Ajakan kencan ?

"DASAR MONYET GILA!! Umpat Rose dengan kuat.

Begitulah pagi mereka dengan saling menjahili satu sama lain.

Di tempat lain tampak seorang wanita tengah berdiri di hadapan seorang pria mereka tampak membahas sesuatu yang besar.

"Jadi bagaimana ?" Tanya pria tersebut.

"Aku masih membutuhkan pengorbanan seorang gadis cantik dan masih perawan untuk mendapatkan kekuatanku." Ujarnya.

"Aku akan membawakannya untukmu kebetulan aku mengetahui seorang gadis yang kau maksud." Ujarnya.

"Baguslah dengan begitu kita akan bisa menguasai benua ini." Ujar Wanita itu.

...****************...

Dua sejoli itu tampak saling membantu untuk melayani pelanggan. Tapi dengan ekspresi yang berbeda jika Rose tampak bahagia dan selalu tersenyum berbanding terbalik dengan Ithel yang memasang wajah dinginnya. Alasan pria itu mau membantu di karenakan ada banyak juga pelanggan laki-laki yang ada ke toko mereka bahkan Alexander tau dengan jelas jika mereka kesini bukan untuk membeli bunga melainkan untuk menggoda Rose saja.

"Ini punyamu." Ujar pria itu dengan memberikan buket bunga mawar biru pada laki-laki yang berdiri didepannya saat ini.

"Oh ya, hmm apa aku boleh bertanya." Ujar pria itu kepada Alexander.

Sebagai respon Alexander hanya menaikkan satu alisnya.

"hmm apakah kau bisa mengenalkan ku pada asisten mu itu, aku jamin akan membayar berapapun yang kau mau." Ujarnya.

"Tidak bisa! pergilah!" Pintanya, ntah mengapa Alexander merasa kesal dengan ucapan dari pria itu.

"biasa aja dong!." Ujar pria itu tidak terima.

Mendengar hal tersebut membuat amarah Alexander sudah di ubun-ubun.

Saat pria itu ingin menghajar laki-laki dihadapannya sosok wanita dengan rambut biru dan coklat berdiri tepat dihadapannya.

"Ithel kumohon...." Pintanya.

Rose sebenarnya menyadari jika mood dari lelaki itu cukup tidak baik untuk hari ini. Sehingga jika ia membiarkannya maka akan terjadi kekacauan.

"Hmm." Ujar pria tersebut.

Rose tersenyum bangga melihat Ithel yang mendengarkan ucapannya.

"Kita akan tutup sekarang Rose."Pinta Alexander.

"Tapi....orang masih banyak saat ini, dan juga ini belum memasuki malam kan." Rose melirik kearah pelanggan tokonya yang masih sibuk memilih bunga yang hendak mereka beli.

"Aku lelah." Lelaki itu membuat alasan sebenarnya ia sama sekali tidak lelah tapi ia mungkin tidak dapat mengontrol emosinya lebih lama lagi jika melihat para pria itu mengelilingi Rose seperti lalat.

"Apa kau sakit Ithel ? jika begitu istirahatlah."

"Jadi ayo..." Ucapan pria tersebut terputus.

"Aku akan menjaga toko ini kau bisa kembali ke kamarmu untuk beristirahat." Ujar Rose mencoba menenangkan pria tersebut.

"Tidak, toko ini harus tutup." Jawab Alexander. Bagaimana mungkin ia meninggalkan gadis itu di kerumunan makhluk-makhluk yang ada di tokonya saat ini.

"Aku tidak apa-apa Ithel, aku akan melayani mereka dan mengurus toko. Kau istirahat saja di kamarmu." Ujar Rose. Gadis itu tidak mengetahui jika saat ini pria yang ada dihadapannya ini tidak benar-benar sakit.

"Baiklah, tapi aku akan tetap disini. Aku sudah tidak lelah lagi." Alexander berpikir lebih baik ia mengalah saja dari pada gadis itu mengetahui jika dia sedang berpura-pura saat ini.

"Benarkah ? jangan memaksakan dirimu Ithel." Rose masih tampak khawatir dengan kondisi pria tersebut.

"Aku tidak apa-apa sungguh." ujar Alexander lalu tersenyum dan mengacak Surai biru milik gadis itu.

"Ithellllll" Ujar Rose karena rambutnya yang saat ini pasti berantakan.

Mereka saling tersenyum satu sama lain hingga seorang pria datang.

"Hei Rose." Sapa pria tersebut.

"Hei juga Vin." Rose tersenyum ramah menatap pria itu.

'Ini dia yang akan membuat keluarga kecil bersama gadis ini.' Pikir Alexander.

"Aku sungguh merindukanmu." Ujar Kevin dengan senyuman hangatnya.

"hahaha kita baru tidak bertemu sehari Vin," Rose tertawa kecil menghadapi pria tersebut.

"Oh benarkah ? tapi aku sangat rindu ocehanmu."

"Benarkah ?"

"Tentu saja begitu."

"Jadi kau ingin aku mengoceh begitu," Rose memasang wajah galaknya seolah-olah akan marah.

"Ma-maafkan saya nyonya tolong ampuni rakyat kecil seperti saya." Kevin menyatukan kedua tangannya.

"Hahaha." Rose tertawa puas melihat bagaimana konyolnya laki-laki di depannya ini.

"Ehem." Kali ini suara berasal dari Alexander yang dari tadi hanya menatap mereka saja.

"Ya kenapa Ithel ? apa kau butuh minum?" Tanya Rose.

"Tidak aku rasa aku memang sedikit kurang enak badan jadi aku akan pergi ke kamarku." Jawabnya lalu beranjak pergi begitu saja.

"Aku akan mengantarmu." pinta Rose.

"Tidak aku bisa sendiri kau disini saja." Jawab Alexander yang masih membelakangi Rose.

"Baiklah." Rose masih menatap punggung pria itu yang meninggalkannya.

'Apa dia tidak apa-apa?'pikirnya dengan cemas.

"Rose, kau kenapa ?" Tanya Kelvin yang menyadari jika gadis itu tampak seperti memikirkan sesuatu.

"Tidak, mari kita melayani pelanggan sepertinya tempat ini semakin ramai." Gadis itu mencoba untuk mengalihkan perhatian Kelvin.

Sedangkan didalam kamar tampak Alexander tengah duduk diatas kursinya dan sedang memeriksa beberapa berkas yang ada disana.

"Sialan, aku tidak bisa fokus."

'Kenapa denganku ? kenapa aku kesal? mungkin aku kesal karena terlalu lama di dekat manusia, lagi pula ini tidak akan lama setelah gadis itu bisa memiliki keluarga kecil dengan pria yang bernama Kelvin maka aku bisa kembali tanpa berhutang budi pada gadis itu.' Pikirnya.

Sebenarnya Alexander tidak mengetahui konsep keluarga kecil itu bagaimana, tapi yang ia ketahui bahwa Rose menginginkan sosok pria yang mencintainya dan itu ia lihat dari pemuda yang bernama Kelvin itu.

"Akh sial aku tidak bisa fokus, lebih baik aku kembali ke istana saja untuk menjernihkan pikiran."Ujarnya lalu menghilang begitu saja.

Tanpa do sadari hari sudah mulai gelap dan toko bunga itu sudah mulai sepi.

"Terimakasih telah berbelanja di toko kami." Ujar Rose ketika melayani pelanggan terakhir dari tokonya untuk hari ini.

"Ukh akhirnya sudah selesai juga." Ujar gadis itu dengan memijat tangannya yang sudah sangat pegal itu.

"Kau sudah bekerja keras Rose." Puji Kelvin yang baru saja selesai merapikan bunga.

"Terimakasih Vin." Jawab Rose lalu mengeluarkan beberapa lembar uang untuk diberikan pada pria tersebut.

"Tidak perlu Rose aku senang jika bisa membantumu." Ujarnya.

"Oh benarkah ? tapi kumohon terima ya, kau sudah banyak membantuku dan aku akan terus kepikiran jika tidak membalasnya."

"Tidak Rose aku sungguh-sungguh."

"Baiklah jadi bagaimana aku akan membalas mu ?" Tanya gadis itu.

"hmm jika kau memaksa bagaimana dengan jalan-jalan bersamaku nanti malam."Tawarnya.

"Hmm" Rose tampak berpikir sejenak.

"Tapi jika kau tidak bisa juga tidak apa-apa jangan terlalu merasa terbebani oke." Ujarnya dengan senyum manisnya dan itu membuat Rose merasa sangat tidak enak hati.

"Aku akan pergi tapi mungkin tidak bisa lama ya karena aku tidak enak meninggalkan Ithel yang sedang tidak enak badan sendirian." Jawabnya.

"Baiklah terimakasih Rose aku akan kesini lagi nanti malam untuk menjemput mu."

"Iyaaa"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!