Tuan Muda Yang Terlupakan
Malam ini ada sebuah perayaan besar-besaran di ballroom hotel Five Season yang merupakan hotel terbesar di kota Austin.
Perayaan besar-besaran ini adalah perhelatan ulang tahun dari sebuah perusahaan yang merupakan perusahaan lokal terbesar di kota Austin ini.
Perusahaan ini bernama Golden Key Company, milik dari keluarga Winsted yang merupakan keluarga terkaya di kota Austin.
Robert Winsted yang merupakan kepala keluarga Winsted dan juga merangkap sebagai presiden komisaris dari Golden Key company, kini dikerubungi oleh keluarga besarnya dan juga para direksi serta rekan-rekan bisnis dari Golden Key Company.
"Golden Key Company semakin berjaya di bawah kepemimpinan kakek. Kami sangat bangga padamu, kakek," kata Alfons Winsted yang merupakan cucu pertama dari Robert.
"Iya, tanpa tangan dingin dari kakek, pastilah Golden Key Company tidak akan sebesar sekarang ini," timpal Benson Winsted yang merupakan cucu kedua dari Robert.
"Golden Key Company akan terus berjaya di bawah kepemimpinan kakek," tambah Lisa Winsted, cucu ketiga dari Robert.
Pujian-pujian dari cucu-cucunya itu membuat Robert semakin membusungkan dada. Dia terus mengembangkan senyumannya karena sanjungan dari cucu-cucunya itu membuat dia memegahkan dirinya.
Seorang gadis cantik jelita kini menuangkan teh manis dan membawakan teh itu kepada Robert. Gadis ini adalah Bianca Winsted, cucu ke-4 dari Robert.
Bianca adalah cucu yang sangat dibanggakan oleh Robert pada awalnya sebelum keadaan berubah pada setahun belakangan ini.
"Minumlah teh ini, kakek. Ini sebagai tanda syukur dariku dan orang tuaku dan juga suamiku karena kehebatan kakek dalam mengelola Golden Key Company."
Robert yang sebelumnya terkesan dengan kedatangan Bianca ini, kini terganggu dengan perkataan terakhir dari Bianca tadi.
"Bianca, kamu selalu menjadi cucu favorit kakek. Sejak kamu masih kecil, kamu selalu menjadi kesayangan kakek tapi semua berubah saat setahun yang lalu kamu mengambil gembel itu menjadi suamimu. Malam ini, kamu kembali membuat kakek terkesan dengan membawakan teh untuk kakek dibanding saudara-saudaramu yang cuma bisa memuji."
"Terimakasih, kakek."
"Tapi begitu kamu menyinggung suamimu yang tidak berguna itu, maka semua rasa terkesan kakek langsung hilang lenyap tidak terbekas," sembur Robert.
Saudara-saudaranya Bianca yang sebelumnya sangat iri mendengar pujian dari Robert kepada Bianca, kini langsung tertawa-tawa setelah mendengar kata-kata dari Robert itu yang menyinggung tentang suaminya Bianca.
Victor dan Marry yang merupakan orang tuanya Bianca sangat menyesalkan perkataan Bianca tadi. "Bianca, seharusnya kamu jangan menyinggung tentang suami tidak bergunamu itu." Kata Victor marah-marah.
"Ya dan seharusnya kamu segera menceraikan Kevin, suami sampahmu itu!" timpal Marry.
Victor dan Merry merasa sangat marah kepada Kevin karena sejak Bianca menikah dengan Kevin pada setahun yang lalu, maka posisi Victor, Merry maupun Bianca menjadi tersisih dalam Keluarga Winsted.
Karena itu, Victor dan Merry selalu menyalahkan Kevin atas keterpurukan mereka di mata Robert itu.
"Kata-kata ibumu sangat benar, Bianca. Lebih baik kamu segera menceraikan suami tidak bergunamu itu," kata Robert geram.
Bianca cuma bisa terdiam mendengar kata-kata Robert dan orang tuanya itu.
Saat itulah seorang pemuda tampan dengan baju sangat sederhana kalau dibandingkan dengan baju keluarga Winstead yang lain, kini menyeruak masuk ke dalam ruangan ballroom hotel ini.
Pemuda itu mendekati Bianca, menatap Bianca dengan tatapan mesra, setelah itu, dia menatap ke arah Robert.
"Apa maumu, menantu sampah! Kamu kan tidak diundang di acara ulang tahun perusahaan ini, kenapa kamu datang, hah!" Robert melotot ke arah pemuda ini.
Pemuda ini adalah Kevin, suaminya Bianca yang sejak tadi diolok-olok sebagai menantu sampah dalam Keluarga Winsted.
"Maafkan aku, kakek. Aku tahu kalau aku tidak diundang tapi aku terpaksa datang karena aku punya keperluan padamu, kakek."
"Aku tidak suka dipanggil kakek oleh orang tidak berguna seperti kamu! Sekarang, katakan apa maumu dan segera lah menggelinding keluar dari tempat ini."
"Begini, kakek. Selama beberapa waktu terakhir ini aku bekerja mencari dana untuk sebuah panti asuhan dan karena keadaan mendesak, aku ingin kakek meminjamkan uang untuk panti asuhan itu yang saat ini lahannya terancam disita oleh pihak bank."
Mendengar kata-kata Kevin itu, banyak orang kini melotot ke arah Kevin.
"Selama setahun kamu menjadi menantu tidak berguna di keluargaku, sekarang kamu berani meminta uang kepada ayahku?" Victor melotot ke arah Kevin.
"Kamu bikin malu aja tahu! Segera keluar dari sini dan bawa wajah gembelmu keluar dari sini!" timpal Merry.
Semakin banyak saja orang yang mengusir Kevin dengan kata-kata tapi Kevin tidak bergeming dia masih tetap menatap wajah Robert.
Robert berpikir sebentar kemudian dia berkata, "baiklah. Aku akan memberikan uang yang kamu perlukan itu dan tidak perlu kamu kembalikan. Tetapi, kamu harus berjanji untuk menceraikan Bianca."
Kevin langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa, kakek. Setahun yang lalu, Nenek Ruth, mendiang istri kakek sendiri yang meminta aku dan Bianca untuk menikah dan aku tidak berani membantah keinginan Nenek Ruth sebelum dia meninggal itu. Jadi, aku dan Bianca akan terus menjadi suami istri."
"Sudahlah kalau kamu tidak mau, pergi dari sini!" Robert memberi isyarat tangan untuk mengusir Kevin.
Saat ini tiba-tiba keadaan di ruangan ini berubah ketika seorang manajer berteriak. "Keluarga Rudolf dari Benhil company datang untuk menemui bapak Robert Winsted."
Mendengar nama Keluarga Rudolf maka para sepupu dari Bianca langsung berusaha mengusir Kevin. "Kamu menantu sampah, cepatlah pergi dari sini!"
Kevin tidak mau pergi tapi dia terus didorong hingga sudah berada di dekat pintu keluar.
Saat itulah Kevin melihat masuknya tiga orang ke dalam ruangan ini yaitu Kurt Benhill dan istrinya beserta putranya yang bernama Benjamin.
"Terima kasih atas kedatangan kalian." Robert menundukkan kepalanya kepada keluarga Benhil karena keluarga ini adalah keluarga terpandang dari kota Bravo, tetangga Kota Austin, yang juga merupakan keluarga terkaya di kota Bravo.
"Kami datang jauh-jauh untuk menawarkan sesuatu kepada anda, Mr Robert," kata Kurt sambil tersenyum.
"Apa yang kamu tawarkan itu, Mr Rudolf?"
"Kami tawarkan kerjasama bisnis. Kami bersedia untuk menyuntik dana di mega proyek Golden Key Company yang sedang dibuat di jalan Coming Square."
Robert yang memang membutuhkan dana untuk kelanjutan proyek itu langsung menerimanya. "Bagus kalau kalian ikut. Percayalah, kita akan untung besar. Aku jamin proyek itu akan berjalan dengan bagus."
"Kami menawarkan kesepakatan lebih dalam kerjasama bisnis ini."
"Apa itu?"
"Benjamin, anak kami ini akan kami nikahkan dengan Bianca Winsted yang kecantikannya menjadi buah bibir banyak orang."
Mendengar itu, Kevin jadi sangat kaget karena Kurt Rudolf sama sekali tidak memperhitungkan dirinya sebagai suaminya Bianca, sehingga mereka ingin mengambil Bianca menjadi menantu mereka.
Robert langsung tertawa. "Hahaha. Itu bisa diatur."
Mendengar itu, Kevin langsung maju ke depan. Tapi dia langsung dihalau oleh sepupu-sepupunya Bianca. Bahkan Victor juga ikut mengusir Kevin keluar dari ballroom hotel ini.
Kevin berharap Bianca membantunya tapi ternyata Bianca hanya terdiam dan menatapnya dari kejauhan.
Kevin dibawa keluar dari ruangan ballroom. Dia dikeroyok oleh para satpam. Dia tidak berani melawan karena kehadiran Victor, mertuanya di tempat ini.
Baru saja Kevin hendak masuk kembali ke dalam ruang ballroom, tiba-tiba seorang pria mendekati Kevin dan berkata, "tuan muda, akhirnya aku menemukanmu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Khoi No Limit
lanjut
2023-06-26
1