Bibiku Adalah Kekasihku

Bibiku Adalah Kekasihku

CHAPTER 1 - GODAAN

“Mayat! Mayat! Mayat!”

Suatu hari, kehidupan tenang di desa Sekar tiba-tiba terusik dengan penemuan jasad mengambang di atas sungai.

Namun itu bukan jasad.

Pemuda yang mengapung di atas sungai itu masihlah hidup.

Andrea Lekata.

Walaupun tubuhnya lusuh setelah terhanyut aliran sungai, itu sama sekali tidak bisa menyembunyikan aura ketampanannya yang terpancar.

Lalu Sekar yang sekali melihat pemuda itu pun segera terpesona padanya.

“Ah, dia bernafas! Pemuda itu masih bernafas!”

“Kalau begitu, cepat bawa dia ke balai desa!”

Pemuda tampan yang masih tak sadarkan diri itu pun segera digotong ke balai desa untuk dirawat.

.

.

.

“Bagaimana ini? Tampaknya pemuda ini hanya belum siuman, tapi kondisinya baik-baik saja.”

“Tapi tetap harus ada yang merawatnya di sini sampai petugas medis datang ke desa kita.”

“Kalau menuggu petugas medis, itu kan bisa memakan waktu sampai dua hari dua malam lamanya soalnya desa kita kan lokasinya terpencil.”

“Nah, justru itu!”

“Duh, kalau begitu, urusannya bisa merepotkan. Biasanya kan kalau ada apa-apa, Pak Kades yang bisa memutuskan. Tapi Beliau sekarang malah sedang ada di luar desa.”

Sebagai anak angkat sang Kades, secara naluri para warga desa menatap Sekar.

Para warga desa merasakan dilema.

Di satu sisi mereka kasihan terhadap pemuda malang yang masih tak sadarkan diri itu.

Namun di sisi lain, mereka tidak bisa membiarkan orang asing begitu saja masuk ke rumah mereka tanpa seizin kepala desa.

Menyadari itu, Sekar pun segera membuat keputusan.

“Kalau begitu, biar aku saja yang merawat pemuda ini di balai desa sambil menunggu Ayahanda pulang, Bapak-Bapak. Kemungkinan Ayahanda besok pagi juga akan sampai.”

Mendengar jawaban Sekar, bisa terlihat kalau seketika para warga desa merasakan kelegaan.

Demikianlah, dalam waktu singkat segalanya diputuskan.

Sekar-lah yang akan merawat pemuda yang sedang tak berdaya itu.

.

.

.

“Ayah… Ibu…”

Malam yang hening membuat suara pemuda yang mengigau itu terdengar jelas.

Sekar yang sedari tadi mengawasi pemuda itu di balai kota dan belum juga pulang ke rumahnya seketika terbangun oleh igauan sang pemuda.

Sekar menatap wajah pemuda itu baik-baik yang dinilainya sangat tampan itu.

Nuansa malam yang sepi ditambah cahaya redup lampu yang memancarkan wajah tampan pemuda itu sehingga tampak lebih mempesona lagi, membuat iman Sekar pun tergoda untuk sekadar menyentuh wajah nan tampannya.

“Tampannya.”

Ujar sekar sembari menjamah setiap sudut dan celah wajah tampan pemuda itu.

Mulai dari matanya yang tertutup namun tampak lentik, tulang pipinya yang gemerisik, hingga Sekar pun mulai memainkan hidung pemuda itu yang cukup mancung tetapi tidak terlalu mancung yang cukup proporsial saja di wajahnya yang menarik itu.

“Hehehehehe, ternyata hidung pria itu mirip buah tomat ya.”

-Glup.

Tiba-tiba Sekar merasakan rasa tidak enak di sekitar mulutnya perihal air liurnya keluar lebih banyak dari biasanya.

Dia pun segera menelan kembali air liur itu.

Namun Sekar merasakan keanehan.

Begitu menatap bibir pemuda itu yang begitu pink, terasa nuansa aneh di jantungnya.

Itu berdetak dengan tidak wajar.

Entah itu karena tiada siapapun di dekatnya atau karena wajah pemuda itu saja yang terlalu menggoda, Sekar yang biasanya lugu menjadi sedikit berani malam itu.

Dia menyentuh bibir pemuda itu yang menjadi sumber perasaan tidak enak di dalam dadanya.

“Lembut mirip buah ceri.”

Tangan Sekar pun mulai bermain-main ke area yang lebih sensitif lagi.

Walaupun sudah lumayan kering, nyatanya baju yang dikenakan pria itu cukup tipis sehingga basah sedikit saja telah membuatnya cukup menampakkan apa yang ada di dalamnya.

Sekar yang baru pertama kali melihat dada yang begitu bidang dimiliki oleh seorang pemuda dengan otot-otot six pack-nya yang cukup menonjol begitu tergoda untuk menyentuhnya.

‘Ukh.”

Mungkin karena merasakan sentuhan Sekar, sang pemuda, Andrea Lekata pun segera terbangun.

“Kamu?”

“Ini. Bukan itu!”

Bagaikan maling yang tertangkap basah melakukan kejahatan, Sekar merasakan kepanikan yang belum pernah dirasakannya seumur hidupnya.

“Kamu pasti salah satu ******* yang dikirim oleh orang tuaku untuk menggodaku, bukan?”

Sayangnya kondisi Andrea kala itu belum stabil benar sehingga dia masih dalam keadaan yang setengah linglung.

Tanpa pikir panjang, Andrea pun menarik Sekar ke dada bidangnya yang sedari tadi ingin disentuh Sekar.

Sayangnya, wajah pemuda itu begitu tampan bagi Sekar sehingga alih-alih melawan, Sekar lebih memilih untuk menikmatinya.

Seorang wanita polos dari desa yang belum mengenal kejamnya dunia.

Impiannya adalah bertemu pendamping hidup seorang pemuda kota tampan yang baik hati dan kaya raya lantas menikah dan bisa hidup bersama pasangannya itu menikmati hidup yang mewah di kota seperti pada sinetron yang pernah ditontonnya dari televisi ketika berkunjung ke rumah kerabatnya yang masih terjangkau sinyal.

Hidup dalam kesederhanaan di tengah orang-orang pedesaan yang baik hati dan ramah telah membutakan mata Sekar akan arti cinta yang sesungguhnya.

Sekar percaya bahwa jika seorang pria menghamili seorang wanita, maka pria itu pasti akan menjadi suaminya.

One night stand pun terjadi di antara Sekar dan Andrea malam itu di balai desa.

Namun Sekar telah salah.

Usai malam itu, Andrea hanya menceritakan soal identitasnya kepada para warga lantas meminta untuk segera dipulangkan.

Tidak pernah sekalipun Andrea membahas soal one night stand-nya bersama Sekar seolah kejadian itu tidak pernah ada sebelumnya.

***

Sembilan bulan kemudian, perut Sekar telah begitu membuncit sehingga dia pun tidak lagi bisa menyembunyikan perihal kehamilannya kepada para warga.

“Dasar sundal!”

“Lonte loh!”

“Pergi kamu dari kampung ini, dasar wanita pembawa sial!”

Para warga desa yang memang memiliki pemikiran yang konservatif segera berbondong-bondong untuk mengusir Sekar dari desa mereka.

Pada mulanya, Sekar dan adiknya hanyalah sama-sama merupakan anak angkat dari Pak Kepala Desa yang dibawanya dari bekas panti asuhan yang tutup di kota.

Itulah sebabnya rasa afeksi sang Pak Kepala Desa kepada Sekar juga tidaklah seperti orang tua kandung asli.

Dia segera memenuhi permintaan para warga itu untuk mengeluarkan Sekar dari desa.

Hanya Kania-lah, adik angkat Sekar dari mantan panti asuhan yang sama tersebut yang iba melihat nasib malang kakaknya itu.

Kania lantas memilih untuk mengikuti Sekar yang diusir dari desanya.

.

.

.

Lalu dalam perjalanan menuju ke kota yang berjarak 500 kilometer, di suatu tempat di hutan, air ketuban Sekar pecah.

Hanya Kania dan sang kusir delman-lah yang berada di dekat Sekar pada saat itu.

Terpopuler

Comments

Nilaaa🍒

Nilaaa🍒

waduh, jauh banget..

2023-08-18

1

Nora Neko

Nora Neko

Mereka sudah tidak suci
Bagaimana ini? Mereka bakalan bertemu lagi gak habis ini

2023-08-03

1

Nora Neko

Nora Neko

Aku merasa dia jodohnya deh

2023-08-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!