Sihir perpanjang umur

Ithel bukan menjawab tapi ia justru mengusap wajahnya dengan kasar seakan-akan kesal akan sesuatu.

"kenapa kau masih bisa mengkhawatirkanku saat kau sendiri yang akan mati tidak lama ini." ujarnya.

Rose tampak berpikir sejenak entahlah jika sedih sudah pasti karena ia harus meninggalkan Ithel orang yang sangat berarti baginya. Tapi ia juga tidak bisa melakukan apapun dan dia juga tidak mau memusingkan apapun. Jika dia maka akan mati hanya beberapa Minggu lagi maka dari pada cemas dan khawatir lebih baik menghabiskan waktu dengan bersenang senang setidaknya dia akan memiliki kenangan baik saat pergi.

"Jangan khawatir lebih baik kita membuat banyak kenangan sebelum waktu yang di katakan itu tiba." Tulisnya yang membuat pria itu walaupun wajahnya tetap datar tapi terlihat raut kesedihan yang mendalam.

'Ayolah aku hanya seekor kupu-kupu.' Pikirnya karena menurut Rose sendiri dia bukanlah bagian penting dari dunia ini.

"Baiklah mari habiskan waktu bersama."Ujar Ithel dengan senyuman.

...****************...

Hari yang cerah pagi itu tapi tidak dengan Rose yang benar-benar tampak membosankan.

"Oh ayolah semenjak nenek itu memberitahu jika umurku tidak lama lihatlah tingkah laki-laki ini yang tidak membiarkanku kemanapun." Ujar Ranti yang masih dengan mode kupu-kupu.

"Aku tau sekarang kau sedang kesal Rose tapi aku mohon untuk tetap berada di sini." Ujar Ithel yang melihat kupu-kupu tepat di meja kerjanya tepatnya di atas bunga yang memang sengaja diletakkan oleh pria itu.

"Menyebalkan." Rose ingin rasanya berteriak kencang tapi apa gunanya tidak akan ada perubahan dengan dia berteriak toh tidak ada yang mendengar.

Hingga akhirnya pintu toko terbuka dan menampilkan sosok pria tampan dengan Rambut pirang dan juga mata birunya.

"Tampan." Ujar Rose.

Sedangkan Ithel seperti biasa menatap malas kepada pria itu. Ayolah jika biasanya pembeli adalah raja tapi tidak berlaku disini karena jika pembeli adalah raja maka Ithel adalah dewa. Menurutnya jika tidak ada orang yang ketokonya malah lebih baik. Rose dari dulu tidak habis pikir dengan pria ini jika dia tidak membutuhkan uang jadi untuk apa dia membuka toko bunga ini.

"Permisi, apakah disini ada bunga mawar merah." Tanyanya dengan senyum lebarnya.

"Sepertinya dia sedang jatuh cinta." Rose benar-benar tau dengan reaksi itu.

"Tunggu sebentar aku akan mengambilnya." Ujar Leon yang terkesan tidak ada ramah-ramah nya.

"Baiklah mohon bantuannya." Ujarnya dengan senyuman.

"Wah ini pria senyum nya benar-benar menyilaukan tapi aku suka." Ranti yang terus menatap kagum pada laki-laki itu.

"wah kulihat kau sepertinya kupu-kupu yang jinak ya ?" Ujarnya kembali dengan senyuman mematikannya.

"Iyap benar sekali." Jawab Rose walaupun tidka dapat didengar oleh pria tersebut.

"Aku Gilbert" Ujarnya.

"Gilbert? apa dia ?" Rose benar-benar terkejut dengan nama dari pria itu.

"Astaga yang benar saja dia adalah merques yang baik hati dan juga mencintai Aneysha. Astaga kenapa dunia novel ini sangat sempit hingga aku harus terus bertemu dengan pemeran-pemeran penting disini." Ujar Rose yang benar-benar tidak mengerti dengan jalan takdirnya yang benar-benar unik ini.

"Hei kupu-kupu hari ini aku akan mengatakan perasaan pada seorang gadis aku harap aku dapat mendapatkan cintanya dan dia menerimaku untuk jadi pasangan hidupnya mohon doanya ya." Ujarnya.

Sedangkan Rose entahlah dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi. Karena dia sudah tau jika pria didepannya ini akan kecewa nantinya.

"Aku akan mendoakan yang terbaik untukmu." Ujarnya tapi pastinya laki-laki itu tidak mungkin mendengarnya.

"Kau sedang apa ?" Tanya Ithel yang tampak datang dengan bunga mawar merah ditangannya.

"Oh mungkin ini terlihat gila tapi aku hanya berbicara dengan kupu-kupu ini." Ujar Gilbert dengan jujur.

Mendengar hal itu Ithel tampak menampilkan ekspresi tidak suka tapi dia tetap diam dan tidak mengatakan sepatah katapun.

Hingga akhirnya Gilbert telah pergi dengan bunga mawar yang ia cari dan tinggallah Rose dan juga Ithel yang hanya diam saja sedari tadi.

"Kenapa dia ?" Rose benar-benar tidak dapat mengerti dengan mood pria itu yang mudah sekali berubah.

"Besok jika ada laki-laki yang mengajakmu bicara terbang saja tinggalkan dia. Jangan mau diajak bicara karena mereka semua bajingan." Ujar Ithel yang membuat Rose membulatkan matanya sempurna.

"Tadikan dia sendiri yang menyuruh ku untuk tetap betengger disini nah sekarang beda lagi." Rose ingin sekali menyampaikan kekesalannya ini tapi dia terlalu malas untuk menuliskan sesuatu itu terlalu merepotkan.

"Ingat itu ya Rose." Kali ini pria itu tampak sangat serius dengan ucapannya.

"Baiklah." Rose menuliskan kata itu agar Ithel dapat merasa tenang dan tidak lagi menterornya nanti.

'Jika saja aku manusia Ithel.' Entahlah Rose merasa hubungan mereka mungkin akan lebih romantis jika Rose itu seorang manusia bukan seekor kupu-kupu rapuh yang tidak berguna dengan umur pendek.

"Oh ya ada yang ingin ku katakan" Ujar Ithel dengan mata merahnya.

"Apa?" Tulisnya.

"Apa..." Pria itu tampak menjeda kalimatnya membuat Rose penasaran setengah mati di buat.

"Kok lama banget sih kan tinggal ngomong aja kok susah." Rose benar-benar jengkel dia tidak sabar mendengar kelanjutan dari kalimat pria tersebut.

"Apa kamu ingin terus hidup panjang bersamaku? atau kamu ingin tetap seperti ini ?" tanyanya.

"Apa maksudmu?" Tanya Rose dengan bingung.

'Apakah pria ini gila bagaimana mungkin dia memikirkan hal itu.' Rose jika saja memiliki wajah manusia mungkin saat ini bentuknya seperti orang pengok dengan wajah konyolnya.

"Aku mendengar ada sihir yang dapat memperpanjang umur dan mengobati segala penyakit jadi aku berpikir bagaimana jika kita menggunakan sihir juga untuk memperpanjang hidupmu, bagaimana." Ithel ingin melihat bagaimana reaksi Rose. Sebab sebenarnya walaupun Rose tidak setuju dia tetap akan membuat kupu-kupu itu berumur panjang. Ithel tidak akan mungkin membiarkan kupu-kupu itu meninggalkannya setelah dia yang menjadi sesuatu yang cukup berarti baginya.

"Baiklah aku setuju."Tulis Rose lagi sebenarnya dia juga tidak ingin mati muda lagi pula orang gila mana yang mau mati muda. Ya begitulah kira-kira pikirnya.

"Baiklah aku senang dengan persetujuan mu Rose dengan begitu kita bisa mulai mencoba untuk mencari apa saja yang dibutuhkan."Ujarnya dengan bahagia.

Ithel benar-benar senang dan begitu pula dengan Rose yang juga sangat bahagia dan dia sungguh berharap bahwa ini semua dapat berhasil. Untuk sekali saja semoga kali ini keberuntungan nya benar-benar dapat dikeluarkan.

"Tapi....siapa yang akan menggunakan sihirnya." Tanya Rose .

Ithel tersenyum indah dan menatap dirinya.

"Tentu saja Aku." Jawabnya.

"EHHH" Rose yang kaget bukan kepalang.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!