Butterfly

Butterfly

Awal

Pagi yang cerah untuk mengawali hari yang indah tampak seorang gadis muda dengan kaca mata di wajahnya sedang terburu-buru mengendarai sepeda miliknya.

"Aku harus cepat!! tidak boleh sampai terlambat." Ujarnya.

Gadis itu terus mengayuh sepedanya hingga akhirnya ia tiba di toko bunga tempatnya bekerja dihari-hari libur kuliahnya saat ini.

"Teng" Suara lonceng yang berbunyi saat memasuki toko bunga tersebut.

"Kau baru datang Rose? tampaknya hampir terlambat ya hari ini." Ujar seorang wanita cantik dengan buket bunga di tangannya.

"Iya hehehe tadi rantai sepedaku lepas jadi ya gitu hampir terlambat deh hehehe." Ujarnya.

"Benarkah? aku harap semoga besok rantainya tidak lepas lagi." Ucap gadis cantik itu dengan tersenyum.

"Ini bunga yang harus kau antar hari ini rose," Ujar wanita itu memberikan buket bunga mawar merah padanya.

Rosen menerimanya dengan senang dan bahagia seperti biasa dia akan mencium bau yang ada pada bunga tersebut.

"Harum seperti biasanya." Ucapnya dengan bahagia.

"Iya dan bunga kali ini sangat berharga Rose jadi jangan sampai ada yang rusak." Peringkatnya.

"Baik Fani aku akan membawanya dengan sangat hati-hati." Ujar Rose dengan senyum hangatnya kepada gadis cantik bernama Fani itu.

Mendengar hal tersebut Fani tersenyum bahagia.

Rose melangkahkan kakinya meninggalkan Fani disana tapi sebelum dia pergi gadis itu kembali tersenyum.

"Hei Fani kau semakin hari semakin terlihat seperti peri bunga. kau cantik!!." Ujar Rose lalu pergi dari tempat itu.

Mendengar hal itu mendadak gadis bernama Fani itu tersenyum aneh.

"Saatnya telah tiba Rose, ubahlah takdirnya karena dia sudah lama menunggumu." Gumam gadis itu lalu mendadak tubuhnya menghilang menjadi kelopak bunga mawar.

Rose saat ini tengah mengayuh sepedanya menuju alamat orang yang memesan bunga itu.

"Aku harus cepat, bagaimana jika bunga-bunga cantik ini layu nantinya." Ujarnya dengan melihat kearah bunga-bunga mawar itu.

Sebenarnya Rose bisa saja bekerja di tempat lain dengan gaji yang lebih besar tapi bagaimanapun dia sangat menyukai bunga. Ketika dia mencium aroma bunga maka dia merasa sangat bebas dari semua tekanan yang ia rasakan. Tekanan yang dialami Rose karena keluarganya yang sama sekali tidak perduli padanya karena Rose hanya seorang anak selingkuhan ayahnya sehingga istri sah dari ayahnya itu sangat membencinya. Sedangkan ayahnya sudah lama meninggal sejak ia di bangku SMA.

"setelah sekian lama akhirnya aku sampai juga." Rose tiba di sebuah rumah yang tampak memiliki kesan sejarah itu bahkan rumah tersebut desainnya masih desain jaman dulu dengan corak di pintunya.

"Tok,tok,tok." Rose mengetuk pintu tersebut.

"Permisi!!"

"Permisi !saya dari toko bunga Fani membawa pesanan anda nyonya..." Rose membaca kertas yang berisikan nama pemesan tersebut.

"Nyonya Gilbert..." Ucapnya.

Taklama setelah itu pintu terbuka dengan sendirinya. Melihat hal tersebut Rose merasa terkejut.

"Apakah hantu yang membukanya?" Tanyanya karena takut.

Tapi ketakutan tersebut hilang saat melihat sosok anak perempuan cantik yang membukakan pintu.

"Nona masuklah ibuku lagi di luar jadi silahkan anda masuk dan menunggunya di dalam." Ujar anak perempuan itu.

"Hmm baiklah aku akan masuk terima kasih ya." Ujarnya dengan lembut pada anak perempuan itu.

setelah Rose masuk anak perempuan itu segera menutup pintu tersebut dengan perlahan.

"Kata ibu aku harus menutup pintu jika tidak ingin orang jahat masuk." Ucap anak kecil itu.

"Betul sekali,kau sangat pintar." Puji Ranti.

"Terimakasih nona." Balasnya.

"Hmm nona bisakah kau membantuku memasukkan bunga itu kedalam vas bunga ini." Anak perempuan itu memegang vas bunga dengan gambar kupu-kupu disana.

"Apakah nanti ibumu tidak marah jika kita merusak buketnya dan justru memasukkan nya ke dalam vas bunga ?" Rose takut jika apa yang ia lakukan justru bukan hal yang disukai oleh pelanggannya.

"Tidak apa-apa ibuku membeli bunga memang untuk mengisi vas bunga ini."

mendengar hal tersebut Rose mengangguk mengerti dan mengambil vas bunga dari tangan anak itu.

"Ugh eh." kagetnya.

"Bagaimana bisa vas bunga ini lumayan berat tapi anak ini dapat membawanya dengan mudah tadi.

"Kenapa?" Tanya anak itu.

"Aku berpikir kamu sangat kuat sehingga bisa mengangkat vas bunga ini." Ucap Rose dengan jujur.

"Ya itu karena aku kuat." Jawabnya dengan senyuman.

'Kenapa aku merasa anak ini sangat aneh.' Pikir Rose saat melihat anak itu yang saat ini tengah duduk di kursi didepannya.

"Cepatlah susun nanti bunganya layu." Pintanya.

'Baiklah, bagaimana jika kita susun berdua itu akan menyenangkan." Tawar Rose.

"Tidak bunga itu ada durinya kak." Jawabnya.

'Bukankah tdi bunga ini tidak ada durinya kenapa sekarang kok ada duri di bunga-bunga ini.

"Maaf aku tidak menyadarinya." Setelah itu Rose dengan cekatan menyusun bunga tersebut kedalam vas bunga itu.

"Akh" saat ingin memasukkan bunga terakhir jari telunjuknya tidak sengaja terkena duri tangkai bunga tersebut hingga berdarah.

"Tes." Darah tersebut menetes dan tepat mengenai vas bunga tersebut pada gambar kupu-kupu nya.

"Akhirnya kau dapat pergi Rose, maka jalanilah hidupmu dengan baik." Suara seorang wanita terdengar jelas di telinganya.

"Si-siapa kau ? dan dimana anak kecil tadi?" Tanyanya yang tampak bingung.

"Rose selalu berhati-hati dan tetaplah bertahan hidup." Suara gadis itu kembali terdengar.

"Apa maksudmu?" Tanya Rose yang tampak bingung tapi dia lebih dibingungkan lagi saat ia berada di tengah-tengah taman bunga dan itu sangat indah.

"Kau akan mengerti dengan sendirinya Rose, dan ya sampai jumpa lagi dan yang terpenting hati-hati dalam penerbangan mu hehehe." Ucapnya.

"Apa maksudmu dengan penerbangan ?" Tanyanya dengan bingung.

'bluk' Rose merasa dirinya menabrak sesuatu.

"Apa yang?" Rose tampak terkejut dengan apa yang ia alami.

"Bagaimana bisa aku menabrak HA APA APAAN DENGAN BUNGA RAKSASA INI." ujarnya karena kaget melihat yang ia tabrak adalah bunga mawar besar.

"Tapi tunggu tunggu apa apaan dengan aku yang melayang ini!! sebenarnya apa yang terjadi di- dimana kakiku?" Rose tampak panik dia justru terbang kesana kemari hingga menabrak bunga-bunga yang ada disana hingga akhirnya ia justru terjatuh diatas sebuah bunga.

"INI HANYA MIMPIKAN BAGAIMANA BISA AKU MENJADI..." Rose menjeda kalimatnya untuk melihat bentuknya saat ini.

"AKU MENJADI KUPU-KUPU ASTAGA, APAKAH INI AKHIR HIDUPKU MENJADI MANUSIA." ujarnya dengan panik.

Rose tiba-tiba tidak sadarkan diri dan pingsan begitu saja karena hal hal yang di luar akal sehat terjadi padanya.

Didalam pingsannya ia dapat melihat bagaimana kehidupan yang ia jalani selama ini mulai dari dia yang disiksa ibu tirinya, dicemooh teman-temannya hingga saat ayah kandungnya meninggal dunia.

"Kau anak pelakor ya!" Ucap teman-temannya.

"Kau yang membuat hidupku hancur!!." Ujar ibu tirinya.

"Ayah mau kau hidup bahagia." Ujar ayahnya di ujung ajalnya.

"Dia adalah anak pembawa sial !" Ujar tetangganya.

Masih banyak lagi hal-hal jahat yang sering ia dengar.

"Aku...tidak salah, aku tidak tau apa-apa. Maafkan aku hiks aku mohon." Gadis itu tampak menangis dengan memegang kepalanya yang terasa sakit.

"Itu sebabnya kau tidak pantas jadi manusia." Suara ibu tirinya lagi yang terdengar jelas di telinganya.

"Ya aku memang tidak pantas." Ujarnya

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

njirr jd kupu2 😱😱😱😱

2024-04-21

0

rivana97

rivana97

baru mampir thoorrr

2024-02-14

1

Dream.ct

Dream.ct

Nampir nih. Thor juga mampir di ceritaku ya, yg judulnya Biadari. Makasi loh 😊

2024-02-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!