"Siapa mereka?" tanya Kevin.
Bianca memicingkan matanya. Setelah beberapa saat dia berkata, "aku tidak tahu siapa mereka tapi lihat yang di sana itu. Ada Alfons di antara mereka, itu berarti mereka adalah teman-temannya Alfons."
Kevin baru menyadari kehadiran Alfons. Karena itu, Kevin segera merasa tidak enak, merasa sesuatu yang tidak baik akan terjadi karena kehadiran Alfons, sang cucu pertama dari keluarga Winstead yang sangat tidak menyukai Kevin itu.
Kevin dan Bianca langsung keluar dari mobil dan begitu mereka berdua keluar mobil, Alfons dan beberapa temannya langsung mendekat.
Alfons mendekati Bianca dan memperkenalkan salah seorang yang berada bersamanya ini. "Namanya Harsono. Dia adalah salah satu panitia lelang di dinas yang akan kamu ikuti besok."
Mendengar itu, dengan hormat Bianca langsung menyatukan kedua tangannya di depan dada dan mengangguk ke arah Harsono serta juga ke arah teman-temannya Harsono.
"Begini, Bianca. Mereka ini berjanji akan memberikan proyek itu kepadamu. Iya kan, Pak Harsono?" Alfons menatap Harsono.
"Ya benar. Aku akan memberikan jaminan supaya Anda yang mendapatkan proyek itu." Harsono mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kalau begitu, terima kasih, pak. Aku berjanji kalau aku akan mengerjakan proyek itu dengan sebaik-baiknya. Walaupun perusahaan kami masih baru tapi kami berusaha untuk memberikan yang terbaik. Tenaga kerja sudah kami siapkan sejak lama dan kami sudah siap untuk proyek ini," kata Bianca antusias.
Kevin juga ikut senang. Dia menepuk-nepuk lembut pundak Bianca untuk memberikan dukungan kepada istrinya itu.
Tapi Alfons malah tertawa-tawa. "Begini, Bianca. Pak Harsono ini berteman baik dengan Benjamin. dia berjanji akan memberikan proyek itu asalkan kamu mau bersama Benjamin."
Mendengar kata-kata Alfons ini, wajah Bianca dan Kevin langsung berubah.
"Iya kan, Pak Harsono?" tanya Alfons kepada Harsono.
"Iya, betul." Harsono mengangguk ke arah Bianca. "Aku adalah teman baiknya Benjamin dan aku bisa menjamin kalau proyek itu pasti akan Anda dapatkan, asal ..."
Bianca langsung memasang wajah marah. "Aku tidak mau dan aku berjanji aku akan berusaha mengikuti tender proyek besok dengan cara fair!"
Setelah berkata seperti itu, Bianca langsung meminta Kevin untuk mengikutinya.
"Percayalah Bianca. Kamu tidak akan bisa memenangkan lelang proyek besok kalau tanpa bantuan Pak Harsono ini." Alfons mendengus saat Bianca dan Kevin melewatinya.
Bianca tidak berkata apa-apa. Sebenarnya dia ingin berkata-kata kasar kepada Harsono tapi mengingat besok dia akan mengikuti lelang proyek di mana Harsono berada, maka Bianca memilih untuk tidak mengatakan apa-apa.
Setelah itu, Bianca dan Kevin masuk ke dalam rumahnya Bianca. Bianca mengambil barang-barang berharganya yang bisa dia bawa dari kamarnya.
Kevin juga mengambil barang-barangnya.
Setelah itu, dengan dibantu oleh Kevin, mereka berdua bolak-balik membawa barang-barang berharga milik Bianca ke dalam mobil tanpa memperdulikan Alfons yang beberapa kali berusaha untuk mempengaruhi Bianca.
Setelah itu, Bianca dan Kevin segera meninggalkan rumah ini tanpa mempedulikan Alfons dan Harsono serta kawan-kawannya.
Dengan mengikuti share lokasi yang sudah diberikan Lukas, maka Kevin dan Bianca segera menuju lokasi rumah yang dibilang Lukas, baru saja dibeli Lukas untuk Kevin.
"Nggak salah, nih. Ini kan perumahan mewah," kata Bianca saat mobil yang sekarang ini dikemudikan oleh Kevin sudah sampai di gerbang perumahan paling mewah di kota Austin ini.
Padahal sebelumnya, Bianca pikir rumah yang dibilang Kevin, yang diberikan teman Kevin untuk Kevin itu, adalah sebuah rumah sederhana mungkin cuma seharga 400 juta atau 300 juta.
Bianca tidak menyangka kalau share lokasi akan membawa mobilnya ini untuk menuju ke gerbang perumahan paling elit di kota ini
Karena menurut yang diketahui Bianca karena beberapa temannya dan juga saudaranya memiliki rumah di perumahan ini maka rumah-rumah di sini berada di kisaran harga paling rendah 20 miliar dan untuk yang paling tinggi, ada yang bisa mencapai harga 100 miliar.
"Aku kan cuma mengikuti Share lokasi yang diberikan temanku. Rumahnya yang mau diberikan dia itu, aku sendiri tidak tahu. Aku tidak tahu rumah seperti apa yang diberikan temanku untukku itu."
"Rumah di sini, yang harganya paling rendahnya sudah sangat mahal. Kok bisa temanmu ngasih kamu rumah di sini?"
"Aku juga nggak tahu, Bianca. Mungkin dia memang merasa sangat berhutang budi kepadaku karena aku pernah menyelamatkan nyawanya dan mungkin dia memang orang yang sangat kaya sehingga dia bisa memberikan aku rumah di tempat ini."
"Oke kalau begitu kita masuk aja." Bianca mulai memperhatikan keadaan. Dia yakin kalau rumah yang diberikan untuk Kevin itu pasti rumah yang berada di kompleks paling belakang yang merupakan rumah yang paling murah di kompleks perumahan mewah ini.
Karena sepengetahuan Bianca, rumah-rumah yang berada di jajaran paling mahal adalah rumah-rumah yang berada di bagian depan. Karena menyimbolkan kemewahan dan prestisius dari perumahan mewah ini.
Tapi ternyata share lokasi yang diikuti oleh Kevin ini, menuju ke salah satu rumah di depan bahkan merupakan rumah terbesar di kompleks perumahan ini.
"Hah? Aku tahu rumah ini. Rumah ini salah satu yang terbesar di kompleks ini. Rumah ini banyak kali menjadi tempat syuting film dan selama beberapa tahun ini memang tersedia untuk dijual aku tidak menyangka kalau pemilik rumah ini mau memberikan rumah ini kepadamu secara cuma-cuma. Ckckck." Bianca berdecak kagum.
"Aku juga tidak mengerti, Bianca, kenapa temanku itu mau memberikan rumah sebesar ini kepadaku." Kevin yang belum bisa memberitahu tentang jati dirinya terpaksa harus berbohong soal rumah ini.
Padahal Kevin yakin kalau rumah ini adalah miliknya, dibeli Lukas untuk dirinya, dan Kevin yakin rumah ini walaupun harganya sangat mahal tapi tidak berarti bagi keluarganya Kevin yang menurut Lukas, sangat kaya itu.
Sayang sekali Kevin sudah melupakan masa lalunya dan sampai saat ini tidak ada bayangan orang tuanya ataupun kakeknya di dalam benaknya, karena semua sudah dia lupakan.
Kevin ingin ingatan masa lalunya itu kembali tapi untuk itu, Kevin harus memulihkan ingatannya dulu dan barang-barang yang selama ini disimpan di brankas rumahnya Bianca, akan menjadi petunjuk bagi Kevin.
Saat mobil memasuki rumah mewah yang dibeli Lukas, Kevin melihat sudah ada beberapa pelayan yang berjaga di depan pintu masuk.
Pelayan itu tergopoh-gopoh mendatangi Kevin dan Bianca. Mereka membukakan pintu untuk Kevin dan Bianca dan langsung membungkuk menyambut Kevin dan Bianca.
"Selamat datang Tuhan Kevin dan Nona Bianca. Kami diminta oleh tuan Lukas untuk menyambut Anda berdua. Kami adalah pelayan-pelayan Anda berdua," kata salah seorang pelayan.
Bianca menggeleng-gelengkan kepalanya. "Wuih, teman kamu benar-benar hebat. Dia memberikan rumah mewah dan bahkan menyediakan pelayan untukmu."
"Ya temanku itu memang sangat baik, Bianca."
Para pelayan mulai mengeluarkan barang-barang milik Bianca dan juga Kevin dari dalam mobil untuk dimasukkan ke dalam.
Saat berada di dalam rumah, Bianca bercak kagum melihat keindahan rumah ini. Tiba-tiba Kevin melihat sesuatu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Nyai Romlah
terlalu bertele²
2023-08-25
1
Sukliang
lihat apa kevin
2023-07-25
0
Ardima El_cayy
Tuan
2023-07-22
0