Cuaca di pagi ini sangat cerah secerah hati Alea, ia terlihat bahagia hari ini entah apa yang membuatnya begitu bahagia. Ia berjalan menyusuri lorong sekolah sendirian dengan riang gembira.
"Alea!" Teriak Mico memanggil Alea dari belakang, Alea pun berhenti dan menunggunya.
"Hai Mico, selamat pagi." Sapa Alea.
"Pagi juga." Ucap Mico.
"Hmm, kamu terlihat lebih ceria hari ini ada apa?" Tanya Mico.
"Tidak ada apa-apa." Jawab Alea sambil tersenyum.
"Ya sudah, ayo kita ke kelas!" Ajak Mico.
"Ayo." Kata Alea.
Mereka pun berjalan bersama menuju kelas sambil asik mengobrol, kemudian tiba-tiba saja Natasya datang menyela dengan mendorong Alea membelah jarak antara Alea dan Mico.
"Selamat pagi, Mico." Sapa Natasya.
"Heh, jalan masih longgar. Kenapa menyela?" Protes Alea.
"Terserah akulah, ini jalan umumkan bukan punyamu." Kata Natasya.
"Tetap saja tidak sopan namanya." Kata Alea tidak mau kalah.
"Sejak kapan kamu mengenal sopan?" Tanya Natasya meledek.
"Apa maksudmu?" Tanya Alea.
"Preman sekolah mana ada yang sopan." Jawab Natasya.
"Wah, mengakui sendiri." Kata Alea giliran meledek.
"Yangku maksud itu kamu, bukan aku." Kata Natasya kesal.
"Ternyata kamu masih belum bercerminn ya." Kata Alea.
"Apa katamu?" Tanya Natasya kesal.
"Sudahlah, Alea. Tidak usah di ladeni, ayo kita pergi ke kelas." Kata Mico sambil menggandeng tangan Alea.
"Ayo." Kata Alea sambil tersenyum.
"Daaa, preman gak tahu cermin." Kata Alea sambil melambaikan tangan.
"Apa katamu?" Kata Natasya kesal.
"Heh tunggu, apa-apaan ini." Kata Natasya baru menyadari bahwa Mico menggandeng tangan Alea.
"Mico!" Teriak Natasya memanggil Mico.
"Hih, nyebelin banget sih. Awas aja nanti." Kata Natasya kesal sambil menghentakkan kakinya.
.....
Seperti biasa guru wanita bernama Anik yang centil kepada Ardi, setiap kali Ardi datang dia pasti menyambut kedatangannya.
"Selamat pagi, Pak Ardi."
"Pak Ardi sudah sarapan, saya bawakan sandwich sepesial buat Pak Ardi. Ini di makan ya." Kata Anik meletakkan kotak nasi yang berisi sandwich di atas meja Ardi tepat di hadapannya.
"Maaf, Bu. Saya sudah sarapan." Kata Ardi menggeser kotak nasi itu ke arah Anik.
"Tapi ini saya buatnya dengan susah payah khusus untuk Pak Ardi lo." Kata Anik berusaha membujuk Ardi.
"Jangan nolak rezeki pak Ardi. Gak baik." Kata Anik menggeser kotak nasi itu ke hadapan Ardi.
"Iya, baiklah saya terima. Terima kasih, Bu Anik." Ucap Ardi datar sambil memainkan ponselnya.
"Sama-sama, Pak Ardi." Ucap Anik sambil tetsenyum bahagia.
"Bu Indah, apa pagi ini sudah sarapan?" Tanya Ardi.
"Kebetulan belum, Pak." Jawab Indah.
"Ini ada sandwich untuk, Bu Indah." Kata Ardi menyodorkan kotak nasi dari Anik tadi.
"Terima kasih, Pak." Ucap Indah menerima kotak nasi itu.
"Lho kenapa malah di kasih, Bu Indah." Kata Anik.
"Maaf, Bu Indah. Itu punya saya." Kata Anik merebut kotak nasi miliknya dari tangan Indah.
Indah hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Anik, sedangkan Ardi sendiri tidak peduli dengan apa yang terjadi.
.....
Sesampainya di kelas Alea dan Mico masih saja bergandengan tangan tanpa mereka sadari.
"Ehem, kayaknya ada yang jadian nih." Kata Fani melihat Alea dan Mico memasuki kelas sambil bergandengan tangan.
Alea dan Mico yang menyadari itu langsung saja melepaskan tangan mereka.
"Cie-cie malu-malu." Kata Fani menggoda Alea dan Mico.
"Apaan sih kamu tuh." Kata Alea dan Mico bersama.
"Ciee.. kompaknya." Kata Fani masih asik menggoda Alea dan Mico.
Akhirnya mereka berdua duduk di bangku masing-masing, Mico yang awalnya duduk di sebelah Alea, kini kembali ke tempat duduk lamanya karena malu.
"Alea!" Kata Fani menghampiri Alea.
"Apa sih, Fani?" Tanya Alea.
"Kepo." Jawab Fani.
"Apa?" Tanya Alea.
"Tadi bagaimana kamu bisa bergandengan tangan dengan Mico?" Tanya Fani penasaran.
"Yaa, tadi aku jalan bareng Mico trus Natasya dateng menyela. Ya aku dan Natasya berdebat seperti biasanya lalu Mico menggandeng tanganku dan mengajakku pergi, dan sekalian aja aku setuju untuk membalas Natasya." Jelas Alea.
"Mantap, Natasya pasti terbakar. Haha." Kata Fani.
"Seneng banget kalau Natasya kalah." Kata Alea heran.
"Aku benci banget sama dia." Kata Fani.
"Kenapa?" Tanya Alea.
"Dia itu pelakor." Jawab Fani.
"Maksudnya?" Tanya Alea.
"Masa kamu gak mengerti, malas aku jelasinnya." Jawab Fani.
"Dia merebut pacar kamu gitu, tapi katanya Natasya sejak dulu mengejar-ngejar Mico. Bagaimana bisa." Kata Alea.
"Ya seperti itulah kenyataannya." Kata Fani.
"Parah deh." Kata Alea.
"Rita mana, apa tidak masuk?" Tanya Alea.
"Gak tahu, mungkin belum datang." Jawab Fani.
"Nah itu dia." Kata Fani sambil menunjuk Rita memasuki kelas. Namun tiba-tiba saja Toni tidak sengan menabraknya dari belakang.
Brukk
Rita terjatuh
"Aduh." Kata Rita mengaduh kesakitan.
"Toni, bisa gak sih kalau gak nabrak orang." Protes Rita sambil berdiri.
"Kamu tuh yang menghalangi jalan." Kata Toni tidak peduli.
"Kamu gak apa-apa, Rit?" Tanya Fani menghampiri Rita.
"Iya, tidak apa-apa." Jawab Rita.
"Bukannya minta maaf, malah menyalahkan." Kata Fani.
"Emang dia yang salah." Kata Toni.
"Heh, kamu belum kapok-kapok juga ya." Kata Alea sambil berdiri.
"Apa, mau apa kamu. Emang temen kamu tuh, yang suka mencari masalah." Kata Toni.
"Dasar tidak tahu diri. Apa aku perlu menghajarmu lebih dulu, agar kamu sadar diri." Kata Alea mulai emosi.
"Gak usah sok-sokan deh. Paling di sentil aja jatuh. Hahaha." Kata Toni merehkan Alea.
"Kamu meremehkan aku. Sini biar ku tunjukkan bangaimana aku mengajarimu." Kata Alea emosi pergi menghampiri Toni.
Bruukk
Alea menendang kursi yang di duduki Toni hingga membuatnya terjatuh.
"Ternyata dia kuat juga." Kata salah satu orang yang ada di sana.
"Kurang ajar, berani kamu." Kata Toni sambil berdiri.
Akhirnya mereka berdua berkelahi di kelas dengan di soraki oleh beberapa orang di kelas itu.
"Alea berhenti!" Teriak Rita.
"Sabar, Al!" Teriak Fani.
"Alea ingat kamu itu pakai rok." Kata Fani melihat Alea naik ke atas meja.
"Mico lakukan sesuatu." Kata Fani kepada Mico agar menghentikan mereka.
"Bagaimana?" Tanya Mico yang sama-sama tidak tahu harus berbuat apa.
"Ada apa sih ribut-ribut?" Tanya Natasya masuki kelas bersama Cantika.
"Wah Alea dan Toni berkelahi. Ternyata cewek itu cukup hebat juga." Kata Cantika.
"Ini kesempatan yang bagus." Kata Natasya sambil tersenyum licik.
"Kamu mau apa?" Tanya Cantika.
"Lihat saja." Kata Natasya kemudian pergi keluar kelas.
"Wah pas sekali, ada pak Ardi." Kata Natasya melihat Ardi berjalan ke arahnya.
"Pak Ardi!" Teriak Natasya sambil berlari menghampiri Ardi.
"Iya ada apa?" Tanya Ardi.
"Alea berkelahi di kelas, Pak." Jawab Natasya.
"Alea?" Tanya Ardi memastikan.
"Iya, Pak." Jawab Natasya.
Ardi pun langsung bergegas pergi ke kelas Alea.
"Berhenti!!" Teriak Ardi dengan nada tinggi di ambang pintu dengan tatapan mata yang tajam.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments