Berubah

"Baiklah aku setuju."Tulis Rose lagi sebenarnya dia juga tidak ingin mati muda lagi pula orang gila mana yang mau mati muda. Ya begitulah kira-kira pikirnya.

"Baiklah aku senang dengan persetujuan mu Rose dengan begitu kita bisa mulai mencoba untuk mencari apa saja yang dibutuhkan."Ujarnya dengan bahagia.

Ithel benar-benar senang dan begitu pula dengan Rose yang juga sangat bahagia dan dia sungguh berharap bahwa ini semua dapat berhasil. Untuk sekali saja semoga kali ini keberuntungan nya benar-benar dapat dikeluarkan.

"Tapi....siapa yang akan menggunakan sihirnya." Tanya Rose .

Ithel tersenyum indah dan menatap dirinya.

"Tentu saja Aku." Jawabnya.

"EHHH" Rose yang kaget bukan kepalang.

...****************...

Hari-hari berlalu begitu saja hingga tiba saatnya rencana yang akan dilakukan Ithel dan juga Rose semuanya sudah siap.

'Huft apakah harus tengah malam begini sih, mana tengah hutan dan harus terang bulan. Yang ada aku bukan panjang umur tapi jadi serigala.'Pikir Rose dengan tidak tenang.

"Ithel apakah kau pernah melakukan hal ini sebelumnya ?"Tanyanya pada Ithel dengan menuliskan di telapak tangannya.

"Sejujurnya ini pertama kalinya aku menggunakan sihir ini, dan..." Ithel menjeda kalimatnya membuat Rose benar-benar akan mati karena penasaran.

"kenapa kau tampak ragu ?"Tulis Rose lagi di tangan pria tersebut.

"Sebenarnya sihir ini sihir terlarang."Lanjutnya membuat Rose benar-benar terkejut bukan main.

"Aku akan jadi percobaan setan sepertinya." Gumam Rose.

"Baiklah Rose ini sudah saatnya, sekarang kau bisa terbang ke tengah formasi sihir ini dan tetap diam disana apapun yang terjadi."Ujar Ithel yang tampak sangat serius.

Melihat hal tersebut Rose mengikuti perintah dari pria tersebut hingga akhirnya dari formasi sihir tersebut mengeluarkan cahaya biru yang kuat hingga tidak ada yang tahan untuk membuka matanya.

"Eh kenapa aku merasa sangat sakit rasanya seperti terbakar ugh." Rose benar-benar merasa terbakar bahkan kulitnya terasa seperti di kupas dengan air panas. Benar-benar sensasi yang buruk.

Cahaya biru itu masih menyinari langit malam dengan sangat indah sedangkan Ithel dia tidak menyerah sama sekali dengan sekuat tenaga ia terus mengeluarkan sihirnya yang menghabiskan begitu banyak mana.

"Uhuk " Laki-laki itu mulai memuntahkan darah segar karena mananya yang benar-benar telah habis sehingga akan mengancam nyawanya jika dia terus memaksakan diri.

"Aku tidak boleh menyerah, ini demi Rose a-aku tidak akan membiarkan Rose meninggalkanku.

"Uhuk" Pria itu masih saja memakan dirinya hingga tiba-tiba dari tubuh Rose mengeluarkan cahaya putih yang semakin membesar lalu...

"Duarrr." Ledakkan terjadi membuat pria itu mundur berapa langkah dengan memejamkan matanya.

"Ugh Rose..." Manik merah milik pria itu membesar di karena terkejut dengan apa yang dilihatnya bahkan dia sama sekali tidak dapat mengatakan apapun.

"Ugh sakit, Ithel kau baik-baik saja?" Tanya Rose begitu saja tanpa memperhatikan sekitar karena sudah jelas dia mendengar suara ledakkan itu.

Tapi tidak ada jawaban dari pria itu dan tentunya Rose mengetahui hal itu diakan hanya seekor kupu-kupu.

"Ka-kau Rose?" Tanya Ithel dengan raut wajah yang sangat tegang. Bagaimana tidak tegang saat ini yang ada di depannya adalah sosok gadis cantik dengan Rambut berwarna biru dengan coklat di bawahnya. Mata gadis itu hitam tapi itu sungguh menawan belum lagi dengan bibir semerah ceri, hidung kecil, dan bulu mata yang lentik.

"GLEK" Leon menelan ludahnya dengan kasar saat ia juga dapat melihat dua gundukkan milik gadis itu yang sangat indah di tambah tubuh mulus dan putih milik gadis itu.

"Ha." Rose dengan seksama memperhatikan segala hal dan yang utama kenapa dia merasa berbeda. Akhirnya betapa terkejutnya gadis itu saat melihat tangan manusia yang merupakan miliknya dan juga kaki putih yang juga miliknya. Seketika Rose memegang punggungnya mencari sayapnya tapi tidak ada yang di temukan ia hanya mendapati punggung manusia biasa.

"A-aku berubah." Ucapannya dengan terkejut.

Belum sempat dia lanjut berpikir tapi Ithel telah datang kepadanya dengan melemparkan jubah hitamnya pada gadis itu. Rose yang belum sadar hanya menatap aneh.

"Apa kau tidak kedinginan tidak memakai baju ha!" Ujar Ithel sembari membelakanginya.

"Ha apa! ASTAGA!! JANGAN LIHAT SINI!! Panik Rose dengan cepat memakai jubah hitam yang tampak kebesaran padanya bahkan kemeja itu dapat menutupi tubuhnya

"Haha aku selamat." Ujarnya dengan lega.

"Apakah sudah? jika sudah mari kita pulang." Ajak Ithel tanpa melihat kebelakang dan berjalan menuju kudanya. akhirnya laki-laki itu telah duduk nyaman diatas kudanya

"Hmm Ithel aku tidak bisa terbang lagi bagaimana denganku?" Tanyanya. Apa mungkin laki-laki ini akan memintanya untuk jalan kaki ayolah bahkan saat ini ia masih belum bisa berjalan dengan sempurna.

"Huh ayo naiklah." Laki-laki itu menjulurkan tangannya

"Benarkah, kau tidak marah kan ?" Tanya Rose memastikan.

"Cepatlah naik Rose kita tidak bisa berlama disini." Ujar Ithel.

"Ta-tapi kau bisa menarikku kan? aku berat loh ?" Tanya gadis itu.

"Bisa jadi pegang tangan ku." Jawabnya.

"Terima kasih." Ucapnya yang saat ini telah duduk dengan nyaman tepat di depan Ithel.

"Ithel ?"

"hmm."

"Ithel"

"hmm"

"Ithel"

"Jangan menguji kesabaran ku Rose." Gadis itu menatap wajah Ithel yang sangat sempurna menurutnya.

"Kau tampak tegang, apa kau marah aku duduk disini ? jika iya aku akan jalan saja."Tawar Rose karena sepanjang jalan pria itu hanya diam tanpa mengatakan satu katapun.

"Tidak, sudahlah jangan berisik sebentar lagi kita akan sampai. didepan nanti akan banyak orang dari itu perbaiki lagi jubahmu." Titah Ithel.

"Ha ?" Mendengar perkataan itu benar saja jubah yang ia pakai sangat tidak betul bahkan bagian dadanya hampir terlihat.

"Ithel berhenti dulu, ini bisa sangat-sangat berbahaya." Pinta Rose.

"Huh jadi kau mau bagaimana ?" Tanya Ithel yang sudah sangat-sangat menahan dirinya.

"susah memperbaikinya diatas kuda." Jawabnya.

"Kau ini benar-benar." Ithel mengangkat Rose dengan mudah agar duduk menghadapnya.

"Begini sudah aman ?" Tanyanya.

"Iya jadi diamlah agar kita bisa segera sampai." Ujar pria itu.

Tapi tak lama kemudian pria itu menyesali apa yang ia lakukan bagaimana tidak saat ini justru dadanya yang terus saja bertabrakan dengan dada lembut milik gadis itu.

"Ithel"

"Apa?"

"Bukankah posisi ini sangat..."

"Diamlah oke jangan berbicara lagi, karena aku sedang mempertahankan akal sehatku Rose."

"Ha maksudnya"

"Rose diamlah." titahnya lagi.

"Baiklah-baiklah aku akan diam dan tidak akan mengajakmu berbicara lagi." Ujarnya.

Akhirnya mereka tiba juga di toko bunga Ithel yang menjadi kediaman mereka.

"Masuklah ke kamarku dan tunggu di situ." Titahnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!