Pergi diam-diam 2

Permainan pun berakhir, kali ini tim Toni dan Arga yang lebih banyak mencetak gol.

"Lihat sendirikan, kami bisa mengalahkanmu." Kata Arga.

"Ya aku akui, kalian memang hebat." Kata Alea.

"Makanya jadi orang jangan sombong." Kata Toni.

"Iya deh, aku ngaku kalah. Tim kalian yang terbaik." Kata Alea.

"Tentu, iyakan bro." Kata Toni.

"Iya dong bro." Kata Arga sambil tos dengan Toni.

"Udah sore nih, kita pulang yuk!" Kata Mico.

"Iya benar juga." Kata Alea.

"Tunggu dulu!" Kata Rita.

"Ada apa, Rit?" Tanya Alea.

"Hei,Toni! Kamu belum minta maaf kepadaku." Kata Rita.

"Untuk apa aku minta maaf padamu?" Tanya Toni.

"Tentu saja karena telah berbuat salah, pake nanya lagi." Jawab Rita.

"Memangnya aku punya masalah apa padamu?" Tanya Toni santay.

"Kamu ini benar-benar menyebalkan ya. Kemarin karena sudah menabrakku." Kata Rita kesal.

"Ooo itu, aku tidak ingat." Kata Toni.

"Hei, Ton. Jangan begitu, lihat itu dia sudah mengeluarkan tanduknya. Nanti kamu di sruduk lo." Kata Arga.

"Oh iya, aku baru ingat diakan putri banteng." Kata Toni.

"Hahaha." Tawa Toni dan Arga.

"Apa katamu?" Tanya Rita sambil mengngkat sepatunya.

"Putri banteng sudah marah, Ton." Kata Arga.

"Gawat, ayo kita kabur." Kata Toni mengajak Arga untuk lari.

"Hei berhenti! Mau kemana kalian! Pengecut!" Teriak Rita.

"Daaa putri banteng!!" Teriak Toni dari jauh.

"Ih nyebelin banget sih, awas saja nanti." Kata Rita sambil menghentakkan kakinya.

"Hihihi." Tawa Alea, Fani dan Mico.

"Kenapa kalian ketawa?" Tanya Rita kesal.

"Ayo pulang!" Kata Fani berjalan lebih dulu.

"Iya." Kata Fani.

"Alea, Mico kita duluan ya." Kata Fani.

"Iya, sampai jumpa besuk." Kata Alea.

"Hei, putri banteng tunggu!" Kata Fani sambil mengejar Rita.

"Diam, gak usah ikut-ikutan." Kata Rita.

"Alea, rencanamu berhasil untuk mendamaikan Toni dan Arga." Kata Mico.

"Luar biasa." Kata Mico sambil mengacungkan dua jempol.

Alea hanya tersenyum menanggapinya.

Alea memang sengaja merencanakan itu untuk mendamaikan Toni dan Arga dan ia meminta bantuan kepada Mico.

"Alea, kamu mau jalan-jalan gak." Kata Mico.

"Kemana?" Tanya Alea.

"Naik motor, kalau perlu aku anterin pulang." Jawab Mico.

"Boleh, tapi sampai depan komplek aja." Kata Alea.

"Oke." Kata Mico.

"Ya udah ayo, keburu maghrib." Kata Alea sambil menarik tangan Mico.

Mico pun tersenyum bahagia, karena dapat kesempatan bisa berdua dengan Alea.

"Mico!" Teriak Alea.

"Iya." Jawab Mico.

"Kenapa hanya pelan, tambah kecepatannya." Kata Alea.

"Biar lama berduanya." Kata Mico pelan.

"Apa, aku tidak dengar?" Tanya Alea.

"Udara sore dingin, bisa masuk angin nanti." Jawab Mico.

"Oo."

"Oke, sudah sampai." Kata Mico menghentikan motornya setelah sampai di depan komplek, dimana Alea tinggal.

"Terima kasih, Mic." Ucap Alea setelah turun dari motor.

"Sama-sama." Ucap Mico.

"Oke, daaa sampai jumpa besok." Kata Alea sambil melambaikan tangan.

"Iya." Kata Mico sambil melambaikan tangan juga, sambil tetap setia melihat Alea hingga tidak terlihat lagi.

.....

Waktu sudah memasuki maghrib, Ardi pergi memeriksa Alea yang sedang tidur sejak tadi, hingga sekarang belum keluar kamar juga.

Tok tok tok

Ardi mengetuk pintu kamar Alea.

"Alea, bangun sudah maghrib." Kata Ardi mencoba membangunkan Alea, namun tidak ada respon dari dalam.

"Alea!" Teriak Ardi memangil Alea.

"Apa di kamar mandi?" Kata Ardi sambil menempelkan telinganya di pintu.

"Tidak ada suara apa-apa." Kata Ardi setelah mengetahui hanya kesunyian yang ada.

"Pintunya di kunci." Kata Ardi ingin membuka pintunya.

"Alea cepat keluar, atau ku dobrak pintunya." Teriak Ardi lagi.

"Oh iya, sepertinya aku punya kunci cadangannya." Kata Ardi ingat sesuatu dan pergi mencarinya.

Ceklek

Ardi membuka pintu kamar Alea.

"Alea!" Kata Ardi memanggil Alea yang tidak terlihat di kamar.

"Alea!" Kata Ardi memeriksa kamar mandi, namun tidak ada juga.

"Kemana dia?" Kata Ardi sambil melihat sekeliling kamar Alea.

"Jendelanya terbuka." Kata Ardi melihat jendela yang sedikit terbuka.

"Ooo, jadi dia pergi diam-diam. Awas saja nanti." Kata Ardi pergi kearah jendela.

"Nah itu dia orangnya." Kata Ardi melihat Alea yang sedang celingak-celinguk seperti maling yang ingin masuk ke rumah.

Setelah Alea memastikan keadaanya aman, ia langsung memanjat jendela yang setinggi dada. Setelah berhasil masuk, ia di kejutkan oleh Ardi yang sudah menunggunya berdiri di depannya dengan melipat kedua tangannya sambil menatap tajam.

"Waaa." Teriak Alea terkejut.

"Hah mangagetkanku saja." Kata Alea sambil menetralkan detak jantungnya.

"Dari mana kamu?" Tanya Ardi dalam posisi semula.

"Main futsal." Jawab Alea santay.

"Sampai maghrib begini." Kata Ardi.

"Kenapa kamu itu sesukamu sendiri?" Tanya Ardi.

"Kamu sendiri bagaimana, kamu juga mengurung ku di rumah dan memberkan aturan ini itu dengan sesuka hatimu." Protes Alea.

"Aku tidak mengizinkanmu pergi keluar, karena kamu tidak tahu waktu. Lihat saja ini magrib baru pulang, kemarin sampai malam. Entah pergi kemana." Jelas Ardi.

"Berisik, awas aku mau mandi." Kata Alea ingin pergi ke kamar mandi, namun Ardi menarik tangan Alea kasar dan mendorongnya ke tembok.

"Begitukah caramu bicara kepadaku?" Tanya Ardi mulai emosi.

"Kenapa?" Tanya balik Alea sambil melipat kedua tangannya.

"Apa kamu lupa, perlu ku ingatkan lagi." Kata Ardi sambil menatap tajam Alea.

"Nanti saja, aku mau mandi." Kata Alea ingin pergi namun di hadang oleh Ardi dengan tangan kirinya menapakannya di tembok. Mata mereka saling menatap, tapi bukan tatapan romantis melainkan tatapan tajam.

"Apa maumu?" Tanya Alea.

"Aku ingatkan lagi kepadamu, bahwa aku ini adalah suamimu dan kamu itu tanggung jawabku." Jawab Ardi sambil menatap tajam.

"Lalu, aku ingin mandi. Minggir." Kata Alea berjalan menuju kamar mandi tanpa memperdulikan Ardi.

"Alea! Aku belum selesai bicara denganmu. Keluar!" Teriak Ardi berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Sudah ku bilang aku ingin mandi, bicara lagi nanti." Kata Alea dari dalam kamar mandi.

"Aku ingin bicara denganmu sekarang, cepat keluar atau aku yang masuk!" Teriak Ardi lagi yang sudah tersulut emosi.

"Coba saja kalau berani." Kata Alea membuka sediktit pintu kamar mandi dengan memperlihatkan seekor kecoa di tangannya. Kemudian menutupnya kembali.

Brakk

Ardi memukul pintu kamar mandi karena marah.

"Huft, sabar Ardi sabar." Kata Ardi berusaha meredam amarahnya.

"Dengarkan aku baik-baik. Aku tahu, kamu bertingkah seperti ini karena kurangnya kasih sayang dari orang tuamu. Tapi di sini kamu sudah mendapatkannya bukan. Jika kamu tidak bisa menghormatiku, setidaknya hormati ayah dan ibu. Mereka menyayangimu seperti putrinya sendiri, apakah begitu caramu membalasnya. Pergi tanpa pamit, keluyuran entah kemana. Kamu itu bukan anak kecil lagi Al. Aku memang keras padamu, tapi sebenarnya aku itu peduli." Jelas Ardi panjang kali lebar.

"Fikirkan itu baik-baik." Kata Ardi kemudian pergi dari kamar Alea.

"Benar juga kata si payah itu, ayah Rama dan Ibu Tantri sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri." Batin Alea merenung di kamar mandi.

Bersambung....

Episodes
1 Insiden
2 Hah istri?
3 Murid baru
4 Bintang sekolah
5 Guru favorit
6 Gara-gara kecoa
7 Semoga langgeng ya, Kak
8 Berkelahi
9 Cuma kamu yang aku sayang tapi sayangnya
10 Akur karena kecoa
11 Pergi diam-diam
12 Pergi diam-diam 2
13 Cita-cita
14 Trauma
15 Bekerja sama
16 Dia memang tampan
17 Cemburu
18 Tutorial dari ayah
19 Malah kena sembur
20 Pergi ke pasar malam
21 Demam
22 Menjenguk Pak Ardi
23 Alea ngambek
24 Benci jadi Cinta
25 Camping
26 Bukan duet romantis
27 Kiss
28 Di tembak
29 Ada buaya
30 Alea hilang
31 Pencarian Alea
32 Cemburu lagi
33 Manjanya
34 Kangen
35 Penyelidikan
36 Vita
37 Adu akting
38 Bikin jengkel semua orang
39 Rencana Vita
40 Fitnah
41 Kebenaran
42 Ibu!
43 Ternyata sayang
44 Kejadian 19 tahun yang lalu
45 Berkunjung kerumah ibu
46 Rencana Alea
47 Terhipnotis oleh ayam geprek
48 Sedikit menyentuh hati ayah
49 Martabak dengan cinta
50 Tiba-tiba berubah
51 Gara-gara parfum
52 Ada ondel-ondel
53 Seperti Cinderella
54 Sebenarnya Alea itu siapa?
55 Introgasi
56 Adik kecil
57 Kamu tidak tahu yang sebenarnya
58 Kalau tidak bobo di gigit Ardi
59 Perampok
60 Enak banget hidupnya
61 Tidak bisa tidur
62 Menagih kata-kata kita dulu
63 Kecewa
64 Kau memang payah
65 Sok romantis
66 Vidio apa sih, Al?
67 Ayah! Ibu! Kalian ada di sini
68 Erika lagi Erika lagi
69 Sebenarnya apa yang terjadi?
70 Di kerjai murid sendiri
71 Pengakuan Alea kepada Fani dan Rita
72 Ternyata hanya mimpi
73 Terbongkarnya rahasia
74 Golongan darah O negatif
75 Apa, pelakunya bernama Erika
76 Kamu ini masih sakit bisa-bisanya bercanda
77 Kabar bahagia
78 Hasil kerja keras
79 Pernikahan
80 Kehidupan baru
81 Sepertinya itu memang kak Erika
82 Berkumpul kembali
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Insiden
2
Hah istri?
3
Murid baru
4
Bintang sekolah
5
Guru favorit
6
Gara-gara kecoa
7
Semoga langgeng ya, Kak
8
Berkelahi
9
Cuma kamu yang aku sayang tapi sayangnya
10
Akur karena kecoa
11
Pergi diam-diam
12
Pergi diam-diam 2
13
Cita-cita
14
Trauma
15
Bekerja sama
16
Dia memang tampan
17
Cemburu
18
Tutorial dari ayah
19
Malah kena sembur
20
Pergi ke pasar malam
21
Demam
22
Menjenguk Pak Ardi
23
Alea ngambek
24
Benci jadi Cinta
25
Camping
26
Bukan duet romantis
27
Kiss
28
Di tembak
29
Ada buaya
30
Alea hilang
31
Pencarian Alea
32
Cemburu lagi
33
Manjanya
34
Kangen
35
Penyelidikan
36
Vita
37
Adu akting
38
Bikin jengkel semua orang
39
Rencana Vita
40
Fitnah
41
Kebenaran
42
Ibu!
43
Ternyata sayang
44
Kejadian 19 tahun yang lalu
45
Berkunjung kerumah ibu
46
Rencana Alea
47
Terhipnotis oleh ayam geprek
48
Sedikit menyentuh hati ayah
49
Martabak dengan cinta
50
Tiba-tiba berubah
51
Gara-gara parfum
52
Ada ondel-ondel
53
Seperti Cinderella
54
Sebenarnya Alea itu siapa?
55
Introgasi
56
Adik kecil
57
Kamu tidak tahu yang sebenarnya
58
Kalau tidak bobo di gigit Ardi
59
Perampok
60
Enak banget hidupnya
61
Tidak bisa tidur
62
Menagih kata-kata kita dulu
63
Kecewa
64
Kau memang payah
65
Sok romantis
66
Vidio apa sih, Al?
67
Ayah! Ibu! Kalian ada di sini
68
Erika lagi Erika lagi
69
Sebenarnya apa yang terjadi?
70
Di kerjai murid sendiri
71
Pengakuan Alea kepada Fani dan Rita
72
Ternyata hanya mimpi
73
Terbongkarnya rahasia
74
Golongan darah O negatif
75
Apa, pelakunya bernama Erika
76
Kamu ini masih sakit bisa-bisanya bercanda
77
Kabar bahagia
78
Hasil kerja keras
79
Pernikahan
80
Kehidupan baru
81
Sepertinya itu memang kak Erika
82
Berkumpul kembali
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!