Ardi, Alea dan ayah ibunya sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan.
"Nanti ibu dan ayah akan pergi menjenguk nenek, mungkin akan menginap selama satu atau dua hari. Jadi kalian jaga rumah baik-baik ya, jangan berantem terus." Kata Tantri.
"Iya, Bu." Kata Ardi.
Sedangkan Alea termenung mendengarnya, teringat akan rumahnya dulu. Sebenarnya ia rindu dengan keluarganya namun bagaimana lagi, kenyataan tak seindah harapan.
"Alea, cepat habiskan makanannya nanti terlambat." Kata Ardi melihat Alea mengunyah makanannya dengan lambat.
.....
Waktu begitu cepat berlalu, kini Ardi dan Alea sudah berada di rumah. Alea sedang sibuk mengerjakan prnya di kamar, sedangkan Ardi sibuk dengan laptopnya di ruang tamu. Setelah selesai mengerjakan pr, Alea kemudian keluar kamar menemui Ardi.
"Om!" Kata Alea sambil duduk di samping Ardi.
"Hm." Kata Ardi sambil fokus dengan laptopnya.
"Aku boleh keluar gak?" Tanya Alea.
"Tidak." Jawab Ardi tetap fokus dengan laptopnya.
"Huh katanya peduli, mana buktinya." Kata Alea kesal sambil melipat kedua tangannya.
"Memangnya kamu mau kemana?" Tanya Ardi masih dalam posisi yang sama.
"Bermain futsal." Jawab Alea.
"Ayolah, boleh ya. Cuma sebentar. Aku janji pulang tepat waktu." Kata Alea memohon, namun di abaikan oleh Ardi. Alea pun hanya duduk di samping Ardi sambil bersandar dengan bibirnya yang manyun.
"Kalau begitu kamu juga ikut." Kata Alea setelah beberapa saat terdiam.
"Malas." Kata Ardi.
"Pergilah sendiri." Kata Ardi lagi setelah diam beberapa saat.
"Beneran nih, boleh." Kata Alea memastikan.
"Iya." Kata Ardi.
"Terima kasih." Ucap Alea kegirangan.
"Assalamualaikum, aku pergi." Kata Alea sambil meraih tangan Ardi kemudian menciumnya.
"S7ebenarnya dia itu istriku atau putriku, seperti anak kecil saja." Kata Ardi melihat kepergian Alea.
.....
Tak butuh waktu lama untuk Alea sampai di lapangan, Toni, Arga dan yang lainnya sudah mulai bermain.
"Hei! Aku ikut!" Teriak Alea.
"Alea, kamu di izinkan keluar." Kata Toni.
"Tentu saja." Kata Alea.
"Sepertinya sudah sedikit meleleh." Kata Toni.
"Kenapa kamu mengejek pak Ardi begitu?" Tanya Arga.
"Pak Ardikan memang es batu." Jawab Toni.
"Sudah-sudah, ayo kita lanjut lagi mainnya!" Ajak Alea.
Alea dan teman-temannya pun kembali bermain futsal, mereka bermain dengan suka riang.
Karena merasa bosan di rumah sendirian, akhirnya Ardi menyusul Alea.
"Kenapa teman bermainnya laki-laki semua." Kata Ardi melihatnya dari kejauhan.
"Rasanya tenang jika melihatnya bahagia seperti itu." Kata Ardi sambil berjalan mendekati lapangan.
"Tali sepatuku kenapa lepas, seingatku sudahku ikat dengan kuat tadi." Kata Ardi melihat tali sepatunya lepas dan segera mengikatnya lagi. Di saat Ardi sedang mengikat sepatunya, tiba-tiba saja Alea berteriak.
"Hei! Awas!" Teriak Alea kepada seorang pria yang sedang berjongkok, memberitahunya kalau ada bola yang melayang ke arahnya.
Kerena Ardi tidak ada persiapan untuk menghindar, akhirnya ia pun terhantam bola tersebut.
"Aduh!" Kata Ardi menaguh kesakitan.
"Itu pak Ardi, Al." Kata Toni.
"Iya benar." Kata Alea kemudian menghampiri Ardi.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Alea mendekati Ardi.
"Tidak apa-apa bagaimana, pusing kepalaku. Lain kali hati-hati kalau bermain bola." Kata Ardi sambil memegang kepalanya.
"Ya maaf, akukan tidak sengaja." Kata Alea sambil membantu Ardi berdiri.
"Ayo kita pulang!" Ajak Ardi.
"Aku belum selesai main." Kata Alea.
"Sudah cukup, ayo pulang!" Kata Ardi sambil menarik tangan Alea.
.....
Hari sudah malam, Ardi dan Alea sedang asik bermain ponsel di kamar mereka masing-masing, tiba-tiba saja lampunya mati.
"Kenapa lampunya mati." Kata Ardi kemudian menyalakan senter di ponselnya.
"Aaa..!! Ibuu!!" Teriak Alea.
"Kenapa Alea berteriak, apa dia takut gelap." Kata Ardi pergi ke kamar Alea untuk melihatnya
"Pergi jangan menggangku ku hiks hiks. Pergi hiks hiks." Kata Alea bicara sendiri ketakutan sambil menangis dan menutupi kedua telinganya dengan kedua tangannya.
"Alea!" Kata Ardi melihat Alea ketakutan dan segera menghampirinya.
"Pergi! pergi! Jangan menggangguku!" Teriak Alea melihat ada seseorang yang datang mendekatinya
"Alea, ini aku Ardi." Kata Ardi mencoba mendekati Alea.
"Ku bilang pergi! Jangan menggangguku, hiks hiks. Pergi!" Teriak Alea lagi.
"Alea dengarkan aku, jangan takut ini aku Ardi. Lihat aku." Kata Ardi menyakinkan Alea sambil memegang kedua pipinya.
"Ini aku Ardi." Kata Ardi lagi.
"Aku takut. Hiks hiks hiks." Kata Alea setelah melihat yang mendekatinya benar-benar Ardi, kemudian memeluknya dengan erat.
"Tidak apa-apa, jangan takut. Aku ada di sini, tidak akan ada yang mengganggumu." Kata Ardi sambil mengusap-usap punggung Alea agar tenang.
"Sudah tidak apa-apa. Ayo kita keluar dari sini." Ajak Ardi setelah Alea sudah merasa tenang. Ardi pun mengajak Alea ke kamarnya, mereka berjalan sambil berpelukan karena Alea masih takut jadi, tidak mau melepaskan pelukannya
Tak lama kemudian lampunya menyala, Alea dan Ardi sudah berada di kamarnya Ardi, mereka duduk di sofa dan masih saja berpelukan.
"Alea, lampunya sudah menyala." Kata Ardi.
Alea hanya diam masih tidak mau melepaskan pelukannya.
"Tidak usah takut, tidak ada apa-apa." Kata Ardi lagi, namun Alea tetap saja tidak berkutik. Akhirnya Ardi membiarkannya saja sambil mengusap-usap kepalanya hingga Alea tertidur.
Kemudian Ardi memindahkan Alea ke ranjang, namun saat Ardi akan pergi Alea memegang tangan Ardi.
"Jangan pergi!" Kata Alea.
"Aku tidak pergi kemana-mana, Al. Aku tidur di sofa itu." Kata Ardi sambil menunjuk sofa yang ia duduki tadi.
"Aku takut, bagaimana kalau lampunya mati lagi." Kata Alea masih memengang erat tangan Ardi dengan sedikit gemetar.
"Bagaimana ini, aku tidur dengannya?Apa salahnya sih, dia itukan istriku." Batin Ardi.
"Ya sudah, aku temani." Kata Ardi sambil berbaring di samping Alea.
"Alea, jangan terlalu erat memelukku. Aku kesulitan bernapas." Kata Ardi merasa sesak karena Alea memeluknya dengan erat.
"Apa aku bisa tidur." Batin Ardi merasa aneh karena pertama kalinya tidur bersama seorang perempuan.
Keesokan harinya
"Alea, ayo bangun, sudah pagi." Kata Ardi membangunkan Alea yang masih saja memeluknya. Bukannya bangun, Alea malah mempererat pelukannya.
"Kamu suka memelukku ya, senyaman apa memangnya?" Tanya Ardi.
Alea yang menyadari itu pun segera bangun.
"Jangan gr deh." Kata Alea duduk membelakangi Ardi sambil melipat kedua tangannya.
"Ngaku ajalah." Goda Ardi.
"Terserah, aku mau mandi." Kata Alea kemudian pergi dari kamar Ardi.
"Alea!" Kata Ardi manggil Alea yang duduk di depannya.
"Hm." Jawab Alea sambil mengunyah makanannya.
"Kamu punya trauma?" Tanya Ardi.
Alea menjawabnya hanya dengan anggukan saja.
"Sejak kapan?" Tanya Ardi lagi.
"Sejak kecil." Jawab Alea.
"Kenapa?" Tanya Ardi.
Alea tidak menjawab.
"Tidak apa-apa katakan saja. Aku akan membantumu." Kata Ardi.
"Dulu aku di kunci di gudang oleh kakakku dan kakak menakut-nakutiku." Kata Alea sambil menunduk, teringat kejadian dulu.
"Tidak apa-apa, tidak usah takut. Aku bersamamu." Kata Ardi sambil mengusap kepala Alea.
"Cepat habiskan makanannya, nanti terlambat." Kata Ardi sambil tersenyum.
Alea mengangguk sambil tersenyum menanggapi perlakuan Ardi kepadanya.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments