Mencari Ithel

Di perbatasan tampaknya keadaan sudah semakin kacau pasukan dewa langit tampak menyerang dengan unggul.

"Sepertinya kita akan menang kali ini." Ujar salah satu dewa yang berada disana.

"CTARR BOOM" tanah berguncang membuat semua orang tampak menghentikan pertarungan mereka.

"Di-dia..." Ujar salah satu dewa yang sedang menonton peperangan itu dari langit.

Tampak pria tampan dengan mata merahnya muncul di sana dengan sayap hitamnya yang lebar dan kokoh.

12 dewa yang sedari tadi hanya menyaksikan akhirnya memutuskan untuk turun ke Medan perang tepat dihadapan pria tersebut.

"Senang bertemu kalian."

...****************...

Saat ini suasana di Medan perang itu benar-benar kacau dan juga sangat mencekam para prajurit tidak ada yang berani bersuara.

"Tidak disangka kau bisa juga melewati ujian mu itu." Ujar salah satu dewa tersebut dengan nada mengejek.

"Hahaha penjahat sepertimu mana mungkin ingin berkorban untuk orang lain." Timpal lainnya.

"Hahaha." Mereka tertawa dengan angkuhnya.

"Hmm kalian tau kenapa aku di juluki penjahat ?" Mata merah itu bersinar dingin dengan senyuman menghinanya.

"Karena aku bisa membunuh siapapun yang aku inginkan."Ujarnya dengan nada mengancam lalu sebuah pedang warna hitam tiba-tiba muncul.

ke 12 dewa itu tampak panik setelah perang itu diayunkan mereka semua hilang bagai debu di udara.

Para perajurit yang menyaksikan hal tersebut merasakan ketakutan aura pria ini sungguh mengerikan bahkan hanya dengan satu kali tebasan ia dapat membunuh 12 dewa.

"Pergilah kalian semua jika tidak ingin bernasib seperti mereka." Peringkatnya.

Mendengar hal tersebut prajurit-prajurit itu segera meninggalkan Medan perang yang tidak mungkin dapat mereka menangi itu.

Namun berbeda dengan prajurit dari pihak pria itu yang justru bahagia karena rajanya telah kembali dan tidak akan lagi yang berani menyerang mereka.

Setelah itu entah mengapa pria itu masih menatap kearah tanah yang menjadi tempat berperang itu. Ia menusukkan pedangnya ke tanah lalu dengan cepat pohon-pohon besar mulai bermunculan tanah yang awalnya gersang kini di tumbuhi oleh tumbuhan sehingga makhluk-makhluk kecil dapat hidup disana.

"Yang muliaaaa saya sungguh merindukan anda." Ujar pria dengan besar dan rambut berwarna merahnya.

"Huh"

"Bagaimana dengan keadaan sebelum nya?" tanyanya.

"i-itu yang mulia keadaannya sangat buruk sebelumya tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa maafkan saya." Ujar pria itu yang langsung bersimpuh.

"Bawa mereka kembali dan obati perajurit yang terluka." Pintanya.

"Baik yang mulia." Setelah itu pria itu menghilang enath kemana.

Sementara itu di istana langit tengah terjadi kekacauan akibat kejadian di Medan perang.

"Jadi! 12 dewa itu dihabisi olehnya! kurang ajar!!" Amarah Dewa langit.

"Apakah kita harus menyerang Underland yang mulia ?" Tanya salah satu dewa yang berada disana.

"Tidak perlu ke underland aku disini." Ujar pria tampan itu

"Alexander..." Gumam Dewa langit saat melihat sosok itu.

"Ternyata kau sangat berani hingga kesini, apakah kau tidak takut akan di kutuk lagi." Ujar dewa langit dengan sombongnya.

"Hahaha kau bangga dengan perbuatan licikmu hahaha."

Semua orang terdiam mendengar suara tawa dari Alexander.

"Wush." Dengan cepat Alexander sudah berada tepat di depan dewa langit pedangnya tepat berada di lehernya.

"Yang mulia !!" Teriak para dewa yang kaget.

"Kuperingatkan kau jangan coba mengganggu ku jika tidak mau menghilang seperti debu."Ancamnya dengan senyuman dinginnya.

setelah itu Alexander menghilang begitu saja. Tangan dewa langit tampak bergetar setelah kejadian itu ia sangat mengetahui bahwa Alexander jauh lebih kuat darinya tapi itulah yang membuatnya iri pada makhluk itu. Bagaimana mungkin dia yang pemimpin para dewa kalah dengan dewa rendahan seperti Alexander.

"Sialan" Gumamnya dengan pelan.

"Anda tidak apa-apa kan yang mulia ?" Tanya para dewa disana dengan khawatir.

Sedangkan di toko bunga saat ini sudah berlalu 3 hari semenjak Ithel pergi tanpa kabar. Setiap hari Rose selalu mencarinya akan tetapi tidak dapat menemukan pria tersebut bahkan orang-orang tidak ada yang melihatnya.

"Kemana dia pergi ? apakah dia baik-baik saja?" Pikir Rose.

Saat ini ia juga mengurus bunga-bunga itu agar lebih rapi lagi dan terus berharap agar Ithel segera kembali.

"Kleng" Suara bel yang terletak di dekat pintu berbunyi.

"Silahkan masuk" Ujar Rose dengan ramah tampak seorang pria dengan rambut putih dan mata biru menawan memasuki toko itu.

"Apakah aku bisa membeli bunga mawar merah ?" Tanyanya.

"Hmm Tentu saja aku akan menyiapkannya untukmu." Pria itu mengangguk mendengar penjelasan dari Rose.

"Emm tuan apa yang ingin di tulis di kartu ucapannya, biar aku menuliskannya untukmu ?" Tanya Rose yang sudah siap dengan pena dan juga kertas di tangannya.

Pria itu tampak malu dia bahkan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

'Oh ayolah kenapa dia malu-malu apa jangan-jangan..."

"Emm tidak apa-apa jika anda malu, anda bisa menuliskannya sendiri." Ungkapnya.

"Hmm tidak anda saja yang menuliskan nya Nona." Tolaknya.

"Baiklah jadi apa yang akan kita tulis ?" Tanya rose lagi.

"Tulis saja dari derek yang mencintaimu Aneysha ujarnya yang membuat bola mata Rose terbuka lebar.

'Oh astaga apakah dia pemeran utama laki-laki dari novel ini , astaga lihatlah sekarang aku yang menuliskan kalimat di buket bunganya huaa.' Pikir Rose.

"Nona anda tidak apa-apa ?" Tanya pria itu karena melihat Rose yang hanya melamun sejak tadi.

Akhirnya Rose menuliskan apa yang di minta derek dengan penuh semangat hingga akhirnya pria itu juga tampak bahagia dengan hasil kerjanya.

"Terimakasih nona." ujarnya.

"Iya sama-sama silahkan kembali lagi ke toko kami jika membutuhkan sesuatu." Ujar Rose dengan senyuman.

Setelah itu derek membalas senyumannya dan berlalu pergi.

"Oh astaga aku melakukan hal penting huaaa, sungguh hal hebat!!" Rose tampak berteriak dan melompat dengan senangnya.

"Oh ya aku harus mencari Ithel sekarang, semoga aku berhasil menemukannya Tuhan." Doanya sebelum akhirnya berjalan ke pintu keluar.

Tapi baru saja ia ingin pergi segerombolan perajurit istana tiba-tiba saja memasuki toko bunga tersebut dan mengarahkan pedangnya ke leher gadis tersebut.

"A-apa apaan kalian semua aku tidak salah apa-apa" Ujar Rose dengan gemetar karena ia merasakan suasana gawat darurat saat ini.

"Tak, tak,tak" Seorang pria memasuki toko bunga itu dengan anggunnya.

"Dia..." Rose sedikit kaget dengan pria yang baru saja datang itu

"Aku benar-benar tidak akan mengampunimu, kau akan mendapatkan imbalan yang setimpal".

"Apa yang telah ku buat sehingga aku harus mendapatkan hukuman ?" tanya rose dengan pasti karena ya dia tidak salah apa apa.

"Kau melakukan kesalahan yang sangat fatal." Ujar Gerald dengan tatapan merendahkannya.

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

ckckck 🙄..... ternyata dewa jg sama....sama seperti manusia....dmna yg udh melebihi diri sendiri mka langsung iri....nah..... emng gw hrs waspada ttg dewa ataupun Dewi

2024-04-21

0

Frando Kanan

Frando Kanan

jiah....dewa munafik huh...emng pantas sebut dewa munafik....buktiny mati dgn enteng 😏

2024-04-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!