Teman

"Tidak adil!! bagaimana mungkin dia bisa begitu tampan huaa benar-benar tidak bisa dibiarkan." Gumam Rose saat melihat sosok pemeran antagonis itu.

"Oh ya ini bukannya saat pemeran antagonis ini akan bertemu dengan Aneisha dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku harus melihatnya pokoknya harus hehehe." Rose dengan sengaja mengikuti Gerald untuk berburu dan betul saja di dalam hutan ia tidak sengaja terpisah dari anak buahnya dan terluka hingga akhirnya ia bertemu dengan gadis berambut perak dengan mata biru saat itu lah kelopak bunga berterbangan dan kupu-kupu hinggap di kepalanya.

"Akgh gila!! so sweet bingitss tapi tunggu dulu ...astaga ternyata yang di maksud kupu-kupu hinggap di kepalanya didalam novel itu aku toh." Memang saat ini Rose yang bahagia hinggap di kepala Aneisha tanpa ia sadari.

"Sialan! masa aku masuk di dalam novel ini hanya punya peran begitu. sialan! sialan!." Rose benar-benar tidak menyangka dengan nasib luar biasa buruknya.

...****************...

Setelah kejadian itu Rose sudah tidak tertarik untuk melihat adegan novel yang ia lihat tadi.

"Aaa menyebalkan siapa sih yang sudah mengirimku ke sini, benar-benar sial. apakah aku harus bicara kata-kata kasar sekarang." Gumamnya dengan terus menggerakkan sayapnya itu.

"Tapi ya sudah deh mau bagaimana lagi ya tinggal jalanin aja. Masih untung jadi kupu-kupu bayangkan kalau aku jadi cacing ihhh" Rose merasa geli sendiri saat membayangkan hewan tersebut.

Ia terus terbang hingga tanpa disadari ternyata saya ini ia telah masuk kedalam hutan.

"Kan gara-gara mereka sekarang aku berada di hutan gelap ini astaga!" Rutuknya.

"Ini benar-benar cocok untuk syuting film horor uhh takut." Ujarnya.

"Lebih baik aku terbang lebih tinggi aja ya biar tau jalan keluar dari ni hutan. Btw aku juga lapar mau cari bunga aja sekalian." Rose lalu terbang hingga melewati pohon-pohon rindang itu tapi pada saat ingin lebih tinggi lagi Rose melihat sesuatu yang tidak asing tertancap diatas pohon itu.

"Ini mirip panah orang tampan waktu itu tapi kenapa bisa sampai disini kenapa dia berburu sampai kesini apa dia mau mati." Bukan tanpa sebab karena sepanjang jalan yang ia lalui tadi sudah tidak terhitung jumlahnya ia menemukan hewan buas seperti harimau, ular, singa dan lain lainnya. Jadi bukan manusia yang akan berburu disini tapi manusia yang akan diburu oleh mahluk buas itu.

"Hmm tapi apa peduliku." Ujarnnya yang tampak ingin pergi tapi lagi-lagi Rose berhenti.

"Oh ayolah kau sudah berhutang budi padanya Rose apakah kau sebegitunya tidak tau diri dan tidak mau berbuat baik." Gumamnya yang mulai ragu untuk pergi.

'Tapi aku hanya seekor kupu-kupu apa yang bisa kulakukan.'pikirnya lagi.

Lama dia berperang didalam pikirannya dan akhirnya Rose memutuskan untuk menuruti kata hatinya dengan mencari pria itu.

Perlahan Rose mulai menelusuri hutan itu lagi hingga akhirnya ia tiba di depan sebuah gua.

"Menurut jejak sih seharusnya laki-laki itu disini sekarang." Rose tampak ragu namun sedetik kemudian keraguannya menghilang saat ia mencium bau amis dari dalam gua itu.

"Ini bau darah, apa dia sudah mati, ah nggak Taulah yang penting di tolong dulu." Rose dengan cepat terbang kedalam dan betapa terkejutnya dia saat menyaksikan pria itu yang sedang terpojok saat melawan beruang madu yang sepertinya pemilik gua ini.

"Laki-laki bodoh ini kenapa dia malah berada disini." Gumam Rose.

Dengan niat yang pasti Rose mencoba membantu pria itu dengan mengganggu beruang itu dengan terbang kesana kemari.

"Nyawaku benar-benar taruhannya kena sekali saja kupastikan aku akan langsung mati !" Teriaknya yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Pria itu tampak kebingungan melihat kupu-kupu yang dominan berwarna biru itu membantunya.

"Kupu-kupu itu mencoba untuk membantu ku?" Gumamnya lalu dengan cepat pria itu mengambil pedang dan menusuk beruang itu hingga tewas.

"Huh huh huh kenapa dia lama sekali, dia pikir aku nggak capek apa ngadapin beruang itu tapi syukurlah berarti hutang budiku sudah terbayar lunas." Gumamnya dengan hingga di pundak pria itu.

"Kau sudah menolong ku terima kasih." Ucapnya.

"Wah dia tau terimakasih juga ternyata dan lihat ternyata dia mempunyai lesung pipi astaga tampan 100 tidak 10.000 persen." Teriaknya yang masih dalam mode kupu-kupu itu.

Pria itu terduduk dilantai goa itu tampak kelelahan dengan apa yang telah ia lakukan tadi.

"Namaku Ithel" Dia menyebutkan namanya kepada Rose yang hanya seekor kupu-kupu itu.

Rose hanya diam saja toh jika dia mengatakan namanya pria ini tidak akan bisa mendengarnya.

"Sepertinya aku pernah mendengar nama Ithel tapi dimana ya?" Rose tampak mengingat sesuatu tapi sayang tidak ada yang bisa ia temukan.

"Sepertinya dia haus tapi bagaimana caraku untuk berkomunikasi dengan nya." Rose mulai memikirkan berbagai macam cara untuk berbicara dengan laki-laki itu tapi semua sia-sia saja.

"Habis sudah suaraku berteriak tapi dia tidak mendengar apapun sial." Rose tampak kesal dengan nasibnya kali ini.

"Jika begini aku berharap menjadi gajah saja agar bisa langsung menyeretnya." Gumam Rose dengan kesal.

"Hei kupu-kupu apakah kau mau jadi temanku? tanyanya yang membuat Rose berhenti menggerakkan sayapnya.

"Hahaha aku merasa kau kupu-kupu yang bisa mengerti bahasaku hmm bagaimana jika iya kau menempel di hidungku tapi jika tidak kau dapat menempel di dahiku bagaimana?" Tanyanya. Hal itu tentu membuat Rose lebih terkejut lagi.

"Aku bisa menyentuh pahatan dewa itu sungguh aku mau!!"Gumamnya.

"Aku seperti orang gila ya berbicara dengan hewan hehehe." Ujarnya namun dengan cepat Rose menyentuh dahi pria itu yang membuat mata pria itu membola begitu saja Rose bahkan dapat melihat manik mata pria itu yang berwarna merah seperti Rubi dan juga alis mata tebal milik pria itu.

"Wah dahinya benar-benar mulus tanpa pori-pori!! astaga Jika tau akan begini aku akan mencuci kakiku tadi dengan air tujuh rupa !!." Ujarnya dengan semangat membara.

"Ternyata kau mengerti ya?" Dengan cepat Rose terbang kearah hidung milik pria itu dan jangan tanyakan betapa saltingnya makhluk satu itu.

"Kau benar-benar pintar." Puji pria itu yang langsung meletakan jari telunjuknya di depan hidungnya.

Rose yang memang pintar dengan cepat pindah ke jari telunjuk pria tersebut.

"Aku senang karena aku punya teman sekarang walaupun bukan manusia tapi hewan tapi itu cukup baik." Ujarnya.

'Aku juga senang kok dekat dengan orang tampan.' Pikir Rose yang sudah bahagia sejak tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!