Akur karena kecoa

Byurr

Toni menuangkan minuman ke atas kepala Alea.

"Toni, apa-apaan kamu ini." Kata Mico.

Byuurr

Giliran Alea yang menuangkan minuman ke Toni.

"Kamu pikir aku tidak bisa membalasmu." Kata Alea sambil berdiri.

"Sudah Alea jangan terbawa emosi, kita pergi saja dari sini." Kata Mico sambil menarik tangan Alea mengajaknya pergi dari sana.

"Tunggu dulu, mau kemana? Urusan kita belum selesai." Kata Toni menghadang Mico dan Alea.

"Sudahlah, Ton. Berhenti mencari masalah." Kata Mico.

"Minggir, ini bukan urusanmu." Kata Toni tidak mau mengalah.

"Tidak." Kata Mico.

"Kenapa, apa kamu menyukainya?" Tanya Toni.

"Bukan urusanmu." Kata Mico juga tidak mau kalah.

"Kamulah yang sudah ikut campur urusanku." Kata Toni.

"Kenapa jika menyangkut Alea, tentu saja menjadi urusanku." Kata Mico.

"Gak usah sok jadi pahlawan deh." Kata Toni.

"Dari pada kamu, pecundang. Beraninya hanya dengan perempuan." Kata Mico mengejek.

"Berani kamu." Kata Toni emosi sambil menarik kerah baju Mico dan akan menonjoknya, namun tangannya di hentikan Alea.

"Akulah lawanmu." Kata Alea menghentikan aksi Toni sambil menatapnya tajam.

"Alea!" Kata Mico.

"Tidak usah ikut campur, si sombong ini adalah urusanku." Kata Alea.

Alea dan Toni pun kembali berkelahi, seketika itu kantin menjadi ramai.

"Alea berhenti! Dengarkan aku!" Teriak Mico berniat memperingatkan Alea namun tidak di gubris.

"Bagus sekali, sekarang rencana selanjutnya." Kata Natasya kemudian pergi dari kantin untuk melaporkan kejadian di kantin kepada Ardi.

"Pak Ardi!" Kata Natasya memanggil Ardi.

"Iya." Jawab Ardi.

"Alea berkelahi lagi, Pak." Kata Natasya.

"Dimana?" Tanya Ardi.

"Di kantin, Pak." Jawab Natasya.

"Anak itu membuat masalah lagi." Kata Ardi sambil berjalan menuju kantin.

"Bagus sekali, Alea pasti akan di hukum kali ini." Kata Natasya sambil tersenyum penuh kemenangan.

Pertarungan Alea dan Toni begitu sengit hingga pada akhirnya Toni tersungkur di lantai, kemudian Alea yang ingin memukulnya lagi di hentikan oleh Ardi.

"Sudah cukup!" Kata Ardi sambil memegang tangan Alea.

"Apa kamu ingin jadi preman di sekolah ini, hah?" Tanya Ardi kepada Alea dengan dana tinggi, namun Alea tidak peduli ia malah mengalihkan pandangnnya ke arah lain dan terlihat santai saja seakan tidak terjadi apa-apa.

"Sebenarnya ada apa dengan kalian ini. Jika ingin bersaing, bersainglah dengan sehat tidak dengan kekerasan seperti ini. Apa sekolah ini mengajarkan itu? Jika ada masalah bicarakan dengan baik, tidak seperti ini. Jika seperti ini apa yang kalian dapatkan. Kenapa hanya diam saja." Kata Ardi memarahi Alea dan Toni. Namun yang di marahi sama sekali tidak peduli.

"Baiklah kalian sekarang saling minta maaf!" Kata Ardi.

"Apa? Gak mau dia dulu yang harus minta maaf." Protes Alea.

"Enak aja aku minta maaf sama kamu." Kata Toni tidak terima.

"Bersama-sama." Kata Ardi.

"Ayo cepat!" Kata Ardi lagi.

"Cepat!!" Kata Ardi dengan nada tinggi.

"Maaf." Ucap Alea dan Toni bersama sambil saling berjabat tangan dan saling meremas tangan satu sama lain sambil menatap tajam.

"Lakukan dengan benar!" Kata Ardi melihat reaksi mereka.

"Maaf." Ucap Alea dan Toni masih dalam posisi yang sama.

"Lagi!" Kata Ardi.

"Maaf."

"Lagi."

"Mau berapa kali?" Tanya Alea kesal.

"Jangan protes!" Kata Ardi.

"Ayo!"

"Maaf, maaf, maaf."

"Sudah." Kata Ardi setelah mereka bisa meredam emosi.

"Sesuai janji saya kemarin, kalian akan di hukum karena berkelahi lagi. Jadi hukumannya bereskan semua kekacauan yang kalian buat, bersihkan kantin ini sanpai bersih." Kata Ardi.

"Apa? Kantin ini sangat luas." Protes Alea.

"Jangan protes kaliankan berdua, jika ingin segera selesai maka bekerja samalah." Kata Ardi.

"Bekerja sama dengan dia? Yang benar saja." Kata Alea.

"Jangan banyak bicara cepat kerjakan!" Kata Ardi.

"Yang lainnya, bubar!" Kata Ardi lagi.

Alea dan Toni hanya bisa pasrah menerima hukuman itu, mereka berdua harus membersihkan kantin dengan di awasi oleh Ardi hingga selesai, jadi mereka melewatka pelajaran di jam berikutnya.

Mereka berdua sama-sama membersihkan setiap meja dan kursi di kantin itu.

"Ini kamu yang ngepel." Kata Alea menyerahkan alat pel ke Toni, sedangkan dia sendiri memengang sapu.

"Kenapa aku?" Tanya Toni.

"Kamu itu laki-laki tenaganya lebih besar." Jawab Alea.

"Apa kamu tidak bisa bercermin, kamu memang perempuan tapi bertingkah lebih dari laki-laki. Tadi aku sudah kalah jadi tenagamu masih banyak." Jelas Toni.

"Oh, mengaku kalah rupanya." Kata Alea meledek.

"Apa? Tidak, aku belum kalah ya." Kata Toni tidak terima

"Hei kalian, apa perlu ku tambah lagi hukumannya!" Teriak Ardi dari jauh.

"Dia terus saja mengoceh." Kata Alea kesal.

"Hah ya sudah, biar aku yang mengepel." Kata Toni menggambil alat pel.

"Lakukan dengan benar." Kata Alea sambil menyapu.

"Brisik." Kata Toni kesal.

Setelah beberapa saat, akhirnya Alea dan Toni selesai membersihkan kantin. Mereka duduk di lantai saling bertolak belakang bersandar dengan punggung mereka satu sama lain untuk beristirahat karena kelelahan.

"Akhirnya selesai juga." Kata Alea.

"Hah, lelah sekali, rasanya tulangku mau copot." Kata Toni.

"Salah sendiri berkelahi." Kata Alea.

"Kau sendiri bagiamana." Kata Toni.

"Baiaklah karena semua sudah selesai, kalian boleh pulang." Kata Ardi menghampiri mereka berdua, kemudian pergi meninggalkam mereka.

"Dia terus saja mengoceh, menyebalkan. Awas saja nanti, sudah mempermalukan aku." Kata Alea kesal.

"Iya, dia memang menyebalkan, aku juga membencinya, Apa kamu tidak takut dengannya?" Tanya Toni.

"Sama sekali tidak, aku akan membalasnya. Aku tahu apa yang harus aku lakukan." Jawab Alea.

"Kamu mau apa?" Tanya Toni melihat Alea berdiri.

"Kamu ingin tahu, bantu aku mencari kecoa." Jawab Alea.

"Buat apa kecoa?" Tanya Toni heran.

"Sudahlah ikut saja, aku yakin kamu akan menyukainya." Jawab Alea.

"Dimana kita bisa mencari kecoa?" Tanya Toni.

"Sepertinya di gudang ada." Jawab Alea.

"Oke."

Mereka berdua pergi ke gudang mencari kecoa, Alea berencana menakuti Ardi dengan itu untuk membalasnya.

Setelah mendapatkan kecoa, Alea dan Toni segera pergi ke parkiran guru untuk menunggu Ardi.

"Ada apa?" Tanya Ardi.

"Tidak ada apa-apa, Pak. Kami hanya ingin menyampaikan, kalau kami tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi." Kata Toni.

"Iya, kami menyesal." Kata Alea.

"Maafkan kami, Pak." Kata Toni dan Alea sambil menunduk dengan penuh penyesalan.

"Bagus kalau begitu." Kata Ardi.

Kemudian Alea dan Toni tersenyum sambil saling memandang.

"Kalau begitu saya pamit pulang dulu, Pak." Kata Toni kemudian menjabat tangan Ardi.

"Saya juga, Pak." Kata Alea sambil menadahkan tangan.

"Kamu mau pulang bersama siapa?" Tanya Ardi mengabaikan tangan Alea.

"Dengan dia." Jawab Alea sambil menunjuk Toni.

"Tidak, pulang denganku." Kata Ardi.

"Ya baiklah, terima hadiah dariku dulu." Kata Alea.

"Hadiah? Hadiah apa?" Tanya Ardi curiga.

"Hadiah permohonan maaf dari keponakan om yang imut-imut ini." Jawab Alea sambil memasang wajah imut.

"Iya imut kaya beruang." Kata Ardi meledek.

"Mana sini tangannya." Kata Alea.

"Apa dulu hadiahnya." Kata Ardi belum yakin.

"Nanti lihat sendiri, mana tangannya." Kata Alea.

Akhirnya Ardi mau menyodorkan tangannya siap menerima hadiah dari Alea. Alea pun segera meletakkan hadiah yang ia maksud ke atas telapak tangan Ardi.

"Aaaaa... kecoa!!" Teriak Ardi melihat kecoa yang sudah mati di telapak tangannya.

"Hiiiiii..." Ucap Ardi mengusap-ngusap tanganya kasar setelah kecoanya di buang.

"Hahaha.." Tawa Alea senang karena berhasil mengerjai Ardi sambil tos.

"Keterlaluan ternyata aku di kerjai, tapi setidaknya mereka sudah akur." Batin Ardi melihat Alea dan Toni tertawa.

"Ada apa, Pak Ardi." Tanya Indah setelah mendengar Ardi berteriak dari kejauhan.

"Ee tidak, Bu." Jawab Ardi sambil burusaha menetralkan detak jantungnya.

Alea menggambil kesempatan itu untuk kembali menakuti Ardi dengan mengambil kecoa tadi kemudian di lempar ke Ardi.

"Aaaa!!" Teriak Ardi terkejut.

"Aleaa!" Teriak Ardi kesal.

"Kabuuurr." Kata Alea kemudian Lari bersama Toni.

"Pak Ardi, takut dengan kecoa?" Tanya Indah sambil tersenyum menahan tawa.

"Tidak, tapi jijik." Jawab Ardi.

"Ya sudah, Bu. Saya pamit pulang dulu, assalamualaikum." Kata Ardi sambil menaiki motornya.

"Waalaikumsalam hati-hati, Pak Ardi." Ucap Indah.

"Menyebalkan, Alea sudah mempermalukanku di depan Indah, awas saja kau." Batin Ardi kesal.

Bersambung.....

Episodes
1 Insiden
2 Hah istri?
3 Murid baru
4 Bintang sekolah
5 Guru favorit
6 Gara-gara kecoa
7 Semoga langgeng ya, Kak
8 Berkelahi
9 Cuma kamu yang aku sayang tapi sayangnya
10 Akur karena kecoa
11 Pergi diam-diam
12 Pergi diam-diam 2
13 Cita-cita
14 Trauma
15 Bekerja sama
16 Dia memang tampan
17 Cemburu
18 Tutorial dari ayah
19 Malah kena sembur
20 Pergi ke pasar malam
21 Demam
22 Menjenguk Pak Ardi
23 Alea ngambek
24 Benci jadi Cinta
25 Camping
26 Bukan duet romantis
27 Kiss
28 Di tembak
29 Ada buaya
30 Alea hilang
31 Pencarian Alea
32 Cemburu lagi
33 Manjanya
34 Kangen
35 Penyelidikan
36 Vita
37 Adu akting
38 Bikin jengkel semua orang
39 Rencana Vita
40 Fitnah
41 Kebenaran
42 Ibu!
43 Ternyata sayang
44 Kejadian 19 tahun yang lalu
45 Berkunjung kerumah ibu
46 Rencana Alea
47 Terhipnotis oleh ayam geprek
48 Sedikit menyentuh hati ayah
49 Martabak dengan cinta
50 Tiba-tiba berubah
51 Gara-gara parfum
52 Ada ondel-ondel
53 Seperti Cinderella
54 Sebenarnya Alea itu siapa?
55 Introgasi
56 Adik kecil
57 Kamu tidak tahu yang sebenarnya
58 Kalau tidak bobo di gigit Ardi
59 Perampok
60 Enak banget hidupnya
61 Tidak bisa tidur
62 Menagih kata-kata kita dulu
63 Kecewa
64 Kau memang payah
65 Sok romantis
66 Vidio apa sih, Al?
67 Ayah! Ibu! Kalian ada di sini
68 Erika lagi Erika lagi
69 Sebenarnya apa yang terjadi?
70 Di kerjai murid sendiri
71 Pengakuan Alea kepada Fani dan Rita
72 Ternyata hanya mimpi
73 Terbongkarnya rahasia
74 Golongan darah O negatif
75 Apa, pelakunya bernama Erika
76 Kamu ini masih sakit bisa-bisanya bercanda
77 Kabar bahagia
78 Hasil kerja keras
79 Pernikahan
80 Kehidupan baru
81 Sepertinya itu memang kak Erika
82 Berkumpul kembali
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Insiden
2
Hah istri?
3
Murid baru
4
Bintang sekolah
5
Guru favorit
6
Gara-gara kecoa
7
Semoga langgeng ya, Kak
8
Berkelahi
9
Cuma kamu yang aku sayang tapi sayangnya
10
Akur karena kecoa
11
Pergi diam-diam
12
Pergi diam-diam 2
13
Cita-cita
14
Trauma
15
Bekerja sama
16
Dia memang tampan
17
Cemburu
18
Tutorial dari ayah
19
Malah kena sembur
20
Pergi ke pasar malam
21
Demam
22
Menjenguk Pak Ardi
23
Alea ngambek
24
Benci jadi Cinta
25
Camping
26
Bukan duet romantis
27
Kiss
28
Di tembak
29
Ada buaya
30
Alea hilang
31
Pencarian Alea
32
Cemburu lagi
33
Manjanya
34
Kangen
35
Penyelidikan
36
Vita
37
Adu akting
38
Bikin jengkel semua orang
39
Rencana Vita
40
Fitnah
41
Kebenaran
42
Ibu!
43
Ternyata sayang
44
Kejadian 19 tahun yang lalu
45
Berkunjung kerumah ibu
46
Rencana Alea
47
Terhipnotis oleh ayam geprek
48
Sedikit menyentuh hati ayah
49
Martabak dengan cinta
50
Tiba-tiba berubah
51
Gara-gara parfum
52
Ada ondel-ondel
53
Seperti Cinderella
54
Sebenarnya Alea itu siapa?
55
Introgasi
56
Adik kecil
57
Kamu tidak tahu yang sebenarnya
58
Kalau tidak bobo di gigit Ardi
59
Perampok
60
Enak banget hidupnya
61
Tidak bisa tidur
62
Menagih kata-kata kita dulu
63
Kecewa
64
Kau memang payah
65
Sok romantis
66
Vidio apa sih, Al?
67
Ayah! Ibu! Kalian ada di sini
68
Erika lagi Erika lagi
69
Sebenarnya apa yang terjadi?
70
Di kerjai murid sendiri
71
Pengakuan Alea kepada Fani dan Rita
72
Ternyata hanya mimpi
73
Terbongkarnya rahasia
74
Golongan darah O negatif
75
Apa, pelakunya bernama Erika
76
Kamu ini masih sakit bisa-bisanya bercanda
77
Kabar bahagia
78
Hasil kerja keras
79
Pernikahan
80
Kehidupan baru
81
Sepertinya itu memang kak Erika
82
Berkumpul kembali
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!