Kalimat penyesalan

Ini saatnya aku pergi.' Dengan sekuat tenaga Rose berlari untuk menghindari Kelvin.

tampak Kelvin juga mengejarnya diantara kerumunan orang-orang.

flashback on

Saat melangkahkan kaki keluar mendadak Rose mendengar suara yang sama dengan yang sudah mengirimnya kemari.

"Rose kau harus kabur dari pria itu dia bukan orang baik, dia akan menjadikanmu tumbal. Ingat di novel ada tragedi bulan merah di karenakan penyihir yang sedang mencari tumbal agar kuat, dan tumbal itu kau rose, jadi larilah sebisa mungkin. Selamat kan dirimu Rose."

"Aku tidak percaya padamu" Ujar Rose dalam hatinya.

"lihat di keningnya akan muncul lambang berbentuk ular dan mawar ketika bulan akan merah maka kau akan percaya." Ujarnya.

"Baiklah." Jawab Rose.

akhirnya setelah sekian lama bulan sudah mulai merah dan benar saja ketika ia melihat kearah Kelvin lambang itu memnag ada disana.

"nasib buruk lagi huh" Ia menghela nafas lalu menyusun car untuk kabur."

Flashback end

...****************...

'Aku harus secepat mungkin kembali kerumah,ada Ithel disana dia pasti membantuku.'Pikir Rose.

Hingga akhirnya setelah berlari dengan sangat kuat ia berhasil tiba di rumah dan berlari masuk ke dalam. Tidak lupa ia mengunci pintu lalu mencoba berjalan kearah kamar Ithel. Tapi belum sempat ia kesana sosok tangan sudah lebih dahulu membekap mulutnya.

"Hmm hmmm" Rose terus memberontak hingga akhirnya perlahan dirinya mulai merasa lemas tubuhnya seakan mati rasa. Ia sadar akan tetapi ia tidak dapat menggerakkan tubuhnya kecuali matanya.

"Sudah cukup main mainnya Rose, kau tampaknya lebih pintar dari yang kuduga tapi ternyata kau juga lebih ceroboh dari pada yang kuduga." Ujar Kelvin lalu membawa gadis tersebut dan menghilang begitu saja.

'kenapa dia jahat padaku, kupikir kita teman.' Pikir Rose.

Akhirnya saat ini ia tiba di sebuah ruangan yang sudah di penuhi lilin lalu perlahan tubuhnya di letakkan diatas sebuah batu yang sudah di gambar pola sihir. Rose juga dapat melihat saat ini ada patung besar di dekatnya.

'Mungkinkah mereka menyembah patung ini ?'Pikirnya.

ia melirik kearah Kelvin dengan tatapan benci dan juga kecewa.

"Upacara telah siap yang mulia." Ujar Kelvin lalu mulai menaburkan kelopak bunga mawar diatas tubuh Rose.

Pandangan mereka bertemu jelas jika dari mata rose tersirat kebencian dan juga rasa kecewa di dalamnya tapi anehnya rose dan melihat kesedihan di dalam mata milik pria tersebut

'Jadi begitu, setidaknya dia menyesal walau hanya sedikit.' Pikir Rose.

"Tampak nya kau sangat menyesal ya Kelvin ? tenang saja dia hanya gadis rendahan dan aku akan mencarikanmu hadsi yang lebih dari gadis jelek ini."

'Lah kok merendahkan.' Pikir Rose, ia menatap tajam kearah perempuan **** dengan balutan dress berwarna merah itu.

'Padahal dari bajunya dia yang seperti wanita rendahan.' Pikir Rose.

"Baiklah mari kita lakukan sekarang."

Wanita itu mengeluarkan sebuah belati lalu berjalan kearah Rose yang masih terbaring.

'Ukh ini sakit....benar benar sakit.' Pikir gadis itu saat wanita itu membeset tangannya sehingga darah terus keluar dari sana.

Darah Rose terus mengalir melalui sela-sela batu itu. Semakin banyak darah yang keluar maka semakin lemas pucat tubuh gadis itu.

Kelvin hanya melihat hal tersebut ia menggenggam kuat tangannya saat menyaksikan hal tersebut.

Sedangkan wanita itu tertawa senang karena sebentar lagi ia akan berhasil, pada saat seluruh darah gadis itu memenuhi celah itu maka bulan akan memberinya kekuatan yang ia inginkan.

"Hahaha sebentar lagi aku akan menguasai benua ini hahaha."

Di tempat lain saat ini Alexander tengah berada di sebuah pohon yang tampak menyeramkan dengan gagak yang bertengger di batang-batang nya.

"Yang mulia saya datang kesini untuk melapor." Ujar Rey.

"hmm"

"Ini yang mulia laporannya."

Alexander laporan tersebut.

"Intinya yang mulia di dalam keluarga kecil akan ada begitu banyak cinta."

"Seperti apa ?"

"Hmm sang istri akan memasak pagi pagi dan suaminya akan menemaninya lalu mereka tertawa dengan candaan kecil lalu ada sosok anak kecil yang akan bersama mereka dan merengek sang ayah akan menggendong sang anak lalu istrinya akan memasak dengan damai."

Alexander membayangkan bagaimana jika laki-laki yang berperan sebagai suami itu adalah kelvin.

"Sial itu tidak boleh!" Ujarnya.

"Yang mulia pohon bulan merah sangat aneh." Ujar Rey saat mendapati gagak mulai berterbangan meninggalkan pohon tersebut.

"Manusia pasti membuat persembahan lagi, dasar makhluk serakah. Pohon ini kan lahir dengan kebencian dari yang menjadi tumbal pasti sekarang pohon ini akan lebih membusuk lagi." Ujar Rey.

Karena rasa balas dendam, gagal, kecewa, ketakutan dari orang yang di tumbalkan itulah yang akan di serap oleh pohon itu.

Disisi lain Rose sudah merasakan bahwa ia akan mati sebentar lagi sekali lagi ia melirik kepada Kelvin yang tampak menundukkan kepalanya.

'Aku kecewa, aku sedih tapi aku sudah melupakan semua itu. Aku tidak tau mungkin kau memiliki kesulitan tersendiri karena aku tau kau tidak jahat.' Pikir Rose.

Akhirnya Kelvin mengangkat kepalanya kearahnya dan bertemu pandang dengan rose.

"Tidak apa-apa." Ucap rose dengan gerakan mulutnya yang tanpa suara. diakhiri dengan senyum tulusnya.

Melihat hal tersebut pria tersebut tercengang tanpa ia sadari air mata begitu saja mengalir dari ujung matanya.

"Maaf Rose..." Gumamnya.

Kali ini pandangan rose benar-benar mulai kabur dan mulai menutup matanya.

sedangkan pada saat ini pohon bulan merah itu bertingkah aneh pohon itu memperbaiki dirinya sendiri lalu akarnya mulai menjalar lebih dalam perlahan bunga bunga berwarna biru mulai menghiasi pohon itu.

"Ini sangat aneh yang mulia kenapa pohon ini tampak subur apakah ada yang salah, sepertinya orang yang di tumbalkan kali ini merupakan makhluk yang sangat baik. Aku penasaran apa pesannya ya." Sebenarnya kepribadian Rey itu agak jahil tapi terkadang dingin.

Sedangkan Alexander cukup tertarik tapi tidak begitu hingga akhirnya Rey mengambil catatan atau penyesalan dari orang yang di jadikan tumbal tersebut.

Rey membuka catatan itu dan membacanya dengan keras karena ia tau juga tuannya itu sedikit penasaran.

"Aku senang aku bisa hidup dengan bahagia beberapa hari ini, aku juga senang karena aku bertemu dengan sosok yang sangat baik padaku. aku menghabiskan waktu yang cukup menyenangkan dengannya. aku sedikit menyesal karena aku tidak menetap di rumah saja dan tentunya aku sangat menyesal karena aku tidak bisa memberikan kue dan juga hadiah untuknya. Ku harap aku dapat melihatnya untuk terakhir kali dan mengucapkan permintaan maaf karena aku akan pulang dengan sangat terlambat. Maafkan aku ITHELLL."

setelah kalimat terakhir mendadak tempat itu menjadi dingin angin mulai bertiup kencang bahkan bunga biru mulai berjatuhan dari pohon itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!