TAKDIR

TAKDIR

Kejutan.

Kota Xiancing, Republik Tiongkok atau Taiwan. kota ini mirip seperti ibukota kecamatan yang ada di daerahku Tapanuli Utara.

Dari ibu kota Taipei, membutuhkan perjalanan waktu dua jam lebih naik pesawat komersial.

Tidak terlalu ramai dan menjadi salah satu daerah penghasil daging babi yang berkualitas, mampu memenuhi sepuluh persen kebutuhan daging babi di pasaran domestik.

Setelah tamat SMK dari salah satu sekolah negeri di daerah Tapanuli Utara, lalu mengikuti private bahasa mandarin di kota Medan.

Tujuannya adalah agar bisa menjadi TKI (tenaga kerja Indonesia) di kota ini, mengikuti jejak kakak kelas yang telah sukses di kota ini.

Sudah hampir delapan tahun bekerja di peternakan babi milik keluarga Chan Xiay, yang mengelola peternakan babi yang modern.

Malam hari sekitar pukul delapan waktu setempat, aku berteriak di kamar pribadi ku ini. karena mendapatkan kabar buruk dari kampung halaman.

Bapak meninggal dunia, dan kabar itu membuatku hampir tidak percaya dengan apa yang aku dengar.

Tetangga kamar langsung menghampiriku dan bertanya apa yang telah terjadi.

Singkat cerita aku mendapatkan izin untuk pulang kampung, sebab selama ini aku tidak pernah cuti selain memperpanjang ijin dan visa.

Sepanjang perjalanan air mata ini selalu mengalir, karena mengingat semua kenangan ku bersama bapak.

Satu-satunya pria yang aku cintai di dunia ini dan telah berpulang ke pangkuan yang Maha Kuasa.

Sudah tiba di bandara internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara. lalu mengambil membeli tiket penerbangan ke Silangit, Siborong-borong, Tapanuli Utara.

Akhirnya tiba juga di bandara Silangit, dan langsung menuju terminal menuju kampung halaman.

Perjalanan menuju kampung halaman, kurang lebih satu jam dan hanya bisa terdiam serta menahan air mata agar tidak bercucuran di pipiku.

Lima belas menit perjalanan, bus berhenti untuk menaikkan penumpang dan ....

"Kamu Sere Madlena kan?"

Sapa seorang perempuan yang menggendong bayi, penumpang yang baru saja naik ke bus mini ini.

"Iya, kakak siapa ya?"

"Saor, teman SMK mu dulu, ya Tuhanku...

cantik kali kau bah..."

Mencoba mengingat kembali masa-masa SMK setelah berlalu hampir kurang lebih delapan tahun.

"Iya Saor, dah ingat. kamu apa kabar? ini ponakan mu ya?"

"Puji Tuhan sehat Sere, ini anak ketiga ku. tapi ini kan masih bulan Maret, dan belum bulan Desember, kangen sama orang tua ya? atau ada acara pernikahan?"

"Bapak ku meninggal dunia."

"Apa? kapan? kok aku ngak tau? baru kemarin bapak kau itu membeli bibit padi unggul di toko kami.

sakit atau gimana sih?"

"Entahlah Saor."

Mungkin karena duka yang dalam, sehingga tidak terlalu menelaah cerita dari Saor mengenai bapakku yang membeli bibit padi unggul di tokonya.

"Sebentar dulu Saor, kamu bilang kemarin bapak masih membeli bibit padi unggul di toko mu.

persis nya hari apa? kira-kira jam berapa?"

"Pekan dalam minggu ini lah, pekan setiap hari Selasa. toko buka sekitar jam tujuh pagi dan pas ramai-ramai sekitar jam sepuluh ke atas.

Oh iya.....

Amang boru datang mengambil pesanan bibit padi unggul itu sekitar jam delapan malam, karena saat itu bibit belum di antar ke toko."

Seketika langsung ku cek riyawat panggilan handphone Ku.

Mamak menelpon sekitar jam delapan malam, tepat hari Selasa.

Kok ngak enak gini ya perasaan ku, apa bapak meninggal dunia setelah pulang dari toko si Saor ini?

"Aku ikut kau ke rumah, mau melihat jenazah bapak mu secara langsung.

karena beliau adalah pelanggan tetap dan selalu belanja banyak di toko kami."

Apapun yang di ucapkan oleh Saor dan sulit aku mengerti, tanpa terasa kami sudah tiba di terminal bus di kampung.

Hanya berjarak tiga rumah dari terminal bus ke rumah kami, dan saat ini juga Saor ikut bersamaku untuk melayat.

"Sere.....

bukan acara orang meninggal ini, tapi penyambutan calon pengantin.

kau jangan nipu lah Sere, masa kau bilang bapak mu meninggal tapi kau nya yang mau di lamar orang."

serrrrr........

Darah terasa mengalir di sekujur tubuhku, dan keringat membasahi tubuh ini. seketika tubuhku berkeringat dan terasa mengalir di punggung ini.

Koper dan tas langsung lepas dari genggaman tangan yang sudah gemetar, ketika melihat mamak dan rombongannya mendatangi ku yang berdiri di halaman rumah ini.

"Puji Tuhan....

kamu tiba tepat waktu, yuk pakai sarung dulu ya."

"Bou.....

amangboru meninggal ya?...

bapaknya si Sere ini, yaitu suami mu meninggal kah?"

(amangboru adalah panggilan akrab dari seorang perempuan kepada seorang laki-laki yang lebih tua. dalam kehidupan sehari-hari suku batak toba).

Pertanyaan dari Saor, membuat rombongan mamak terheran-heran. lalu seseorang dari mereka mencubit lengan Saor.

"Kau jangan ngaco mak Randes, ngak ada yang meninggal kecuali ayam dan ikan mas, untuk di makan pagi hari ini.

jangan mentang-mentang kau punya toko yang besar, lalu suka-suka hati kau ngatai orang meninggal."

"Bukan aku yang bilang mak Rina, tapi Sere sendiri yang bilang.

Sere pulang kampung karena bapaknya meninggal dunia, makanya aku datang kemari untuk melayat.

iya kan Sere?"

Seketika air mata ku mengalir, bukan karena sedih tapi karena ketakutan. para tamu yang sudah berkumpul di rumah, akhirnya menemui kami.

Karena mendengar perdebatan Saor yang dipanggil mak Randes dengan ibu-ibu rombongan mamak.

(Dalam tradisi Batak Toba, seseorang akan di panggil dengan nama anak pertamanya.)

"Dimana mayat bapak itu mak? biar langsung ku kubur."

Aku teriak mengatakannya, karena melihat bapak datang bersama pria yang paling ku benci di dunia ini.

"Apa-apaan sih kau Sere, biasa aja. kalau ngak begini di buat, kau itu ngak akan pulang.

sawah tiga hektar, kerbau sepasang dan biaya kuliah kedokteran saudara, semua dariku.

mahar seratus lima puluh juta, serta rumah kalian saya renovasi.

kau hanya pembantu di Cina sana, mana sanggup membayar itu semua."

Perempuan yang baru saja bicara, adalah kakak kandung bapak. biasa dipanggil mak Dona.

Memiliki dua anak perempuan dan yang paling besar bernama Dona, anak nomor dua namanya Rina dan anak kesayangannya bernama Tiopan, anak bungsu yang manja dan super jelek rupa dan minus kepribadian.

Dalam tradisi batak toba, aku dan Tiopan disebut pariban. menurut tradisi kami bisa menikah.

Bahkan jika seseorang menikah harus pamit kepada pariban nya yang belum menikah.

Kebanyakan dari orang tua di kalangan batak toba, menginginkan anaknya menikah dengan paribannya sendiri.

"Kalau bukan karena Tiopan yang tergila-gila sama kau, ngak sudi melakukan ini semua.

langsung aja ke acara intinya, aku masih banyak urusan lainnya."

"Aku ngak mau sama anak kau, nikahkan aja sama bapak ku, karena bapak yang sudah menerima mahar dari kau.

anak mu yang kebelet nikah, kok aku pula yang repot."

Perempuan itu semakin geram, lalu bapak dan mamak langsung bersujud di hadapanku seraya menangis.

"Sere...! tolonglah boru, ini semua demi adik-adik mu. supaya kedua adik-adik mu menjadi manusia terpandang."

"Buat apa jadi aku menjadi pembantu di Cina selama ini? apa masih kurang untuk membiayai sekolah adek-adek?"

Adikku hanya dua, keduanya laki-laki. setiap bulannya aku mengirim tujuh juta untuk biaya pendidikan mereka.

Hanya adikku yang nomor dua yang kuliah kedokteran di medan, konon katanya beasiswa.

Sementara adik ku yang satunya lagi sudah menjadi tentara dan tidak butuh dana pendidikan.

Terpopuler

Comments

rismawati bangun

rismawati bangun

masuk lagi karya batak nya bah

2023-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Kejutan.
2 Menikah
3 Suami Yang Kecewa.
4 Keluarga Suami yang Mengenalkan.
5 Harus Dengan Kekerasan.
6 Kisah Pernikahan.
7 Mertua Yang Aneh.
8 Pak Lasma.
9 Keinginan Untuk Bercerai.
10 Mulai Bertindak.
11 Kesepakatan Untuk Bercerai.
12 Mantap Untuk Bercerai.
13 Tiopan Membawa Keluarganya.
14 Minta Rujuk.
15 Ada Yang Aneh.
16 Bercerai di Dalam Diri.
17 Jalan Terbaik.
18 Acara Adat Mak Sinta.
19 Tagihan Kartu Kredit.
20 Urusan Kartu Kredit Belum Selesai.
21 Masalah Utang Di Koperasi.
22 Pertikaian Lagi.
23 Utang Ke Rentenir.
24 Perkara Selesai.
25 Merasa Kehilangan.
26 Nasihat.
27 Serangan Balik.
28 Bermasalah.
29 Tangan Yang Ditebas.
30 Ingin Berdamai.
31 Mamaknya Tiopan Murka.
32 Mencoba Ikhlas.
33 Tiopan Menikah Lagi.
34 Bimbang.
35 Nasihat Berujung Pertikaian.
36 Nasihat Yang Terabaikan.
37 Pilihan Yang Sulit.
38 Rencana Balas Dendam.
39 Anak Yang Tamtrum.
40 Tiba di Kampung.
41 Bertemu Dengan Bapak.
42 Kisah dari Renhat.
43 Pernyataan Cinta.
44 Penyesalan Yang Menyakitkan.
45 Bapak Meninggal.
46 Menahan Emosi.
47 Berkumpul Bersama.
48 Adat Sari Matua.
49 Begini Rasanya Bahagia.
50 Perbedaan Pola Pikir.
51 Terjadilah Drama
52 Biarkan Dia Memilih.
53 Lasma Tetap Memilih Bapaknya.
54 Kabar Bahagia.
55 Cerita Tentang Lasma.
56 Wisuda dan Rencana Pernikahan.
57 Tunangan.
58 Bertemu Dengan Donna.
59 Hati yang Tidak bisa Di Bohongi.
60 Bisa Berubah.
61 Pemberkatan.
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Kejutan.
2
Menikah
3
Suami Yang Kecewa.
4
Keluarga Suami yang Mengenalkan.
5
Harus Dengan Kekerasan.
6
Kisah Pernikahan.
7
Mertua Yang Aneh.
8
Pak Lasma.
9
Keinginan Untuk Bercerai.
10
Mulai Bertindak.
11
Kesepakatan Untuk Bercerai.
12
Mantap Untuk Bercerai.
13
Tiopan Membawa Keluarganya.
14
Minta Rujuk.
15
Ada Yang Aneh.
16
Bercerai di Dalam Diri.
17
Jalan Terbaik.
18
Acara Adat Mak Sinta.
19
Tagihan Kartu Kredit.
20
Urusan Kartu Kredit Belum Selesai.
21
Masalah Utang Di Koperasi.
22
Pertikaian Lagi.
23
Utang Ke Rentenir.
24
Perkara Selesai.
25
Merasa Kehilangan.
26
Nasihat.
27
Serangan Balik.
28
Bermasalah.
29
Tangan Yang Ditebas.
30
Ingin Berdamai.
31
Mamaknya Tiopan Murka.
32
Mencoba Ikhlas.
33
Tiopan Menikah Lagi.
34
Bimbang.
35
Nasihat Berujung Pertikaian.
36
Nasihat Yang Terabaikan.
37
Pilihan Yang Sulit.
38
Rencana Balas Dendam.
39
Anak Yang Tamtrum.
40
Tiba di Kampung.
41
Bertemu Dengan Bapak.
42
Kisah dari Renhat.
43
Pernyataan Cinta.
44
Penyesalan Yang Menyakitkan.
45
Bapak Meninggal.
46
Menahan Emosi.
47
Berkumpul Bersama.
48
Adat Sari Matua.
49
Begini Rasanya Bahagia.
50
Perbedaan Pola Pikir.
51
Terjadilah Drama
52
Biarkan Dia Memilih.
53
Lasma Tetap Memilih Bapaknya.
54
Kabar Bahagia.
55
Cerita Tentang Lasma.
56
Wisuda dan Rencana Pernikahan.
57
Tunangan.
58
Bertemu Dengan Donna.
59
Hati yang Tidak bisa Di Bohongi.
60
Bisa Berubah.
61
Pemberkatan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!