun menghajar lawan menggunakan kata-kata yang tidak mudah kumengerti.
Hmmmm… mendengar ucapan Sasha barusan, aku memiliki sebuah kesimpulan bahwa setiap 5 detik, kekuatan Sasha akan meningkat drastis, dan selama aku tidak dapat membatalkan kemampuan gilanya itu, maka tiada cara satupun untuk dapat membuat ia bertekuk lutut.
Haaah, nasib banget bertarung melawan nih anak. Hadeh-
"…."
"Hmmmm, kamu masih bingung, ya?"
"...?"
Bingung? Aku melamun memikirkan ucapan gilamu, kisanak! Terlalu cepat bagimu untuk menyimpulkan, argghh!!
"Begini, bila kuandaikan secara logis, Inti Roh kepemilikanku bakal meningkatkan power di tubuh ke tahap 4x lipat. Ini bisa terjadi apabila sebelumnya aku sudah menguatkan tenaga ke tahap tiga kali. Hal ini bakal terus terjadi sampai lawanku bener-bener sekarat, atau… tidak kuasa bertarung?"
Cukup Sha, cukup, ucapanmu semakin lama semakin membuatku pusing. Lebih dariqda itu, kau akan tetap menaikkan tahap kekuatanmu hingga lawan tak mampu berdiri? Woilah, menyeramkan sekali, sumpah!
Tanpa ampun, lawan bersikukuh memberikan informasi walau kepalaku sudah tidak kuasa mendengar itu semua.
Etdah, nih anak kenapa asal nyerocos gitu aja, sih?! Dah tahu otak gak kuasa untuk menerima pengetahuan lebih dalam lagi, argghh, sialan!!!
"Ap- apa katamu-?!!"
Melontarkan pertanyaan sambil memasang ekspresi kesal, mungkin terasa begitu sesuai. Bagaimana, ya, berikan aku tips & trik menghadapi nih bocah tanpa perlu memendam rasa kesal dan emosi. ******, tidak habis pikir aku atas semua ucapannya, ciyusan dah!
"Benar, melawanku dalam mode serius adalah tindakan menantang maut. Namun karena kau adalah orang spesial, maka-"
*Krrrrkkkk-krrrrrrkkkk-krrrrkkkk-krrrrk*
Wowowowowoy, otakmu ditaruh di mana, sih?! Gila, beribu-ribu cara ia terapkan demi membuatku menderita tanpa penghujung. Kampret, lah!!
Memberhentikan ucapan secara sepihak, dalam sekejap kelopak langsung naik, memerintahkan indera mata untuk merem sebentar, beberapa saat terpejam sebelum akhirnya indera penglihat kembali dibuka seperti sedia kala.
Yah, kalau sekedar membuka, aku aman-aman, saja. Tapi….
Dia menciptakan suatu bencana alam bermodalkan salah satu indera manusia normal. Serius, buat apa aku bercanda? Iya, tak ada faedah satupun bila aku berbohong, dah. Percayalah padaku.
Terbuka, kembali melihat pemandangan dengan warna orange di kedua pupil, tanah tempat kakiku berpijak secara tiba-tiba mengguncang arena sekitar pertandingan.
Woy, kau bener-bener kelewatan, Sha!
*Krrrrkkkk-krrrrrrkkkk-krrrrkkkk-krrrrk*
Siala*, tidak hanya daratan, udara juga pun ikut mengalami hal serupa. Sebenarnya aku tengah diterjang gempa atau kiamat besar, sih?!! Mengherankan betul!
Berdiri dalam kondisi tubuh ke kanan-kiri, sejenak kedua mata ini tak sengaja melihat puluhan retakan kaca di sekitar tempatku berada. Insiden kaca retak tapi terletak tidak pada tanah dan air, m- kalau ruang di sini tengah dibelah menjadi beberapa bagian?! Siapapun, tolong selamatkan aku!!
*Krrrrkkkk-krrrrrrkkkk-krrrrkkkk-krrrrk*
"Sha, tolong berhenti sekarang juga!"
*Tssssssiiiiiinggg*
Keparat, alih-alih berhenti, dia bersikukuh untuk tetap melanjutkan aksinya. Belum pernah kena bogeman hangat dariku, kah?!! Awas lah kau!!
Menstabilkan tubuh di saat dua fenomena tidak biasa tengah menimpa arena tempat ujian dilaksanakan, dengan nada sedikit tinggi, aku melontarkan sepatah kalimat teruntuk bocah di kedua tangkapan mata.
Etdah, jangan main-main denganku, budak. Aku jauh lebih tua ketimbang dirimu, ingat itu!
*Tssssssiiiiiinggg*
*Krrrk-krrrk-krrrk*
Cukup, aku sudah muak dengan kelakuanmu!!
...
Aku sudah memperingatkanmu, Sha! Nasihat ditolak, jalan kekerasan bakal kutempuh. Jadi jangan sampai kau malah ngomel-ngomel semasa di alam barzah.
Melihat Sasha semakin lama semakin membuatku jengkel, dua buah lengan berbentuk pedang sejenak kurubah menjadi meriam semasa abad ke-17.
Yoklah, kali ini takkan seranganku miss.
"Hentikan perbuatanmu sekarang juga, Sasha bodoooohh-!!"
Dua lengan telah terarah ke sasaran, sekarang mari kita tembak!!
...
Rasakan-!!!
Usai menghadapkan kedua lengan di bawah dagu, tanpa pikir panjang dua buah peluru pun melesat, meluncur sebegitu kencang, terus-menerus mempercepat proyektil sebelum tiba di tempat tujuan. Yah, target kali ini tak lain ialah Sasha itu sendiri.
Ayo peluru, hajar dan bolongi badan tuh bocil!!!
*Huffffffhhhhh*
*Hussssshhh*
*Durrffffhhh*
Strike, mengenai target tanpa ada kesalahan menembak sama sekali, mantap-mantap.
Hanya dalam kurun waktu 3 detik, dua buah peluru milikku secara jelas tampak meledak begitu menabrak kedua jidat milik Sasha.
Bersambung….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments