...Chapter 14...
"Wait, sudah diatur oleh Mereka? Dengan kata lain-"
Sejak kapan aku menjadi sopan begitu? Tolong dulu, sedari aku kecil sampai sekarang, benakku benar-benar membenci para Dewa! Ya, camkan saja kalimatku barusan.
"You right. Pengetahuan beserta cara kerja tentang energi diketahui telah lama diatur jauh sebelum Dewa Agung, Sang Penyelamat Kehidupan Manusia, God Xavier XVII lahir ke muka bumi. Kalau boleh kami simpulkan, Light or Dark telah menyatu menjadi sebuah hukum alam dan tidak akan bisa diubah kecuali dengan Kekuatan serta Kehendak-Nya? Entahlah, informasi yang kami dapat hanya bisa sejauh ini. So maafkan kami sebesar-besarnya atas minim sekali informasi yang dapat disampaikan untuk anda."
"Ah tidak apa-apa, lagian aku juga hanya penasaran dengan Energi."
Hell nah, aku penasaran dari mana coba? Serius, ini kilas balik di hari apa, sih? Bisa-bisanya aku bisa lupa loh. Ciyusan, mana mungkin aku bohong.
"Terima kasih atas pujianmu, kami sangat tersanjung."
Kami? Wait, sedari aku renungkan, suara orang barusan kok terdengar macam robot canggih, ya?
"Ya-ya, sama-sama kok."
K- robot canggih, tengah berbicara padaku di masa lampau, bagaimana jika-
"Sekali lagi, aku sangat berterima kasih atas semua penjelasanmu. Mungkin kalau kau tidak ada, aku harus bertarung tanpa sepeserpun informasi yang dapat kugunakan selama pertarungan berlangsung. Thanks, ai akademi."
M- m- m- mustahil, ini sangat-sangat mustahil!!!
Oooke, kalian semua para reader, tolong katakan padaku kalau tadi bukanlah kecerdasan buatan milik akademi. Ucapkan, berikan aku sebuah penjelasan logis! A- aku tidak paham, lebih tepatnya aku tidak mengerti sama sekali!
Selepas terdiam untuk beberapa saat lamanya, aku baru menyadari satu hal, dan itu berupa penjelajahan informasi penting pada otak. Yup, barusan aku mengalami kilas balik sebelum aku masuk ke arena ini.
Haaaah….
Energi dibagi menjadi dua, ya? Bila dikaitkan dengan ucapan Sasha, mungkin ada benarnya sih. Bukan maksudku bersikap pesimis, tapi antara aku dan Sasha saja sudah terlihat cukup jauh perbandingan mengenai Energi & super power.
Hadeh, nasib menjadi kasta paling bawah tuh gini nih. Ingin sekali aku menyodorkan bendera putih, tapi apa boleh buat? Aku sudah terlanjur basah, dah.
"Perbedaan energi, kah?"
Mengira-ngira mungkin tak ada salahnya, right? Lagian memang ada larangan untuk bercakap? Ada-ada saja dah.
Melontarkan sepatah kalimat bernada pelan, perlahan kedua mataku tertuju pada permukaan tanah nan kasar di hadapan.
Sistem hierarki ternyata memiliki dua sisi sudut pandang, kah? Haaah….
*Wuuuuuusssshhhh*
*Dufffhhhhh*
"Emmmmhhhh-"
Breng*ek!! Biadab kau bocil Sasha, tak ada kerja lebih bagus selain menggangguku, kah?!! Issshh, sangat membuatku emosi!!
Selagi kedua belah mata terfokus ke bawah, sebuah letupan tanpa kejelasan lebih detail secara mengejutkan terjadi tepat di dekatku. Memang kampret betul tuh bocah!!
Merasa bahaya mengancam jiwa raga, aku yang masih dalam keadaan terkejut spontan menunduk, mengembalikan posisi tubuh untuk tidur telentang, memosisikan kedua kelopak untuk menutup agar partikel debu tidak dapat masuk sebegitu mudah.
Jujur ingin kuhajar betul, sumpah! Ingin sekali wajah sok imutnya itu kutinju sekuat tenaga. Tapi apalah daya, perbedaan kekuatan antara kami berdua bagaikan bumi dan semesta.
Haaaah… nasib-nasib.
"Emhhhhhhh-"
Tahan, tunggu sebentar ya, mata. Sangat berbahaya bila kalian terbuka ketika situasi partikel menyebalkan tengah berkeliaran di sekitar ruangan.
Telentang, menaruh seluruh tubuh tak terkecuali kepala ke permukaan tanah tentu terasa sangat menyebalkan, bukan? Yah, kuakui banget kok. Suwer, diterjang hembusan angin berdebu, sementara aku mesti diam dalam posisi dada melekat pada pasir-pasir, argghhh, keparat memang kau bocil!!
Awas saja ketika aku sudah terbebas, bakal kuhantam betul tuh perut. Benar-benar kesal, sumpah!
*Hoooofffffhhhhh*
"Emhhhhhh-"
"Areh?"
Heran, sangat teramat mengherankan. Perasaan tadi angin berhembus cukup kencang, deh. Tapi kok….
Hembusannya seketika menghilang begitu aja?
Ini mustahil, betul-betul. Masa iya angin barusan lenyap gegara ditelan bumi. Ada-ada saja deh kalian.
Tetap menutup, membaringkan badan ke tanah, sesaat aku merasakan keheningan yang terasa sangat mirip ketika kita melewati kuburan di kala malam.
Huuuu, air tenang kunci buaya bersarang. Betul-betul menakutkan, tapi juga membuat benak penasaran, serius.
"Emhhhhhh."
Ketimbang berlama-lama diam, lebih baik penglihatan ini kuaktifkan kembali ke fungsi dia semula.
Merasa ada hal yang tidak berjalan tidak semestinya, kedua mata yang tengah tertutup lantas kubuka, mencoba menangkap gambar pemandangan di hadapan mata.
Oke kedua bola penglihatan, tolong berikan aku sebuah tangkapan gambar nan mengesankan. Jangan malah memperlihatkanku pada sebuah fenomena mengerikan lagi menakutkan. Kumohon, aku malas sekali untuk memasang muka ketakutan.
"Hmmmmmh?"
"Haaaaahhh-"
Fumu, aku tidak sedang mengigau, kan? Mataku bener-bener tidak sedang salah melihat, right? K- kalau macam tuh-
Tuh bocil ngapa malah berdiam diri di tempat? Oy Sasha, tanggung jawab atas semua kesalahanmu barusan. A- andai takdir memungkinkan, bisa-bisa aku terbang ke alam akhirat, kamu tahu itu, tidak?!
Kesal, emosi, mungkin penggambaran tepat untuk perasaanku saat ini. Hmm? Pemarah? Hey bruh, kau datang dari kota bodoh mana? Takkan kau menyimpan rasa emosimu di saat lawan di hadapan mata justru malah tak melakukan apa-apa selain bernafas, kan? Beh… udah kesel nambah kesel lagi dah, suwer dah.
Selepas alat penangkap gambar pemberian Tuhan kembali terbuka, sejenak aku hanya bisa diam memperhatikan seorang gadis berusia sekitar anak SD, kini tengah berdiri tegak sambil menghela nafas panjang dari kedua lubang hidung.
K- kuakui beberapa menit lampau, dia mengenakan baju unik yang membuatnya terlihat sedikit imut. Tapi kali ini berbeda, kulit Sasha kok terlihat seterang mentari pagi, dah? Serius, belum pernah aku melihat manusia mengeluarkan sinar terang seperti tuh bocah. Agak beda memang.
"Semoga amalmu diterima di sisi-Nya."
"...?"
M- m- maksudmu apa? Kau mendoakanku mati, kah? Wah, kurang ajar bener kau bo-
...
*Duuuuurrrrrrffffhhh*
"Emhhhhhhh-"
Sasha siala*!! Kalau tidak suka mendengarkan ocehanku, setidaknya bilang! Jangan main dipaksa berhenti menggunakan metode mengancam, dah!! Argghh, mana tanah di dekatku mulai goyang-goyang sendiri, lagi. Sangat apes sekali, sumpah!
Usai mengucap huruf 1 bernada datar, entah bagaimana ceritanya lempengan tanah tepat di sekitar pun berguncang, bergerak ke sana kemari tanpa sebab, melakukan pergerakan cukup mendadak dalam rentang waktu cukup lama.
Woilah, di tengah sengitnya pertarungan, gempa kenapa bisa hadir tanpa diundang, sih? Etdah, sangat teramat membuatku kesal, betulan dah.
*Krrrrkk-krrrrrrkkk-krrrrkk*
Wowowowo, e- e guys, sekarang apa? Mungkinkah ancaman mematikan dari seorang raksasa telah datang? Atau malah persiapan bumi dilemparkan ke inti matahari? K- aku sangat memohon, tolong jelaskan padaku mengenai kejadian kali ini. Sangat teramat berharap, oke?
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments