Guru favorit

Hari ini Alea berangkat ke sekolah bersama Ardi karena Rama berangkat pagi-pagi sekali. Ardi biasa naik motor miliknya sendiri, jadi Alea di bonceng olehnya. Sesampainya di sekolah mereka menjadi pusat perhatian dan perbincangan, karena belum ada yang tahu kalau Alea keponakannya Ardi.

Setelah turun dari motor, Ardi langsung saja pergi menuju ke ruang guru dengan di ikuti Alea dari belakang, karena kelasnya searah dengan ruang guru.

"Selamat pagi, Pak Ardi." Sapa seorang guru wanita.

"Pagi." Jawab Ardi berhenti mendadak yang membuat Alea menabraknya.

"Aduh." Kata Alea saat menabrak Ardi kerena tidak tahu kalau Ardi akan berhenti.

"Kenapa berhenti mendadak?" Tanya Alea kesal.

"Sudahku bilang bicara yang sopan." Kata Ardi.

"Kenapa kamu mengikutiku?." Tanya Ardi.

"Kelasku ada di sebelah sana, Pak." Jawab Alea.

"Ya sudah sana." Kata Ardi.

Kerena kesal Alea menatap Ardi tajam sambil menghentakkan kakinya sebelum pergi, sedangkan Ardi hanya geleng-geleng kepala saja.

"Siapa itu, Pak?" Tanya guru wanita tadi.

"Keponakan saya." Jawab Ardi datar kemudian pergi begitu saja.

Ardi memang terkenal guru yang dingin namun banyak guru wanita dan juga banyak siswi yang mengidolakannya karena ketampanannya.

"Alea!" Teriak Fani sambil berlari menghampiri Alea di ikuti oleh Rita.

"Iya." Sahut Alea.

"Kamu pagi ini ramai di bicarakan." Kata Fani.

"Kenapa memangnya?" Tanya Alea.

"Bagaimana kamu bisa berboncengan dengan pak Ardi?" Tanya Fani penuh dengan rasa penasaran.

"Yaa, karena pak Ardi itu adalah omku." Jawab Alea sedikit berteriak agar banyak yang mendengarnya.

"Gak harus teriak juga kali, Al." Kata Rita.

"Kan biar kedengeran." Jelas Alea.

"Jadi kamu keponakannya pak Ardi ya, berarti kamu tinggal serumah dengannya ya?" Tanya Fani.

"Iya." Jawab Alea.

"Wah kalau begitu aku bisa sering main kerumahmu." Kata Fani antusias.

"Hah, kenapa?" Tanya Alea heran.

"Karena Fani ngefans sama pak Ardi." Jawab Rita.

"Apa? Ngefans. Hahaha." Kata Alea sambil tertawa.

Fani dan Rita hanya saling memandang keheranan.

"Kenapa kamu tertawa?" Tanya Fani.

"Bagaimana bisa kamu ngefans dengan si payah itu?" Tanya Alea.

"Si payah, kenapa kamu menyebutnya seperti itu? Kamu bisa di hukum nanti." Kata Fani.

"Aku tidak takut." Kata Alea santay.

"Sepertinya kamu membenci pak Ardi." Kata Rita.

"Iya memang seperti itu kenyataannya, dia itu sangat cerewet dan banyak aturan." Kata Alea.

"Tapi Alea, pak Ardi itu banyak yang naksir loh." Kata Fani.

"Benarkah? Bagaimana bisa?" Tanya Alea heran.

"Karena pak Ardi itu tampan dan guru favoritku." Jawab Fani jadi salting sendiri.

"Setampan apa sih memangnya, menurutku biasa aja." Kata Alea.

.....

Seperti biasa di pagi hari ketika Ardi memasuki ruang guru, seorang guru wanita bernama Anik selalu benyambut kedatangan Ardi.

"Selamat pagi, Pak Ardi." Sapa Anik.

"Pagi." Jawab Ardi terus saja berjalan menuju tepat duduknya tanpa peduli dengan Anik.

"Pak Ardi sudah sarapan atau belum? Ini saya bawakan roti bakar, saya sendiri lo yang membuatnya." Kata Anik sambil meletakkan roti bakar di meja Ardi.

"Saya sudah sarapan." Kata Ardi sambil sibuk dengan beberapa berkas dan tanpa menoleh sedikit pun.

"Kenapa Pak Ardi selalu menolak pemberian saya?" Tanya Anik.

"Tidak apa-apa." Jawab Ardi kemudian pergi begitu saja.

"Selalu saja begitu. Tapi aku tidak akan menyerah." Kata Anik.

.....

Alea sudah berada di kelasnya, ia duduk di bangkunya sendirian saja sambil memainkan ponselnya. Sedangkan Fani dan Rita tidak tahu pergi kemana.

"Selamat pagi, Alea." Sapa Mico yang baru saja memasuki kelas.

"Pagi." Jawab Alea sambil melihat siapa yang menyapanya.

"Aku boleh duduk di sampingmu?" Tanya Mico.

"Iya boleh." Jawab Alea.

"Kamu lagi apa?" Tanya Mico sambil melihat Alea yang sibuk bermain ponsel.

"Lagi main game." Jawab Alea tetap fokus pada ponselnya.

"Tasya, lihat." Kata Cantika menunjuk kearah Mico dan Alea setelah mereka memasuki kelas.

"Mico ngapain sih sama cewek itu." Kata Natasya melihat Mico duduk di samping Alea yang membuatnya kesal kemudian pergi menghampirinya.

"Mico, kenapa kamu duduk di situ?" Tanya Natasya.

"Kenapa memangnya, tempat duduk ini kosong." Jawab Mico.

"Kamu jangan terlalu dekat dengannya." Kata Natasya.

"Kenapa?" Tanya Mico heran.

"Dia baru di sini, kita tidak tahu dia itu seperti apa. Mungkin saja dia itu preman." Jawab Natasya.

"Bilang saja kalau cemburu." Kata Alea sambil fokus memainkan ponselnya.

"Aku tidak bicara denganmu." Protes Natasya.

"Kenapa harus cemburu, aku dengannya tidak ada hubungan apa-apa." Kata Mico.

"Karena dia menyukaimu." Kata Alea masih fokus pada ponselnya.

"Heh, jangan sok tahu ya jadi orang." Protes Natasya lagi.

"Lihat itu bagaimana dia bicara, seakan tahu segalanya." Kata Natasya.

"Sudahlah, pergi saja ke tempat dudukmu!" Kata Mico.

"Tapi, Mico." Kata Natasya.

"Pergilah!" Kata Mico sudah muak dengan ocehan Natasya.

"Awas saja nanti, aku gak akan biarin kamu dekat dengan Mico." Batin Natasya kemudian pergi ke tempat duduknya.

"Oh ya, ngomong-ngomong aku tadi gak sengaja dengar banyak yang membicarakan kamu berangkat sekolah di bonceng pak Ardi. Memangnya pak Ardi itu siapa kamu?" Tanya Mico.

"Omku dan aku tinggal serumah dengannya." Jawab Alea.

"Oo begitu."

.....

Di ruang bk Ardi sedang duduk sambil bermain ponsel sembari menunggu jam pelajaran di mulai.

"Selamat pagi, Pak Ardi." Sapa seorang guru wanita yang masuk ke ruangan itu yang merupakan guru bk juga bernama Evi, ia juga menyukai Ardi.

"Pagi." Jawab Ardi tetap fokus pada ponselnya.

"Em siswi yang berangkat bersama Pak Ardi tadi siapa?" Tanya Evi.

"Keponakan saya." Jawab Ardi masih fokus pada ponselnya.

"Saya baru lihat, apa baru pindah ke sini?" Tanya Evi.

"Iya." Jawab Ardi masih dalam posisi yang sama.

"Kelas berapa, Pak?" Tanya Evi lagi.

"XII." Jawab Ardi.

"Oo begitu, berarti sebentar lagi lulus." Kata Evi.

"Pak Ardi sudah sarapan?" Tanya Evi.

"Sudah." Jawab Ardi

.....

Alea, Rita dan Fani sedang mengisi perut mereka di kantin setelah pelajaran selesai. Saat Alea sedang asik mengunyah makanannya, tiba-tiba saja ada yang menyipratkan air ke wajahnya. Seketika itu Alea langsung melihat siapa yang melakukannya.

"Apa maumu?" Tanya Alea kesal.

"Jauhi Mico." Jawab Natasya.

"Kenapa malah marah padaku, dia sendiri yang mendekatiku." Kata Alea sambil mengusap wajahnya dengan tisu.

"Jangan terlalu percaya diri, Mico mendekatimu karena dia belum tahu seperti apa dirimu yang sebenarnya." Kata Natasya.

"Memang kamu tahu aku itu seperti apa? Jangan sok tahu deh." Kata Alea tak mau kalah.

"Aku yakin dengan penampilan dan tingkah lakumu seperti itu, di sekolah lama mu dulu kamu pasti jadi preman sekolahkan." Kata Natasya.

"Lalu bagaimana dengan dirimu, apa kamu tidak punya cermin. Dirimu sendiri juga preman di sekolah ini, buktinya barusan kamu mencoba merundungku dengan menyipratkan air kewajahku. Kalau bukan preman apa namanya." Kata Alea.

"Apa maksudmu aku tidak punya cermin, hah. Aku tidak seperti dirimu." Kata Natasya kesal.

"Lagi pula aku juga tidak mau di samakan denganmu. Tapi kusarankan bercerminlah lebih dulu sebelum menilai orang lain." Kata Alea.

"Memangnya kamu sudah lebih baik dariku?" Tanya Natasya mulai emosi.

"Ya tentu saja, jika tidak bagaimana mungkin Mico mendekatiku. Sedangkan dirimu, mengejar-ngejar Mico tapi tidak mendapat respon. Jadi ngaca dong." Kata Alea.

"Kurang ajar." Kata Natasya hendak menampar Alea karena emosi, namun tangannya di hentikan oleh seseorang.

Bersambung.....

Episodes
1 Insiden
2 Hah istri?
3 Murid baru
4 Bintang sekolah
5 Guru favorit
6 Gara-gara kecoa
7 Semoga langgeng ya, Kak
8 Berkelahi
9 Cuma kamu yang aku sayang tapi sayangnya
10 Akur karena kecoa
11 Pergi diam-diam
12 Pergi diam-diam 2
13 Cita-cita
14 Trauma
15 Bekerja sama
16 Dia memang tampan
17 Cemburu
18 Tutorial dari ayah
19 Malah kena sembur
20 Pergi ke pasar malam
21 Demam
22 Menjenguk Pak Ardi
23 Alea ngambek
24 Benci jadi Cinta
25 Camping
26 Bukan duet romantis
27 Kiss
28 Di tembak
29 Ada buaya
30 Alea hilang
31 Pencarian Alea
32 Cemburu lagi
33 Manjanya
34 Kangen
35 Penyelidikan
36 Vita
37 Adu akting
38 Bikin jengkel semua orang
39 Rencana Vita
40 Fitnah
41 Kebenaran
42 Ibu!
43 Ternyata sayang
44 Kejadian 19 tahun yang lalu
45 Berkunjung kerumah ibu
46 Rencana Alea
47 Terhipnotis oleh ayam geprek
48 Sedikit menyentuh hati ayah
49 Martabak dengan cinta
50 Tiba-tiba berubah
51 Gara-gara parfum
52 Ada ondel-ondel
53 Seperti Cinderella
54 Sebenarnya Alea itu siapa?
55 Introgasi
56 Adik kecil
57 Kamu tidak tahu yang sebenarnya
58 Kalau tidak bobo di gigit Ardi
59 Perampok
60 Enak banget hidupnya
61 Tidak bisa tidur
62 Menagih kata-kata kita dulu
63 Kecewa
64 Kau memang payah
65 Sok romantis
66 Vidio apa sih, Al?
67 Ayah! Ibu! Kalian ada di sini
68 Erika lagi Erika lagi
69 Sebenarnya apa yang terjadi?
70 Di kerjai murid sendiri
71 Pengakuan Alea kepada Fani dan Rita
72 Ternyata hanya mimpi
73 Terbongkarnya rahasia
74 Golongan darah O negatif
75 Apa, pelakunya bernama Erika
76 Kamu ini masih sakit bisa-bisanya bercanda
77 Kabar bahagia
78 Hasil kerja keras
79 Pernikahan
80 Kehidupan baru
81 Sepertinya itu memang kak Erika
82 Berkumpul kembali
83 Pengumuman
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Insiden
2
Hah istri?
3
Murid baru
4
Bintang sekolah
5
Guru favorit
6
Gara-gara kecoa
7
Semoga langgeng ya, Kak
8
Berkelahi
9
Cuma kamu yang aku sayang tapi sayangnya
10
Akur karena kecoa
11
Pergi diam-diam
12
Pergi diam-diam 2
13
Cita-cita
14
Trauma
15
Bekerja sama
16
Dia memang tampan
17
Cemburu
18
Tutorial dari ayah
19
Malah kena sembur
20
Pergi ke pasar malam
21
Demam
22
Menjenguk Pak Ardi
23
Alea ngambek
24
Benci jadi Cinta
25
Camping
26
Bukan duet romantis
27
Kiss
28
Di tembak
29
Ada buaya
30
Alea hilang
31
Pencarian Alea
32
Cemburu lagi
33
Manjanya
34
Kangen
35
Penyelidikan
36
Vita
37
Adu akting
38
Bikin jengkel semua orang
39
Rencana Vita
40
Fitnah
41
Kebenaran
42
Ibu!
43
Ternyata sayang
44
Kejadian 19 tahun yang lalu
45
Berkunjung kerumah ibu
46
Rencana Alea
47
Terhipnotis oleh ayam geprek
48
Sedikit menyentuh hati ayah
49
Martabak dengan cinta
50
Tiba-tiba berubah
51
Gara-gara parfum
52
Ada ondel-ondel
53
Seperti Cinderella
54
Sebenarnya Alea itu siapa?
55
Introgasi
56
Adik kecil
57
Kamu tidak tahu yang sebenarnya
58
Kalau tidak bobo di gigit Ardi
59
Perampok
60
Enak banget hidupnya
61
Tidak bisa tidur
62
Menagih kata-kata kita dulu
63
Kecewa
64
Kau memang payah
65
Sok romantis
66
Vidio apa sih, Al?
67
Ayah! Ibu! Kalian ada di sini
68
Erika lagi Erika lagi
69
Sebenarnya apa yang terjadi?
70
Di kerjai murid sendiri
71
Pengakuan Alea kepada Fani dan Rita
72
Ternyata hanya mimpi
73
Terbongkarnya rahasia
74
Golongan darah O negatif
75
Apa, pelakunya bernama Erika
76
Kamu ini masih sakit bisa-bisanya bercanda
77
Kabar bahagia
78
Hasil kerja keras
79
Pernikahan
80
Kehidupan baru
81
Sepertinya itu memang kak Erika
82
Berkumpul kembali
83
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!