Pernikahan Rahasia Murid Dan Guru
Alea di marahi habis-habisan oleh ayahnya karena insiden yang di alaminya, bahkan mendapatkan tamparan.
"Keterlaluan kamu. Begitu caramu menbalas orangtua. Hah!" Kata Eko ayahnya Alea masih belum puas memarahinya.
"Ayah, dengarkan aku dulu, kejadian itu tidak di sengaja." Jelas Alea.
"Iya,Om. Kejadian itu tidak di sengaja tolong dengarkan penjelasan kami dulu." Kata Ardi.
"Diam kau!" Bentak Eko kepada Ardi.
"Ada apa ini, Mas?" Tanya Yuli ibunya Alea.
"Mereka berduan di pos ronda saat hujan tadi." Jawab Eko dengan nada agak tinggi, kemudian menceritakan apa yang terjadi.
Flash back on
Hari baru menjelang maghrib namun langit sudah gelap karena mendung, perlahan-lahan hujan pun turun. Hujan turun dengan lebat dan menggangu aktivitas orang-orang yang masih ada di luar termasuk Alea, ia berada di perjalanan pulang dari rumah temannya. Karena itu ia pun berteduh di salah satu pos ronda yang tak jauh dari Alea berjalan, tanpa dia sadari ada seorang pria yang berteduh di sana juga.
"Hari semakin gelap, kenapa hujannya tidak kunjung reda juga." Kata Ardi.
"Oh tidak tidak, jangan mati." Kata Alea sibuk mengotak-atik ponselnya yang basah karena kehujanan.
"Ayolah, kenapa tidak mau menyala."
"Hei kau, apa tidak bisa membantuku?" Tanya Alea kepada Ardi namun tidak di respon.
"Aku bertanya padamu, apa kau itu tuli?" Tanya Alea lagi sedikit berteriak namun tetap tidak mendapat respon.
"Menyebalkan." Kata Alea menghentakkan kakinya karena kesal.
Kerena merasa kesal di acuhkan Alea berniat menjahili Ardi dengan menyipratkan air hujan ke bajunya.
"Hei apa yang kau lakukan, pakaianku jadi basah tahu." Protes Ardi.
"Salah sendiri kenapa diam saja." Kata Alea.
"Lihat sudah mulai gelap, nyalakan senter di ponselmu. Ponselku mati." Kata Alea menjelaskan keadaan saat ini.
"Aku tidak bawa ponsel." Kata Ardi santay.
"Apa, yang benar saja, lalu bagaimana sekarang."
"Sudah gelap, aku tidak bisa melihat apa-apa dan aku terjebak di sini bersama pria aneh ini. Menyebalkan." Gerutu Alea.
Tiba tiba ada sesuatu yang yang menggeliat di kaki Alea.
"Aaa.. apa ini!" Pekik Alea terkejut.
"Hei ada apa ini, lepaskan aku apa yang kau lakukan." Kata Ardi terkejut karena Alea memeluknya.
"Ada yang menggeliat di kakiku, sepertinya itu ular." Kata Alea masih memeluk Ardi karena ketakutan.
"Menyingkirlah dariku." Kata Ardi berusahan melepaskan pelukan Alea namun, malah terpeleset dan jatuh menimpa Alea.
Brukk
Jika saja saat itu terang, mata mereka bertemu saling menatap, belum sempat mereka bangun tiba-tiba saja ada cahaya senter yang menyorot mereka.
"Alea!" Teriak seorang pria.
"A-ayah." Ucap Alea mengenali suara pria tersebut.
Pria itu tidak lain adalah ayahnya, ia ingin pergi menyusul istrinya yang ada di rumah sahabat lama istrinya yaitu ibunya Ardi. Mereka tinggal di luar kota dan pergi mengunjungi orangtuanya, kebetulan jalan menuju rumah sahabat lama istrinya itu melewati pos ronda tersebut. Ketika Ayahnya Alea mendengar suara berisik di pos ronda itu pun pergi memeriksanya. Mengetahui hal itu pun tanpa pikir panjang Ayahnya Alea menyeret Alea dan Ardi langsung ke rumah ibunya Ardi.
Flash back off
"Ini pasti salah paham, putraku tidak mungkin melakukan hal seperti itu." Kata Tantri Ibunya Ardi.
"Aku melihatnya dengan jelas." Kata Eko.
"Ibu dengarkan aku, mereka salah paham tidak seperti itu kejadiannya." Kata Ardi.
"Iya, Ardi. Coba ceritakan pelan-pelan." Kata Tantri.
Ardi pun menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada ibunya.
"Aku mengenal baik putraku, mereka tidak mungkin melakukan hal seperti itu. Jadi jangan memarahi putrimu seperti itu." Kata Tantri.
"Aku tidak mau tahu, sengaja maupun tidak sengaja mereka harus menikah." Kata Eko tegas.
"Apa? Ayah aku masih sekolah." Protes Alea tidak terima dengan keputusan ayahnya.
"Apa pedulimu tentang sekolah, hah? Kau saja sering bolos, nilai jelek. Ayah sudah muak dengan tingkahmu itu." Kata Eko.
"Bilang saja jika Ayah ingin menyingkirkan aku dari kehidupan Ayah." Kata Alea.
"Apa maksudmu?" Tanya Eko.
"Sejak kecil kalian tidak peduli denganku, jika memang aku tidak kalian inginkan hadir, kenapa tidak melenyapkan aku saja sejak bayi atau membuangnya. Kenapa menyiksaku seperti ini." Jawab Alea dengan berlinangan air mata.
"Alea!!!" Teriak Eko sambil mengangkat tangannya siap menampar Alea.
"Kenapa berhenti, Yah. Ayo tampar, tampar." Tantang Alea.
"Sudah, Mas. Jangan membuat keributan ini rumah orang." Kata Yuli menasehati suaminya.
"Katakan itu pada anakmu itu. Lihat, semakin hari kelakuannya semakin tidak terkendali." Kata Eko masih tersulut emosi
"Iya, Mas. Aku tahu, tenanglah kita bicarakan baik-baik." Kata Yuli lagi.
Melihat kejadian itu, Ardi sebagai guru bk bisa menyimpulkan bahwa Alea kurang kasih sayang dari orangtuanya.
"Jadi bagaimana ini?" Tanya Alma neneknya Ardi.
"Pokoknya aku tidak mau menikah." Jawab Alea.
"Halah sudahlah, lagian kamu itu ngapain sekolah. Cuma ngabisin uang jajan aja." Kata Erika kakaknya Alea.
"Gak usah ikut campur." Kata Alea.
"Emang gitukan, udahlah nikahin aja dia, Yah. Lagiankan mas Ardi guru bk, bisa mendidik Alea nantinya." Kata Erika lagi mengompori ayahnya.
"Bener juga sih." Kata Eko.
"Tapi Alea masih sekolah, Er." Kata Yuli.
"Dia sudah kelas XII dan tinggal satu semester lagi." Kata Erika.
"Yang di katakan Erika itu benar, mungkin saja ini memang pertanda dari Tuhan." Kata Eko.
"Dih sok-sokan pake nyebut Tuhan." Batin Alea.
"Iya ya, mungkin Ardi memang bisa mendidik Alea." Kata Yuli.
"Tapi, Yul. Bagaimana dengan sekolahnya Alea?" Tanya Tantri.
"Hah entahlah aku sudah pusing memikirkannya, tolong bantu aku untuk mendidiknya. Aku benar-benar kewalahan, tidak tahu harus bagaimana lagi." Jelas Yuli.
"Sepertinya mereka memang sudah tidak menginginkan aku lagi." Batin Alea sambil menunduk sedih.
"Bagaimana, Ardi?" Tanya Tantri kepada putranya yang sejak tadi hanya diam saja.
"Iya, Buk. Aku akan menikahi Alea." Jawab Ardi setelah diam beberapa saat melihat Alea.
"Apa? Serius?" Kata Alea tidak habis pikir.
"Tapikan aku..." Kata Alea namun di sela oleh ayahnya.
"Sudahlah nurut saja ini demi kebaikan kamu, Nak." Kata Eko.
"Ya baiklah, tapi aku tetap melanjutkan sekolah dan pernikahan ini di rahasiakan." Kata Alea pasrah.
"Ya sudah kalau begitu, malam ini kalian nikah siri dulu setelah Alea lulus baru di resmikan." Kata Yuda kakeknya Ardi.
"Hah malam ini!" Kata Alea dan Ardi serentak.
"Ya kaliankan sudah terciduk, gak baik kalau lama-lama. Lagian kamu sama ibumu kan besok pulang." Jelas Yuda.
Akhirnya mereka pun pasrah menerima keputusan itu. Mereka di nikahkan malam ini dengan ustad yang ada di sana dan di saksikan oleh keluarga dan rt. Ardi dengan lancar mengucapkan ijab kabul tersebut meskipun terpaksa. Alea hanya menunduk sedih menerima kenyataan yang pahit ini, bagaimana tidak ia sudah tidak di anggab lagi oleh keluarganya sendiri dan sekarang sudah menjadi seorang istri padahal ia masih sekolah, seakan-akan harapannya hancur begitu saja dan entah bagaimana kehidupannya yang selanjutnya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments