Alea sedang sibuk mengerjakaan pr matematikanya, namun ia terlihat kesulitan.
"Aaa, kenapa sulit sekali." Kata Alea sambil memengang kepalanya.
"Ada apa?" Tanya Ardi sambil berdiri di ambang pintu.
"Bagus sekali, kau datang di saat yang tepat. Tolong bantu aku, aku tidak mengerti ini." Jawab Alea.
Ardi pun membantu Alea dengan menjelaskan bagaimana cara mengerjakannya, namun karena penjelasan yang begitu panjang membuat Alea bosan dan mengantuk dan akhirnya ia tertidur.
"Jadi begitu caranya, kamu mengerti." Kata Ardi.
"Malah tidur." Kata Ardi melihat Alea tidur dengan menyandarkan kepalanya di atas meja.
"Alea!" Kata Ardi sambil menggoyangkan tubuh Alea.
"Dia tidur pulas, mungkin dia lelah. Lagi pula sudah malam." Kata Ardi kemudian memindahkan Alea ke atas tempat tidur.
"Dia terlihat sangat manis, kalau sedang tidur." Kata Ardi ikut berbaring di samping Alea dan memandangi wajahnya yang menghadap kepadanya.
"Bulu matanya lentik, hidungnya mancung. Cantik tapi jahil." Kata Ardi tersenyum sambil memandangi wajah Alea.
"Tunggu dulu, kenapa aku begini? Apa aku mulai menyukainya? Memang apa salahnya diakan istriku." Batin Ardi bingung sendiri.
"Entahlah." Kata Ardi kemudian memejamkan matanya, menyusul Alea melabuhi mimpi.
Keesokan harinya Alea yang bangun lebih dulu, ia tidak langsung bangun melainkan memandangi wajah Ardi yang masih tidur.
"Dia terlihat manis kalau tidur, berbeda saat dia bangun. Apa lagi kalau marah, mirip monster." Batin Alea sambil memandangi wajah Ardi dan secara perlahan semakin mendekat, ia berniat ingin menarik alisnya untuk membangunkannya. Namun tiba-tiba saja matanya Ardi terbuka.
"Kamu mau apa?" Tanya Ardi.
Alea hanya tersenyum nyengir karena ketahuan.
"Em, apa kamu ingin menciumku." Kata Ardi menggoda Alea.
Alea pun segera menjauh dari Ardi.
"Jangan gr ya, aku hanya ingin memeriksa sesuatu di sampingmu, sepertinya ada kecoa tadi." Kata Alea.
"Hah, mana." Kata Ardi sambil melompat kerena terkejut.
"Hahaha." Tawa Alea karena berhasil mengerjai Ardi.
"Kamu mengerjaiku ya, awas saja kau." Kata Ardi kesal.
Mendengar Ardi berkata begitu, Alea pun langsung kabur.
.....
Benerapa murid menghabiskan waktu di dalam kelas dengan mengobrol, sebelum jam pelajaran di mulai.
"Alea, kamu terlihat lebih ceria pagi ini. Ada apa?" Tanya Mico penasaran, namun yang di tanya malah hanya melamun sambil senyum-senyum sendiri tidak jelas.
"Alea!" Kata Mico sambil menggoyang-goyangkan badan Alea.
"Iya ada apa?" Tanya Alea.
"Kamu tidak menjawab pertanyaanku." Jawab Mico.
"Memangnya kamu tanya apa?" Tanya Alea.
"Sudah lupakan saja." Jawab Mico.
"Biasanya orang yang sering melamun sambil senyum-senyum itu adalah orang yang sedang jatuh cinta." Kata Natasya berdiri di samping Mico.
"Sok tahu kamu." Kata Alea.
"Benar juga, kamu jatuh cinta dengan siapa Alea?" Tanya Mico.
"Apa, aku tidak jatuh cinta dengan siapa pun." Kata Alea sambil melipat kedua tangannya dan memalingkan wajahnya.
"Mico, lihat itu. Alea tidak menyukaimu, lupakan saja dia. Mungkin saja dia jatuh cinta dengan orang lain." Kata Natasya berbisik kemudian pergi ke tempat duduknya.
"Mana mungkin aku jatuh cinta dengan si payah itu. Tapi aku merasa nyaman jika bersamanya." Batin Alea.
"Mico!" Kata Alea memanggil Mico
"Iya." Jawab Mico.
"Rasanya orang jatuh cinta itu seperti apa?" Tanya Alea.
"Hah, memangnya kamu belum pernah jatuh cinta." Jawab Mico terkejut dengan pertanyaan Alea.
Alea tidak menjawab, hanya menggelengkan kepala.
"Ternyata dia masih polos." Batin Mico.
"Jadi begini rasanya, merasa bahagia saat bersama, rindu kalau tidak bertemu dan cemburu kalau orang yang kita cintai bersama orang lain." Jelas Mico.
"Aku tidak merasakan semua itu, berarti memang tidak jatuh cinta." Kata Alea pelan namun masih bisa di dengar oleh Mico.
"Siapa orang yang dia maksud ya." Batin Mico penasaran.
.....
Jam pelajaran telah selesai kini waktunya untuk istirahat, dan seperti biasa Alea dan teman-temannya pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.
"Alea, bagaimana kalau nanti kita belajar kelompok?" Tanya Rita.
"Di mana?" Tanya Alea.
"Di rumahmu saja." Jawab Fani.
"Kamu ini suka sekali pergi ke rumahku." Kata Alea.
"Kan bisa ketemu pak Ardi." Kata Fani sambil tersenyum.
"Kamu jatuh cinta dengan pak Ardi ya." Kata Alea.
"Hehehe." Kata Fani sambil tersenyum nyengir.
"Bagaimana kamu bisa jatuh cinta dengan orang seperti dia?" Tanya Alea heran.
"Karena pak Ardi itu tampan." Jawab Fani.
"Memangnya setampan apa sih, menurutku biasa saja?" Tanya Alea.
"Coba saja lihat dengan benar, aku yakin kamu akan terpesona." Jawab Fani.
"Terpesona katanya." Batin Alea heran.
"Fani, Fani, pak Ardi itu guru kita." Kata Rita.
"Memangnya kenapa, tidak ada salahnyakan." Kata Fani.
"Jangan terlalu berharab." Kata Rita.
"Kenapa sih?" Tanya Fani.
"Kamu gak tahu ya, pak Ardi itu dekat dengan bu Indah." Jawab Rita.
"Tahu dari mana kamu?" Tanya Fani.
"Aku pernah melihat pak Ardi dan bu Indah sangat akrab saat mengobrol di perpustakaan. Kalian tahu sendirikan pak Ardi itu seperti apa, hanya dengan orang tertentu pak Ardi bisa akrab seperti itu." Jelas Rita.
"Hmm aku penasaran. Akan aku cari tahu." Kata Alea.
"Iya, Al. Kalau sudah tahu jawabannya, kasih tahu aku." Kata Fani.
"Oke." Kata Alea.
"Hm, bu Indah ya. Bu indah itu cantik, ramah dan lemah lembut. Tentu saja aku kalah darinya. Hah aku ini bicara apa sih." Batin Alea.
"Oh iya, belajar kelompoknya nanti gimana?" Tanya Rita.
"Jangan di rumahku, bagaimana kalau di tempat terbuka. Contohnya di taman atau di pinggir danau gitu, mungkin lebih asik." Jawab Alea
"Ide bagus, tapi apa kamu di beri izin?" Tanya Rita.
"Itu dia masalahnya." Jawab Alea.
"Aku bingung deh, apa-apa kenapa harus minta izin pak Ardi?" Tanya Fani.
"Haduh, aku harus jawab apa nih, gak mungkinkan kalau aku jujur." Batin Alea sambil berpikir.
"Ya, orang tua ku kan menitipkan aku ke pak Ardi, jadi diakan wali pengganti orang tuaku gitu." Jawab Alea asal.
"Tapikan masih ada ayah dan ibunya pak Ardi." Kata Fani.
"Kamu tahu sendirikan bagaimana sikapnya kepadaku, aku bisa apa." Kata Alea menjelaskan sikap Ardi yang protektif kepada dirinya.
"Iya juga sih, mungkin karena saking sayangnya sama kamu, Al. Di anggap seperti adiknya sendiri." Kata Fani.
"Saking sayangnya, lucu sekali." Batin Alea sambil tersenyum.
.....
Seperti yang di rencanaka tadi Alea dan kedua temannya ingin belajar kelompok di tempat terbuka, namun Alea tidak mendapatkan izin dari Ardi. Jadi belajar kelompoknya di batalkan, dan Alea belajar di rumah bersama Ardi. Kali ini juga sama seperti kemarin, ketika Ardi sedang menjelaskan, Alea tidak mendengarkannya. Jika kemarin ia tertidur kali ini malah, hanya memandangi wajah Ardi sambil senyum-senyum sendiri tidak jelas.
"Aku rasa, dia memang tampan, alisnya tebal, matanya juga indah, hidungnya mancung. Luar biasa, pantas saja banyak yang naksir. Tidak kusangka suamiku ternyata setampan ini. Aku memang aneh suaminya tampan saja tidak tahu." Batin Alea.
"Kamu mendengarkan aku atau tidak, aku memang tampan, tidak usah melihatku seperti itu. Jika masih memandangiku sambil tersenyum, aku akan menciummu nanti." Kata Ardi mengancam Alea.
Alea pun spontan langsung menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil menggeleng-gelengkan kepala dengan cepat.
"Makanya fokus." Kata Ardi.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments