Umur Pendek

"Anda bisa melihatnya disana." Ujar Ithel dengan dingin. Jujur saja menurut Rose sebagai pemilik toko pria itu sama sekali tidak ramah tapi karena wajahnya yang sangat tampan itu sehingga gadis-gadis itu bukan membencinya justru sangat menyukainya.

"Aku akan melihatnya Ithel." Ujarnya dengan lembut sedangkan Ithel tidak berkata apapun lagi.

Tapi kali ini pria itu datang ke arah Rose yang sedang hingga di bunga anggrek itu.

Ia meletakkan jari telunjuknya tepat di depan Rose dan karena Rose memang sudah paham ia beralih hinggap di jari milik pria tersebut.

"Kau sangat kecil tapi cantik." Pujinya.

"Hei, hei mana bisa seperti ini aku hanya seekor kupu-kupu mana boleh baper." Yakinnya pada diri sendiri.

"Apa boleh aku sedikit menyentuh sayapmu ?" Tanyanya.

Mendengar hal tersebut Rose terbang ke arah hidung milik pria itu yang menandakan "Ya".

"Ithel kau sedang apa?" Tanya gadis itu yang tampak sudah memilih beberapa bunga mawar itu.

...****************...

Ithel tidak mempedulikan gadis itu ia memang tidak mempedulikan siapapun kecuali teman kupu-kupu kecilnya yang rapuh.

"ini bukan urusanmu?" Ujarnya.

"Baiklah aku hanya ingin membayar ini." mendengar hal tersebut ia langsung kembali ke meja kasir.

Hingga akhirnya gadis itu telah pergi dengan membayar Bungan mawar merah yang ia beli tadi. Tapi tak lama kemudian seorang nenek tua datang mengunjungi toko bunga itu.

Ia tampak terus memandang toko bunga itu lalu ia tampak tersenyum melihat Rose dalam bentuk kupu-kupu itu seakan-akan sedang menyapa.

"Kenapa dia tampak aneh." Gumam Rose.

"Apa yang nyonya inginkan aku akan mengambilnya." Ujar Ithel sedikit sopan karena didepannya saat ini orang tua.

"Hmm kau anak yang baik aku menginginkan Bungan krisan."Ujarnya.

Mendengar hal tersebut Ithel mengangguk paham dan langsung pergi untuk mengambil Bungan krisan yang menjadi permintaan dari nenek itu.

"Kau kupu-kupu yang cantik ya." Ujarnya saat melihat kearah Rose.

"Ya terima kasih nenek kau juga cantik." Rose menjawab saja walaupun nenek itu tidak akan mendengarnya.

"Kau juga kupu-kupu yang baik, tapi..."Nenek itu tampak menjeda kalimatnya membuat Rose benar-benar penasaran.

"Apa yang ingin nenek ini katakan seolah olah dia mengetahui sesuatu." ujar Ranti toh tidak ada yang bisa mendengarnya.

"Kau lucu ya? hehehe kupu-kupu kecil." Ujarnya.

"Ini pesanan anda nyonya." Ujar Ithel yang memberikan bunga krisan padanya.

"Terima kasih tapi apakah kupu-kupu ini milikmu."Tanyanya.

Ithel mengerutkan keningnya.

"Berarti benar begitu dan kalian tampak cukup dekat tapi kau harus siap jika berteman dengan nya dan jangan terlalu menyayangi nya." Nasihatnya.

"Maksudnya." Ithel mulai tampak tak terima dengan ucapan wanita paruh baya itu.

"Kau tidak tau ya ?" Tanyanya

"Aku bertanya ya tentunya karena aku tidak mengetahuinya jika aku tahu kenapa juga aku bertanya." Ithel sudah tampak kesal dengan ucapan dari nenek itu.

"Oh baiklah jika begitu." Ujarnya lagi yang membuat kesabaran Ithel benar-benar di uji.

"Ithel kau semestinya tidak boleh tidak sopan pada orang yang lebih tua." ucap Rose.

Percuma saja Rose mau berbicara apapun tapi sudah jelas lelaki itu tidak mungkin bisa mendengarnya.

"Kau memang anak yang tidak sabaran ya anak muda baik aku akan beri tahu padamu. Perkenalkan terlebih dahulu aku Meri seorang wanita tua yang kebetulan peneliti hewan terutama kupu-kupu dan aku cukup tau satu fakta tentang hewan satu ini." Wanita paruh baya itu menjeda kalimatnya lalu memberikan setangkai bunga Krisan yang ia miliki kearah Rose yang tengah hingga di bunga anggrek kesukaannya itu.

"Kenapa kau memberikan bunga itu padanya apa maksudmu." Leon yang mengetahui betul apa arti dari bunga krisan sehingga ia bahkan tidak pernah membiarkan Rose untuk hinggap keatasnya.

"Oh kau mengetahui arti dari bunga ini ternyata wajar sih kau kan tukang bunga bagaimana aku bisa lupa tentang hal itu." Entahlah kemana sopan santun yang selalu ada pada pria itu.

"cepat jangan bertele-tele dan jangan mengulur waktu." Ujarnya.

"Baiklah baiklah biar aku katakan satu fakta tentang mahluk kecil ini jika mahluk kecil kesayangan mu ini memiliki waktu hidup yang sangat singkat dan jika melihatnya yang sudah dewasa mungkin waktu hidupnya hanya tinggal beberapa Minggu saja." Jelasnya yang membuat Ithel terdiam kaku dan menegang.

"Oh jadi itu kupu-kupu berumur pendek toh eh,, kan aku kupu-kupu berarti aku juga berumur pendek astaga...!!." Rose yang awalnya santai mulai terkejut bukan main.

"Kau jangan bermain-main denganku karena aku bisa menghabisimu saat ini juga." Geram Ithel.

"Aku tidak bercanda dan aku hanya memberi tahukan apa yang ku tau tapi sama sepertimu bagaimana jika dunia bisa begitu tidak adil pada makhluk ini. Dia memiliki waktu umur yang singkat tapi dia adalah hewan yang setia bahkan jauh dari manusia apa kau tau jika dia hanya memiliki satu pasangan dan jika ada laki-laki lain yang mendekat padanya maka dia akan menutup sayapnya. Sungguh makhluk yang sempurna tapi kasian." Mendengar hal tersebut Ithel sama sekali tidak mengatakan apapun mendadak bibirnya Kelu dan sulit percaya dengan semua ini. Sedangkan Rose sedang memikirkan sesuatu.

Tak lama setelah itu wanita paruh baya itu pergi meninggalkan toko bunga yang meninggalkan dua sosok yang masih dengan pikirannya sendiri. Rose yang melihat ekspresi aneh dari Ithel segera hinggap di punggung tangan pria itu seakan akan memintanya untuk membuka telapak tangannya agar ia bisa menulis sesuatu di sana.

"Kau tidak apa apa kan?" Tanyanya karena khawatir yang melihat Ithel beda dari biasanya.

Ithel yang mengetahui Rose mengkhawatirkan dirinya justru menatap tidak suka padanya.

' ada apa dengannya?' Pikirnya dengan bingung.

"Kau kenapa?" tulis Rose lagi.

Ithel bukan menjawab tapi ia justru mengusap wajahnya dengan kasar seakan-akan kesal akan sesuatu.

"kenapa kau masih bisa mengkhawatirkanku saat kau sendiri yang akan mati tidak lama ini." ujarnya.

Rose tampak berpikir sejenak entahlah jika sedih sudah pasti karena ia harus meninggalkan Ithel orang yang sangat berarti baginya. Tapi ia juga tidak bisa melakukan apapun dan dia juga tidak mau memusingkan apapun. Jika dia maka akan mati hanya beberapa Minggu lagi maka dari pada cemas dan khawatir lebih baik menghabiskan waktu dengan bersenang senang setidaknya dia akan memiliki kenangan baik saat pergi.

"Jangan khawatir lebih baik kita membuat banyak kenangan sebelum waktu yang di katakan itu tiba." Tulisnya yang membuat pria itu walaupun wajahnya tetap datar tapi terlihat raut kesedihan yang mendalam.

'Ayolah aku hanya seekor kupu-kupu.' Pikirnya karena menurut Rose sendiri dia bukanlah bagian penting dari dunia ini.

"Baikalah mari habiskan waktu bersama."Ujar Ithel dengan senyuman.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!